بسم الله الرحمن الرحيم
📚┃Materi : "Haadzihi 'Aqidatunaa"
✍🏼┃Karya : Abu Umair Majdi bin Arafat Al-Mishri Hafidzahullah
🎙┃Pemateri : Ustadz Mohammad Alif, Lc, M.Pd Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Jum'at, 17 Oktober 2025/ 25 Rabi'ul Akhir 1447 H
🕰┃Waktu : Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat : Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142
Inilah Aqidah Kami - Pertemun#1
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.
Selanjutnya beliau menjelaskan Sekilas Kitab yang dibahas pada kitab ini. Mualif adalah salah satu guru Ustadz, saat belajar di Mesir dan merupakan salah satu Ulama Salaf di sana, dan kitab ini adalah salah satu kitab yang pernah dibahas dalam muhadarah beliau Hafidzahullah.
مُقَدِّمَةٌ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: ١٠٢]
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء: ١].
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا.يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب: ٧١،٧٠].
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ يَّةَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ، ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ:
فَيَقُولُ عَبْدُ اللَّهِ الْفَقِيرُ إلَى عَفْوِ رَبِّهِ أَبُو عُمَيْرٍ مَجْدِي بْنُ عَرْفَاعرفات المصري الأثري:
Kami mengimani dan beriman kepada Allah ﷻ, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir dan Takdir baik dan buruk.
Inilah akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Inilah akidah kami yang kami pegang teguh beserta sebagian rincian dan penjelasannya:
Yaitu Iman kepada rububiyah, uluhiyah dan Asma dan Shifat Allah ﷻ. Inilah pembagian yang dirumuskan para ulama.
Siapa yang tidak mengimani hal ini, maka bisa jadi orang tersebut Kafir atau Ahli bid'ah.
Tauhid Allah terbagi menjadi tiga bagian:
- Tauhid Rububiyah: Mengesakan Allah ﷻ atas segala perbuatan Sang Pencipta.
- Tauhid Uluhiyah : Mengesakan Allah ﷻ atas segala perbuatan makhluk.
- Tauhid Asma dan Shifat: Mengesakan Allah dengan nama-nama dan Sifat-sifat-Nya yang indah yang telah ditetapkan bagiNya dan dijelaskan dalam Al-Qur’an dan disebutkan dalam Sunnah-sunnah Rasul-Nya dengan nama yang ma'ruf dan dikenal. Adapun kaifiatnya (bagaimananya) hanya Allah ﷻ yang mengetahui.
Yang pertama adalah Imam kepada Allah ﷻ : yaitu, dalam Rububiyah-Nya, yaitu, dalam tindakan-tindakan-Nya. Dia adalah Pencipta, Maha Suci Allah, atas ciptaan, kekuasaan, pengelolaan, dan otoritas, sebagaimana Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَٱعْبُدْهُ وَٱصْطَبِرْ لِعِبَٰدَتِهِۦ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُۥ سَمِيًّا
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? (QS. Maryam ayat 65)
Ayat ini mengandung 3 jenis tauhid:
- Rububiyah pada ayat: رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
- Uluhiyah pada ayat: فَٱعْبُدْهُ وَٱصْطَبِرْ لِعِبَٰدَتِه dan Perintah beribadah pada kata فَٱعْبُدْهُ
- Asma dan Shifat pada ayat: هَلْ تَعْلَمُ لَهُۥ سَمِيًّا
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 62:
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
لِلهِِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ. أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَٰثًا ۖ وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syuraa ayat 49-50).
Allah, Maha Suci bagi-Nya, Maha Esa dalam menciptakan apa pun yang Dia kehendaki dan mewujudkan apa pun yang Dia kehendaki.
Allah ﷻ berfirman:
لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS As-Shura Ayat 12).
Maka barangsiapa yang Dia beri dan limpahkan rezeki, Dia menguji hamba-hamba-Nya dengan memberi kecukupan. Dan barangsiapa yang Dia halangi, batasi, dan persulit, Dia menguji hamba-hamba-Nya dengan kekurangan. Maka milik-Nyalah kerajaan. Milik-Nyalah kekuasaan; milik-Nyalah perintah, Maha Suci bagi-Nya, Yang Maha Tinggi. Dia memberi rezeki kepada siapa pun yang Dia kehendaki.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). [Hud ayat 6]
Sesungguhnya ilmu dan rezeki yang sempurna bagi setiap makhluk di dunia ini berasal dari Allah. Tidaklah setiap makhluk menciptakan rezekinya sendiri-sendiri, melainkan rezekinya berasal dari Allah, Maha Suci bagi-Nya. Dan bahwa Dialah Pengelola seluruh alam semesta, atas dan bawah, malaikat, manusia dan jin; Dialah yang Mengatur segala urusan, Maha Suci Dia, Yang Maha Tinggi. Dia berbuat apa pun yang Dia kehendaki. Apa pun yang Dia kehendaki, Dia kerjakan.
Allah berfirman:
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Yasin ayat 82)
Tidak ada sesuatu pun kecuali itu adalah kekuasaan-Nya, Maha Suci Dia, Yang Maha Tinggi. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi.
Ketika Dia berkehendak, segala sesuatu yang Dia kehendaki berada dalam kendali, kekuasaan, dan kemampuan-Nya, Maha Suci Dia. Orang-orang sering kali salah mengartikan kehendak ini. Kehendak yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah ada dua jenis:
- Kehendak Kauniyah Qadariyyah (Masyiah)
- Iradah Syariah Dinniyah. Yaitu apa yang dicintai Allah ﷻ.
1. Iradah Kauniyah Qadariyyah (Masyiah)
Melalui inilah segala sesuatu yang dikehendaki Allah terjadi. Hal ini tidak selalu berarti bahwa kehendak tersebut dicintai oleh-Nya, karena berbeda dengan kehendak syar'iah dinniyah. Kehendak Kauniyah Qadariyyah, yang tidak selalu berarti dicintai oleh-Nya. Dia dapat menghendaki, menginginkan, menciptakan, dan mewujudkan apa yang tidak Dia cintai, sebagaimana Dia menciptakan Setan dan membencinya, serta kekufuran, pelanggaran, ketidaktaatan, dan kejahatan, yang Dia benci. Dia menghendaki dan menetapkannya, dan mewujudkannya, Maha Suci Dia, tetapi Allah ﷻ tidak mencintainya.
Yaitu setiap kehendak Syar'i yang dicintai Allah ﷻ. Yang tidak selalu berarti bahwa apa yang diinginkan pasti terjadi, artinya tidak ada hubungan atau keterkaitan yang niscaya antara kehendak dan keberadaan. Allah mungkin mengasihi dan melakukan sesuatu dan menginginkannya menjadi agama atau hukum, tetapi hal itu tidak terjadi.
Seperti, 'Dia mencintai iman dan dari setiap orang beriman.' Tetapi tidak semua orang beriman, karena Dia tidak menghendakinya melalui takdir, kehormatan, atau penciptaan.
Maka, Iradah syar'iyyah diniyyah adalah kehendak yang dicintai Allah dan dikehendaki oleh Allah ﷻ. Tapi tidak mengharuskan ini terjadi.
Terkadang, Kedua kehendak ini dapat bersatu dalam diri orang beriman. Dia menghendaki keimanan ada, maka Dia menciptakannya sebagai orang beriman. Dia menghendaki iman darinya secara Syar'i, maka dia melakukannya. Maka kedua iradah itu terkumpul padanya. Segala sesuatu tunduk pada masy'iah Allah, kehendak Allah dan kekuasaan Allah ﷻ.
Itu termasuk dalam keimanan kepada rububiyah Allah ﷻ, Dialah Allah ﷻ, Tuhan atas segala sesuatu dan Rajanya segala sesuatu.
Dialah Allah ﷻ pemilik & pemelihara segala sesuatu yang dipelihara, Pencipta segala makhluk. Kata Kullun menunjukkan segala keumuman, dan syaiun adalah nakirah yang menunjukkan umum, maka Dialah Allah ﷻ pemilik segala sesuatu yang ada. Dia memelihara mereka melalui penciptaan, penyediaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban segala sesuatu.
Inilah iman dalam prinsip rububiyah ini, dan inilah pokok landasan tauhid rububiyah. Maka, jika seseorang atau makhluk mengakui dan meyakini kepada Allah, bahwa Dialah yang menciptakannya dan menciptakan segala sesuatu, dan bahwa Dialah yang memberi rezeki kepadanya dan menyediakan segala sesuatu; dan Dialah yang di tangan-Nya segala urusan, bukankah ini patut disyukuri atas penciptaan dan pemberian-Nya? Dan menundukkan segala sesuatu di langit dan bumi. Pengakuan atas rububiyah Allah mengharuskan penyembahan-Nya (Tauhid uluhiyah) dan penyatuan-Nya sebagai Tuhan Itulah penyatuan ibadah.
Iman kepada uluhiyah-Nya: Yaitu, Kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah ﷻ. sebagaimana telah kami katakan, "dan iman kepada Uluhiyah-Nya, Maha Suci-Nya." Maka kamu tidak menyembah selain Dia, dan Dialah yang berhak disembah, dan hanya kepada-Nya saja.
Ibadah: Ibadah adalah segala sesuatu yang Dia cintai dan diridhai Allah ﷻ, baik lahir maupun batin, baik lisan maupun perbuatan.
Maka, hal ini harus memenuhi syarat agar dicintai Allah ﷻ.
Allah berfirman dalam Surat Al-Isra Ayat 23:
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
- Allah ﷻ menggandengkan berbakti kepada orang tua dengan Tauhid kepada-Nya, ini menunjukkan besarnya kedudukan birrul walidain.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Az-Zariyat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم