Diterbitkan Oleh: MA’HAD AL-FURQON AL-ISLAMI SROWO - SIDAYU - GRESIK - JATIM
Akte Notaris: MENKUMHAM RI no. AHU. 1253.AH.01.04 Tahun 2010
www.alfurqongresik.com
Rumah tangga bahagia adalah tonggak utama berdirinya masyarakat dan negara rabbani yang kita idamkan bersama dan sumber kebaikan bagi individu dan masyarakat. Dari situlah akan lahir generasi tangguh yang akan menjadi unsur pembentuk masyarakat rabbani.
Karena urgensi rumah tangga ini, Iblis sangat berambisi untuk mengoyak dan merongrong keutuhan rumah tangga manusia, meretakkan hubungan cinta kasih bahtera rumah tangga, dan mengintai berbagai celah untuk menghancurkan kebahagiaan rumah tangga. Apakah kita ingin kalau Iblis bersorak-sorai merayakan kemenangannya?!!
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas laut, kemudian ia mengirim bala tentaranya. Yang paling dekat kedudukannya dengan Iblis adalah yang paling besar perannya menggoda anak Adam. Salah satu dari mereka datang dan berkata, “Aku telah berbuat begini dan begini. Iblis mengatakan kepadanya, ‘Kamu belumlah berbuat apa-apa.’Kemudian datang lagi anak buahnya yang lain dan berkata, “Aku tidak meninggalkan seorang anak Adam hingga aku bisa memisahkan antara suami dengan istrinya, Iblis lalu menyuruhnya mendekat lalu berkata, "Kamu anak buah yang hebat, Setelah itu Iblis merangkulnya” (HR Muslim: 7284).
Namun, kebahagiaan rumah tangga bahagia tentu tidaklah diraih/didapatkan hanya dengan khayalan dan impian belaka. Dibutuhkan usaha dan perjuangan ekstra. Oleh karena itu, Islam-sebagai agama yang sempurna-telah memberikan perhatian yang sangat besar dengan meletakkan fondasi, konsep, dan pedoman yang indah bagi suami istri. Jika keduanya mengamalkan prinsip-prinsip tersebut dan membangun mahligai rumah tangganya dengan rambu-rambu tersebut maka-dijamin-rumah tangga mereka akan mendapatkan kebahagiaan serta tidak mudah goyah dan runtuh (baca: cerai) di kala menghadapi berbagai persoalan/kesulitan hidup.
Apa saja kaidah-kaidah tersebut? Inilah yang akan menjadi tema kita.