Jika offair silakan buka link live yang tersedia: Meca Live Webcam
Bila kita hendak menanam jagung, maka kita harus membersih-kan terlebih dahulu rumput-rumput, ilalang dan bebatuan di lahan yang akan kita tanami. Itulah penafian. Lalu kita tanam bibit jagung. Itulah itsbat (penetapan). Insya Allah dengan demikian akan menghasilkan panen yang baik. Demikian tamsil kehidupan untuk memudahkan pemahaman kita tentang perlunya memberantas segala bentuk kemusyrikan, khurafat, bid'ah dan sejenisnya lalu menetapkan tauhid yang murni. Insya Allah dengan demikian akan membentuk mukmin yang teguh imannya.
Buku ini di hadapan pembaca, adalah di antara buku terbaik dalam pembahasan tauhid menurut paham Ahlus Sunnah wal Jama'ah untuk kalangan masyarakat umum. Ia sarat dengan pembahasan tauhid yang sangat perlu diketahui oleh umat Islam. Pembahasannya padat, sistematis/manhaji dan menyeluruh. Buku ini adalah jilid pertama dari tiga jilid buku yang disusun. Insya Allah dengan memahami buku ini, wawasan tauhid kita akan menjadi luas dan lurus. Maka, buku ini sangat baik untuk materi pengajaran tauhid di pesantren-pesantren, sekolah-sekolah, masjid-masjid, majelis-majelis ta'lim, halaqah-halaqah ilmu, atau untuk bacaan pribadi. Karena itu tidak mengherankan jika edisi bahasa Arab buku ini menjadi materi terpilih dalam Daurah nasional tentang materi dan metodologi pengajaran tauhid pada tanggal 7-12 Rabi'ul Awal 1419 H/1-15 Juli 1998 M di salah satu Pondok Pesantren di Bogor.
Edisi berbahasa Arab buku ini juga telah dijadikan kurikulum tauhid di puluhan pesantren di Indonesia. Dan terjemahannya yang kini ada di tangan pembaca telah ditetapkan sebagai kurikulum kajian Islam jarak jauh oleh Yayasan al-Sofwa Jakarta yang pesertanya dari seluruh pelosok tanah air. Dan tentu, ia juga akan menjadi referensi penting bidang akidah dan koleksi kepustakaan Anda.
Artikel kategori list untuk Bab 1: Silakan Klik di sini
Artikel kategori list untuk Bab 2: Silakan Klik di sini
Artikel kategori list untuk Bab 3: Silakan Klik di sini
Imam Abu Muhammad Al-Barbahari Rahimahullah
Begitu banyak Muslimin karena kejahilannya belum mengetahui makna dan kedudukan As Sunnah. Kebutaan terhadap Sunnah semakin merebak ketika muncul kerancuan dari pemahaman yang salah terhadap Sunnah. Sunnah hanya dikenal secara parsial semata. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sunnah hanya berkaitan dengan urusan ubudiyah atau fiqh praktis ibadah belaka yakni sunnah adalah hukum setelah Wajib yang bermakna Jika dikerjakan mendapat pahala jika ditinggalkan tidak apa-apa. Inilah yang disebut memahami secara parsial. Padahal makna Sunnah juga tidak hanya dari sisi fiqh semata namun lebih luas lagi, diantaranya dari sisi aqidah. Jika dari sisi Aqidah maka Sunnah adalah identik dengan Islam, sebagaimana perkataan Bisyr Bin Harits rahimahullah: " Al Islam adalah Sunnah dan Sunnah adalah Islam."
Banyak sekali ulama Ahlus Sunnah yang menamakan aqidah dengan namaAs Sunnah, sehingga beberapa ulama memberi judl buku-buku karya mereka yang membahas Aqidah Islam dengan judul 'As Sunnah". Seperti Kitab As Sunnah' karya Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ibnu Abi Ashim, Abdulloh bin Imam Ahmad bin Hambal, Imam Al Baghawi, Imam Al barbahari dan ulama lainnya rahimakumulloh.
Inilah buku terjemahan dari Kitab Syarhus Sunnah yang memuat point-point penting Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah karya Imam Al Barbahari rahimakumulloh. Disajikan dalam edisi terjemahan yang telah ditahqiq oleh Syaikh Khalid Ar Roddadi hafidzahulloh.
Syarhus Sunnah : Kupas Tuntas Tentang Islam adalah Sunnah dan Sunnah adalah Islam
Penulis : Imam Abu Muhammad Al Barbahari rahimahullah
Tahqiq : Syaikh Khalid Ar Raddadi
Isi Kitab setelah Ditahqiq dan Dita'liq
Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, Yang menurunkan Al-Qur'an yang mulia sebagai petunjuk dan penerangan bagi seluruh hamba-Nya baik dari kalangan manusia dan jin.
Ya Allah aku memuji-Mu dengan pujian yang tulus untuk membalas nikmat-Mu dan memenuhi tambahan nikmat-Mu. Ya Allah, aku memohon agar Engkau menjadikan ikhlas sebagai pendamping aqidahku, jujur sebagai hiasan ucapan dan langkahku, syukur sebagai pakaian penutupku dan rasa takut kepada-Mu sebagai ketenangan dan keimananku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keutamaan yang selalu berdampingan dengan taufik, ilmu yang bersih dari kebodohan, ucapan yang selalu benar dan perangai yang selalu disirami dengan mata air kebenaran.
Ya Rabbi, sudah sangat sempurna karunia dan sentuhan kasih sayang-Mu kepadaku serta sangat tepat janji-janji-Mu. Ya Rabbi, jadikanlah usahaku di pagi hari selalu bersanding dengan sikap tawakkal dan pada sore hari mendapat kesuksesan dari-Mu.
Ya Rabbi, janganlah Engkau hinakan jiwa yang sudah merasa tenang dengan mengenali-Mu dan janganlah Engkau mengambil cahaya kebesaran-Mu dari hatiku yang sudah memancarkan sinar hidayah. Ya Rabbi janganlah Engkau tahan lisan yang sudah terbiasa membaca tahlil, tasbih, tahmid dan dzikir untuk menyanjung kesucian-Mu.
Ya Allah, lindungiiah diriku dan kedustaan para pendusta , keraguan orang-orang munalik, kejahatan para penentang ajaran-Mu dan kebodohan orang-orang yang tertipu dan terlena dengan rayuan dunia.
Semoga Shalawat dan salam tetap tercurah atas Muhammad Sholallohu’alaihi wasallam sebagai utusan Allah, manusia terpilih untuk menjadi hamba Allah yang sempurna ruh dan akalnya, tinggi kemuliaannya, luhur budi pekertinya dan terhormat kedudukannya.
Masih cukup banyak orang yang belum mengenal makna dan kedudukan sunnah, kebutaan terhadap sunnah semakin membara ketika muncul kerancuan dan salah persepsi terhadap sunnah. Di antara mereka hanya memahami sunnah sebatas pengertian parsial dan verbal tidak mengena pada inti permasalahan.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa sunnah hanya berkaitan dengan urusan ubudiyah atau fikih praktis belaka, padahal sunnah bisa identik dengan Islam atau aqidah sebagaimana yang dituturkan oleh Bisyr bin Harits: "Al Islam adalah sunnah dan Sunnah adalah Islam."
Banyak sekali para ulama Ahli sunnah menamakan aqidah dengan sebutan sunnah, sehingga beberapa ulama salaf ada yang memberi judul buku-buku aqidah dengan judul sunnah seperti Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hambal, Ibnu Abu Ashim, Al Baghawi, Al Barbahariy dan yang lainnya.
Malapetaka akhir zaman banyak disebabkan oleh kerdilnya pemahaman sebagian besar Umat Islam terhadap aqidah Ahli sunnah lalu muncul berbagai macam kesesatan dan kebid'ahan yang ditebarkan oleh Ahli bid'ah, sehingga lambat laun Umat Islam mengalami degradasi aqidah dan moral terpicu oleh derasnya arus kesyirikan, kebid'ahan dan kesesatan maka tidak tersisa dari sunnah kecuali hanya secercah cahaya dalam lautan kegelapan sejalan dengan penuturan Hudzaifah: "Kebid'ahan akan
menyebar luas, ketika salah satu kebid'ahan ditinggalkan maka mereka mengatakan bahwa sunnah telah ditinggalkan."
Muncullah zaman sunnah dianggap bid'ah dan bid'ah dianggap sunnah, tuntunan agama menjadi tontonan sementara tontonan menjadi tuntunan dan ajaran, sebagaimana firman Allah:
.وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ. وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf: 36-37)
Agar kita tetap memiliki pegangan di tengah gencamya serangan kesesatan dan kebodohan terhadap prinsip dan manhaj aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah maka kita harus menyimak isi buku ini secara tuntas dengan disertai penghayatan dan pengamatan.
Penerjemah
Zaenal Abidin LC
Segala puji hanya milik Allah Subahanahu wata’aala Kita memuji-Nya, memohon ma'unah dan Maghfirah-Nya, bertaubat dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan jiwa kita dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah Subahanahu wata’aala maka tiada yang dapat menyesatkanya, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka tiada yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Beliau diutus untuk membawa agama dan petunjuk yang haq. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas beliau, keluarga dan sahabatnya.
Ad dinul Islamiy adalah penyempuma seluruh kenikmatan Allah atas hamba-Nya sebagaimana firman Allah:
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ، الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Al Maaidah: 3).
Sebelum Nabi Sholallohu’alaihi wasallamwafat, beliau telah meninggalkan ajaran yang bersih dan putih cemerlang, malamnya laksana siangnya, dan siapa yang berpaling darinya maka ia pasti akan hancur dan binasa.
Pada masa generasi pertama, Umat Islam menjadi umat rahmatan lil 'alamin karena mereka istiqamah di atas petunjuk dan memiliki ikatan batin serta hati yang satu dan terjaga dari hawa nafsu sehingga membuat mereka mampu istiqomah dalam rangka mentaati Allah Subahanahu wata’aala dan Rasul-Nya, mereka itulah para sahabat Nabi yang tidak mengenal kecuali hanya mentaati dan menjunjung tinggi sunnah dan ajaran beliau. Mereka tunduk dan patuh terhadap seluruh petunjuk dan kebenaran yang datang dari beiiau tanpa disertai sanggahan dan bantahan terhadap seluruh putusan syariat.
Begitulah suasana kehidupan generasi teladan, begitu pula generasi setelah mereka baik dari kalangan Tabi'in dan para ulama sunnah yang telah mendapat hidayah. Semoga Allah Subahanahu wata’aala meridhai mereka semuanya.
Kemudian muncul dekade baru yaitu sebuah generasi yang mulai gerah hidup dengan konsep wahyu dan ajaran islam sehingga melempar gagasan untuk merevisi beberapa kandungan wahyu dan mendewakan rasio untuk memandulkan kebenaran wahyu serta mengacak-acak hukum-hukum Allah lalu muncullah berbagai kerancuan sehingga lahir benih perpecahan dan umat terpecah menjadi banyak sekte dan firqah. Maka tidak bisa dielakkan perkara yang paling dikhawatirkan Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam lambat laun akan muncul yaitu merajalelanya para ulama dan tokoh agama sesat yang menjadi biang kerok perpecahan di tubuh umat dan berpaling dari ajaran agama yang murni.
Di antara mereka ada yang berusaha membenturkan ayat-ayat Al-Qur'an seakan-akan terdapat sisi kontradiktif antara ayat satu dengan ayat yang lain atau berbantah-bantahan dalam ayat-ayat Allah dengan cara yang bathil yang bertujuan untuk membasmi dan mengubur kebenaran dengan bantuan Iblis sehingga perbuatan jahat dan keji tersebut nampak, seakan suatu kebaikan serta menyangka mereka di atas kebenaran dan istiqamah.
Dengan berbagai usaha dan cara, Ahli bid'ah tidak bosan-bosannya melakukan pembusukan sunnah dari dalam dan menciptakan kekacauan dalam agama untuk membuat bingung orang-orang awam sehingga kebatilan dan kebid'ahan mereka tetap laku di masyarakat.
Namun Allah Subahanahu wata’aala selalu menjaga dan mengamankan kemurnian agama ini dengan adanya para ulama sunnah yang tetap gigih dan penuh keikhlasan dalam membela sunnah dan menghasung kesesatan para penyeleweng ajaran, menghasung kebatilan dan takwil-takwil bathil para tokoh jahil.
Alam kehidupan ini tidak akan pernah sepi dari para ulama sunnah yang mulia lagi kaya ilmu yang tetap komitmen, bersungguh-sungguh dan tegar, penuh ketabahan untuk membela Al Kitab dan As Sunnah.
Mereka terus-menerus memberikan bantahan lugas dan jelas terhadap setiap Ahli bid'ah, tokoh kesesatan dan pen-dukung kebatilan serta penyebar kerusakan.
Di antara para ulama di akhir abad ketiga yang sangat gigih dan tegas membela sunnah dan menghasung kebid'ahan adalah Imam Abu Muhammad Al Hasan bin Ali Al Barbahariy, (wafat tahun 329 H). Beliau telah mendapat ujian berat dalam rangka mempertahankan sunnah dan membela aqidah Ahli sunnah wal jamaah serta melawan berbagai macam serangan Ahli bid'ah bahkan tidak merasa gentar dan patah semangat dalam rangka membongkar kebatilan dan cacat mereka yang selama ini mereka sembunyikan.
Saya sedang menggarap tulisan agung karya ulama besar yang berjudul "SYARHUS SUNNAH", sebuah buku yang sangat berkualitas dan berbobot ditambah dengan kandungan ilmiah yang sangat tinggi. Penulis sangat komitmen terhadap manhaj salaf bahkan beliau berusaha memperjelas aqidah salaf yang bersandar kepada Al Qur'an dan As Sunnah serta memberi peringatan keras dan tegas terhadap kesesatan Ahli bid'ah dan penjelasan lugas tentang kebatilan dan kesesatan mereka serta membongkar borok kebid'ahan mereka secara tuntas.
Saya beranggapan bahwa mentahqiq dan mengoreksi kembali buku ini merupakan suatu keharusan sebagai bentuk usaha mulia dan berharga untuk menghidupkan kembali aqidah Ahli sunnah. Oleh sebab itu, saya telah membulatkan tekad untuk mengoreksi kembali buku ini dengan disertai studi ilmiyah tentang biografi penulis dan karya-karyanya untuk menambah kesempurnaan usaha di atas.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Syaikh Falih bin Nafi' Al Harbiy yang telah banyak memberi motivasi dan dukungan yang berharga serta mulia dalam rangka menuntaskan penulisan ulang buku ini. Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik balasan terhadap usaha tersebut.
Semoga Allah menjadikan usaha ini ikhlas untuk mencari ridha-Nya dan semoga Allah memberi taufiq kepada kita untuk meraih segala apa yang dicintai dan diridhai-Nya.
Nama, Kunyah dan Nasab
Dia seorang imam, Mujahid, tokoh ulama panutan lagi disegani yang bermadzhab Hambali dan pemuka ulama pada zamannya, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Kholaf Al Barbahariy nisbat kepada daerah Barbahar salah satu daerah lembah di benua India.1
Tempat lahir
Tidak ada referensi yang cukup untuk menjelaskan seeara detail tentang sejarah kelahiran beliau, namun menurut penemuan saya, beliau lahir dan besar di Baghdad sebagaimana yang dikenal dan masyhur di kalangan kaum muslimin terutama para alim ulama.
Imam Al Barbahariy banyak bergaul dengan para ulama murid-murid imam Ahli sunnah Ahmad bin Hambal dan beliau banyak mengambil ilmu dari mereka dan kebanyakan mereka berasal dari Baghdad. Yang demikian ini menjadi bukti bahwa beliau besar dan tumbuh di tengah lingkungan ilmu yang kental dengan sunnah yang memberi pengaruh besar pada dirinya.
Guru dan Petualangan Beliau Dalam Mencari Ilmu.
Imam Al Barbahariy sangat menonjol dalam petualangan mencari ilmu dan memiliki perhatian besar dalam ilmu agama. Beliau banyak menimba ilmu dari para imam dan ulama dari sahabat imam Ahmad bin Hambal namun sangat disayangkan guru beliau yang tercantum dalam literatur Islam hanya dua orang saja:
Kedudukan dan Pujian Para Ulama
Imam Al Barbahariy seorang imam yang sangat disegani, tegas dalam menyampaikan kebenaran, pengajak kembali kepada sunnah dan atsar. Beliau memiliki kedudukan mulia di kalangan para pemimpin dan para pembesar negara.
Majlis ta'limnya dipenuhi dengan pengajian tentang ilmu hadits, atsar dan fikih yang dihadiri oleh para imam Ahli hadits dan fiqih.4
Abu Abdullah Al Faqih berkata: "Jika ada orang yang berasal dari Baghdad senang terhadap Abul Hasan bin Basysyar dan Abu Muhammad Al-Barbahariy, ketahuilah dia termasuk Ahli sunnah." 5
Di antara hal-hal yang menjadi bukti bahwa beliau seorang ulama yang disegani dan memiliki kedudukan mulia:
Murid beliau Ibnu Baththah berkata: "Saya mendengar Al Barbahary ketika seorang jamaah haji berkata: 'Wahai kaumku! Jika beliau butuh bantuan seratus ribu dinar dan seratus ribu dinar hingga lima kali lipat maka aku siap membantunya.'"
Ibnu Baththah berkata: "Jika beliau menghendakinya maka dia bisa memperolehnya dari para jamaah."
Adapun pujian para ulama terhadapnya antara Iain:
Ibnu Abu Ya'la berkata: "Dia seorang pemuka ulama di tengah kaumnya, terdepan dalam anti kemunkaran dan berlepas diri dari kebatilan baik dengan tangan atau lisan. Beliau sangat disegani dan terhormat di hadapan para pemimpin dan para sahabatnya, dia salah seorang imam yang berilmu dan banyak hafalannya, serta mumpuni dan terpercaya dalam meriwayatkan atsar"
Imam Adz Dzahabi dalam kitab Al 'Ibar berkata: "Dia seorang Ahli fikih dan tokoh panutan, ulama terkemuka dari kalangan madzhab Hambali di Iraq baik dalam pemikiran, kedudukan dan kebersihan hidupnya. Beliau memiliki posisi dan kedudukan yang sempurna."
Ibnul Jauzi berkata: "Dia seorang ulama pengumpul ilmu, zuhud, dan sangat tegas terhadap Ahli bid'ah." Ibnu Katsir berkata: "Beliau seorang ulama yang zuhud, ulama Ahli fikih dari kalangan madzhab Hambali, sangat Ahli dalam memberi nasihat dan sangat tegas dan keras terhadap Ahli bid'ah dan pelaku maksiat, serta sangat berwibawa dan disegani oleh orang alim dan orang awam."
Sikap Zuhud dan Wara' Beliau
Imam Al Barbahariy sangat dikenal kezuhudan dan wara' nya dan sebagai bukti kuat apa yang telah dituturkan oleh Abul Hasan bin Basysyar: "Imam Al Barbahariy telah berlepas diri dari harta warisan dari bapaknya sebanyak tujuh puluh ribu dirham."
Ibnu Abu Ya'la berkata: "Imam Al Barbahariy memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan dalam urusan agama."
Sikap Beliau Terhadap Ahli Bid'ah.
Imam Al Barbahariy bersikap sangat tegas terhadap Ahli bid'ah dan sangat gencar dalam memerangi mereka baik dengan tangan atau lisan tanpa keluar dari kaidah Ahli sunnah dalam mengambil sikap dan bermuamalah terhadap mereka.
Beliau sangat komitmen dengan kemurnian ajaran dan pro aktif dalam menyingkirkan kotoran bid'ah dan hawa nafsu baik dari pemikiran Jahmiyah, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Tasawuf, Syiah dan Rafidhah.
Dalam buku ini beliau sangat memperhatikan bahaya bid'ah dari mulai yang kecil hingga yang besar sebagaimana yang beliau katakan dalam masalah nomor (6): "Waspadalah terhadap bid'ah meskipun dianggap remeh, sebab bid'ah yang remeh dan kecil bila dibiarkan akan menjadi besar."
Beliau juga menjelaskan bahaya penyebaran bid'ah dan memberi peringatan keras kepada kita agar tidak terjatuh ke dalam cara-cara dan praktek kebid'ahan sebagaimana ucapan beliau pada masalah nomor (8): "Perhatikanlah setiap ucapan orang pada zamanmu, jangan tergesa-gesa dan cepat membenarkan suatu dari ucapan tersebut hingga kamu bertanya dan memperhatikan apakah ucapan itu pernah disampaikan oleh para sahabat Nabi atau para ulama Ahli sunnah? Jika kamu mendapatkan atsar dalam hal tersebut peganglah dan jangan sampai kamu melampaui batas, dan jangan memilih - milih darinya sehingga kamu terjatuh dalam Neraka."
Beliau juga berkata dalam masalah nomor (9): "ketahuilah, orang yang tersesat dari jalan lurus ada dua macam; pertama orang yang tersesat dari jalan lurus sementara dia tidak menginginkan kecuali kebaikan, maka kekeliruan orang tersebut tidak boleh diikuti karena ia telah hancur, dan kedua orang yang sengaja menentang kebenaran dan menyelisihi orang-orang bertaqwa dari generasi sebelum mereka, dialah orang yang telah tersesat dalam kesesatan dan menyesatkan."
Beliau juga dalam nomor (64) berkata: "Jika ada seorang yang suka menghujat dan menolak atsar atau mengingkari hadits Rasul Sholallohu’alaihi wasallam maka jadikanlah dia seorang yang tertuduh dalam Islam sebab dia seorang yang buruk pemikiran dan madzhabnya."
Beliau dalam masalah nomor (101) berkata: "Ketahuilah kebid'ahan hanya tumbuh dan datang dari kaum puritan lagi kerdil ilmu yang suka ikut-ikutan dan mudah terombang-ambing oleh arus."
Masih banyak ucapan beliau yang sangat bagus dan berbobot dalam buku ini yang memberi gambaran secara jelas tentang karakter Ahli bid'ah seakan-akan kamu menyaksikan mereka di depan mata, maka perhatikanlah ucapan beliau: "Perumpamaan Ahli bid'ah laksana kalajengking yang mengubur kepala dan badannya di dalam tanah lalu mengeluarkan ekornya yang berbisa, dan bila ada kesempatan ia langsung tanpa gamang menyengatmu, begitu juga Ahli bid'ah yang senantiasa bersembunyi dari penglihatan orang dan ketika mendapat kesempatan ia langsung tanpa gamang menyebarkan racun dan bisa kebid'ahan.6
Jadi, beliau bersikap sangat tegas terhadap Ahli bid'ah sebagai bukti betapa tingginya perhatian beliau terhadap sunnah dan betapa besarnya ghirah beliau terliadap sunnah saat ada orang sesat ingin menghantamnya. Sikap seperti itu bisa menjadi contoh mulia sebagai bentuk sikap ulama Ahli sunnah terhadap Ahli bid'ah dan kebatilan dan kesesatan.
Murid-murid beliau
Banyak orang yang menimba ilmu dan mengambil faidah agama dari beliau karena beliau adalah tokoh panutan dalam ilmu dan kemuliaan.
Di antara murid-murid beliau:
Al Khathib berkata: "Telah sampai kepadaku bahwa dia suka hidup sederhana dan memiliki madzhab sangat bagus namun sering meriwayatkan atsar yang mungkar dan batil."9
Mutiara Ucapan Beliau
Abu Abdullah Bin Baththah berkata: "Saya mendengar Abu Muhammad Al Barbahariy berkata: 'Duduk- duduk untuk saling memberi nasihat adalah pembuka pintu faidah, sedangkan duduk-duduk untuk berdebat adalah penutup pintu faidah.' Beliau berkata: 'Manusia berada dalam ketertipuan terus- menerus.'"
Di antara syair beliau:
Barangsiapa yang puas dengan apa yang dimiliki maka dia menjadi orang kaya dan selalu tetap di alas agama
Betapa tingginya kedudukan qana'ah membuat orang rendahan menjadi mulia.
Jiwa seseorang menjadi sempit ketika dalam kemiskinan namun bila ia mendekat kepada Tuhannya semua menjadi luas.
Karya-karya Beliau
Para penulis biografi beliau menyebutkan bahwa beliau memiliki banyak tulisan, namun saya tidak mendapatkan karya-karya ilmiyah beliau kecuali hanya tulisan ini dan penjelasannya akan diuraikan nanti.
Cobaan dan Wafat Beliau
Dikarenakan kedudukan imam Al Barbahariy yang tinggi dan mulia, berwibawa lagi disegani oleh semua kalangan baik yang alim atau yang awam dan terhormat di kalangan para pemimpin maka Ahli bid'ah senantiasa membuat makar untuk memperdaya beliau dalam rangka untuk menghancurkan karier beliau dan menjilat kepada para pemimpin hingga Khalifah Al Qahir memerintahkan kepada menterinya, Ibnu Muqlah pada tahun 321 H untuk menangkap Imam Al Barbahariy dan para sahabatnya lalu beliau bersembunyi, dan sebagian besar sahabatnya ditangkap dan dibawa ke Bashrah. Dan Allah membalas perbuatan Ibnu Muqlah yang akhirnya sang Khalifah marah kepadanya sehingga dia melarikan diri lalu dipecat oleh Khalifah Al Qahir dari jabatannya dan rumahnya dilempari api. Kemudian dia ditangkap pada tanggal 6 bulan Jamadil akhir tahun 322 H kemudian dimasukkan penjara dan disiksa dengan dicongkel kedua matanya hingga menjadi buta.
Lalu imam Al Barbahariy kembali lagi kepada kedudukan semula di negeri itu hingga ketika Abu Abdullah bin Arafah yang dikenal dengan Nafthawaih wafat, banyak sekali orang yang hadir untuk menshalatkan jenazahnya dan Imam Al Barbahary mendapat kehormatan untuk menjadi imam shalat jenazah tersebut. Demikian itu terjadi pada bulan Safar tahun 323 H dan pada tahun itu beliau semakin naik daun dan tenar serta para sahabat beliau semakin diperhitungkan, mereka lebih berani dalam melarang segala kebid'ahan dan melawan Ahli bid'ah.
Ketika imam Al Barbahariy melewati daerah bagian barat lalu beliau bersin dan para sahabat beliau mendoakan hingga terdengar suara gemuruh maka sang khalifah mendengarnya dari dalam tandunya kemudian bertanya tentang kejadian tersebut dan dikabarkan kepadanya hingga sang khalifah merasa takjub dengan sikap tersebut.
Para Ahli bid'ah tidak bosan-bosan untuk terus-menerus membuat makar keji dan kebohongan dengan menjilat kepada khalifah Ar Radhiy, mereka berusaha memfitnah imam Al Barbahariy hingga Khalifah Ar Radhiy memerintahkan Badr Al Harasiy kepala polisi bagian transportasi dan komunikasi di daerah Baghdad, agar melarang para sahabat imam Al Barbahariy berkumpul dan bertemu.
Maka Al Barbahariy dengan gerak cepat mcncari tempat persembunyian dan pindah dari daerah bagian barat menuju bagian timur lalu bersembunyi di daerah tersebut hingga beliau wafat dalam masa persembunyian pada bulan Rajab tahun 329 H.
Ibnu Abu Ya'la berkata: "Telah bercerita kepadaku bahwa Muhammad bin Hasan Al Muqriy berkata bahwasannya kakek dan nenekku berkata kepadaku: 'Abu Muhammad Al Barbahariy bersembunyi di rumah saudari Tuzun di daerah bagian timur daerah Al Hammam jalan raya As Silsilah, selama satu bulan dalam persembunyian, beliau terserang pendarahan hebat hingga wafat.' Ketika beliau wafat, saudari Tuzun berkata kepada pembantunya: 'Carilah orang yang Ahli dalam memandikan mayyit, maka datang seorang yang Ahli dalam memandikan mayyit ke rumah lalu pintu ditutup agar tidak diketahui oleh orang kemudian orang tersebut menshalatkan sendirian.'"
Pada saat pemilik rumah melihat dari kejauhan tampak ruangan rumah dipenuhi kaum laki-laki yang berpakaian putih dan hijau maka ia berusaha untuk mendekati namun ketika shalat jenazah usai mereka menghilang, lalu pemilik rumah memanggil pembantu tersebut lalu berkata: "Wahai Hajjam, kamu telah menghancurkanku bersama saudaraku. Lalu pembantu berkata: 'Wahai Tuanku engkau juga melihat apa yang aku lihat?' Ia menjawab: 'Ya'. Pembantu berkata: ' I n i l a h kunci-kunci rumah dan rumah dalam keadaan tertutup.' Saudari Tuzun berkata: 'Kuburlah dia di dalam rumahku dan jika nanti aku meninggal dunia kuburlah di sisinya.'"
Semoga Allah merahmati imam Al Barbahariy dan memberi balasan yang besar, dia seorang imam dan tokoh panutan, pembela sunnah dan sangat keras terhadap Ahli bid'ah dan kaum zindiq.
Rujukan Pengambilan Kisah di atas
1. Tabaqatul Hanabilah, Ibnu Abu Ya'la.
2. Al Muntadzim, Ibnul Jauzi,
3. Al Kamil Fit Tarikh, Ibnul Atsir
4. Al 'Ibar Fi Khabar min Ghubar, Adz Dzahabiy.
5. Siyar A 'lamin Nubala', Adz Dzahabiy
6. Tarikhul Islam, Adz Dzahabiy.
7. Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir
8. Al wafi bil Wafayaat, Ash Shafady
9. Mira'atulJinan, Yafi'ii.
10. Syadzaratudz dzahab, Ibnul 'Ammad.
Catatan Penting.
1. Sebagian orang dalam menguraikan tentang biografi imam Al Barbahariy menuturkan bahwa Abul Hasan Al Asy'ary ketika masuk Baghdad, imam Al Barbahariy mendatanginya lalu Al Asy'ary berkata: "Saya sering membantah Al Jubaiy dan Abu Hasyim, saya mampu mengalahkan mereka dan mengalahkan Yahudi, Nashrani dan Majusi. Saya juga saling adu argumentasi dengan mereka hingga banyak pembicaraan tentang ilmu kalam dengan mereka." Maka ketika beliau diam imam Al Barbahariy berkata kepadanya: "Saya tidak mengetahui sama sekali apa yang anda bicarakan baik sedikit ataupun banyak dan saya tidak mengenal kecuali apa yang diucapkan oleh Abu Abdullah Ahmad bin Hambal." Lalu Al Asy'ary keluar darinya kemudian mengarang kitab Al Ibanah, namun Al Barbahariy menolak isi kitab itu, dan beliau kurang terkenal di Baghdad hingga dia hengkang dari daerah Baghdad.
Bantahan Terhadap Kisah Di Atas.
Pertama: Pengulasan cerita di atas dilakukan oleh Abu Ali Al Ahwazi dalam kitabnya yang memuat tentang kesalahan imam Al Asy'ary. Dan Ibnu Ya'la menuturkan tentang dia dalam kitab Tabaqat Al Hanabilah bahwa saya pernah membaca di hadapan Ali Al Qurasyi dari Hasan Al Ahwazi berkata bahwa saya telah mendengar Abu Abdullah Al Hamrany................
Kedua: Cerita di atas bersumber dari Abu Ali Al Hasan bin Ali Al Ahwazi Al Muqry dan dia adalali perawi sangat lemah karena tertuduh dalam periwayatan hadits dari sebagian para Syaikh.10
Ketiga: Ibnu 'Asakir dalam kitab "Tabyinul Kidzbil Muftary" berkata: "Cerita Al Ahwazi tentang Al Barbahariy penuh kepalsuan dan kebohongan, terbukti dalam ungkapannya yang berbunyi: 'Beliau tidak terkenal di Baghdad sampai beliau hengkang dari daerah Baghdad.' Cerita tersebut sangat jauh api dari panggangnya sebab beliau tidak pernah meninggalkan dan pisah dari Baghdad serta tidak pernah pergi dari daerah tersebut bahkan beliau wafat dan dikubur di Baghdad."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga membenarkan ucapan Ibnu 'Asakir di atas seperti yang telah dikutip dalam Majmu' Fatawa AlKubra. (5/285)
Begitu juga imam Adz Dzahaby mendhaifkan cerita tersebut dalam kitab Siyar (5/90) beliau menyebutkan cerita di atas dan ketika menuturkan biografi imam Al Asy'ary dalam "Siyar" (15/89) beliau berkata: "Al Ahwazi telah menulis seputar kesalahan Ibnu Abu Bisyr yakni Asy'ary yang banyak mengandung unsur kepalsuan dan dusta."
Dan Abul Qasim atau Ibnu 'Asakir juga mengumpulkan cerita seputar manaqib beliau dan ada beberapa faidah yang tidak benar.
Dengan demikian cerita tentang imam Al Barbahariy di atas sangat tidak bisa dibenarkan.
2. Al Kautsariy Al Mariq semoga Allah memberi balasan setimpal dengan perbuatannya, telah berusaha membuat cerita bohong tentang imam Al Barbahariy ketika dia membuat ta'liq terhadap Tabyin Kidzbil Muftary, dia berusaha mengarang kepalsuan, kebohongan dan tuduhan keji. Di sini bukan tempatnya untuk membongkar kebohongan dan kedustaan Al Kautsariy terhadap para ulama Ahli sunnah, dia sangat terkenal kebenciannya terhadap para ulama Ahli sunnah, dia berada dalam kesesatan yang nyata. Para ulama salafiyyin telah mengungkap borok kekejian dan kesesatannya namun saya sampaikan di sini sekedar untuk mengingatkan.
Al kautsariy Al Mariq telah menuduh imam Al Barbahariy seorang pembawa obor dan biang keladi fitnah, jauh dari ilmu. Para sahabat dan pengikutnya kebanyakan kaum puritan dan lemah akal serta sampah masyarakat.
Tuduhan keji lagi bohong di atas tidak perlu ditanggapi dan dibantah dan hanya kepada Allah kami serahkan urusan orang-orang pendusta lagi keluar dari kebenaran.
Judul Buku
Pengarang tidak menyebutkan judul buku secara jelas baik di awal, tengah atau di akhir pembahasan. Bisa jadi sangat dipengaruhi oleh isi buku yang hanya memuat penjelasan dan keterangan tentang masalah yang berkaitan dengan pengenalan terhadap Sunnah (Aqidah) serta penjelasan karakter Ahli sunnah dan para penentang sunnah. Pembahasan masalah sunnah (aqidah) dalam buku ini sebagai bukti kuat bahwa pengarang ingin menjelaskan secara ringkas dan lugas tentang masalah sunnah dan menyampaikan kepada Ahli sunnah pada zamannya sehingga buku ini tidak perlu diberi judul khusus.
Tulisan ini membuat berbagai masalah keyakinan dan itiqad yang dikenal pada zaman penulis dan sebelumnya dengan istilah sunnah sebagaimana Imam Ahmad bin Hambal telah memberi nama kitabnya tentang masalah aqidah dengan judul As Sunnah, begitu juga putranya Abdullah, Al Khalal, Al Maruzy, Al Lalika'i dan Ibnu Jarir, dan masih banyak ulama lain yang memberi sebutan kitab aqidah dengan judul As sunnah. Oleh sebab itu buku ini dikenal sebagian besar orang dengan judul Syarhus Sunnah.
Ibnu Abu Ya'la berkata: "Imam Al Barbahariy menulis banyak buku, antara lain kitab Syarhus Sunnah."
Adz Dzahaby berkata: "Abu Muhammad Al Barbahariy telah menulis banyak karya tulis dan buku, antara lain Syarhus Sunnah."11
Banyak Ahli sejarah memberi sebutan buku ini dengan judul Syarhus Sunnah. Dan judul ini yang ditemukan dalam tulisan asli.
Judul dan Isi Buku
Imam Al Barbahariy memulai penulisan bukunya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah serta pengakuan tulus terhadap segala karunia dan nikmat-Nya. Kemudian beliau menegaskan bahwa Islam adalah sunnah dan sunnah adalah Islam dan mendorong semua umat agar tetap teguh di atas Jamaah. Lalu beliau menjelaskan bahwa landasan sunnah dan orang yang menjadi penafsir sunnah secara benar adalah para sahabat Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam.
Beliau sangat menganjurkan dengan keras untuk mengambil ajaran agama dari mereka dan memberi ancaman keras kepada siapa saja yang menentang mereka dan pada akhirnya dia pasti tersesat dan membuat kebid'ahan.
Beliau juga memberi peringatan keras kepada semua umat agar tidak mengikuti ajaran Ahli bid'ah yang menentang sunnah. Kemudian memberi peringatan keras terhadap bahaya bid'ah dan tindakan meninggalkan sunnah.
Beliau memberi peringatan keras terhadap segala kebid'ahan sekecil apapun sebab keburukan diawali dengan perkara kecil dan remeh lalu membesar dan beliau juga memperingatkan segala bentuk dan cara yang ditempuh Ahli bid'ah untuk mengajak kepada kebid'ahan.
Beliau juga menjelaskan secara gamblang metode dan langkah Ahli bid'ah dalam menyebarkan kebid'ahan dan kebatilan.
Kemudian beliau mengajak dan memberi motivasi untuk mengikuti sunnah dan meninggalkan kebid'ahan, dan beliau juga memperingatkan terhadap bahaya qiyas dan membuat perumpamaan dalam masalah Sunnah serta mengajak setiap muslim hanya beriman dan membenarkan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
Beliau juga memberi peringatan keras terhadap bahaya berbantah-bantahan, berdebat dan adu argumentasi karena semua tindakan itu menumbuhkan keragu-raguan dalam hati.
Kemudian penulis menjelaskan keyakinan yang benar dalam masalah Asma' dan Sifat.
Beliau juga berbicara tentang masalah keimanan bahwa Allah bisa dilihat pada hari kiamat dan beriman terhadap Mizan, Adzab Kubur, Telaga Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dan setiap Nabi memiliki telaga, syafaat, Shirath, para Nabi dan malaikat, Surga dan Neraka, Dajjal, dan turunnya Isa 'alaihissalam pada akhir zaman.
Penulis juga berbicara masalah iman bahwa iman terdiri dari ucapan dan perbuatan, niat dan tindakan, bisa bertambah dan berkurang.
Sebaik-baik umat setelah Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam adalah Abu Bakar Radhiyallohu’anhu, Umar Radhiyallohu’anhu, Utsman Radhiyallohu’anhu dan Ali Radhiyallohu’anhu lalu para sahabat yang telah mendapat jaminan masuk surga kemudian kaum Muhajirin pertama dan kaum Anshar lalu para sahabat yang telah bersanding dengan Nabi Sholallohu’alaihi wasallamsesuai masa dan waktu masing-masing. Beliau mengajak untuk selalu berdoa dengan rahmat kepada mereka dan tidak menyebut-nyebut mereka kecuali kebaikan mereka saja.
Kemudian beliau mendorong kepada kita agar mentaati pemimpin dan tidak boleh seorang bermalam tidur memiliki niat berlepas diri dari pemimpin, baik dari seorang pemimpin yang shalih atau jahat, serta haji dan jihad bersama pemimpin untuk selama-lamanya.
Beliau menjelaskan bahwa Khilafah hanya dari Quraisy dan beliau memberi peringatan keras terhadap bahaya keluar dari para pemimpin meskipun mereka jahat, sebab tidak ada dalam ajaran Ahli sunnah ajakan untuk memerangi pemimpin karena memerangi pemimpin akan menimbulkan kerusakan agama dan dunia.
Kemudian beliau membolehkan untuk memerangi kaum Khawarij bila mereka mengganggu kaum Muslimin dan beliau memberi cara untuk mensikapi kaum Bughat.
Penulis juga menjelaskan bahwa tidak boleh mentaati makhluk dalam rangka bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tidak boleh memberi kesaksian tentang kebaikan dan keburukan secara pasti sebab tidak diketahui nasib akhir kematian seseorang.
Pintu taubat terbuka bagi setiap pelaku dosa.
Beliau menjelaskan bahwa hukum rajam benar, mengusap sepatu bot termasuk sunnah dan begitu juga mengqashar shalat dalam keadaan bepergian.
Penulis menguraikan hakekat nifak kemudian beliau memaparkan tentang hukum yang berkaitan dengan kehidupan dunia dan bagaimana seorang muslim bersikap terhadap Ahli kiblat.
Lalu penulis memaparkan tentang perbuatan yang menjadi penyebab kufur bagi orang yang melakukannya dan beliau mengulas lagi tentang sikap yang benar dalam beriman terhadap Asma' dan Sifat.
Penulis juga menguraikan secara lugas bahwa barang-siapa yang menyatakan bahwa Allah bisa dilihat di dunia berarti telah kafir. Dan beliau juga memberi peringatan keras bahaya berfikir tentang Dzat Allah Subahanahu wata’aala, sebab demikian itu cara-cara yang ditempuh Ahli bid'ah dan hanya menimbulkan kebimbangan dalam hati serta bertentangan dengan petunjuk Nabi kelika beliau melarang keras dalam berfikir tentang Dzat Allah.
Beliau juga menjelaskan bahwa segala macam makhluk yang mengganggu dan binatang buas serta hewan melata semuanya ada di bawah perintah Allah dan tidak mengganggu kecuali atas izin Allah. Beliau berbicara tentang masalah ilmu Allah dan Dia mengetahui segala sesuatu.
Kemudian beliau berbicara masalah hukum pernikahan dan thalak yang termasuk masalah yang mutawatir dan dikenal oleh kebanyakan Ahli sunnah.
Penulis juga menjelaskan bahwa darah seorang muslim tidak halal kecuali karena tiga perkara, pezina setelah menikah, pembunuh jiwa yang mukmin dan orang yang murtad dan keluar dari jamaah.
Kemudian beliau menjelaskan tentang fenomena kehancuran alam semesta pada hari kiamat dan penjelasan seputar masalah yang berkaitan tentang hukum Allah kepada para makhluk nanti pada hari kiamat.
Kemudian beliau mengajak dan mendorong untuk ikhlas beramal karena Allah dan rela menerima semua ketentuan Allah serta bersikap sabar terhadap seluruh musibah.
Kemudian beliau menuturkan sekilas tentang hukum shalat Jenazah.
Dan beliau juga berbicara bahwa setiap tetesan hujan dari langit disertai oleh malaikat untuk meletakkan air hujan tersebut sesuai yang telah diperintahkan Allah.
Orang-orang musyrik yang di masukkan ke dalam sumur Badar yang meninggal di perang Badar mendengar ketika diajak bicara oleh Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam.
Penulis menjelaskan bahwa orang sakit diberi pahala sebagai balasan dari sakitnya dan orang yang mati syahid mendapat balasan pahala karena terbunuh.
Sesungguhnya anak-anak kecil ketika terkena musibah merasakan kesakitan.
Tidak seorangpun masuk Surga melainkan atas rahmat Allah dan tidak seorangpun masuk Neraka melainkan hanya karena dosa yang ia perbuat.
Beliau juga menguraikan karakter utama pengikut kebatilan dan kesesatan yaitu suka menolak dan membantah atsar.
Dan penulis juga menuturkan bahwa Al-Qur'an lebih butuh terhadap sunnah daripada sunnah terhadap Al-Qu r'an.
Beliau juga memberi peringatan keras terhadap bahaya debat, adu argumentasi dan adu mulut serta berbantah-bantahan soal masalah takdir.
Penulis memaparkan bahwa setiap orang wajib beriman terhadap peristiwa Isra' dan segala apa yang diperoleh Nabi, baik berupa tanda-tanda kekuasaan Allah dan petunjuk agama.
Beliau juga berbicara masalah ruh orang-orang yang mati Syahid, orang-orang mukmin, orang-orang kafir dan orang-orang jahat dengan penjelasan kedudukan masing-masing ruh tersebut.
Kemudian beliau berbicara masalah kalamullah dan Allah Subahanahu wata’aala, telah mengajak bicara Musa dengan suara. Dan beliau juga menuturkan bahwa akal merupakan pemberian Allah sejak lahir dan Allah memberikan kelebihan akal bagi masing-masing manusia berbeda-beda.
Beliau juga berbicara masalah pentingnya nasihat kepada kaum muslimin.
Kemudian beliau juga berbicara tentang kebesaran Allah. Beliau menjelaskan bahwa kabar gembira ketika meninggal dunia ada tiga macam sebagaimana yang telah beliau uraikan dalam buku ini.
Lalu beliau mengulas sekali lagi tentang masalah Allah bisa dilihat pada hari kiamat.
Dan beliau mengulas kembali bahaya berdebat, berbantah-bantahan dan adu mulut dalam masalah agama serta bahaya ilmu kalam.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa Allah akan menyiksa penghuni Neraka dengan cambuk, rantai dan belenggu, dan beliau memberi bantahan terhadap pemikiran Jahmiyah dalam masalah ini.
Lalu beliau juga berbicara masalah hukum shalat dan zakat, masuk Islam bisa ditandai dengan mengucapkan dua kalimat syahadah.
Sesungguhnya Allah tidak akan ingkar janji dan seorang muslim wajib beriman terhadap seluruh syariat. Kemudian beliau menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan jual-beli.
Dan penulis juga berbicara tentang keadaan orang-orang beriman di dunia dan semua orang harus selalu merasa khawatir selagi masih hidup di dunia.
Beliau menjelaskan bahwa pelaku dosa dan maksiat tidak boleh putus harapan dengan rahmat Allah dan harus selalu baik sangka terhadap Allah.
Seorang mukmin harus beriman bahwa Allah menampakkan kepada Nabi apa yang diperbuat oleh umatnya hingga nanti hari kiamat.
Kemudian beliau berbicara masalah perpecahan umat dan munculnya bcrbagai firqah sesat dan beliau menjelaskan secara global karakter Ahli sunnah dan Ahli bid'ah.
Kemudian beliau menjelaskan keharaman nikah mut’ah
Lalu beliau menjelaskan kedudukan dan keutamaan Bani Hasyim begitu juga keutamaan kabilah Quraisy dan orang-orang Arab, serta mengajak kepada semua umat untuk mengenali kemuliaan mereka.
Kemudian beliau berbicara tentang kesesatan, kebid'ahan dan bahaya pemikiran Jahmiyah. Kemudian beliau menjelaskan tentang masalah lafadz atau orang yang mengatakan bahwa pengucapan saya akan Al-Qur'an adalah makhluk, maka beliau memperingatkan kaum muslimin terhadap ucapan tersebut, dan beliau juga menyebutkan hukum orang yang mengucapkan perkataan itu.
Kemudian beliau masih mengulas pemikiran Jahmiyah dan membongkar seluruh kesesatan mereka serta sikap ulama Ahli sunnah terhadap mereka.
Beliau juga menjelaskan bahwa kebid'ahan muncul dari kalangan orang-orang puritan lagi kerdil ilmunya yang gampang terombang-ambing oleh arus kesesatan.
Kemudian beliau menguraikan sekilas tentang sebagian karakter Ahlul haq dan Ahli sunnah. Dan beliau menyatakan bahwa ilmu itu bukan karena banyaknya riwayat dan kitab akan tetapi kemauan untuk mengikuti atsar.
Kemudian beliau melarang keras dalam mengikuti ra 'yu, qiyas dan takwil.
Lalu beliau mendorong kepada seluruh umat agar mengikuti sunnah, petunjuk Nabi dan para sahabat. Beliau juga memberi peringatan keras tentang bahaya kebid'ahan dan Ahli bid'ah lalu penjelasan tentang akar bid'ah dan cabang-cabangnya.
Beliau juga mengajak semua umat agar selalu berpegang teguh kepada perkara generasi pertama lagi murni.
Beliau bersikap tegas dalam mengajak seluruh umat agar bersikap tunduk patuh terhadap isi buku ini yang berkaitan dengan aqidah dan mengambil isi buku ini merupakan suatu hal yang wajib.
Kemudian beliau menjelaskan sikap seorang muslim ketika menghadapi fitnah.
Dan beliau melarang keras kepada setiap orang Islam dari ilmu perbintangan kecuali untuk suatu yang sangat penting. Dan beliau melarang duduk-duduk dan berbicara dengan para Ahli perbintangan.
Beliau juga menjelaskan pentingnya takut kepada Allah dan itulah jalan orang-orang shalih. Beliau melarang dengan keras duduk-duduk bersama Ahli tasawwuf yang tersesat dari sunnah.
Dan beliau juga menjelaskan sikap seorang muslim terhadap perselisihan yang terjadi di kalangan para sahabat dan beliau juga menguraikan tentang hukum fikih seputar mencari rizki dan berusaha. Dan beliau berbicara soal hukum shalat di belakang Ahli bid'ah secara jelas.
Kemudian beliau mengulas kembali seputar hukum-hukum fikih dan kedudukan amar ma 'ruf nahi mungkar.
Kemudian beliau menjelaskan sebagian karakter Ahli kebatilan dan kesesatan yaitu suka menghujat terhadap sahabat Nabi dan menghujat atsar.
Lain beliau mengulas lagi pentingnya taat terhadap pemimpin dan sabar terhadap kedzaliman para pemimpin serta selalu berdoa untuk kebaikan para pemimpin dan itulah karakter Ahli sunnah. Kemudian beliau menyebutkan kembali karakter Ahli bid'ah dan kebatilan. Beliau juga mengulangi penjelasan tentang karakter Ahli sunnah.
Beliau menjelaskan bahwa semua bentuk kebid'ahan pasti akan mengajak kepada peperangan. Kemudian beliau dengan panjang lebar menjelaskan tentang sifat dan kriteria Ahli bid'ah dan pengikut kesesatan dan kebatilan serta beliau melarang keras untuk mendengar terhadap (ucapan) Ahli bid'ah
dan duduk-duduk bersama mereka.
Beliau juga mengulas kembali bahaya berdebat, berbantah-bantahan dan adu mulut dan beliau mengajak untuk berpegang teguh dengan sunnah dan atsar, serta berdiam diri dari ayat-ayat yang mutasyabih, dan beliau juga melarang berdebat dengan Ahli bid'ah dan condong terhadap mereka.
Kemudian beliau mengulas kembali karakter Ahli bid'ah secara panjang lebar, dan beliau melarang bergaul dan berdebat dengan mereka. Beliau juga memberi penjelasan tentang Ahli bid'ah dan pemikiran mereka dan kapan seorang bisa dikatakan Ahli sunnah.
Dan beliau memberi peringatan keras tentang kebid'ahan yang timbul pada masanya seperti bid'ah Irja', Syiah dan Rafidhah.
Kemudian beliau berbicara masalah sahabat dan sikap seorang muslim terhadap mereka.
Beliau menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingkar atau ragu-ragu terhadap satu huruf dari Al-Qur'an atau sebagian riwayat dari sunnah Nabi Sholallohu’alaihi wasallammaka ia bertemu dengan Allah Subahanahu wata’aala sebagai seorang pendusta.
Termasuk bagian dari perkara sunnah (aqidah), tidak memberi bantuan terhadap pelaku maksiat. Bertaubat dari segala dosa merupakan suatu kewajiban setiap hamba Allah.
Setiap muslim wajib memberi kesaksian kepada siapa saja orang yang telah dijamin masuk surga. Barangsiapa tidak memberi kesaksian terhadap mereka maka ia termasuk Ahli bid'ah dan tersesat.
Kemudian beliau menutup bahasan buku ini dengan mengutip beberapa atsar dari para ulama salaf seputar masalah pentingnya tetap teguh di atas jamaah dan mengikuti atsar. Begitu juga atsar para ulama yang berkaitan dengan bahaya Ahli bid'ah dan pengikut kesesatan dan kebatilan.
Setelah membaca selayang pandang isi buku ini maka nampak jelas di hadapan kita semua bahwa penulis ingin menjelaskan aqidah salafiyah dan sikap dan karakter para pengikut dakwah salaf. Dan beliau juga menjelaskan secara lugas karakter penentang aqidah dan dakwah salaf sehingga beliau memberi peringatan keras terhadap langkah, cara-cara dan taktik bermuamalah dengan mereka.
Dengan demikian menjadi sangat jelas makna sunnah yang dikehendaki oleh penulis yaitu seluruh keyakinan dan hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan baik berupa ibadah, muamalah, etika dan yang lainnya yang mencakup seluruh ajaran Islam. Makna sunnah seperti di atas sangat dikenal di kalangan para imam Ahli sunnah sejak zaman dahulu dan ulama pada zaman Imam Al-Barbahariy.
Ibnu Rajab Al Hambali berkata: "As Sunnah ialah jalan yang ditempuh yang mencakup sikap berpegang teguh dengan ajaran Nabi dan para khulafaurrasyidin baik berupa keyakinan, perbuatan dan ucapan. Itulah hakekat sunnah secara sempurna. Oleh sebab itu para ulama salaf tidak mengutarakan lafadz, sunnah melainkan mencakup seluruh ajaran Islam.12
lnilah yang ditempuh oleh imam Al Barbahariy dalam menulis buku ini, meskipun kecil namun memuat sebagian pokok hukum fiqih dan etika serta sebagian besar masalah keyakinan atau aqidah.
Dan beliau juga menyoroti secara panjang lebar tentang bid'ah yang menyebar pada zamannya dan memberi peringatan keras terhadap bahaya Ahli bid'ah.
Sebab penulisan Buku
Penulis tidak menyebutkan secara khusus sebab penulisan buku ini namun di sana ada beberapa sebab yang mungkin bisa dianggap menjadi motivasi penulisan buku ini dan setelah saya melakukan kajian secara detail, ada dua penyebab paling utama :
Demikian itu terungkap dalam buku ini masalah nomor (8) beliau berkata: "Perhatikanlah, semoga kamu dirahmati Allah Subahanahu wata’aala setiap ucapan orang yang hidup pada masamu secara khusus, jangan tergesa- gesa dan masuk untuk menerimanya hingga kamu bertanya dan melihat apakah ucapan tersebut pernah disampaikan oleh sahabat Rasulullah atau salah seorang ulama Ahli sunnah."
Dua perkara di atas banyak memberi motivasi para penulis dan imam Ahli sunnah yang sezaman dengan beliau sebagaimana yang dilakukan oleh imam Al Ajury dalam kitab As Syari'ah dan Al Lalika'i dalam kitab Syarh usul I'tiqad Ahli sunnah wal Jamaah. Dan murid beliau imam Ibnu Baththah dalam Al Ibanah Al Kubra dan Al Ibanah Al Sughra.
Bobot Buku
Bobot sebuah buku bisa diukur lewat tiga kriteria:
Dari sang penulisnya, dari bobot tulisannya dan sebab-sebab yang mendorong untuk menulis tulisan tersebut. Dari ketiga kriteria di atas sangat nampak jelas bobot buku ini:
Dari sudut pandang penulisnya, dia seorang imam yang mantap ilmunya, seorang ulama dan tokoh panutan di antara para imam dan ulama sezamannya.
Bobotnya, buku ini sangat agung dan berbobot karena membicarakan masalah seputar aqidah Ahli sunnah wal jamaah.
Adapun sebab penulisan buku ini sangat nampak pada penjelasan di atas.
Dibanding dengan buku-buku lain yang mengupas tentang aqidah salafiyah yang ditulis pada akhir abad ketiga atau awal abad keempat, kitab ini tidak kalah berbobot dengan kitab-kitab lain yang dikarang pada abad itu seperti kitab As Sunnah karya Imam Abu Abdullah bin Ahmad bin Hambal, As Sunnah karya Ibnu Abu Ashim, kitab As Syari'ah karya Al Ajiri, Syarah Usui I'liqad Ahli sunnah wal jamaah karya Al Lalika'i, Kitab Sharihussunnah karya Ibnu Jarir Ath Thabariy, Al Ibanah Al Kubra dan Al Ibanah Al Sughra karya Ibnu Baththah serta kitab-kitab aqidah yang lainnya
Bahkan Ibnu Baththah dalam kitab Al-Ibanah Al-Kubra dan Al-Ibanah As-Sughra sering mengutip pendapat gurunya, Imam Al Barbahariy sehingga buku ini bisa dianggap buku saku yang memuat tentang pokok-pokok penting aqidah Ahli sunnah wal Jamaah dengan penjelasan ringan dan terkadang agak
detail. Kitab ini memiliki format yang mirip dengan kitab Aqidah Ath Thahawiyah atau kitab Ibnu Ash Shabuni atau Al Isma'ily.
Namun buku ini di banding dengan dua buku-buku di atas memiliki dua kelebihan dan keistimewaan:
Secara umum buku ini sangat ringkas dalam menjelaskan masalah I'tiqad sebagaimana yang dituturkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
"Kebanyakan para penulis buku tentang ringkasan I'tiqad Ahli sunnah wal Jamaah menyebutkan karakter utama Ahli sunnah yang membedakan antara mereka dengan orang kafir dan Ahli bid'ah, mereka menyebutkan tentang penetapan masalah sifat dan bahwa Al-Qur'an adalah bukan makhluk serta Allah Subahanahu wata'aala bisa dilihat nanti pada hari kiamat yang berbeda dengan keyakinan Jahmiyah dan Mu'tazilah serta yang lainnya.
Mereka menyebutkan bahwa Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala yang menciptakan perbuatan hamba-Nya dan Allah Subahanahu wata’aala Dzat Pengatur alam semesta, setiap yang dikehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi, berbeda dengan keyakinan kaum Qadariyah dari Mu'tazilah.
Mereka juga menyebutkan masalah yang berkaitan dengan nama-nama, hukum, janji baik dan ancaman. Seorang mukmin tidak dianggap kafir dengan sekedar perbuatan dosa dan dia tidak akan kekal di neraka, berbeda dengan keyakinan Khawarij dan Mu'tazilah. Mereka menjelaskan penjelasan yang benar dalam masalah umum dan menetapkan ancaman bagi pelaku dosa besar secara global, berbeda dengan keyakinan Murji'ah.
Mereka juga menyebutkan keabsahan kepemimpinan para Khulafaurrasyidin yang Empat dan menuturkan keutamaan mereka, berbeda dengan keyakinan firqah syiah dari kalangan Rafidhah dan yang lainnya.
Wajib beriman terhadap semua perkara yang telah menjadi kesepakatan kaum Muslimin dari mulai mentauhidkan Allah Subahanahu wata’aala, beriman kepada para Rasul dan beriman terhadap Hari Akhir yang tidak boleh tidak, adapun dalil-dalil masalah-masalah ini maka terdapat di dalam kitab-kitab besar.13
Sanad Penukilan Isi Buku
Tulisan asli buku ini terjadi peruhahan dan penyelewengan dengan dinisbatkan tulisan ini secara salah kepada bukan penulis aslinya sehingga permasalahan ini harus didudukkan dan dijelaskan secara obyektif.
Saya telah menemukan dalam sisipan tulisan asli buku ini teks yang berbunyi: " Kitab Syarhus Sunnah dari Abu Abdullah Ahmad bin Muhaminad bin Ghalib Al Bahily Ghulam Khalil Rahimahullah, yang telah meriwayatkan dari Abu Bakar Ahmad bin Kamil bin Khalaf bin Dhajarali Al Qadhy, meriwayatkan dari Abu Ishaq Ibrahim bin Umar bin Ahmad Al Barmaky Al Faqih, telah mendapat wewenang (ijazah) dari Abul Hasan bin Muhammad bin Al Abbas'bin Ahmad bin Al Furaat dari Ibnu Kamil."
Sementara dalam lembaran pertama dari buku asli tulisan tangan kami menemukan teks yang berbunyi:
Telah mengabarkan kepada saya seorang imam yang terpercaya, Abul Hasan Abdul Hak bin Abdul Khalik, dikatakan kepadanya: "Telah mengabarkan kepada kalian Abu Thalib bin Abdul Qadir bin Muhammad bin Abdul Qadir bin Muhammad bin Yusuf berada di Masjid Jami' sedang mendengar, dikatakan kepadanya: 'Telah mengabarkan kepada kalian Syaikh Abu Ishaq Ibrahim bin Umar bin Ahmad Al Barmaky telah mengizinkan dan memberi kewenangan kepada kalian untuk meriwayatkan isi buku ini dan dia mengakui hal itu dengan berkata: Ya.' Berkata: 'Telah mengabarkan kepada kami Abul Hasan Muhammad bin Al Abbas bin Ahmad Al Furaat, semoga Allah Subahanahu wata’aala merahmatinya, dan telah dibacakan dari kitabnya.' Dia berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Ahmad bin Kamil bin Khalaf bin Syajarah Al Qadhy dengan cara membacakan kepadanya, dia berkata: 'Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Ghalib Al Bahily telah memberikan buku ini kepadaku dan dia berkata: 'Silahkan anda meriwayatkan buku ini dariku dari mulai pertama hingga akhir." Lalu beliau menuturkan teks buku secara sempurna.
Jadi, buku ini dinisbatkan kepada Ghulam Khalil bukan kepada Abu Muhammad Al-Barbahariy, maka ada beberapa catatan penting dari buku yang harus diluruskan:
Pertama: Ghulam Khalil terkenal pendusta dan pembuat hadits palsu sebagaimana yang telah dinukil dari beberapa ulama:
Abu Daud berkata: "Saya khawatir dia seorang Dajjal (pendusta) Baghdad."
Ad Daruquthni berkata bahwa dia orang yang ditinggalkan riwayatnya (matruk).
Ibnu Ady berkata: "Saya mendengar dari Abu Abdullah An Nahawandy berkata: Saya berkata kepada Ghulam Khalil: Apakah yang ada dalam ar Raqa'iq (nasihat-nasihat yang menyentuh) yang sering kamu riwayatkan itu? la berkata: Saya buat untuk membuat hati orang awwam menjadi lembut."14
Dia wafat bulan Rajab tahun 275 H. sementara dalam buku terdapat dalam masalah nomor (112) berbunyi: "Seluruh yang aku tuturkan dalam buku ini berasal dari Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala, Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam, para sahabat dan Tabi'in serta generasi abad ketiga hingga abad keempat ...."
Ini menunjukkan bahwa buku ini bukan karyanya sebab dia wafat menjelang abad ketiga, tidak sampai mendapati abad keempat. Sementara imam Al Barbahariy wafat tahun 329 mengalami abad keempat.
Kedua: Boleh jadi Ibnu Kamil meriwayatkan buku ini dari Ghulam Khalil ketika masih usia sangat muda belia sebab dia lahir tahun 260 H, lima belas tahun sebelum wafatnya Ghulam Khalil, sehingga dia lebih berhak meriwayatkan dari Imam Abu Muhammad Al Barbahariy sebab masih hidup sezaman. Ibnu Kamil Wafat tahun 350 H sementara Al Barbahariy walal tahun 329 H. bisa jadi ketika masa-masa fitnah menghasung imam Al Barbahariy dan para sahabatnya dari para pemimpin membuat sebagian kuli tinta pada saat itu merubah secara sengaja nama pengarang buku ini, mereka khawatir dituduh menjadi pembela imam AI Barbahariy sehingga mendapat perlakuan kejam dan sadis. Ini menunjukkan buku ini punya hubungan erat dengan AI Barbahariy. WAllah Subahanahu wata’aalau a'lam.
Sementara Ibnu Kamil seorang ulama gudang ilmu dan memiliki beberapa karya dan tulisan.15
Ketiga: Ghulam Khalil sangat terkenal sebagai pendusta dalam meriwayatkan hadits Nabi sehingga tidak menutup kemungkinan dia mencuri karya orang lain dan dinisbatkan kepada dirinya, sebagai bukti ucapan dia ketika mendapat wewenang untuk meriwayatkan buku ini dari Ibnu Kamil "Silahkan anda meriwayatkan buku ini dariku dari mulai pertama hingga akhir," Jelas, ucapan seperti itu tidak benar dan menjadi bukti kuat buku ini bukan karyanya.
Keempat: Kebanyakan Ahli sejarah yang mengutip biografi imam Al Barbahariy menuturkan bahwa beliau memiliki buku yang berjudul Syarhus Sunnah, sementara kami tidak menemukan seorang Ahli sejarah yang menuturkan bahwa Ghulam Khalil memiliki karya yang berjudul Syarhus Sunnah.
Kelima: Kebanyakan para ulama membaca buku ini dan banyak mengambil faidah dan mereka mengakui bahwa buku tersebut sah dinisbatkan kepada imam Al-Barbahariy. Inilah bukti-buktinya:
a. Ibnu Abu Ya'la telah menuturkan dalam Thabaqaatul Hanabilah (2/18-43). Buku ini dengan semua isinya kecuali beberapa penjelasan yang sedikit saja yaitu lembaran pertama dan kedua dari manuskrip. Beliau menjelaskan di awal tentang kandungan buku ini, berkata: Imam Al Barbahariy telah menulis banyak karya tulis antara lain, Syarhus Sunnah".
b. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menukil dari beliau dalam kitab Bughyatul Murtaad (Hal.258) beliau berkata: "Dituturkan dari Abu Muhammad Al Barbahariy bahwa beliau berkata: 'Kemampuan
akal manusia bukan didapat dari sebuah usaha namun karunia dari Allah Subahanahu wata’aala.'" Teks ini mirip yang ada pada masalah nomor (77).
c. Imam Adz Dzahaby menukil dari beliau dalam kitab Al Uluw (Hal. 244) seperti teks yang ada dalam masalah nomor (13) dalam buku ini.
d. Ibnu Abdul Hady juga menukil dari beliau dalam kitab Tuhfatul Wushul seperti teks yang ada
pada masalah nomor (77) dalam buku ini.
e. Ibnu Muflih Al Hambali juga menukil dari beliau dalam kitab "Al Furu"' (2/188) mirip dengan teks dalam masalah nomor (149) dalam buku ini. Beliau juga menukil dalam kitab "Al Adabus Syar'iyah" (1/203) sebagian teks yang tertulis dalam buku ini sebagaimana yang terdapat dalam masalah nomor (11), (12) dan (157).
f. Lebih banyak Iagi mengutip dari buku ini Abu Yaman Al-Ulaimy dalam kitab "Al Manhaj Al Ahmad"',(2/27-37), Ibnu Ammad Al Hambali dalam Kitab "As Syadzaraat" (2/319-322), dan Adz Dzahaby dalam kitab "Tarikhul Islam" (Hawadits wa wafayat 321-330) dan dalam kitab Siyar A'lamin Nubala '(15/91).
Kesimpulan, bahwa sangat cukup dalil-dalil dan bukti bahwa buku ini adalah karya imam Al Barbahariy. Segala puji dan karunia hanya milik Allah Subahanahu wata’aala.
Segala puji hanya milik Allah Subahanahu wata’aala, Dialah Dzat yang telah memberi hidayah dan karunia Islam kepada kita semua serta menjadikan kita sebagai umat yang terbaik. Kami memohon taufik untuk meraih kecintaan dan keridhaan Allah Subahanahu wata’aala serta ter-pelihara dari murka dan kebenciaan-Nya.
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Ia, dan Ialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy Syuura: 11).
______________________________________________________
Demikian itu sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Umai kepada kita bahwa beliau berkata: "Kami mengatakan sementara Rasulullah ada di tengah kita: 'Sesungguhnya manusia terbaik setelah Rasulullah adalah Abu Bakar, Umar dan Utsman, dan Nabi mendengarkan ucapan itu namun beliau tidak mengingkarinya."29
Kemudian manusia terbaik setelah mereka adalah Ali, Thalhah, Zubair, Saad bin Abu Waqqas, Said bin Zaid, Abdurrahman bin 'Auf dan Abu Ibaidah Amir bin Al Jarrah, semua layak untuk menjadi khalifah. Kemudian manusia terbaik setelah mereka adalah para sahabat Rasulullah yang hidup pada generasi pertama semasa kenabian; mereka adalah kaum Muhajirin pertama dan Anshar, dan mereka adalah orang-orang yang pernah shalat menghadap dua kiblat. Kemudian manusia terbaik setelah mereka adalah setiap orang yang pernah bersahabat dengan Rasulullah meskipun hanya dalam kurun waktu sehari, sebulan, setahun atau lebih sedikit atau lebih banyak dari waktu tersebut.
Kita harus memohonkan rahmat untuk mereka, menyebut kebaikan mereka, berdiam dari membicarakan kesalahan mereka dan tidak menyebut salah satu di antara mereka kecuali kebaikan, sebab Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam bersabda: "Jika sahabatku disebut maka hendaklah kalian menahan (tidak berbicara jelek tentang mereka). 30
Sufyan bin 'Uyainah berkata: "Barangsiapa berbicara tentang (kesalahan) sahabat Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dengan satu kata maka ia termasuk Ahli bid'ah."
Nabi Sholallohu’alaihi wasallam bersabda: "Sahabatku laksana bintang dengan siapa saja dari mereka anda mengikutinya maka anda akan mendapat petunjuk.31
Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi kepada Abu Dzar Al Ghifari: "Bersabarlah meskipun (pemimpin itu) seorang budak Habasyi."33
Dan sabda Nabi Sholallohu’alaihi wasallamkepada kaum Anshar: "Bersabarlah hingga kalian bertemu aku di Haudh (telaga)34
Bukan termasuk dari sunnah mengangkat pedang untuk memerangi pemimpin sebab demikian itu akan menimbulkan kerusakan dalam agama dan kehidupan dunia.
___________________________________________________
"Hati para hamba di antara dua jari jemari dari jari jemari Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala.37
Dan sabdanya:
"Sesungguhnya Allah Subahanahu wata’aala tabaraka wa ta'ala turun kelangit dunia.38
Dan beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Subahanahu wata’aala turun pada hari Arafah."39
Dan Allah Subahanahu wata’aala juga turun pada hari kiamat.40 Nabi bersabda: "Terus-menerus dilempar ke dalam neraka Jahannam hingga Allah Subahanahu wata’aala meletakkan telapak kaki-Nya.41
Dalam hadits qudsi Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala berfirman kepada hamba-Nya: "Jika mendekat kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekat kepadamu dengan berlari- lari kecil.42
43
Dan Nabi bersabda: "Allah Subahanahu wata’aala menciptakan Adam dalam bentuk-Nya.44
Dan Nabi juga bersabda: "Saya melihat Tuhanku dalam bentuk yang paling indah."45
Masih banyak hadits-hadits yang serupa dengan itu maka hendaklah anda cukup membenarkan dan Tafwidh (menyerahkan)46 tanpa menafsirkan dengan hawa nafsu karena mengimaninya berhukum wajib. Barangsiapa menafsirkan dengan hawa nafsu atau menolak (nash-nash seperti di atas) ia termasuk kelompok Jahmiyah.
________________________________________________
"Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhanmu sebagai mana kalian melihat bulan purnama yang tidak terhalangi dalam melihat-Nya."64'
"Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah Subahanahu wata’aala, kecuali orang-orang yang kafir." (Al- Mu'min: 4)
"Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk Neraka kecuali satu yaitu Al Jama'ah, beliau ditanya: 'Wahai Rasulullah siapa mereka?’ Beliau bersabda: jalan yang sekarang aku tempuh bersama para sahabatku.'66'
Ajaran agama dalam keadaan seperti itu hingga masa khilafah Umar bin Khaththab Radhiyallohu’anhu dan Utsman bin Affan Radhiyallohu’anhu, dan ketika Utsman Radhiyallohu’anhu terbunuh muncullah perselisihan dan kebid'ahan sehingga umat terbagi menjadi beberapa kelompok dan firqah, di antara mereka ada yang tetap teguh di atas kebenaran pada saat terjadi fitnah, mereka tetap komitmen dan konsis mengamalkan dan menyampaikan kebenaran tersebut kepada manusia.
Perkara agama tetap dalam kondisi istiqamah hingga Thabaqah ke empat masa pemerintah bani Fulan maka zaman berubah, manusia berubah sikap, kebid'ahan merajalela dan banyak muncul para juru dakwah yang tidak berpijak di atas kebenaran dan jamaah sehingga timbul berbagai macam fitnah dalam seluruh lini kehidupan yang belum pernah dikenal oleh Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dan para sahabat bahkan mereka mengajak kepada firqah sesat padahal Rasulullah melarang berfirqah.
Satu kelompok dengan yang lainnya saling mengkafirkan dan masing-masing mengajak kepada pemikirannya. Ajakan untuk mengkafirkan setiap para penentangnya, sehingga sesatlah orang-orang bodoh, kelompok puritan dan orang yang kerdil ilmu, serta orang yang tamak terhadap kenikmatan dunia serta sangat takut kehilangan posisi dunia sehingga membuat jejak untuk orang lain agar bersikap gila dunia dan tergantung terhadap kenikmatan semu. Sunnah dan para pengikutnya dibungkam dan termarginal sementara kebid'ahan unjuk gigi dan merajalela.
Tanpa disadari banyak orang menjadi kafir lewat berbagai macam sebab, mereka banyak membuat qiyas, menilai kekuasaan Allah Subahanahu wata’aala, ayat-ayat-Nya, hukum-Nya dan perintah-Nya serta larangan-Nya dengan akal dan pikiran mereka. Apa yang sesuai dengan akal mereka maka mereka mau menerima dan bila tidak sejalan dengan kemauan akal mereka, maka mereka menolak mentah-mentah akhirnya Islam menjadi aneh, sunnah menjadi perkara langka dan bahkan Ahli sunnah merasa terasing dalam lingkungan sendiri.
Kenalilah keutamaan kaum Anshar dan wasiat Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam yang berkaitan dengan kedudukan mereka begitu juga jangan melupakan kedudukan, keutamaan dan kehebatan keluarga Rasulullah? serta kenalilah kedudukan orang-orang Madinah. Kenalilah keutamaan mereka semua.
"Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian hidup setelahku maka akan melihat perselisihan yang sangat banyak, waspadalah terhadap perkara bid'ah karena ia adalah sesat, dan berpegang teguhlah dengan sunnah-ku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk serta peganglah dengan kuat.69
--------------------------------------
"Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka." (Al Jaatsiyah: 17)
dan firman Allah Subahanahu wata’aala:
"Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keteranganyang nyata, karena dengki antara mereka sendiri." (AI Baqarah: 213).
Mereka adalah ulama buruk, para pendulang kepentingan dan penyebar bid'ah.
"Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri" (Al Baqarah: 213).
Sehingga Allah Subahanahu wata’aala berfirman:
"Maka Allah Subahanahu wata’aala memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah Subahanahu wata’aala selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (Al Baqarah: 213)
"Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku tetap teguh di atas kebenaran yang tidak dibahayakan oleh hinaan orang hingga datang perkara (kemenangan) Allah Subahanahu wata’aala dan mereka tetap teguh selamanya. "72
"Waspadalah dari sikap memaksakan sesuatu dan waspadalah dari sikap berlebihan, dan berpeganglah dengan agamamu yang murni."73
"Sesungguhnya Allah Subahanahu wata’aala Tabaraka wa Ta 'ala melihat Ahli Badar dan berfirman: 'Berbuatlah sesuka hatimu sesungguhnya Aku telah mengampunimu.'"76'
---------------------------------------
"Jika disebut-sebut sahabatku maka kendalikanlah (dirimu)."81
"Biarkanlah sahabatku dan janganlah berkomentar tentang urusan mereka kecuali tentang kebaikan."82
Fudhail bin lyadh berkata: "Jikalau aku mempunyai doa baik yang dikabulkan, maka semua akan aku persembahkan bagi para pemimpin." Saya adalah Ahmad bin Kamil berkata bahwa telah bercerita Husain bin Muhammad Ath Thabari dari Mardawaih As Shabigh 84 berkata bahwasannya aku mendengar Fudhail berkata: "Jika aku tahu mempunyai doa baik yang dikabulkan maka akan aku persembahkan bagi para pemimpin." Ia ditanya: "Wahai Abu Ali jelaskan maksud ucapan tersebut?" Beliau berkata: "Bila doa itu hanya aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat untuk diriku, namun bila aku persembahkan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik maka semua orang dan negara merasakan manfaat dan kebaikannya."85
________________________________________________________
87
108
109
110
Tinggalkanlah orang yang menyebut-nyebut kebaikan mereka dan siapa saja orang-orang yang disebut dari golongan mereka.
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, lihatlah dari-mana anda mengambil agamamu."115
Nabi bersabda:
"Janganlah kalian menerima hadits kecuali dari orang yang diterima kesaksiannya.116
Perhatikanlah, jika ia dari Ahli sunnah dan memiliki pengetahuan tentang riwayat lagi jujur, anda boleh menulis riwayat darinya. Dan bila tidak seperti itu maka tinggalkan dia.
117
Jika ia berkata: "Kami mengagungkan Allah Subahanahu wata’aala dengan menafikan bahwa Allah Subahanahu wata’aala turun dari satu tempat ke tempat lain," maka ia telah mengaku lebih tahu tentang Allah Subahanahu wata’aala dari selainnya. Waspadalah terhadap mereka, sebab kebanyakan orang awam dan yang lainnya bersikap demikian maka berikanlah peringatan keras kepada semua orang dari pengaruh mereka.
118
119
120
121
"Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah Subahanahu wata’aala, kecuali orang-orang yang kafir. " ( Al-Mu'min: 4)
122
"Orang mukmin tidak berbantah-bantahan dan aku tidak memberi syafaat kepada orang yang berbantah-bantahan pada hari kiamat maka tinggalkanlah be-bantah-bantahan (karena hanya sedikit kebaikannya).123
______________________________________________________
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
________________________________________________________
Kajian Kitab Syarhus Sunnah bersama Uztadz Dzulqarnain Hafidzahullah:
Telah kita ketahui, bahwa ilmu yang bermanfaat bersamaan dengan amal yang dilakukan di atasnya merupakan sumber kebaikan bagi kehidupan setiap insan. Ilmu yang bermanfaat dapat diperoleh dari buku-buku yang ilmiah yang berasal dari penerbit-penerbit yang terpercaya serta dapat menjaga amanah dari pengarangnya, terutama buku-buku terjemahan. Sehingga jika ada suatu daftar / kumpulan penerbit yang telah diketahui kiprahnya dan dedikasinya untuk kemajuan intelektualitas kaum muslimin, maka insya Allah akan sangat bermanfaat bagi kita semua. Terutama bagi ikhwah yang baru mengenal manhaj Salaf, akan sangat terbantu dalam memilih buku rujukan ditengah gelombang subhat yang begitu dahsat.
Berikut daftar penerbit yang dikumpulkan dari berbagai sumber, tentunya bukan maksud kami untuk ikut berafiliasi dengan mempublikasikannya dan juga bukan maksud kami untuk membatasi bahwa hanya inilah penerbit-penerbit yang bisa dipercaya. Untuk itu, segala informasi, tambahan maupun saran, silakan memanfaatkan fasilitas komentar di buku tamu. Jazaakumullohukhoiron katsiiro wabarokallohufiikum.
Beberapa daftar penerbit beserta alamat dan url website (ada di link judul). Diambil dari searching di internet dan koleksi buku pribadi. Tentunya ini hanya daftar penerbit yang sangat terbatas informasinya, Kami sarankan untuk lebih berhati-hati dalam membeli buku dengan mengecek kembali pengarang dan isi buku tersebut. | |||||
Penerbit Penebar Sunnah. Agar kaum muslimin dapat memahami dinul Islam dengan benar dan sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih. Motto: Menjaga keontetikan tulisan penyusun. | |||||
PO Box 7803/JACC 13440 A
|
|||||
Penerbit buku-buku Islam bermutu, bermanhaj Salaf. Yang terbit sejak tahun 1997. | |||||
Jl. Kahar Mudzakir I no.1
Semanggi, Solo Jawa Tengah 57117 Telp: 0271-656060 / 0817 256 522 |
|||||
Darulhaq (Karena yang Haq Lebih Utama untuk Diikuti).Penerbit Buku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, menyajikan Buku -buku Bacaan Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang membacanya. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. | |||||
Pondok Gede, BEKASI 17411
Telp. 021-84999585 Fax: 021-84999530 Layanan SMS : 081281200902 |
|||||
Pustaka Ibnu Katsir Menyeru Kepada Sunnah Yang Shahih. Landasan Pijak Kami : Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman generasi pertama yang shalih dari ummat ini. Tampil ilmiah dan Asli. Misi Kami :Memudahkan kaum Muslimin untuk memahami dinul Islam dan Mengenalkan para ulama dan warisan ilmiah mereka kepada kaum Muslimin. | |||||
Kantor Pusat:
JL. Cawang Baru Utara, No. S-32 RT. 07 / RW. 09, Kel. Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, 13340. Telp & Fax : 021 – 819 5919 / 08788 190 9900 / 0811 865 333 |
|||||
Kami berdiri untuk menerbitkan buku-buku Islam bermanhaj Salafi yang memperjuangkan akidah Ahlussunnah wal Jama’ah dengan mengutamakan nash Al-Qur’an dan Hadits yang shahih sebagai rujukan. Dan, motto kami adalah “PENERBIT BUKU ISLAM KAFFAH.” Berbagai kitab dari timur tengah khususnya Saudi Arabia, yang banyak ditulis oleh ulama-ulama terkemuka seperti Syaikh Utsaimin, Syaikh bin Baz, Syaikh Albany dan yang lainnya telah kami terbitkan dalam terjemahan bahasa Indonesia. Termasuk berbagai karya Imam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Imam Adz-Dzahabi dan ulama-ulama salafi lainnya. Kami tidak menutup diri dari penulis lokal yang menghasilkan karya yang cukup baik dari tinjauan manhaj salafi untuk kami terbitkan. | |||||
Jl. Setia 1, RT 08/04, No. 118 Jatiwaringin, Pondok Gede BEKASI - JAWA BARAT 17411 Tlp / Fax. 021 846 3187
|
|||||
Penerbit Darus Sunnah yang juga bisa disebut dengan penerbit DS, untuk pertama kali mengawali usahanya pada bulan Oktober 2003 dalam distribusi Mushaf Al-Quran Al-Karim terbitan Beirut. Usaha ini merintis dalam hal pendistribusian atau pemasaran jenis produk cetakan dimana sasarannya adalah Distibutor, Agen dan Toko-toko buku. Dari pengalaman marketing ini, maka Penerbit Darus Sunnah mengembangkan usaha penerbitan buku-buku Islam pada Januari 2004 dan untuk pertama kalinya buku perdana terbit pada bulan Februari 2004.
|
|||||
Jl. Soka No. 9 Rt/Rw. 16/02 Kav. Adhikarya Blok H (PWI) Cipinang Muara - Jatinegara Jakarta Timur 13420 Telp: 021-8506377 |
|||||
Penerbit buku-buku bermanhaj salaf. | |||||
PO Box 264 (At-Taqwa) 264 Bogor 16001
|
|||||
Pustaka Daar An-Naba’ Penerbit Buku-buku Bermutu Bermanhaj Salaf. Kami hadir di tengah-tengah Anda dalam rangka mengangkat kebodohan, memadamkan bid’ah dan menghidupkan cahaya As-Sunnah. Menerangi Anda dengan ilmu-ilmu Ulama dan mengantarkan Anda kepada pemahaman Salaful Ummah Ash-Shalihah dalam rangka memerangi Fitnah Syubhat dan Fitnah Syahwat insya Allah. | |||||
PO Box 303 Surakarta.
Telp/Fax: 0271-645060 |
|||||
Pustaka Darul Ilmi adalah salah satu badan usaha penerbitan yang bergerak dalam menerbitkan buku-buku bacaan islami, Penerbitan ini berdiri sejak tahun 2006 yang terletak di kawasan perumahan di daerah Cileungsi-Bogor. Dan kini Kami Merubah Logo & Nama Kami Menjadi Darul Ilmi Publishing pada awal tahun 2011. Pustaka darul Ilmi berdiri dengan tujuan "untuk menggapai hidayah dengan ilmu" yaitu merupakan bentuk peran serta kami untuk mencerdaskan umat di dalam dakwah dan mengajak manusia kepada tauhid yang haq melalui buku-buku islami yang bermanhaj salafus shalih. | |||||
Limus Pratama Regency, Jl. Tegal III Blok G7 No.1 Cileungsi - Bogor
Jawa Barat 16820 Telp: 021 93170307 / 085213372121 |
|||||
Ikut mewujudkan generasi Islam yang haus ilmu syar'i, benar aqidahnya, besar motivasinya, banyak amal dan karyanya, selalu mencari petunjuk-Nya sehingga bahagia dunia dan akhiratnya. | |||||
Pustaka (elBA)
Ruko Galaxi Bumi Permai G.6-16 Jl. Arif Rahman Hakim no. 20-36 Surabaya |
|||||
Banyak menerbitkan buku-buku terjemahan yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, meskipun bermarkas di Saudi Arabia. Bagi Jamaah haji dan Umrah, akan dijumpai banyak buku tersebut di toko buku sekitar Masjidil Haram. | |||||
Dar al-Kitab wa al-Sunna international Publishing Co.,
P. O. Box: 330110 Riyadh: 11373, Saudi Arabia Tel.: +966 555 281537, +966 561 111277 Fax: +966 1 435 7322 |
|||||
Al-Qowam Group adalah penerbitan buku Islam yang telah berdiri sejak tahun 1999. Jadi, sampai dengan sekarang, kami telah 11 tahun melayani ummat Islam dengan menghadirkan buku-buku yang bermutu dan berkualitas tinggi. Kami mempunya motto Menerangi Hidup dengan Cahaya Ilmu. Selama rentang waktu 11 tahun tersebut, selain Al-Qowam, kami telah memiliki tiga imprint, yaitu Wacana Ilmiah Press (WIP), Mumtaza., dan yang terbaru adalah Thibbia, yang fokus menerbitkan buku-buku herba dan thibb nabawi. Kami menghadirkan buku-buku terjemahan dari kitab timur tengah dan juga menerima karya-karya lokal, yang kesemuanya harus memiliki syarat mempunyai kualitas karya yang benar-benar teruji. | |||||
Al-Qowam Group
Jl. Serayu V No. 247, Semanggi PO Box 319 Solo Telp/Fax (0271) 7085234/645527 Marketing: 081 329 914 1 |
|||||
Karangasem CT III/3 Jogyakarta
Telp/Fax : 0274-521637
|
|||||
PP. Al Furqon di Desa Srowo Sidayu Gresik
Hp 081331340123.
|
|||||
Hadirnya Pustaka As-Sunnah akan memberikan ilmu dan pemahaman sesungguhnya terhadap Islam melalui buku-buku turats atau buku-buku salaf. Buku-buku yang telah teruji selama berabad-abad dalam keshahihan dan ketelitiannya. Buku-buku yang tidak saja memberikan pencerahan bagi Umat Islam, bahkan mampu menuntun sebuah perubahan yang signifikan bagi peradaban manusia. | |||||
Pustaka As-Sunnah Jakarta Indonesia
Jl. H. Yahya No. 47A RT. 014/10, Jakarta Timur Telp. (021) 85900621 Fax. (021) 8509377 www.pustakaassunnah.com |
|||||
Al Ustadz Hannan Bahannan - Maktabah Salafy Press, Jl. Gajahmada no 98 Tegal (0283) 351767, 08159213962 | |||||
Al Ustadz Abdurahman Mubarak - Depan pasar Cileungsi, No. 10 Rt 2 RW 10, Kp. Cikalagan, Cileungsi, Bogor 16820 | |||||
Untuk info dan pemesanan buku-buku yang kami tampilkan, bisa sms ke no: 0817 250 686
Untuk pemesanan dalam jumlah besar (grosir) ada diskon spesial, silahkan hubungi: 0857 3030 2552 |
|||||
Tromol Pos 18/Pkm Jogyakarta 55582 Telp. 0274-897519 / 0818461238 | |||||
PO Box 391 Bogor 16003 | |||||
Melangkah Mengikuti Sunnah. | |||||
Jl. Matraman Dalam II RT 016/08 No. 17B Jakarta 10320
Telp : ( 021 ) 7064 8454 Fax : ( 021 ) 2305 917 |
|||||
Jl. Mangga, Komplek Pasar Banjarsari Blok F Lt. 1 No. 10/11 Pekalongan 51125
Telp : ( 0285 ) 429 410 Fax : ( 0285 ) 429 410 Hp : 0815 872 1440 |
|||||
Penerbit buku-buku Islami untuk penunjang Pendidikan, Keluarga dan Anak anda. | |||||
Jl. Medokan Baru Timur 11 No. 29 Sukolilo Surabaya
Telp : 0888 303 8643 |
|||||
Jl. Raya Narogong Kp. Cikalagan RT 02/10 Cileungsi – Bogor 16820
Telp : ( 021 ) 9262 7201 Hp : 0812 117 4015 |
|||||
Istiqomah di atas Sunnah
Jl Kana Lestari Blok J/19 Lebak Bulus Jakarta Selatan
Telp/Fax. 021-7510025
|
|||||
Jl. Sakura II RT 02/V no. 08 Mantung Tengah, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo
Telp. 0271-5804159 / 08172847770
|
|||||
Tanpa Informasi |
|||||
|
{extranews}off{/extranews}
Kategori: Akidah dan Tauhid
Kategori: Adab dan Akhlak
Kategori: Hukum dan Fikih
Kategori: Kisah dan Sejarah
Kategori: Tazkiyatun Nufus
Kategori: Wanita dan Keluarga
{extranews}off{/extranews}