As-Shahihah Daftar Isi >
AMER BIN AL-ASH SEORANG MUKMIN (155 - 156)
PreviousNext

AMER BIN AL-ASH

SEORANG MUKMIN

 

 

١٥٥ - ÃóÓúáóãó ÇáäøóÇÓõ æóÂãóäó ÚóãúÑõæú Èúäõ ÇáÚóÇÕö .

          Orang-orang berislam dan Amer bin Al-Asyah beriman.”

 

          Hadits ini diriwayatkan oleh Ar-Raubani dalam Musnad-nya (9/50/1-2), dari jalur Ibnu Abi Maryam dan Abdullah bin Wahab, “Telah bercerita kepadaku Ibnu Luhai’ah, dari Masyirah bin Ha’an, dari Uqbah secara marfu’.

 

          Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad (4/155), “Telah bercerita kepadaku Abu Abdurrahman. Telah bercerita kepadaku Ibnu Luhai’ah; Telah bercerita kepadaku Masyrah bin Ha’an, dia berkata: “Aku mendengar Uqbah bin Amir bercerita, “Aku mengengar Rasulullah bersabda: (lalu menyebutkan hadits ini).”

 

          Hadits ini juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2/316): “Telah bercerita kepadaku Ibnu Luhai’ah dan dia berkata: “Hadits ini gharib. Aku tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Luhai’ah yang diperoleh dari Masyrah bin Ha’an dan sanadnya tidak kuat.”

 

          Saya menemukan Masyrah bin Ha’an dianggap tsiqah oleh Ibnu Ma’in dan lainnya. Namun sebagian lainnya menganggapnya dha’if. Dan menurut saya haditsnya adalah bagus. Sedangkan Ibnu Luhai’ah meskipun dia dha’if karena hafalannya buruk, namun riwayatnya dari Al-Ubadalah dinilai shahih, seperti keterangan dalam biografinya. Sedang ini merupakan riwayat dari dua orang Al-Ubadalah. Dua orang itu adalah Abu Abdurrahman, yang namanya Abdullah bin Yazin Al-Muqri dan Abdullah bin Wahab.

 

          Hadit ini merupakan berita besar bagi Amer bin Al-Ash t karena Nabi r bersaksi untuknya bahwa sesungguhnya dia beriman, yang tentunya juga merupakan kesaksian bahwa dia mendapatkan surga. Karena Nabi r dalam suatu hadits shahih telah bersabda:

 

áÇó íóÏúÎõáõ ÇáúÌóäøóÉõ ÇöáÇøó äóÝúÓñ ãõÄúãöäóÉñ .

          Tidaklah akan masuk surga kecuali orang yang beriman.” (H. Muttafaq Alaih).

 

          Allah I juga berfirman:

 

æóÚóÏó Çááóøåõ ÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÚóãöáõæÇ ÇáÕóøÇáöÍóÇÊö ÌóäøóÇÊòò ÊóÌúÑöíú ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇúáÇóäúåóÇÑõ .

          “Allah menjanjikan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh surga yang dari ibawahnya mengalir sungai-sungai.”

 

          Dengan demikian tidak boleh mencela kepada Amer t seperti yang dilakukan oleh sebagian ahli kitab maupun para penentang lainnya, saat  terjadi perpecahan atau bahkan peperangan dengan Ali t. Karena hal itu tidaklah menafikan iman. Apalagi dikatakan bahwa hal itu didasarkan pada ijtihad, bukan sekedar menurutkan hawa nafsu.

 

          Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa Islam itu lain dengan iman. Mengenai hal ini banyak perbedaan di kalangan ulama. Yang benar adalah sebagaimana pendapat para jumhurul ulama karena telah ada dalil Al-Qur’an maupun Hadits. Mengenai hal ini Allah I telah berfirman:

 

ÞóÇáóÊö ÇáÃÚúÑóÇÈõ ÂãóäóøÇ Þõáú áóãú ÊõÄúãöäõæÇ æóáóßöäú ÞõæáõæÇ ÃóÓúáóãúäóÇ æóáóãóøÇ íóÏúÎõáö ÇáÅíãóÇäõ Ýöí ÞõáõæÈößõãú

Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu ". (QS Al-Hujarat : 14)

 

Hadits Jibril tentang perbedaan Islam dan Iman telah masyhur pula. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al-Iman (hal. 305 cet. Al-Maktab Al-Islami) menjelaskan:

 

Adalah terpulangkan kepada Allah dan Rasul-Nya mengenai Islam dan iman, bahwa masing-masing adalah memang dua nama, meskipun orangnya adalah satu. Seseorang tidaklah berhak mendapatkan surga kecuali dia beriman sekaligus Islam (mukmin dan muslim). Yang benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah diterangkan oleh Nabi r dalam hadits Jibril. Jadi agama dan pemeluknya itu ada tiga tingkatan: Pertama Islam, kemudian iman dan tertinggi adalah ihsan. Barangsiapa sampai ke puncaknya berarti dia telah melewati yang dibawahnya. Seorang muhsin pastilah dia mukmin dan seorang mukmnin pasti juga seorang muslim. Tetapi seorang muslim belum tentu \mukmin.”

 

            Jika menginginkan keterangan detail mengenai hal ini, silahkan merujuk kepada kitab tersebut. Sungguh kitab itu amat bagus dalam mengupas masalah ini.

 

          Kemudian hadits itu juga mempunyai syahid (hadits pendukung) sebagai berikut:

 

١٥٦ -   ÇöÈúäóÇ ÇáúÚóÇÕö ãõÄúãöäóÇäö åöÔóÇãõ æóÚóãóÑõæ .

          Dua putera Al-Ash adalah mukmin, yaitu Hisyam dan Amer.” 

 

          Hadits ini dikeluarkan oleh Affan bin Muslim dalam Hadits-nya (Q 238/2), “Telah bercerita kepadaku Hammad bin Salamah. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Amer dari Abi Salamah, dari Abu Hurairah, dia memarfu’kannya.”

 

          Hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad (2/304), Ibnu Sa’ad (4/191) dari jalur Affan. Demikian pula hadits ini juga dikeluarkan oleh Al-Hakim (3/453). Kemudian juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad (2/304, 327, 353), Ibnu Sa’ad dan Abu Ali Ash-Shawaf dalam Hadits-nya (13/52/1), dari jalur-jalur lain yang berasal dari Hammad.

 

          Saya berpendapat: Hadits ini sanadnya hasan. Sedangkan Al-Hakin dan Adz-Dzahabi tidak memberikan komentar apapun terhadapnya. Padahal keduanya mempunyai kebiasaan menganggap shahih terhadap sanad ini sesuai dengan syarat Muslim.

 

          Hadits ini juga mempunyai syahid yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari jalur Ibnu Sa’ad; “Telah bercerita kepadaku Umar bin Hakkan bin Abil Wadhah, “Telah bercerita kepadaku Syu’bah dari Amer bin Dinar dari Abubakar bin Muhammad Ibnu Amer bin Hazem dari Umar secara marfu’.”

 

          Saya menilai: Perawi-perawinya adalah tsiqah kecuali Ibnu Hakkam, dimana saya tidak mengenalnya. Kemudian saya menemukannya dan saya katakan bahwa ternyata dia adalah Amer, dimanawawtidak ada apakah dari tulisanku atau dari Ibnu Asakir. Sedangkan Amer bin Hukkam tidak diketahui dalam riwayat dari Syu’bah, adalah dha’if. Hanya saja meskipun Syu’bah menilainya lemah, namun tetap menulis haditsnya juga, seperti dikatakan oleh IbnuAdi. Jadi hadits ini patut dijadikan syahid (hadits pendukung).

 

 

****

 

 


As-Shahihah Online melalui www.alquran-sunnah.com