بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 Catatan tentang Masalah Ghaib
📆 Selasa Malam, 2 Rabi’ul Akhir 1447/ 23 September 2025
🕌 Masjid Amr bin Jundub Masjid#753 Doha Qatar
📖 Daftar Isi:
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.
Bahasan tentang imam dalam masalah ghaib adalah bahasan inti dari iman (ashlul iman).
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib [QS. Al-Baqarah ayat 2].
Maka, beriman kepada yang ghaib adalah beriman kepada semua rukun iman. Karena semua rukun iman adalah ghaib, kalau sudah ditampakkan maka tiada lagi makna iman. Dan hal ghaib yang yang paling besar adalah Allah ﷻ.
Dalam hadis dari Abu Dzar, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah Nabi melihat Allah ketika isra mi’raj? Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نور أنى أراه
“Ada cahaya, bagaimana aku melihat-Nya.”
Dalam riwayat lain, “Aku melihat cahaya.” (HR. Muslim 178, Turmudzi 3282, Ahmad 21392, dan yang lainnya).
Maka diantara makna beriman kepada yang ghaib adalah mengimani adanya Allah ﷻ meskipun kita tidak melihat, atau mendengar-Nya.
بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 Jika Tidak Yakin, Jangan Diamalkan!
📆 Selasa, 1 Rabi’ul Akhir 1447/23 September 2025
🕌 Masjid Masjid#1235 Al-Wakra Qatar
📖 Daftar Isi:
Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu. Semoga dengannya akan mendatangkan sakinah bagi kita semuanya.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dengan adanya sakinah maka iman akan bertambah, maka Surat Al-Fath Ayat 4:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Maka, ketika Muadz bin Jabal mengajak orang-orang yang menuntut ilmu beliau berkata,
عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ هِلَالٍ، قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يَقُولُ لِرَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِهِ: اجْلِسْ بِنَا فَلْنُؤْمِنْ سَاعَةً، فَيَجْلِسَانِ يَتَذَاكَرَانِ اللَّهَ وَيَحْمَدَانِهِ
Dari al-Aswad bin Hilaal ia berkata: Muadz berkata kepada seorang laki-laki dari saudaranya: “Mari duduk bersama kami untuk (menambah) iman sesaat.” Maka keduanya duduk mengingat Allah dan memuji-Nya (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu berkata kepada salah seorang Sahabat: “Duduklah bersama kami untuk beriman sesaat”. Bukankah mereka telah beriman sebelumnya? Maksudnya adalah menyempurnakan iman kita, menambah iman dengan duduknya kita dan mengingat (Allah). Saling mengingatkan tentang ilmu, mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Karena iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Menambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
بسم الله الرحمن الرحيم
𝗗𝗔𝗨𝗥𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥 𝗞𝗘-𝟮𝟲 & 𝗦𝗔𝗙𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗤𝗔𝗧𝗔𝗥
bersama : 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗔𝗺𝗺𝗶 𝗡𝘂𝗿 𝗕𝗮𝗶𝘁𝘀, 𝗦𝗧., 𝗕𝗔 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘻𝘩𝘢𝘩𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩
📚 𝗧𝗮𝘂𝗵𝗶𝗱 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗗𝗼'𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝗯𝗮𝗱𝗮𝗵
📆 Senin Malam, 1 Rabi’ul Akhir 1447/22 September 2025
🕌 Masjid At-Tauhid Al-Khor Community Qatar
Daftar Isi:
Alhamdulillah atas nikmat aman yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita hingga sampai detik ini, kita masih diberi kesempatan untuk dapat hidup dan beraktifitas dengan tenang.
Salah satu alasan yang Allah ﷻ berikan kepada kaum Musyrikin Quraisy untuk menyembah Allah ﷻ, adalah karena ada nikmat aman. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Quraisy:
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Dalam ayat ini, Allah ﷻ memerintahkan, hendaklah mereka mengikhlaskan ibadah hanya kepada Tuhannya Masjidil Haram, Yang telah memberi mereka kenikmatan dan dan keamanan.
Selanjutnya, sebelum masuk materi Ustadz ingin menggarisbawahi apa yang telah dibaca Imam dalam shalat, yaitu dalam akhir surat Al-Furqan Allah ﷻ menyebutkan salah satu sifat Ibaadurrahmaan: Mengeluarkan nafkah yang wajib maupun yang mustahab, mereka bersikap tengah-tengah di dalam berinfak, tidak meremehkan dan juga tidak melampaui batas, begitu pula dalam permasalahan yang lainnya mereka juga bersikap pertengahan/adil.
وَالَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا(67)
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.