بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Tafsir Juz 'Amma
Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah
Bersama: Ustadz Rosyad Nur Ilyas, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Jum'at, 25 Dzulqa’dah 1446 / 23 Mei 2025
Tempat: Masjid Umar bin Khathab - Singopuran Kartosuro
Tafsir Surat An-Naba ayat 1-9
Tafsir Basmalah: Telah disebutkan sebelumnya.
١. عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
Maksudnya: Tentang apa yang ditanya-tanyakan oleh orang-orang yang mendustakan al-Quran dan berita lainnya.
Kemudian Allah ‘Azza Wa Jalla menjawab pertanyaan ini, dengan firman-Nya:
٢. عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ. ٣. ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Bersama Ma'had Sabilurrasyad
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Mahad Sabilurrasyad Soreang
🗓️ Bandung, 16 Dzulqa’dah 1446 / 14 Mei 2025
Mengamalkan Al-Qur’an
Mengamalkan Al-Qur’an termasuk kedalam tilawah Al-Qur’an, tetapi yang dimaksud adalah tilawah hukmiyah. Yaitu, membenarkan seluruh kabar informasi yang ada di dalam Al-Qur’an baik masuk akal atau tidak, menyaksikan atau tidak, terjangkau dengan panca indera atau tidak, selama informasi diterangkan, wajib kita percaya dan ikuti hukum-hukumnya. Seperti kejadian hari akhirat, surga dan neraka, kisah para nabi dan rasul, dan lainnya.
Tilawah hukmiyah ada dua poin:
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Shad Ayat 29:
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim: 8).
Manusia adalah makhluk yang tiada pernah luput dari salah dan dosa, karena memiliki nafsu yang selalu mengajaknya kepada keburukan, belum lagi adanya godaan setan yang tiada pernah berhenti hingga hari kiamat. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menzalimi para hamba-Nya. Dengan rahmat dan keadilan-Nya, Ia menjadikan taubat sebagai sarana bagi para hamba-Nya untuk mensucikan dosa. Ia buka pintu taubat selebar-lebarnya dan memerintahkan mereka untuk bertaubat kepada-Nya, hingga akhirnya menjadikan hamba-Nya yang terbaik adalah yang paling banyak bertaubat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap manusia adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang selalu bertaubat.”(HR. Ibnu Majah, no. 4251).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(31). وَأُزْلِفَتِ الْجَنَةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ
Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).
(32). هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ
Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya).
(33). مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ
(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,
(34). ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ۖذَٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.
(35). لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
Pada ayat 31, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa orang-orang yang bertakwa akan didekatkan ke Surga. Dan pada ayat-ayat berikutnya, Allah memberitahukan bahwa penduduk Surga itu adalah orang-orang yang mempunyai empat sifat berikut ini:
Selengkapnya: Sifat-sifat Penduduk Surga (Tafsir Surat Qaf ayat 31-35)
Keutamaan Surat Al-Fatihah
Pertama: Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu)
Dalam sabda yang lain beliau mengatakan yang artinya, “Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur’an (surat Al Fatihah) maka shalatnya pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)
Makna dari khidaaj adalah kurang, sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut, “Tidak lengkap”. Berdasarkan hadits ini dan hadits sebelumnya para imam seperti imam Malik, Syafi’i, Ahmad bin Hanbal dan para sahabatnya, serta mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum membaca Al Fatihah di dalam shalat adalah wajib, tidak sah shalat tanpanya.
Kedua: Al Fatihah Adalah Surat Paling Agung Dalam Al Quran
Dari Abu Sa’id Rafi’ Ibnul Mu’alla radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Maukah kamu aku ajari sebuah surat paling agung dalam Al Quran sebelum kamu keluar dari masjid nanti?” Maka beliau pun berjalan sembari menggandeng tanganku. Tatkala kami sudah hampir keluar maka aku pun berkata; Wahai Rasulullah, Anda tadi telah bersabda, “Aku akan mengajarimu sebuah surat paling agung dalam Al Quran?” Maka beliau bersabda, “(surat itu adalah) Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin (surat Al Fatihah), itulah As Sab’ul Matsaani (tujuh ayat yang sering diulang-ulang dalam shalat) serta Al Quran Al ‘Azhim yang dikaruniakan kepadaku.” (HR. Bukhari, dinukil dari Riyadhush Shalihin cet. Darus Salam, hal. 270)