Raih Pahala yang Terus Mengalir

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya.”
(HR. Muslim nomor. 1893)
Jangan hentikan artikel bermafaat cuma sampai kepada anda, tapi beri kesempatan saudara kita untuk turut membaca dan mengambil manfaat dari artikel itu dengan cara anda share artikel tersebut...

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ringkasan kajian ke-4 pada Safari Dakwah di Qatar yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A Hafidzahullah. Dengan judul  10 Sifat Wanita Terbaik di Sisi Allah Ta'ala.

10 Sifat Wanita Terbaik

10 Sifat Wanita Terbaik

Penjelasan yang Indah tentang 10 Sifat Wanita Terbaik di Sisi Allah Ta'ala
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bertutur, “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.”

Video Kajian ini


📖 Daftar Isi:

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas 10 Sifat Wanita Terbaik di Sisi Allah ﷻ, karena zaman sekarang, banyak sekali wanita yang hanya menginginkan pengakuan kepada manusia, sebatas tas branded, jalan-jalan ke Eropa, makan sana makan sini dan segudang flexing yang jauh dari pengakuan Allah ﷻ. Maka, penting untuk mengingatkan Ummahat agar tidak terjerumus ke dalam jebakan Syaitan yang menjauh dari rahmat Allah ﷻ.

Maka, tatkala Allah ﷻ menjelaskan mengenai sifat mengolok-olok, Allah ﷻ khususkan buat wanita. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

Imam Qurthubi Rahimahullah menjelaskan bahwa dikhususkan olok-mengolok bagi Wanita karena sifat ini paling banyak di kalangan para wanita.

Maka, tatkala wanita bersaing dalam urusan dunia, menjadi terbaik di sisi dunia, bisa jadi akan menjadi paling hina di sisi Allah ﷻ.

Beberapa contoh dalam hal ini adalah wanita mulia:

1. Wanita berkulit hitam yang memiliki rasa malu.

Maka, Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma menjelaskan kepada Atha wanita penghuni surga,

عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي قَالَ: إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ قَالَتْ: أَصْبِرُ قَالَتْ: فَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا

Diriwayatkan dari ‘Atha’ ibn Abi Rabah -rahimahullah- berkata:

“Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma bertanya kepadaku: ‘Maukah aku perlihatkan kepadamu salah satu wanita penghuni Surga?’ Aku menjawab: ‘Tentu.’ Beliau berkata: ‘Inilah seorang wanita kulit hitam yang suatu hari datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam lalu berkata: ‘Sesungguhnya aku terkena penyakit ayan dan auratku terbuka (saat kambuh –pent), maka sudilah kiranya engkau berdoa untukku kepada Allah (agar Allah memberikan kesembuhan kepadaku –pent)’ Beliau bersabda: ‘Jika kamu mau kamu sabar maka kamu akan mendapatkan Surga. Dan jika kamu mau aku akan berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kesembuhan kepadamu.’ Wanita itu menjawab: ‘Aku akan bersabar.’ Lalu dia berkata lagi: ‘Akan tetapi auratku tersingkap (ketika kambuh –pent), maka sudilah kiranya engkau berdoa untukku kepada Allah agar auratku tidak tersingkap (saat kambuh –pent).’ Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa untuk wanita tadi agar tidak tersingkap.” (HR. Al-Bukhari, no. 5220 dan Muslim, no. 4673)

Hadits ini menjadi bukti, meskipun wanita hitam, tetapi terbaik di sisi Allah ﷻ. Dia memiliki rasa malu, rasa malu wajib dimiliki oleh seorang wanita yang sudah menjadi barang langka pada wanita zaman sekarang ini.

2. Wanita pembersih masjid

Bukti lain, yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki amalan yang mulia, sebuah hadits yang menceritakan tentang seorang perempuan berkulit hitam, yang biasa menyapu masjid di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -فِي قِصَّةِ الْمَرْأَةِ الَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ- قَال: فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: مَاتَتْ, فَقَالَ: “أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي”? فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا. فَقَالَ: “دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا”, فَدَلُّوهُ, فَصَلَّى عَلَيْهَا.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi).

Nabi shallallahu’alaihiwasallam, menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”  ” Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya Nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya.

Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang. “Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).

Mulia bukan…?!

Sampai Rasulullah saja menyempatkan diri untuk menyolatkan jenazahnya, meski sudah dikuburkan. Sebuah kemuliaan bila orang termulia saja sampai menegur para sahabatnya, karena lupa mengabarkan perihal kematiannya. Saat beliau tahu bahwa perempuan tersebut telah dikuburkan, beliau sempatkan diri untuk tetap menyolati jenazahnya, meski sudah dimakamkan.

Maka, perlu para wanita mengetahui dan menyadari agar menjadi wanita yang al-khoiriyah, keterbaikan di sisi Allah ﷻ.

Berikut beberapa hadits yang dimulai dengan kata Khoirunnisa (wanita terbaik) agar bisa menjadi cermin bagi para wanita.

📖 Hadits 1: Empat Sifat Wanita Terbaik

Rasulullah ﷺ bersabda,

خَيْرُ نِسَائِكُمُ الْوَدُودُ الْوَلُودُ الْمُوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ، إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ

"Sebaik-baik wanita di antara kalian adalah yang sangat sayang (cinta) kepada suami; yang memiliki banyak anak; tidak kasar; membantu suami dalam kebaikan; ketika mereka bertakwa kepada Allah."  📗 HR. Baihaqi, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahîhah no. 1849.

📃 Penjelasan:

1. Sifat الْوَدُودُ (mencintai suami)

Diantara tujuan pernikahan adalah al-mawaddah yaitu cinta dan kasih sayang.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum Ayat 21:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Maka, apapun yang menjadikan sebuah keluarga menjadi bertambah cinta dan kasih sayangnya, akan berbuah pahala. Seperti kata-kata yang lembut yang menjadikan suami lebih cinta, berpahala, maka dituntut mencintai suami, ini akan menjadi ciri wanita terbaik di sisi Allah ﷻ.

Agar bisa mencintai suami

  1. Berdo'a kepada Allah ﷻ. Agar bisa mencintai suami dan sebaliknya.
  2. Menundukkan pandangan. Wanita terbaik hanya untuk suaminya, maka menundukkan pandangannya hanya untuk suaminya. Semakin keluar rumah, maka akan melihat suami tidak bernilai.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surah ar-Rahman ayat 55—58:

فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ٥٥ فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ إِنسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ ٥٦ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ٥٧ كَأَنَّهُنَّ ٱلۡيَاقُوتُ وَٱلۡمَرۡجَانُ ٥٨

“Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan? Di ranjang-ranjang itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (ar-Rahman: 55—58)

Inilah standar wanita penghuni surga, yang selalu menjaga pandangannya. Tidak suka film korea, yang menjadikan suaminya terlihat hina.

  1. Jangan suka mengungkit kesalahan

    Selain Nabi ﷺ, tidak ada yang sempurna di dunia. Maka, Jangan suka mengungkit dan membandingkan dengan pria lain.

    Syaikh Utsaimin Rahimahullah menasihati agar jangan sering mengajak isteri ke mal-mal dan pasar, maka hatinya bisa rusak karena melihat banyak lelaki. Sehingga mulai study banding dengan lelaki lain. Maka, perempuan bukan berbicara lelaki orang lain!

    Bagi para suami hendaknya, menegur kebiasaan isteri yang buruk, seperti suka menonton drakor, jalan-jalan ke mall, dan aktivitas lain.

2. Sifat الْوَلُودُ (yang subur mempunyai anak banyak)

Ini adalah karunia Allah ﷻ, karena tidak semua wanita mendapatkannya. Sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

Mengurus anak adalah berat, dan memiliki pahala yang besar, maka tidak baik menolak memiliki banyak anak.

Secara umum, memiliki banyak anak akan mendatangkan rezeki. Janganlah membunuh anak karena takut tidak bisa beri ia makan. Dalam dua ayat, Allah menyebutkan konteks yang hampir mirip yaitu firman Allah,

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al-An’am: 151). Ayat ini maksudnya takut miskin untuk saat ini.

Juga firman Allah,

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra’: 31). Ayat ini maksudnya takut miskin pada masa depan.

3. Sifat الْمُوَاتِيَةُ (Berusaha beradaptasi menyesuaikan keinginan suami)

Maka, ibu-ibu biasakan ngomong 'terserah abi' dengan sikap legowo, memberikan pilihan terbaik kepada suami. Karena terkadang suami berat menentukan pilihan karena faktor biaya, misalnya.

4. Sifat الْمُوَاسِيَةُ (Yang membantu suami)

Menopang apa yang diperlukan suami tanpa keterpaksaan. Membantu suami dalam kebaikan dan kemuliaan.

Contohlah Khadijah saat menopang Nabi ﷺ disaat awal-awal kenabian. Ia memiliki kelembutan hati dan menjadi tempat pertama bagi Nabi Muhammad untuk mencari ketenangan ketika beliau merasa cemas setelah menerima wahyu pertama. Kata-katanya yang menenangkan sangat membantu mengurangi kegelisahan Nabi.

Hingga Nabi ﷺ selalu menyebut namanya hingga Aisyah cemburu, meskipun fisiknya tua. Kata Aisyah Radhiallahu ‘Anha:

مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَلَقَدْ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي بِثَلَاثِ سِنِينَ لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا

“Aku tidak pernah merasa cemburu kepada siapapun melebihi kecemburuanku kepada Khadijah sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum beliau menikahiku. Menurut apa yang aku dengar beliau suka menyebut-nyebutnya.” (HR. Bukhari no. 6004)

Aisyah Radhiallahu’ Anha berkata:

اسْتَأْذَنَتْ هَالَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ أُخْتُ خَدِيجَةَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَرَفَ اسْتِئْذَانَ خَدِيجَةَ فَارْتَاعَ لِذَلِكَ فَقَالَ اللَّهُمَّ هَالَةَ قَالَتْ فَغِرْتُ فَقُلْتُ مَا تَذْكُرُ مِنْ عَجُوزٍ مِنْ عَجَائِزِ قُرَيْشٍ حَمْرَاءِ الشِّدْقَيْنِ هَلَكَتْ فِي الدَّهْرِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Haalah binti Khuwalid, saudara perempuan Khadijah meminta izin Rasulullah ﷺ, lalu beliau teringat cara Khadijah meminta izin.

Beliau tertegun sejenak namun segera berujar: “Ya Allah, ini Halah”. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata; “Aku menjadi cemburu karenanya lalu aku katakan; “Kamu mengingat terus wanita tua dari Quraisy itu dan yang kedua rahangnya telah merah itu (sindiran untuk orang yang sudah tua).

Dia telah lama mati. Padahal Allah telah memberi ganti untukmu dengan yang lebih baik darinya?” (HR. Bukhari no. 3820)

Rasulullah pun menjawab:

مَا أَبْدَلَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ النِّسَاءِ

“Allah tidak pernah mengganti untukku yang lebih baik darinya, dia adalah wanita yang beriman kepadaku di saat manusia kafir kepadaku, dan ia membenarkanku di saat manusia mendustakan diriku, dan ia juga menopangku dengan hartanya di saat manusia menutup diri mereka dariku. Dan Allah telah mengaruniakan anak kepadaku dengannya ketika Allah tidak mengaruniakan anak kepadaku dengan istri-istri yang lain.” (HR. Ahmad no. 23719).

Syaratnya: Jika bertakwa kepada Allah ( إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ)

Maka, keempat sifat di atas, tidak akan mampu dilakukan jika tidak bertakwa kepada Allah ﷻ. Hanya wanita-wanita yang bertakwa yang mampu menundukkan jiwanya karena Allah ﷻ.

Untuk banyaklah berdo'a agar Allah ﷻ memudahkan, niatkan semua karena Allah ﷻ. Karena sesuatu yang dilakukan karena Allah ﷻ, akan terasa mudah.

📖 Hadits ke-2: Wanita Quraisy yang Naik Unta

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ، صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

“Sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholeh dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

📃 Penjelasan:

5. Sifat Lembut kepada Anak-anaknya

Yang dimaksud dengan wanita yang mengendarai unta adalah wanita Arab. Al Qostholani dalam Irsyadus Sary menjelaskan, “Dikhususkan Arab di antara manusia lain dan dikhususkan Quraisy di antara Arab sebuah petunjuk bahwa Arab paling mulia di antara manusia dan yang paling mulianya adalah Quraisy.”

Dalam Shohih Muslim dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallammelamar Ummu Hani’ (dari Quraisy). Ummu Hani’ menjawab: “Ya Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari pada pendengaranku dan penglihatanku. Sementara hak suami itu besar. Aku takut jika sedang melayani suamiku, aku melalaikan urusanku dan anakku. Jika aku sedang mengurus anakku, aku mengabaikan hak suami.”

Rasul menjawab: “Sesungguhnya sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholih dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.”

Ini pujian untuk Ummu Hani’ yang berasal dari kalangan wanita sholihah dari Suku Quraisy. Seperti yang tercermin pada kalimatnya, sebagai seorang janda beranak kecil ia tidak mau mengurangi perhatiannya pada anak. Di satu sisi ia sadar betul bahwa hak suami begitu besar. Walau ia sangat mencintai Rasulullah, tetapi Ummu Hani’ menyampaikan keberatannya. Rosul pun tidak jadi menikahinya.

Wanita-wanita shahabiyah yang memiliki sifat Sifat الْوَدُودُ (mencintai suami) antara lain:

1. Ummu Salamah

Awalnya Ummu Salamah tidak mau menikah lagi, karena ia telah berjanji kepada suaminya, Abu Salamah, untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia. Ia juga sempat menolak lamaran Rasulullah karena merasa cemburu, sudah berumur, dan memiliki anak-anak. Namun, setelah dijelaskan oleh Rasulullah, Ummu Salamah akhirnya menerima lamaran beliau.

Kekokohan Ummu Salamah karena dia selalu menundukkan pandangan, maka tidak ada suami lain yang lebih baik dari pada Abi Salamah. Padahal ada Abu Bakar, Umar dan sahabat terbaik lainya.

2. Ummu Darda As-Sughra

Ummu Darda', seorang anak perempuan yatim yang diasuh oleh Abud Darda' radhiyallahu 'anhu.

Ummu Darda’ ash-Shughra adalah seorang wanita shalehah yang hidup pada zaman Rasulullah ﷺ. Dalam suatu kesempatan, ia mengungkapkan kepada suaminya Abu Darda’ pernyataan yang menggugah hati,

“إنك خطبتني إلى أبوي في الدنيا فأنكحوني, وإني أخطبك إلى نفسك في الآخرة!”

“Sesungguhnya engkau telah meminangku kepada kedua orangtuaku di dunia, maka merekapun menikahkan aku denganmu. Dan sesungguhnya aku akan meminangkan diriku kepada dirimu di akhirat kelak.” Maka Abu Darda’ berkata

فلا تنكحي بعدى!

‘Kalau begitu, engkau jangan menikah lagi sepeninggalku.’

Pernyataan ini mencerminkan ketulusan dan komitmen Ummu Darda’ terhadap suaminya. Ia mengungkapkan niatnya untuk tetap bersama Abu Darda’ tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Ungkapan ini menggambarkan kedalaman cinta dan kepercayaan yang dimiliki oleh Ummu Darda’ terhadap suaminya.

Namun, ketika Abu Darda’ wafat, Ummu Darda’ tidak hanya berbicara tentang kesetiaan, tetapi juga membuktikannya dengan tindakan. Ia tetap setia pada janjinya untuk tidak menikah lagi setelah kepergian suaminya. Bahkan, ia menolak lamaran dari Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, meskipun posisi dan kekayaan Khalifah tersebut.

3. Nailah binti Farafishah

Nailah binti Farafishah adalah istri dari Utsman bin Affan, khalifah ketiga dalam sejarah Islam. Nailah dikenal sebagai wanita yang penuh cinta, setia, berani, dan tak kenal lelah dalam mendampingi suaminya menghadapi masa-masa sulit.

Proses khitbah Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu terbilang unik. Ketika itu, Utsman telah berusia 81 tahun dan menjabat sebagai Amirul Mukminin ketiga. Nailah tampak terkejut melihat uban telah begitu banyak di rambut pria yang terkenal pemalu ini.

Utsman pun bertanya dengan penuh kelembutan kepada Nailah, "Apakah engkau keberatan jika menikah denganku, laki-laki yang sudah sangat tua?" Gadis belia berusia 18 tahun itu ter-senyum malu-malu. Ia membalas dengan sangat hati-hati dan penuh rasa hormat. "Aku menyukai laki-laki yang lebih tua."

Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu berkata, "Tetapi usiaku telah melampaui ketuaanku."

Nailah kembali tersenyum. Ia tertunduk, lalu membalas pernyataan itu, "Masa mudamu telah engkau habiskan bersama Rasulullah ﷺ . Itu membuatku merasa beruntung dan itu lebih dari segala-galanya." Jawaban ini sangat menyentuh hati Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu. Mereka pun menikah di Madinah. Dari pernikahan tersebut, lahir seorang putri bernama Maryam binti Utsman.

Singkat cerita, Utsman dibunuh di depan Nailah, setelah melewati masa indahnya banyak yang ingin melamarnya karena beliau terkenal dengan gigi yang indah. Maka, suatu saat dia pukul giginya hingga patah, karena gigi yang indah hanya untuk Utsman.

4. Ummu Hanni

Yang dijelaskan sebelumnya, menolak lamaran Rasulullah ﷺ karena ingin mengasuh anak-anaknya. Hingga Nabi ﷺ memkluminya. Subhanallah.

6. Sifat: Paling Perhatian dalam Mengelola Harta Suaminya.

Di antara ciri-ciri istri yang shalihah adalah ketika dia amanah dalam menjaga menjaga harta suaminya dan tidak mengelola harta suaminya dengan cara yang tidak disukai oleh suaminya.

Dalam hadits:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ... والمَرْأَةُ راعِيَةٌ علَى بَيْتِ زَوْجِها ووَلَدِهِ،

Setiap kalian itu adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap apa yang diberikan yang diamanahkan dan seorang istri dia juga adalah seorang pemimpin dalam rumah tangganya ratu di dalam rumah tangganya dan dia bertanggung jawab terhadap tanggung jawab yang sudah dibebankan kepadanya.

📖 Hadits ke-3: Tiga sifat Wanita Terbaik

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

📃 Penjelasan:

7. Sifat: Jika dipandang Menyenangkan

Sebagaimana diketahui, kecantikan wanita ada dua, yaitu fisik dan akhlak. Maka, seorang wanita hendaknya menghiasinya dengan dua kecantikan tersebut.

Inilah karakter wanita (istri) yang terbaik, yaitu dia berusaha memperbagus dan mempercantik dirinya ketika berada di hadapan suaminya atau setiap kali dia bersama dengan suami. Demikian pula, perhatian dan fokus utama seorang istri adalah berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan perintah sang suami.

Di antara perkara yang memprihatinkan adalah banyak dari istri yang tidaklah berdandan dan berhias, kecuali karena hendak keluar rumah. Entah karena hendak berbelanja atau hendak mengikuti acara pertemuan di luar rumah, atau sejenisnya. Adapun jika berkaitan dengan hak suami ketika suami di rumah, dia pun menemui suaminya dengan baju ala kadarnya, bau yang tidak enak, rambut yang kusut dan acak-acakan, dan dalam kondisi-kondisi jelek lainnya. Sehingga sang suami pun akhirnya tidak berselera terhadap sang istri. Namun, begitu sang istri hendak keluar rumah, tiba-tiba dia berdandan dan berhias dengan penampilan terbaiknya.

Bagaimana hati seorang suami akan dipenuhi kecintaan terhadap istri jika sang istri bersikap demikian?

Lebih-lebih jika sang istri tidak mau taat kepada sang suami, banyak bermuka masam, sering marah-marah, atau banyak berkeluh kesah di hadapan suami.

Wahai para istri, perhatikanlah hal ini …

8. SIfat: Jika Diperintah Menurut

Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik.

Sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami. Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih mentereng. Wallahul musta’an.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bertutur,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)

Bahkan berpuasa sunnah pun harus izin. Dalam hadits yang muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya ada (tidak bepergian) kecuali dengan izin suaminya.”

9. Sifat Amanah: Jika tidak Di Rumah menjaga dirinya dan Hartanya

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini