Allah berfirman: "Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (Al-Mukmin: 13)
Keterangan dan kandungan ayat:
Allah menyebutkan berbagai macam nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada hamba-hambaNya dengan menjelaskan dan membedakan antara yang haq dan yang batil, melalui tanda-tanda dan bukti-bukti kebesaranNya yang Dia tunjukkan dalam diri mereka, di jagat raya ini dan dalam Al Quran, yang kesemuanya menjelaskan setiap permasalahan yang dimaksud dan menjelaskan mana petunjuk dan mana kesesatan. "Agar orang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup hidupnya dengan keterangan yang nyata pula" (maksudnya: Agar orang-orang kafir tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap di dalam kekafirannya, dan orang-orang beriman, keimanannya itu berdasarkan bukti-bukti yang nyata). Semakin besar dan urgen suatu masalah, semakin banyak dalil yang dikemukakan dan semakin mudah mendapatkan bukti-buktinya. Dari itu, karena masalah tauhid adalah masalah terbesar maka banyak dan beragam sekali dalilnya. Baik berupa dalil aqli (berupa bukti-bukti yang terdapat di alam ini) maupun dalil naqli (nas Al Qur'an dan Hadis). Allah banyak memberikan contoh dan bukti-bukti.
Dalam ayat di atas Allah juga mengingatkan tanda-Nya yang agung dengan firman-Nya: "dan menurunkan untukmu rezeki dari langit" yaitu; hujan yang darinya kamu dan binatang piaraanmu mendapatkan rezeki dan hidup.
Jadi, semua nikmat adalah dari Allah:
Nikmat agama: Yaitu masalah-masalah agama, dalil-dalil, dan pengamalannya.
Nikmat dunia: Seperti nikmat yang berasal dari hujan.
Ini semua adalah bukti nyata bahwa hanya Allah lah satu-satunya Tuhan yang patut disembah dengan penuh keikhlasan dan bukti bahwa Dia adalah satu-satunya pemberi nikmat. Selanjutnya Allah memberitahukan bahwa tidak ada yang dapat mengambil pelajaran dari itu semua kecuali orang yang senantiasa kembali kepada Allah dengan berusaha semaksimal mungkin menggapai cintaNya, takut akan adzabNya, mentaatiNya dan bermunajat seraya merendahkan diri kepadaNya.
Lihat Tafsir Ibnu Sa'di, halaman 680 (cetakan Luwaihiq)
Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (An-Nisa': 58).
Keterangan dan kandungan ayat:
Amanat yaitu; segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia dan diperintahkan untuk dikerjakan. Dalam ayat ini Allah memerintahkan hambanya untuk menyampaikan amanat secara sempurna, utuh tanpa mengulur-ulur/menunda-nundanya kepada yang berhak. Amanat itu mencakup perwalian, harta benda, rahasia, dan perintah yang hanya diketahui oleh Allah.
2. Firman Allah: "Dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan hukum dengan adil", mencakup menetapkan hukum dalam masalah pertumpahan darah, harta, dan kehormatan. Baik sedikit atau banyak, terhadap karib kerabat atau orang lain (yang tidak memiliki hubungan kerabat), orang yang fasik atau orang yang saleh dan musuh sekalipun. Allah berfirman: "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Al Maidah:8).
Maksud "Adil" di sini adalah, memberikan sanksi-sanksi dan hukuman sesuai dengan yang telah disyariatkan oleh Allah melalui rasul-Nya.
3. "Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat", Yang demikian ini adalah pujian Allah atas perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya, yang mencakup maslahat dunia dan akhirat menghindarkan mereka dari berbagai macam mudarat kepadanya. Karena (perintah dan larangan tersebut) berasal dari yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, Yang Maha Mengetahui kemaslahatan hamba-hambanya yang tidak mereka ketahui.
Lihat, Tafsir Ibnu Sa'di, halaman 148 (cetakan Luwaihiq)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Allah berfirman: "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(At-Taubah:71)
Keterangan dan kandungan ayat:
Ayat ini mengandung beberapa sifat orang-orang mukmin baik pria maupun wanita, yaitu;
Lalu ayat di atas menjelaskan bahwa mereka itu dikaruniai rahmat oleh Allah, yaitu mereka dimasukkan dalam rahmat-Nya disertai dengan limpahan karuniaNya.
Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana, Dia Kuat dan Perkasa. Dalam satu waktu Dia Maha Bijaksana yang meletakkan sesuatu pada posisinya.
Lihat: Ibnu Sa'di, halaman 303 (cetakan Luwaihiq)
Selengkapnya: Mengajak Kepada Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran