بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Masjid Jamik Aliyah - Karawang
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓 Karawang Barat, 2 Dzulhijjah 1446 / 29 Mei 2025
Yang dimaksud dengan hisab dan balasan adalah saat manusia dikumpulkan berdiri di hadapan Allah ﷻ untuk dihitung dan ditimbang amalan manusia ketika di dunia dan diberikan hasil catatan amal yang telah berlalu, termasuk dialog antara manusia dan Allah ﷻ.
Hisab dan Balasan Akhirat merupakan salah poin dari rukun iman, maka setiap mukmin harus meyakini adanya hisab di akhirat. Apapun yang kita katakan semuanya akan dihisab. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 69:
وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Bumi yang dimaksud adalah Al-Ardhul Muqoddasah (bumi kedua) setelah manusia dibangkitkan, dimana bentuk permukaan bumi semuanya rata.
Bumi bersinar di Hari Kiamat saat Allah Yang Mahahaq hadir untuk memberikan keputusanNya di antara makhluk, para malaikat menyebarkan buku catatan amal setiap orang. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 210:
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن يَأْتِيَهُمُ ٱللَّهُ فِى ظُلَلٍ مِّنَ ٱلْغَمَامِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.
Kedatangan Allah ﷻ adalah kedatangan yang hakiki sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan Allah ﷻ yang berbeda dengan Makhluk. Kaifiat Allah ﷻ hanya Allah ﷻ yang tahu.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Tematik
Bersama Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Ahad, 27 Dzulqa’dah 1446 / 25 Mei 2025
Tempat: Masjid Al Mubarok - Jl.Bangau I, Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Buah Beriman kepada Hari Akhir
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita terutama nikmat yang tidak terlihat, seperti nikmat iman, hidayah dan lainya.
Di antara sekian banyak nikmat Allah yang tak terhitung, ada dua nikmat yang paling agung. Inilah yang dahulu pernah dikatakan oleh seorang imam dari generasi tabi’in yaitu Abu al-‘Aliyah rahimahullah:
فَقَدْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيَّ بِنِعْمَتَيْنِ، لاَ أَدْرِي أَيُّهُمَا أَفَضْلُ: أَنْ هَدَانِي لِلإِسْلاَمِ، وَلَمْ يَجْعَلْنِي حَرُوْرِيّاً
“Sungguh Allah telah memberiku dua nikmat, aku tak tahu mana dari keduanya yang lebih utama; Allah memberi hidayah kepadaku untuk memeluk Islam dan tidak menjadikanku Haruri.” (Siyar A’lam an-Nubala’: 7/236).
Haruri adalah nama lain dari kelompok yang menyimpang, menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan menjadi salah satu fitnah terbesar di zaman itu yaitu kaum Khawarij. Sehingga dua nikmat yang dimaksud oleh beliau itu adalah nikmat Islam dan nikmat berada diatas sunnah (ajarannya) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diceritakan oleh Imam Abul Qasim Hibatallah al-Lalaka'i bercerita, saat thawaf ada dua orang Khawarij, yang satu berkata dari sekian banyak orang yang thawaf, hanya kita yang masuk surga, kemudian Yang satu berkata, surga yang luasnya seluas langit dan bumi hanya kita, sementara yang lain masuk neraka? Wallahi, aku bertaubat dari penyimpangan pemikiran ini.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Majelis Ilmu - Masjid At-Taqwa
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓 Rawamangun, 24 Dzulqa’dah 1446 / 22 Mei 2025
Mengembara ke Alam Akhirat
Alam akhirat dimulai dari tiupan pertama sangkakala yang mematikan seluruh makhluk hidup kecuali yang Allâh kehendaki. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 68:
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).
Makhluk langit maksudnya malaikat dan bumi adalah manusia, jin dan makhluk lainnya.
Dalam ayat lain Surat An-Naml Ayat 87:
وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.
Tahukah anda apa nikmat paling indah yang akan didapat oleh penghuni surga? Melihat wajah Allah Azza wa Jalla adalah nikmat terbesar dan terindah yang didapat oleh para penghuni surga kelak.
Selengkapnya: Puncak Kenikmatan: Melihat Wajah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di Surga