بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 Bersama Keluarga Meraih Surga
📆 Kamis, 3 Rabi’ul Akhir 1447/ 25 September 2025
🕌 Masjid #1235 Wakra Qatar
📖 Daftar Isi:
Mengulang ilmu tidak seharusnya membuat orang bosan, karena ilmu bukan hiburan lucu yang jika diulang terasa membosankan. Tetapi, akan banyak kebaikan yang selalu bisa didapatkan.
Ada hadits yang menyatakan bahwa seorang shahabiyah sampai hafal surat Qaf karena Nabi ﷺ selalu membacanya disaat Jum'atan.
عَنْ بِنْتٍ لِحَارِثَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَتْ مَا حَفِظْتُ ق إِلَّا مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ بِهَا كُلَّ جُمُعَةٍ قَالَتْ وَكَانَ تَنُّورُنَا وَتَنُّورُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاحِدًا
Dari salah seorang putri Ma'in binti Haritsah bin Nu'man ia berkata; "Tidaklah saya menghafal surat Qaaf kecuali dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membacanya pada setiap kali khutbah Jum'at. Dan tempat pembuatan roti kami dengan pembuatan roti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah satu. (HR. Muslim: 1441)
Hidup di dunia, terkadang Allah ﷻ lapangkan rezeki seseorang sementara di belahan lain ada yang kesusahan, seperti halnya orang tua bekerja dengan nyaman dan makan cukup di Qatar, tetapi terkadang anak-anak di pondok kekurangan uang jajan.
Gambaran seperti ini juga terlihat si surga, dimana salah satu anggota keluarga berada di bagian bawah dan Allah ﷻ pertemukan dengan orang tuanya di satu tempat di surga.
بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 Catatan tentang Masalah Ghaib
📆 Selasa Malam, 2 Rabi’ul Akhir 1447/ 23 September 2025
🕌 Masjid Amr bin Jundub Masjid#753 Doha Qatar
📖 Daftar Isi:
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.
Bahasan tentang imam dalam masalah ghaib adalah bahasan inti dari iman (ashlul iman).
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib [QS. Al-Baqarah ayat 2].
Maka, beriman kepada yang ghaib adalah beriman kepada semua rukun iman. Karena semua rukun iman adalah ghaib, kalau sudah ditampakkan maka tiada lagi makna iman. Dan hal ghaib yang yang paling besar adalah Allah ﷻ.
Dalam hadis dari Abu Dzar, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah Nabi melihat Allah ketika isra mi’raj? Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نور أنى أراه
“Ada cahaya, bagaimana aku melihat-Nya.”
Dalam riwayat lain, “Aku melihat cahaya.” (HR. Muslim 178, Turmudzi 3282, Ahmad 21392, dan yang lainnya).
Maka diantara makna beriman kepada yang ghaib adalah mengimani adanya Allah ﷻ meskipun kita tidak melihat, atau mendengar-Nya.
بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 Jika Tidak Yakin, Jangan Diamalkan!
📆 Selasa, 1 Rabi’ul Akhir 1447/23 September 2025
🕌 Masjid Masjid#1235 Al-Wakra Qatar
📖 Daftar Isi:
Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu. Semoga dengannya akan mendatangkan sakinah bagi kita semuanya.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dengan adanya sakinah maka iman akan bertambah, maka Surat Al-Fath Ayat 4:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Maka, ketika Muadz bin Jabal mengajak orang-orang yang menuntut ilmu beliau berkata,
عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ هِلَالٍ، قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يَقُولُ لِرَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِهِ: اجْلِسْ بِنَا فَلْنُؤْمِنْ سَاعَةً، فَيَجْلِسَانِ يَتَذَاكَرَانِ اللَّهَ وَيَحْمَدَانِهِ
Dari al-Aswad bin Hilaal ia berkata: Muadz berkata kepada seorang laki-laki dari saudaranya: “Mari duduk bersama kami untuk (menambah) iman sesaat.” Maka keduanya duduk mengingat Allah dan memuji-Nya (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu berkata kepada salah seorang Sahabat: “Duduklah bersama kami untuk beriman sesaat”. Bukankah mereka telah beriman sebelumnya? Maksudnya adalah menyempurnakan iman kita, menambah iman dengan duduknya kita dan mengingat (Allah). Saling mengingatkan tentang ilmu, mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Karena iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Menambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.