Ditulis oleh Syaikh Rabi Ibnu Hadi al Madkhali Hafizhahullah
Kepada umat yang hina dan rendah, yang Allah telah mencampakkan atas mereka kerendahan dan kehinaan disebabkan kekufuran mereka dan pembunuhan terhadap nabi-nabi mereka:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas". (QS.Ali Imran:112)
Ini adalah sebagian dari sifat-sifat kalian yang dengannya kalian berhak mendapatkan kehinaan, kerendahan dan kemurkaan dari Allah. Tidak ada yang dapat mengangkat derajat kalian kecuali dengan berpegang terhadap tali (agama) Allah dan menjaga perjanjian dengan kaum muslimin hingga hari ini, bahkan hingga hari kiamat.
Kalian tidak memiliki sandaran dalam keimanan dan beraqidah, kalian tidak memiliki sandaran dalam kejantanan dan keberanian. Kalian masih saja berperang dari belakang dinding, permusuhan diantara kalian sendiri sangatlah hebat.
Sesungguhnya sifat-sifat buruk kalian sangatlah banyak, diantara suka berkhianat, menipu, menebarkan fitnah, menyalakan api peperangan, berjalan di muka bumi dengan membawa kerusakan. Setiap kalian menyalakan api peperangan, maka Allah pun memadamkannya.
Sesungguhnya sejarah kalian kelam dan merupakan perkara yang telah diketahui oleh seluruh umat hal itu dari kalian.
Maka untuk umat ini, saya menyatakan -dan dinyatakan pula oleh setiap muslim yang jujur- (wahai Yahudi), jangan kalian sombong dan congkak, jangan kalian terpesona dengan apa yang kalian peroleh dari kemenangan palsu. Sesungguhnya kalian -demi Allah- tidak akan menang menghadapi tentara Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan yang berada di atas aqidah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yaitu aqidah tauhid "LAA ILAAHA ILLALLAH".
Kalian tidak pernah menang melawan pasukan yang dipimpin oleh orang semisal Khalid bin Al-Walid, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa'ad bin Abi Waqqash, 'Amr bin Al-'Ash, Nu'man bin Muqorrin, serta mereka yang terdidik di atas aqidah Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan manhaj Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Mereka mendidik pasukan mereka di atas perkara tersebut. Mereka menuntun pasukannya untuk menegakkan kalimat Allah, tidak ada yang mampu menghadapi mereka dari pasukan yang lebih kuat dari kalian, termasuk pasukannya kaum Persia dan Romawi.
Selengkapnya: Surat Terbuka Untuk Yahudi Dan Juga Kaum Muslimin
Keamanan adalah suatu hal yang dituntut dalam kehidupan, dimana seluruh makhluk sangat membutuhkannya dalam memenuhi hal-hal yang berkaitan dengan mashlahat kepentingan mereka, baik yang sifatnya keduniaan maupun keagamaan.
Dan tiadalah seorang insan yang hidup di muka bumi ini kecuali ia pasti mencari sebab-sebab keamanan untuk dirinya dan mencurahkan segenap kemampuannya guna menjauhi sebab-sebab ketakutan yang boleh jadi akan mendatangkan ancaman bahaya dalam perjalanan hidupnya.
Bagaimanapun seorang manusia meraih keselamatan badan dan keluasan rizki, maka hal tersebut tidaklah bernilai dan tiada terasa manfaatnya kecuali dengan keamanan dan ketentraman.
Betapapun manusia diberikan sebab-sebab kemajuan dan segala unsur keberhasilan, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaannya dan tidak pula dapat menuai kehidupan yang indah kecuali dengan tuntunan dan syari'at yang Allah 'Azza wa Jalla, Sang Pencipta manusia ridhoi untuk mereka.
Dan kita bersyukur dan memuji Allah Jalla Jalâluhu yang telah menerangkan segala sebab keamanan dalam agama kita. Dan kita senantiasa menyanjung-Nya atas segala kemurahan yang diantaranya adalah dijadikannya syari'at Islam ini sebagai syari'at yang bertujuan menegakkan keamanan di tengah manusia.
Nabi 'Ibrâhim 'alaihissâlam pada awal mula beliau menginjakkan kakinya di kota Makkah, beliau berdoa kepada Rabb-Nya,
"Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian." (QS. Al-Baqarah : 126)