Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

🎙Bersama: Al Ustadz Abu Adib حفظه الله تعالى
📘 Kitab : Syarhus-Sunnah Al Barbahari - Download Matan KitabTerjemah Matan KitabSyarah Syaikh Fauzan
🗓 Hari : 13 Muharram 1447 / 9 Juli 2025
🕰 Waktu: Setiap Rabu, ba'da maghrib - isya
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta



Pertemuan#4: Wajib Bersama Jama'ah dan Pemimpin Kaum Muslimin

Ta'liq oleh Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah: - Lanjutan

Ketika Nabi memberi tahu Hudzaifah bin Yaman tentang kekacauan dan perpecahan yang akan terjadi, Hudzaifah bertanya kepadanya, "Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku melihat hal itu terjadi?" Ia berkata,

أن تلزم جماعة المسلمين، وإمامهم

"Tetaplah bersama jama'ah kaum muslimin dan pemimpin mereka."

Suatu kelompok hanya dapat eksis dengan dua cara:

  1. Pertama, Manhajnya dengan mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah. Manhajnya bukanlah ajaran si fulan atau perkataan si fulan, melainkan Al-Qur'an dan Sunnah.
  2. Kedua, ia memiliki seorang imam Muslim untuk memimpinnya dan kepadanya menyerahkan segala urusannya. Suatu kelompok tidak dapat bersatu tanpa seorang imam; ia harus memiliki seorang imam yang akan menjadi tempat rujukan.

Inilah mengapa beliau berkata kepada Hudzaifah: "Tetaplah bersama jamaah kaum Muslimin dan imam mereka." Beliau bertanya: "Dan jika mereka tidak memiliki jamaah maupun imam?" Beliau berkata: "Engkau harus mengisolasi diri dari firqah-firqah itu." Beliau memerintahkannya untuk menjauhi diri dari firqah-firqah itu dan hanya bersama jamaah Muslim, dan tidak dengan kelompok-kelompok selain jamaah Muslim. Sebaliknya, ia harus tetap sendiri dalam berpegang teguh pada kebenaran hingga ajal menjemputnya, dalam keadaan ia masih dalam keadaan sepereti itu.

📃 Penjelasan:

Hadits lengkap Hudzaifah Radhiyallahu’anhu di atas adalah sebagai berikut :

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”. Beliau berkata : “Ya” Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”. Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”. 

Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka” Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?” Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita” Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka” Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?” Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”

📖 (HR. Bukhari 6/615-616. Muslim 12/235-236)
___________

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh bergabung dengan kelompok-kelompok yang menyelisihi jalan kebenaran, dan mereka tidak boleh menjadi suatu kelompok kecuali memenuhi dua syarat: jalan mereka adalah Al-Qur'an, Sunnah, dan jalan para salaf saleh, dan mereka memiliki seorang imam Muslim yang memimpin mereka dan yang menjadi tempat rujukan jika ada masalah. Tidak ada agama kecuali dengan jama'ah, tidak ada jama'ah kecuali dengan imam, dan tidak ada imam kecuali didengar dan ditaati. Inilah manhaj kaum Muslimin, dan inilah Sunnah yang dijelaskan penulis rahimahullah.

Dan dari hal ini dilarang mengikuti penyimpangan yang nyeleneh dan yang menyelisihi pendapat Rasul-Nya, dan bahwa seseorang hendaknya selalu bersama jama'ah tersebut selama mereka tidak tersesat.

Sabda beliau: (خَلَعَ رِبْقَةَ الإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ) (yang keluar dari Jama'ah) dia telah melepaskan ikatan Islam dari tengkuknya), sudah menjadi kebiasaan orang Arab untuk mengikatkan tali di leher domba, agar mereka tidak tercerai-berai, tersesat, dan dimakan serigala. Tali-tali ini dihubungkan dengan seutas tali yang menyatukan mereka demi keamanan. Nabi ﷺ mengibaratkan pentingnya kerukunan umat dengan hal ini, karena umat adalah tali pelindung dari bahaya, sebagaimana tali di leher domba melindungi mereka dari serigala dan dari tersesat.

Berkata Imam Al-Barbahari Rahimahullah: (Dan dia sesat dan menyesatkan)

Tersesat dalam jiwanya sendiri dari jalan kebenaran, menyesatkan orang lain, tersesat dalam dirinya sendiri, dan menyesatkan orang-orang yang mengikutinya dan menirunya. Allah ﷻ berfirman:

 وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [An-Nisa: 115]

Maka, wajib bagi seorang muslim untuk mengikuti jalan orang-orang mukmin, tidak menentang mereka dan tidak pula menyimpang dari mereka.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم