Tahukah anda apa nikmat paling indah yang akan didapat oleh penghuni surga? Melihat wajah Allah Azza wa Jalla adalah nikmat terbesar dan terindah yang didapat oleh para penghuni surga kelak.
Selengkapnya: Puncak Kenikmatan: Melihat Wajah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di Surga
Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, cepat atau lambat. Dari sekian orang yang telah meninggal dunia, yang paling berbahagia adalah orang yang tidak tertipu dengan perhiasan dunia, yang disempurnakan pahalanya pada hari kiamat, dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
Allah ta’ala berfirman:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran: 185)
Jika seorang mukmin selalu mengingat nash-nash tentang orang-orang munafik dan apa yang disiapkan Allah bagi mereka berupa penyingkapan skandal di dunia, kesengsaraan di alam barzakh serta azab di akhirat, dijauhkan dari rahmat Allah, dan kekal di neraka, maka semua itu akan menggiringnya pada kebencian terhadap jalannya orang munafik, sehingga Allah menjaganya dari keburukan mereka dan menyelamatkannya.
Jika manusia mengetahui bahwa nifak kecil –yaitu nifak amal- walaupun nifak kecil ini tidak mengeluarkannya dari Islam, namun hal itu menjadi tanda dan bukti akan lemahnya iman empunya. Bahkan boleh jadi hal itu akan menggiringnya terjerumus dalam nifak besar, yaitu keyakinan. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Tidak mendengarkan lagu-lagu
Sebagian orang mengira bahwa mendengarkan lagu adalah sumber kebahagiaan, dan kesenangannya. Dengan lagu-lagu itu mereka berusaha untuk melupakan penatnya hidup, dan mereka tidak dapat merasakan dampak buruknya serta tidak mengetahui bahwa itu dapat merusak hatinya, bagaimana tidak? Sungguh lagu-lagu itu adalah perkara yang diharamkan Allah dan dikategorikan dalam perkara sia-sia dan batil.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُواً أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“dan di antara manusia ada yang membeli perkataan sia-sia demi untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ada ilmu, dan menjadikannya bahan ejekan, sungguh bagi mereka azab yang hina.” (Luqman: 6)
Oleh karenanya, mencintai beliau merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim dan muslimah, bahkan dia harus lebih mencintai Nabi daripada orang-orang kesayangannya. Rasululloh bersabda :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari I/14 no.15, dan Muslim I/167 no.44)
Hanya saja masalahnya, bagaimanakah hakekat cinta kepada beliau?! Sungguh, betapa banyak orang mengaku cinta kepada beliau, tetapi ternyata hanya sekedar pengakuan belaka!! Oleh karenanya, Allah mendustakan pengakuan-pengakuan semu tersebut:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Imron: 31)
Imam Ibnu Katsir berkata: “Ayat mulia merupakan hakim bagi orang-orang yang mengaku cinta Allah tetapi dia tidak mengikuti jalan yang ditempuh Nabi, dia dusta dalam pengakuannya sehingga dia mengikuti syariat dan agama Nabi Muhammad dalam setiap ucapannya, perbuatannya, dan keadaannya”.
Memuliakan Nabi bukanlah dengan cara-cara yang tidak diridhoi oleh Alloh seperti mengadakan peringatan maulud nabi, isro’ mi'roj, membuat shalawat-sholawat bid'ah yang tidak ada tuntunannya dan amalan bid’ah lainnya. Lalu bagaimanakah seharusnya umat Islam mencintai Nabi yang mulia?!!