Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam
Hidup Sehat dengan Mengamalkan Sunnah
Hidup Sehat dengan Mengamalkan Sunnah

Hidup Sehat dengan Mengamalkan Sunnah

Bersuci adalah setengah dari keimanan! Karenanya kebersihan jasad akan berpengaruh terhadap kebersihan jiwa...

DAURAH QATAR KE-23
Bersama: Ustadz Ahmad Zainudin, Lc Hafidzahullah
Dukhan, 19 Mei 2023 / 29 Syawal 1444

Amalkan sunnah maka hidup sehat menanti Anda, benarkah? Tidak diragukan, Islam adalah agama yang mengajarkan hidup sehat. Jika selama ini ada slogan yang terkenal “pencegahan lebih baik dari pengobatan,” ternyata sejak empat belas abad yang lalu aplikasi dari slogan itu telah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tanamkan kepada para shahabatnya.

Setelah memuji Allâh Ta'ala dan bershalawat kepada Nabi ﷺ, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita, hingga dipertemukan di rumah Allâh ﷻ untuk menuntut ilmu syar’i.

Judul kajian kita pada hari ini adalah Hidup Sehat dengan Mengamalkan Sunnah. Dengan nama-nama Allâh ﷻ yang khusna dan sifat-sifat Allâh ﷻ yang 'ulya kita berdo'a:

اَللّٰهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ɪɴɴɪ ᴀꜱ-ᴀʟᴜᴋᴀ ‘ɪʟᴍᴀɴ ɴᴀᴀꜰɪ’ᴀɴ ᴡᴀ ʀɪᴢQᴏɴ ᴛʜᴏʏʏɪʙᴀɴ ᴡᴀ ‘ᴀᴍᴀʟᴀɴ ᴍᴜᴛᴀQᴀʙʙᴀʟᴀ

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu, ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima". (HR. Ibnu Majah).

1. Kesehatan adalah Nikmat yang Agung

Nikmat yang seringkali dilalaikan oleh manusia adalah nikmat sehat dan waktu senggang, hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya, “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas).

Diriwayatkan dari Muadz Bin Abdillah bin Khubayb, dari Ayahnya, dari Pamannya bahwa ia berkata : Kami sedang berada dalam satu majelis dan Rasul datang dengan keadaan kepala beliau terdapat sisa bekas air maka kami berkata : YA Rasulallah, Kami melihat engkau bahagia? Rasulullah ﷺ menjawab : Iya. Kemudian orang-orang membicarakan tentang kekayaan maka Rasulullah ﷺ bersabda :

لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النِّعَمِ

”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” [HR Ahmad]

Merasa senang dengan memiliki banyak harta tidak pasti menjadi bahagia, karena kebahagiaan adalah ketenangan qolbu.

Rasulullah bersabda dalam hadits Abu Hurairah :

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya hati.” (HR. al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 2417)

Rasulullah juga bersabda dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri :

وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ

“Siapa yang menampakkan kecukupan niscaya Allah akan membuatnya kaya.” (HR. al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 1745)

Di antara nikmat yang akan ditanyakan pada hamba di hari kiamat nanti adalah nikmat sehat. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

“Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi no. 3358. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Agar pandai bersyukur:

1. Mengenal nikmat yang Allâh ﷻ berikan pada diri kita (bukan orang lain).
2. Mengenal sang pemberi nikmat.
3. Menggunakan nikmat tersebut untuk ketaatan kepada Allâh ﷻ.

“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).

Maka setiap ketaatan adalah manifestasi rasa syukur kepada Allâh ﷻ.

Salah satu tujuan iblis adalah membuat manusia tidak bersyukur. Setan juga berjanji, bahwa mereka akan berusaha semaksimal mungkin agar membawa manusia sebanyak-banyaknya ke dalam api neraka bagaimanapun caranya.

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat),” (Qs. al-A’raf [7]: 17).

Jika sehat tetapi prestasi ibadahnya kurang, maka semakin berat pertanggungjawabannya.

Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara. Jika di masa muda, sehat, kaya, waktu senggang sulit untuk beramal, maka jangan harap selain waktu tersebut bisa semangat. Ditambah lagi jika benar-benar telah datang kematian, bisa jadi yang ada hanyalah penyesalan dan tangisan.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341

2. Mengenal Kata Sunnah

  • Sunnah adalah sinonim hadits (apa saja yang disandarkan kepada Rasulullah baik perkataan, perbuatan maupun persetujuan).
  • Kebalikan dari bid'ah
  • Pasangan dari wajib
  • Ajaran Rasulullah ﷺ. Segala sesuatu yang merupakan ajaran dari Al-Qur'an dan Hadits. Baik hukumnya wajib maupun sunnah.

Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”

Kemudian, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”

Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 5063); Muslim (no. 1401).

Sunnah di hadits bermakna ajaran Rasulullah ﷺ.

3. Amalan-amalan Sunnah yang Menunjang Kesehatan

1. Menjaga Kebersihan

وَ ثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4)

Dan pakaianmu bersihkanlah, (Mudatsir ayat 4)

Dan pakaianmu maka bersihkanlah. Imam Ibnu siriin menafsirkan dengan mencuci pakaian dengan air.

2. Mencuci tangan setelah tidur

Ketika bangun tidur disyariatkan untuk mencuci tangan sebelum memasukkan tangan ke dalam bejana atau melakukan aktifitas lainnya. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا استيقظ أحدُكم من نومِهِ، فلا يَغْمِسْ يدَه في الإناءِ حتى يغسلَها ثلاثًا . فإنه لا يَدْرِي أين باتت يدُه

“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka jangan mencelupkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali. Karena ia tidak mengetahui dimana letak tangannya semalam” (HR. Bukhari no. 162, Muslim no. 278).

💡 Akibat meremehkan sunah:

Dalam rangka mengejek, seorang ahli bid’ah berkata, ”Ya, saya tahu ke mana tangan saya bermalam di ranjang!!” Lalu tiba-tiba pada saat pagi, dia dapati tangannya berada dalam dubur sampai pergelangan tangan.

At Taimiy berkata,

”Oleh karena itu hendaklah seseorang berhati-hati dalam meremehkan sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kondisi-kondisi yang menuntutnya diam. Lihatlah apa yang terjadi pada orang ini karena akibat dari perbuatannya.” (Bustanul ‘Arifin li An Nawawi. Dinukil dari Ta’zimus Sunnah, hal. 19-20, Darul Qosim)

3. Mandi

Minimal sekali sepekan terutama sebelum sholat Jum'at.

4. Sunnah fitrah: Memotong kuku, menipiskan kumis, berkhitan, mencukur bulu kemaluan dan ketiak

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ

“Ada lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 258)

Sunnah khitan akan membersihkan sisa-sisa kencing di kepala kemaluan.

5. Memperhatikan pola makan

Rasulullah ﷺ selalu menganjurkan umatnya untuk makan secukupnya dan menghindari perilaku boros atau serakah. Tidak hanya itu Rasul juga menyebutkan bahwa perut atau lambung terbagi menjadi tiga bagian:
1. Sepertiga untuk udara
2. Sepertiga untuk makanan
3. Sepertiga untuk minuman
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” [HR Tirmidzi 2380]

“Hendaklah kamu makan,minum,berpakaian, dan bersedekah dengan tidak berlebihan dan sombong.” (HR Ahmaddan Abu Daud)

“Sesungguhnya termasuk pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya.” (HR Ibnu Maajah)

Sikap berlebihan, termasuk berlebihan dalam makanan harus dihindari.

Ingatlah: Hinanya dunia dan mulianya akhirat.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

At-Taghobun ayat 15: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

6. Petunjuk Minum dari Manusia Terbaik untuk Manfaat Terbaik

  • Tidak bernafas di dalam minuman

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَنَفَّسُ فِي الشَّرَابِ ثَلَاثًا، وَيَقُولُ: «إِنَّهُ أَرْوَى وَأَبْرَأُ وَأَمْرَأُ»، قَالَ أَنَسٌ: «فَأَنَا أَتَنَفَّسُ فِي الشَّرَابِ ثَلَاثًا»،

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bernafas tiga kali ketika minum. Beliau berkata: "Itu lebih melegakan, lebih bersih, dan lebih bermanfaat." Anas berkata: "Oleh karena itu, Saya bernafas tiga kali setiap minum."

📖 Hadits riwayat Muslim 2028

  • Larangan langsung minum dari mulut teko

وعن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يُشْرَبَ مِنْ فِيِّ السِّقَاءِ أَوْ القِرْبَةِ. متفق عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang diminumnya sesuatu dari mulut tempat minum itu atau dari mulut girbah ~ tempat minum dari kulit ~." (Hadits Muttafaq alaih)

7. Bersiwak atau sikat gigi

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Bersiwak itu membersihkan mulut, dan merupakan sesuatu yang mendatangkan rida Rabb.” [HR. Bukhari dan An Nasa-i]

💡 Akibat meremehkan siwak:

Abu Salamah dari busro dan suka meremehkan sunnah, demi Allâh ﷻ aku tidak bersiwak kecuali di pantatku.

"Disebutkan oleh para ulama bahwasanya dahulu ada seorang penceramah laki-laki yang berceramah tentang siwak, orang itu berkata: 'Saya tidak akan bersiwak kecuali di pantatku. Akhirnya orang ini pun hamil selama 9 bulan, setelah 9 bulan ternyata dia melahirkan seekor hewan yang badannya seperti ikan dan kepalanya seperti kelinci, kemudian anak perempuannya pun membunuh hewan tersebut, namun si laki-laki itu juga ikut mati, ternyata usus-ususnya sudah hancur karena dimakan oleh hewan tersebut, dan ini disebabkan karena dia menyelisihi satu sunnah." (Disebutkan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa Nihayah).

8. Menutup bejana meskipun dengan lidi

Terdapat hadis shahih dari sahabat Jabir bin Abdillah yang menjelaskan, “Aku pernah mendengar, kata Jabir, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

غَطُّوا الإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذلِكَ الْوَبَاءِ

“Tutuplah bejana-bejana dan wadah-wadah air. Karena ada satu malam dalam satu tahun waba’/penyakit turun di pada malam itu. Tidaklah penyakit itu melewati bejana yang tidak tertutup, atau wadah air yang tidak ada tutupnya melainkan penyakit tersebut akan masuk ke dalamnya". (HR Muslim)

Dalam redaksi hadis yang lain dinyatakan,

غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ وَأَغْلِقُوا الْبَابَ وَأَطْفِئُوا السِّرَاجَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً وَلَا يَفْتَحُ بَابًا وَلَا يَكْشِفُ إِنَاءً فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ فَلْيَفْعَلْ

“Tutuplah bejana-bejana dan tempat-tempat minuman, tutup pintu-pintu, dan matikanlah lampu, karena setan tidak dapat membuka tutup tempat minum, pintu, dan bejana. Jika kalian tidak dapat menutupnya kecuali dengan membentangkan sepotong ranting di atasnya dan menyebut nama Allah (bismillah), maka lakukanlah". (HR. Muslim).

9. Menjaga kebersihan lingkungan

  • Larangan kencing di air yang tidak mengalir.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yaitu air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR. Bukhari, no. 239 dan Muslim, no. 282).

Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Jangan salah seorang dari kalian mandi di air yang tergenang dalam keadaan junub.” (HR. Muslim, no. 283).

  • Yahudi tidak membersihkan halaman.

طَهِّرُوْا أَفْنِيَتَكُمْ فَإِنَّ الْيَهُوْدَ لاَ تُطَهِّرُ أَفْنِيَتَهَا

"Bersihkanlah halaman rumah kalian. Sebab orang-orang Yahudi tidak membersihkan halaman rumah mereka"

Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath (11/2 dari Al-Jam'u Baina Zawaidil-Mu'jamain).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم