بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃ Materi : Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 9-11
🎙┃ Pemateri : Ustadz Muhammad Rizqi, Lc, حفظه الله | (Staff pengajar pondok pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Setiap Hari Sabtu - Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Qomar - Purwosari Solo
Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 9-11
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzzammil Ayat 9:
رَّبُّ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱتَّخِذْهُ وَكِيلًا
(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.
📃 Syaikh Sa'di rahimahullah berkata:
Disebutkan Timur dan barat bukan berarti menafikan utara dan selatan, tetapi menyebut sebagian untuk mewakili keseluruhan. Sebagaimana seseorang menyebut batang hidung, sebenarnya mewakili keseluruhan fisik badan.
“(Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib,” ini adalah isim jenis yang mencakup seluruh arah timur dan barat. Allah adalah Rabb seluruh timur dan barat serta segala cahaya yang ada padanya serta segala sesuatu yang menjadi maslahat miliknya dari alam atas dan alam bawah.
Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pencipta dan Pengaturnya. “Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia,” yakni, tidak ada yang berhak disembah selain WajahNya Yang Agung Yang berhak diistimewakan dan dicintai, diagungkan dan dimuliakan, karena itu Allah berfirman, “Maka ambillah Dia sebagai pelindung,” yakni Penjaga dan Pengatur untuk segala urusanmu.
Makna bahasa dari “Al-Ilah“ : Huruf hamzah (ء), lam (ل), dan ha (هـ) bermakna ( التَّعَبُّدُ ) penghambaan atau peribadatan. Sedangkan al-ilah bermakna ( الْمَعْبُودُ ) yang diibadahi.
“Kalimat ‘Lailaha’ berarti ‘tidak ada yang diibadahi dengan benar’, bukan bermakna ‘tidak ada tuhan-tuhan’. Yang dimaksud dengan ‘mā’lūh’ (المألوه) adalah sesuatu yang disembah dengan penuh cinta dan pengagungan, yaitu sesuatu yang dicintai dan diagungkan karena diketahui memiliki sifat-sifat yang agung dan perbuatan-perbuatan yang mulia. Sedangkan kalimat ‘illallah’ berarti ‘tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar, kecuali Allah’.” (Syekh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin)
Selanjutnya, kecintaan kepada selain Allah harus dibawah kecintaan kepada Allah ﷻ. Maka, Allah ﷻ adalah satu-satunya Dzat yang wajib disembah dan minta pertolongan dan perlindungan kepadaNya. Dan segala sesuatu pasti ada campur tangan Allah ﷻ, hingga keliru menyebut 'usaha tidak mengkhianati hasil'.
Maka, Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a,
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka
Sebagaimana disebutkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas.
📖 Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzzammil Ayat 10:
وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَٱهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
📃 Syaikh Sa'di rahimahullah berkata:
Pada saat Allah memerintah Rasulullah untuk shalat secara khusus dan berdzikir secara umum di mana hal tersebut akan memberikan kemampuan kuat bagi seorang hamba untuk memikul beban dan pekerjaan berat, Allah memerintahkan Rasulullah untuk bersabar atas perkataan yang diucapkan oleh para penentang dan mereka yang mencelanya dan mencela risalah yang beliau bawa serta diperintahkan untuk terus menjalankan perintah Allah yang tidak dapat ditahan dan dihadang oleh siapa pun.
Dzikir adalah penguat jiwa, seperti halnya saat Fathimah meminta pembantu, maka Rasulullah ﷺ menyuruhnya untuk berdzikir, mungkin kelihatannya tidak bersambung, tetapi Allah ﷻ Maha Rahman, tahu apa yang menjadi permasalahan hamba.
Pada saat hijrah, penting untuk tidak terlalu mempedulikan komentar orang lain. Fokuslah pada niat baik dan perubahan diri sendiri, serta perbaikan hubungan dengan Allah. Jangan biarkan omongan negatif orang lain menghalangi perjalanan hijrahmu.
Hijrah adalah perjalanan spiritual dan perubahan diri menuju kebaikan. Ini adalah urusan pribadi antara kamu dan Allah. Maka tetaplah semangat untuk berubah dalam kebaikan.
Jika Anda telah berusaha mendekat kepada Allah dan sesuai Sunnah Nabi –shallallahu’alaihi wasallam– bukan berarti ujian, cobaan, dan musibah tidak akan menimpa. Jika sudah demikian, lalu ujian musibah menimpa, maka tetaplah teguh, dan berbaik-sangkalah kepada Allah. Ingat selalu firman-Nya:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, ‘kami telah beriman’ TANPA diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta“. (QS. Al-Ankabut: 2-3).
📃 Syaikh Sa'di rahimahullah berkata:
Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan mereka secara baik-baik. Itulah cara menjauhi orang sekiranya ada maslahatnya dan tidak ada gangguannya. Rasulullah bahkan memperlakukan mereka dengan meninggalkan dan berpaling dari perkataan-perkataan yang menyakiti. Allah juga memerintahkan beliau untuk mendebat mereka dengan cara yang baik.
Ketika Orang Yahudi bertemu Nabi ﷺ dan mengucapkan, "Assaamu'alaikum" yang berarti "Semoga kematian menimpamu".
Ketika itu, Aisyah menjawab salam dari sekelompok orang Yahudi, ia mengucapkan, "Wa 'alaikumus saam wal la'nah" (Artinya: "Bahkan bagi kalianlah kebinasaan dan laknat") hadits Muslim, nomor 4027.
Nabi Muhammad kemudian menegur Aisyah, karena Allah menyukai kelembutan, dan menyuruhnya untuk menjawab salam mereka dengan "Wa'alaikum" saja hadits Muslim, nomor 4027.
Ini menunjukkan akhlak yang tinggi dari Rasulullah ﷺ dan mulianya aturan Islam dalam mengatur segala sisi kehidupan.
📖 Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzzammil Ayat 11:
وَذَرْنِى وَٱلْمُكَذِّبِينَ أُو۟لِى ٱلنَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
📃 Syaikh Sa'di rahimahullah berkata:
“Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu,” yakni, tinggalkan antara Aku dengan mereka. Aku akan membalas mereka, meski Aku memberi mereka waktu, bukan berarti Aku melalaikan mereka. Allah berfirman, “Orang-orang yang mempunyai kemewahan,” yakni para pemilik kenikmatan dan kekayaan yang bertindak melampaui batas pada saat Allah memperluas rizki mereka dan melapangkan mereka berkat karuniaNya seperti disebutkan dalam firmanNya,
كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ. أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” -Al-Alaq: 6-7-
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian : Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15
Tanggal: 2 Muharram 1447 / 28 Juni 2025
Tempat: Masjid Al-Qomar Purwosari, Surakarta
Bersama: Ustadz Rizqi Narendra, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori).
Tafsir Surat Luqman Ayat 12-15
Tanggung jawab laki-laki yang terbesar adalah membimbing dan mendidik keluarganya agar terhindar dari api neraka. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.
Dalam pelajaran tafsir kali ini, akan dibahas beberapa poin nasehat Luqman kepada anaknya sekaligus sebagai pelajaran bagi para pemimpin keluarga untuk mengikutinya.
بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 1-9
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُزَّمِّلُ
Hai orang yang berselimut (Muhammad),
Surat ini termasuk Surat Makiyyah. Al-Muzammil adalah orang yang menutupi badannya dengan baju semakna dengan kata al-Mudatsir. Hal ini terjadi pada Rasulullah ketika Allah memuliakan beliau dengan risalah. Allah memulainya dengan menurunkan wahyu dengan mengutus Jibril menemui beliau. Rasulullah melihat sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya dan tidak ada yang mampu bertahan atasnya melainkan hanya para rasul. Pada saat itu Rasulullah gemetar kala melihat Jibril.
Kemudian Rasulullah pulang kepada istri beliau dan berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku.” Rasulullah menggigil ketakutan.
Setelah itu datanglah jibril dan berkata, “Bacalah! Rasulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Jibril memeluk erat beliau hingga Rosulullah kelelahan, Jibril mengajarkan bacaan padanya lalu Rasulullah pun membaca.
Kemudian Khadijah Radhiyallahu’anha menenangkan Beliau dengan segala kebaikan Muhammad dan meyakinkan bahwa itu bukan sesuatu yang buruk. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah Radhiyallahu’anha:
“Beliaupun pulang dalam kondisi gemetar dan bergegas hingga masuk ke rumah Khadijah. Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti aku. Maka Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kemudian Nabi bertanya: ‘wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?’. Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alami kemudian mengatakan, ‘aku amat khawatir terhadap diriku’. Maka Khadijah mengatakan, ‘sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran.” ” (HR. Al Bukhari no. 6982).
Setelah menenangkan hati dan mendengar kejadian yang dialami Rasulullah, Sayyidah Khadijah mengajak Rasulullah menemui anak pamannya, yakni Waraqah bin Naufal yang ketika itu telah berusia lanjut dan dikenal sebagai penganut agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis Al Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Namun usianya ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta.
Khadijah berkata kepada Waraqah, “wahai paman, dengarkan kabar dari anak saudaramu ini”. Waraqah berkata, “Wahai anak saudaraku. Apa yang terjadi atas dirimu?”. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Waraqah berkata, “(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih hidup ketika kamu diusir oleh kaummu”. Nabi bertanya, “Apakah mereka akan mengusir aku?” Waraqah menjawab, “Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih mendapati hari itu niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya”. Tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia” (HR. Al Bukhari no. 6982).
Inilah akhlak yang baik dari seorang isteri yang shalihah. Seorang isteri adalah pakaian bagi suami yang bisa melindungi.
Kemudian Allah menganugerahkan keteguhan padanya dan memberinya wahyu hingga mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Tafsir Juz 'Amma
Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah
Bersama: Ustadz Rosyad Nur Ilyas, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Jum'at, 25 Dzulqa’dah 1446 / 23 Mei 2025
Tempat: Masjid Umar bin Khathab - Singopuran Kartosuro
Tafsir Surat An-Naba ayat 1-9
Tafsir Basmalah: Telah disebutkan sebelumnya.
١. عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
Maksudnya: Tentang apa yang ditanya-tanyakan oleh orang-orang yang mendustakan al-Quran dan berita lainnya.
Kemudian Allah ‘Azza Wa Jalla menjawab pertanyaan ini, dengan firman-Nya:
٢. عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ. ٣. ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Bersama Ma'had Sabilurrasyad
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Mahad Sabilurrasyad Soreang
🗓️ Bandung, 16 Dzulqa’dah 1446 / 14 Mei 2025
Mengamalkan Al-Qur’an
Mengamalkan Al-Qur’an termasuk kedalam tilawah Al-Qur’an, tetapi yang dimaksud adalah tilawah hukmiyah. Yaitu, membenarkan seluruh kabar informasi yang ada di dalam Al-Qur’an baik masuk akal atau tidak, menyaksikan atau tidak, terjangkau dengan panca indera atau tidak, selama informasi diterangkan, wajib kita percaya dan ikuti hukum-hukumnya. Seperti kejadian hari akhirat, surga dan neraka, kisah para nabi dan rasul, dan lainnya.
Tilawah hukmiyah ada dua poin:
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Shad Ayat 29:
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.