As-Shahihah Daftar Isi >
KEINGINAN ORANG KAFIR MENEBUS NERAKA (172)
PreviousNext

KEINGINAN ORANG KAFIR

MENEBUS NERAKA

 

 

١٧٢ -  íóÞõæúáõ Çááåö áÃöóåúæóäö Ãóåúáö ÇáäøóÇÑö ÚóÐóÇÈóÇ ( íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉõ ) ( íÇó ÇöÈúäõ ÂÏóãõ ßóíúÝó æóÌóÏúÊó ãóÖúÌóÚóßó ÝóíóÞõæúáõ ÔóÑøõ ãóÖúÌóÚò . ÝóíõÞóÇáõ áóåõ ) áóæú ßóÇäóÊú áóßó ÇáÏøõäúíóÇ æóãóÇ ÝöíúåóÇ ÃóßõäúÊó ãõÝúÊóÏöíðÇ ÈöåóÇ ÝóíóÞõæúáõ äóÚóãú . ÝóíóÞõæúáõ ( ßóÐóÈúÊó ) ÞóÏú ÃóÑóÏúÊõ ãöäúßó Ãóåúæóäó öãäú åٰÐóÇ æóÃóäúÊó Ýöí ÕõáúÈö ( æóÝöí ÑöæóÇíóÉö Ýöí ÙóåúÑö ) ÂÏóãõ Ãóäú áÇó ÊõÔúÑößõ ( Èöí ÔóíúÆðÇ ) ( æóáÇó ÃõÏúÎöáõßó ÇáäøóÇÑó ) ÝóÃóÈóíúÊó ÅöáÇøó ÇáÔøöÑúßó . ÝóíõÄúãóÑõ Èöåö Åöáóì ÇáäøóÇÑõ .

          “Allah berkata kepada penduduk neraka yang paling ringan siksaannya (pada hari kiamat). (“Wahai anak Adam bagaimana kamu mendapatkan pembaringanmu?” Dia menjawab: “Adalah seburuk-buruk tempat pembaringan.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Apabila kamu memiliki dunia dan apa-apa di dalamnya apakah kamu akan menebus dengannya?” Lalu penduduk neraka menjawab; “Ya.” Kemudian Allah berkata: “(Kamu berdusta) Aku telah menginginkan darimu lebih ringan daripada ini, dimana kamu dalam tulang rusuk (dalam suatu riwayat punggung) Adam agar kamu tidak menyekutukan (Aku dengan sesuatu); (dan aku tidak akan memasukkanmu ke dalam neraka): lalu kamu tidak mau melainkan syirik.” Kemudian orang itu diperintahkan ke neraka).”

 

          Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari (2/333 dan 4/239, 242), Imam Muslim (8/134-135), Ahmad (3/127-129), Abu Awanah dan Ibnu HIbban dalam Shahih keduanya, seperti juga yang dimuat dalam Al-Jami’ Al-Kabir  (3/95/1) dari jalur Abi Imran Al-Jauni, sedang susunan kalimatnya adalah menurut Muslim dan Qatadah. Keduanya berasal dari Anas yang diperoleh langsung dari Nabi r.

 

          Hadits ini juga mempunyai jalur ketiga, yaitu dari Tsabit yang juga dari Anas dengan bunyi serupa.

 

          Al-Hafizh dalam Al-Fath (6/349) telah menyandarkan hadits ini kepada Imam Muslim dan An-Nasa’i. Sedangkan saya tidak melihat hadits itu ada pada Imam Muslim. Sedang pada Imam An-Nasa’i yang jelas dalam As-Sunan Al-Kubra adalah kepunyaannya. Wallahu a’lam.

 

          Bunyi hadits: (  ÝíÞæúá ßÐÈÊ ) “Kemudian dia berkata: “Kamu berdusta.” Dalam hal ini An-Nawawi menjelaskan:

 

“Artinya jika Aku kembalikan kamu ke dunia dimana kamu akan menebus karena meminta yang lebih ringan dari itu maka kamu tidak mau.”

 

          Ini semakna dengan firman Allah subhanahu wata’ala:

 

æóáóæú ÑõÏõøæÇ áóÚóÇÏõæÇ áöãóÇ äõåõæÇ Úóäúåõ æóÅöäóøåõãú áóßóÇÐöÈõæäó

      Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.” (QS Al-An’am : 28)

 

          Jadi makna hadits juga sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala:

 

áóæú Ãóäóø áóåõãú ãóÇ Ýöí ÇáÃÑúÖö ÌóãöíÚðÇ æóãöËúáóåõ ãóÚóåõ áÇÝúÊóÏóæúÇ Èöåö

         

          sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu.” (QS Ar-Ra’d : 18)

 

          Bunyi hadits ( ÞóÏÃóÑóÏúÊõ ãöäúßó ) “Sungguh aku menginginkan darimu”, yakni aku menghendaki kamu. Kata iradah dalam agama adalah mencakup kehendak yang baik maupun yang buruk, bahkan petunjuk atau kesesatan. Sebagaimana disinggung dalam firman Allah subhanahu wata’ala:

 

Ýóãóäú íõÑöÏö Çááóøåõ Ãóäú íóåÏöíóåõ íóÔúÑóÍú ÕóÏúÑóåõ áöáÅÓúáÇãö æóãóäú íõÑöÏú Ãóäú íõÖöáóøåõ íóÌúÚóáú ÕóÏúÑóåõ ÖóíöøÞðÇ ÍóÑóÌðÇ ßóÃóäóøãóÇ íóÕóøÚóøÏõ Ýöí ÇáÓóøãóÇÁö

Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit..” (QS Al-An’am : 125)

 

          Jadi “kehendak” disini berbeda. Terkadang kata “kehendak” itu dimaksudkan keinginan atau kerelaan. Ini seperti yang termaktub dalam firman Allah subhanahu wata’ala:

 

Ýóãóäú ÔóÇÁó ÝóáúíõÄúãöäú æóãóäú ÔóÇÁó ÝóáúíóßúÝõÑú

      Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS Al-Kahfi : 29).

 

          Nampak sekali bahwa Allah menghendaki dari hamba-Nya sesuatu yang disuakai-Nya atau tidak Dia sukai. Iradah ini oleh Ibnu Qayyim disebut Iradah Al-Kauniyyah merujuk pada firman Allah subhanahu wata’ala:

 

ÅöäóøãóÇ ÃóãúÑõåõ ÅöÐóÇ ÃóÑóÇÏó ÔóíúÆðÇ Ãóäú íóÞõæáó áóåõ ßõäú Ýóíóßõæäõ

      Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.” (QS Yasin : 82)

 

          Kemudian iradah lain yang bermaknakan rela, dinamakan dengan “Iradah Asy-Syar’iyah”.  Orang yang memahami pembagian iradah ini akan dapat menyibakkan kemusykilan-kemusykilan tentang qadha dan qadar serta terselamatkan dari pendapat kaum Jabariyah maupun Mi’tazilah. Hal ini juga telah dijelaskan dalam kitab Syifa-ul Alil Fi Al-Qadha wa Al-Qadar wa Al-Himah wa At-Ta’lil karya Ibnu Qayyim.

 

          Bunyi hadits (  æóÃóäúÊó Ýöì ÇáÕøõáúÈö ÂÏóãõ ) “Dimana kamu dalam tulang rusuk Adam”. Al-Qadhi Iyadh menerangkan: “Ini mengisyaratkan kepada firman Allah subhanahu wata’ala:

 

æóÅöÐú ÃóÎóÐó ÑóÈõøßó ãöäú Èóäöí ÂÏóãó ãöäú ÙõåõæÑöåöãú ÐõÑöøíóøÊóåõãú

 

          Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka.” (QS Al-A’raf : 172)

 

          Perjanjian ini telah Allah tetapkan sejak mereka masih dalam sulbi (tulang punggung) Adam. Barangsiapa yang memenuhi perjanjiannya setelah keberadaannya di dunia, maka dia mukmin dan barangsiapa tidak memenuhi perjanjiannya, berarti dia kafir. Jadi maksud hadits ini adalah: “Aku menghendaki dari kamu ketika Aku mengambil perjanjian, namun kamu menolak manakala Aku telah keluarkan kamu ke dunia, kamu syirik.” Demikian Al-Hafizh menyebutkan dalam Al-Fath.

 

 

****

 

 

     

  

 


As-Shahihah Online melalui www.alquran-sunnah.com