JAWABAN
“SIAPA YANG
MENCIPTAKAN ALLAH”
١١٦ - Åöäøó ÃóÍóÏóßõãú íóÃúÊöíúåö
ÇáÔøóíúØóÇäõ ÝóíóÞõæúáõ ãóäú ÎóáóÞóßó ÝóíóÞõæúáõ Çááåõ ÝóíóÞõæúáõ Ýóãóäú ÎóáóÞó
Çááåõ ÝóÅöÐóÇ æóÌóÏó Ðٰáößó ÃóÍóÏõßõãú ÝóáúíóÞúÑóÃ ÂãóäúÊõ ÈöÇááåö æóÑóÓõæúáöåö
ÝóÅöäøó Ðóáößó íóÐúÚóÈõ Úóäúåõ .
“Sesungguhnya
salah seorang kamu akan didatangi setan, lalu bertanyua. “Siapakah yang
menciptakan kamu?” Lalu dia menjawab, “Allah.” Lalu setan berkata. “Kemudian
siapa yang menciptakan Allah?” Jika salah seorang kamu menemukan demikian, maka
hendaknya dia membaca ‘Amantu Billahi wa Rasulihi’ (aku beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya), maka (godaan) yang demikian itu akan segera hilang darinya.”
Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/258): “Telah bercerita kepadaku Muhammad
bin Ismail, dia berkata: “Telah bercerita kepadaku Adh-Dhahak, dari Hisyam bin
Urwah dari bapaknya, dari Aisyah, bahwa sesungguhnya Rasul r bersabda: (kemudian ia menyebutkan hadits itu).
Saya menilai: Hadits ini sanadnya
hasan, sesuai dengan syarat Muslim. Semua perawi hadits ini adalah perawi
Muslim yang beliau jadikan pegangan dalam Shahih-nya. Tetapi Adh-Dhahak
adalah Ibnu Utsman Al-Asadi Al-Huzami, dimana sebagian imam masih
memperbincangkan mengenai hafalannya. Namun insya Allah hal itu tidak
menurunkan haditsnya dari tingkat hasan. Bahkan Sufyan Ats-Tsauri dan Laits bin
Salim, menurut Ibnus-Sunni (201) sungguh telah mengikuti periwayatannaya. Jadi
hadits ini dapat dinilai shahih. Sementara itu Al-Mundziri dalam At-Targhib
(2/266) menjelaskan:
“Hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dengan sanad yang bagus, kemudian Abu Ya’la dan Al-Bazzar. Lalu
Ath-Thabrani juga meeiwayatkannya dalam Al-Kabir dan Al-Ausath
dari hadits Abdullah bin Amr. Bahkan Imam Ahmad juga meriwayatkannya dari
hadits Khuzaimah bin Tsabit t.”
Jadi adanya beberpa syahid (hadits
penguat) ini dengan sendirinya menaikkan tingkat hadits tersebut kepada derajat
yang sangat shahih.
Hadits Ibnu Khuzaimah menurut Imam
Ahmad (5/214) para perawinya adalah tsiqah, kecuali jika diantara mereka ada
Ibnu Lubai’ah, sebab ia buruk hafalannya.”
Mengenai hadits Ibnu Amer ini,
Al-Haitsami (341) berkomentar:
“
Demikian ia menandaskan, namun tidak
menjelaskan sedikitpun mengenai keadaan Ahmad bin Nafi’ Ath-Than tersebut,
begitu tidak simpatikanya Al-Haitsami kepadanya. Demikian pula saya sama sekali
tidak mengenalnya, kecuali bahwa dia orang Mesir, sebagaimana disebutkan dalam Mu’jam
Ath-Thabrani Ash-Shaghir (hal. 10).
Kemudian sesungguhnya hadits itu juga
diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah yang didapat dari bapaknya dari Abu Hurairah
secara marfu’ sebagaimana adanya (tidak ada perubahan apapun).
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam
Muslim (1/84) dan Imam Ahmad (2/331) dari beberapa jalur, dari Hisyam, tanpa
kalimat (ÝóÅöäøó Ðóáößó íóÐúÚóÈõ Úóäúå )
“Sesungguhnya godaan itu akan hilang daripadanya”.
Selanjutnya
hadits ini juga dikeluarkan oleh Abu Dawud (4121) yang kalimatnya sampai kepada
Nabi r
( ÃóãóäúÊõ ÈöÇÇááåö ) “Saya beriman kepada Allah”. Dan ini
merupakan riwayat Muslim.
١١٧ - íóÃÊöí ÇáÔøóíúØóÇäñ
ÃóÍóÏóßõãú ÝóíóÞõæúáõ ãóäú ÎóáóÞó ßóÐóÇ ãóäú ÎóáóÞó ßóÐóÇ ãóäú ÎóáóÞó ßóÐóÇ ÍóÊìøٰ
íóÞõæúáõ ãóäú ÎóáóÞó ÑóÈøößó ÝóÅöÐóÇ ÈóáóÛóåõ ÝóáúíóÓúÊóÚöÐú ÈöÇááåö æóáúíóäúÊóåö
.
“Setan
akan datang pada salah seorang kamu, lalu berkata: “Siapakah yang menciptakan
demikian? Siapakah yang menciptakan demikian? Siapakah yang menciptakan
demikian?” Sehingga dia bertanya, “Siapakah yang menciptakan Tuhanmu?”Apabila
sampai demikian, maka hendaklah memohon perlindungan kepada Allah dan
menghentikannya.”
Hadits
ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari (2/321), Imam Muslim dan Ibnu Sunni.
Hadits
ini juga mempunyai sumber yang berasal dari Abu Hurairah dengan lafazh:
١١٨ - íõæúÔößõ
ÇáäøóÇÓõ íóÊóÓóÇÁóáõæúäó Èóíúäóåõãú ÍóÊìøٰ íóÞõæúáõ ÞóÇÆöáõåõãú åٰÐóÇ
Çááåõ ÎóáóÞó ÇáúÎóáúÞó Ýóãóäú ÎóáóÞó Çááåó ÚóÒøó æóÌóáøó ÝóÅöÐóÇ ÞóÇáõæúÇ Ðٰáößó
ÝóÞõæúáõæÃ { Çááåð ÃóÍóÏñ Çááåõ ÇáÕøóãóÏõ áãó úíóáöÏú æóáóãú íõæúáðÏú æóáóãú íóßõäú
áóåõ ßõÝõæðÇ ÃóÍóÏñ } Ëõãøó áúíóÊúÝõáú ÃóÍóÏõßõãú Úóäú íóÓóÇÑöåö ËóáÇóËðÇ æóáúíóÓúÊóÚöÐú
ãöäó ÇáÔøóíúØóÇäö .
“Hampir
orang-orang saling bertanya diantara mereka sehingga seorang di antara mereka
berkata. “Ini Allah menciptakan mahluk, lalu siapakah yang menciptakan
demikian, maka katakanlah: “Allah Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan Dia tidak
ada seorang pun yang setara dengan Dia.” Kemudian hendaklah salah seorang kamu
mengusir (isyarat) meludah ke kiri tiga kali dan memohon perlindungan dari
setan.”
Hadits
ini dikeluarkan oleh Abu Dawud (4732) dan Ibnu Sunni (621) dari Muhammad bin
Ishaq, dia berkata: “Telah bercerita kepadaku Utbah bin Muslim, seorang budak
yang dimerdekakan oleh Bani Tamim, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu
Hurairah, yang menuturkan: “Aku mendengar Rasulullah r bersabda (kemudian ia menuturkan hadits itu).”
Saya menilai: Hadits ini shahih
sanadnya.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Umar
bin Abi Salamah yang mendengar dari bapaknya, sampai perkataan: “Siapakah yang
menciptakan Allah Azza wa Jalla?” Umar bin Salamah melanjutkan: “Abu Hurairah
menceirtakan, “Demi Allah, sesungguhnya pada suatu hari aku duduk, tiba-tiba
seseorang dari penduduk
“Allah Esa tempat meminta. Tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia.”
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad
(2/387).
Menurut Imam Ahmad (juz II hal. 539)
hadits ini juga mempunyai jalur lain dari Ja’far, dia memberitakan: “Telah
bercerita kepadaku Yazid bin Al-Asham, dari Abu Hurairah secara marfu’, seperti
hadits sebelumnya. Yazid mengisahkan: “Telah bercerita kepadaku Najmah bin
Shabigh As-Salami, bahwa dia melihat para penunggang datang kepada Abu
Hurairah. Kemudian mereka bertanya kepadanya mengenai hal itu. Lalu Abu
Hurairah berkata : “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar). Tidaklah kekasihku
bercerita kepadaku tentang sesuatu, melainkan aku telah melihatnya dan aku
telah menunggunya.” Ja’far berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa Nabi r bersabda:
“Manakala orang-orang bertanya
kepadamu tentang hal ini, maka katakanlah: “Allah adalah sebelum tiap-tiap
sesuatu. Allah menciptakan tiap-tiap sesuatu dan Allah ada setelah tiap-tiap
sesuatu.”
Sanad marfu’-nya adalah shahih, adapun
yang disampaikan oleh Ja’far alias Ibnu Burhan adalah mu’dhal (hadits
yang perawi-perawinya banyak yang gugur), dan apa yang berada di antara shahih
dan mu’dhal adalah mauquf. Tetapi Najmah di sini tidak saya
kenal. Demikian pula dalam Al-Musnad. Najmah ditulis dengan mim
(Majmah) sendangkan Al-Jarh wat-Ta’dil
(4/1/509) tertulis Najbah, dengan ‘ba’. Selanjutnya Imam Ahmad
menjelaskan:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah,
dimana Yazid Ibnul Asham juga meriwayatkan darinya, dan mengatakan: “Saya
mendengar bapakku mengatakan demikian dan tidak menambahkan!” Juga
Al-Hafizh dalam At-Ta’jil tidak
menambahkannya dan itu sesuai dengan syarat yang dibuatnya.
HUKUM-HUKUM YANG
TERKANDUNG DALAM HADITS
Hadits-hadits yang shahih ini
menunjukkan bahwa sesungguhnya bagi orang yang digoda oleh syetan dan
bisikannya: Siapakah yang menciptakan Allah?”, dia harus menghindari perdebatan
dan menjawabnya dengan mengatakan apa yang telah ada dalam hadits-hadits
tersebut. Lebih amannya ialah dia mengatakan:
“Saya beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. Allah Esa. Allah tempat meminta. Tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” Kemudian
hendaklah ia berisyarat meludah ke kiri tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari
godaan setan, serta menepis keragu-raguan itu.
Saya berpendapat: Orang yang melakukan
demikian semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta ikhlas, maka
keraguan dan godaan itu akan hilang darinya dan menjauhlah setannya, meningat
sabda Nabi r “Sesungguhnya godaan itu akan hilang darinya”.
Pelajaran dari Nabi r ini jelas lebih bermanfaat dan lebih dapat mengusir
keraguan daripada terlibat dalam perdebatan logika yang sengit di seputar
persolan ini. Sesungguhnya perdebatan dalam pesoalan ini amatlah sedikit gunanya
atau boleh jadi tidak ada gunanya sama sekali. Tetapi saying, kebanyakan orang
tidak menghiraukan pelajaran yang amat bagus ini. Oleh karena itu ingatlah
wahai kaum muslimin dan kenalilah sunnah Nabimu dan amalkanlah. Sesungguhnya
dalam sunnah itu ada obat dan kemuliaanmu.
****
As-Shahihah Online melalui www.alquran-sunnah.com |