بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi :Kitab Tauhid | Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar Dengan Takdir-Nya
🗓 Hari : Selasa, 12 Muharram 1447 / 8 Juli 2025
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta
Bab 35: Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar dengan Takdir-Nya
Sabar dalam Bahasa arab artinya “al-habsu” (اَلْحَبْسُ) yang artinya adalah menahan. Artinya orang yang sabar menahan lisannya, menahan hatinya dan menahan anggota tubuhnya. Dia menahan hatinya jangan sampai suuzan kepada Allah ﷻ menahan untuk tidak protes dengan keputusan Allah maka dia rida dengan ketetapan Allah, dia tahu ini semua datangnya dari Allah. Kemudian dia bersabar dengan lisannya, jangan sampai dia mengucapkan kata-kata yang menunjukkan protes dengan takdir Allah ﷻ. Kemudian dia menahan anggota tubuhnya, jangan sampai dia melakukan hal-hal yang menunjukkan protes dengan keputusan Allah ﷻ.
Karena begitu penting dan agungnya kedudukan sabar, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkannya di 90 (sembilan puluh) tempat di dalam al-Qur’an, sebagaimana di jelaskan oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 155-157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ. ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ. أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Selengkapnya: Kitab Tauhid Bab 35: Termasuk Iman Kepada Allah; Sabar dengan Takdir-Nya
بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi : Kitabut-Tauhid | Merasa Aman Dari Makar Allah ﷻ & Berputus Asa dari Rahmat-Nya
🗓 Hari : Selasa
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌 Tempat: Masjid Jajar - Mabais Surakarta
Bab 34: Merasa Aman Dari Makar Allah ﷻ & Berputus Asa dari Rahmat-Nya
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
Firman Allah ﷻ:
فَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tiada terduga-duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 99)
قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
“Dan tiada yang berputus asa dari rahmat Rabnya kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 56)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau menjawab:
الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالْيَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللهِ، وَالأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللهِ
“Yaitu: syirik kepada Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah.”
Selengkapnya: Kitab Tauhid Bab 34: Merasa Aman Dari Makar Allah ﷻ & Berputus Asa dari Rahmat-Nya
ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
📚┃Tema Kajian: "Bulan Muharram; Antara Keramat dan Syariat"
🎙┃Pemateri : Ustadz Agus Setiawan, S.H. حفظه الله تعالى - Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Kamis, 26 Juni 2025 / 1 Muharram 1447
⏰┃Waktu : Ba'da Maghrib s.d. Selesai
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Jl. Adi Sucipto No.88b, Kelurahan Jajar , Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala karuniakan hingga kita bisa hadir dalam majelis ilmu.
Hendaknya kita meniatkan datang ke majelis ilmu atas niat karena Allah ﷻ dengan mengikhlaskan kepada-Nya.
Pembahasan kali ini adalah hal yang berkaitan dengan tahun baru 1 Muharram 1447H.
1. Muharram dalam Tradisi Jawa
Kalender Jawa juga memiliki 12 bulan: Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.
Menurut sejarah merupakan penggabungan dua kalender yaitu saka Hindu dan kalender Islam.
Diketahui, penggabungan kalender ini dilakukan sejak dinasti Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo, tepatnya pada 1 Suro 1555 Saka atau 1 Muharram 1043H. Saat itu, masyarakat Jawa mengadopsi kalender Islam untuk menyatukan nilai-nilai Islam dan kejawen. Agar masyarakat tidak terpecah, agar Islam dan Hindu bersatu.
Kata ‘suro’ berasal dari kata ‘Asyura’ dalam bahasa Arab yang artinya adalah sepuluh. Dalam lidah masyarakat Jawa, kata Asyura ini kemudian dilafalkan menjadi ‘suro’ yang dikenal sebagai malam sakral hingga saat ini.
بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
Kaidah Dan Prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Dalam Mengambil Dan Menggunakan Dalil
Kaidah 1 s/d 5
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” [Al-Hasyr/59: 7]