Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,... (Al Maidah:54)
Yuhibbuhum wayuhibbunahum - Alloh azzawajalla mencintai mereka dan mereka mencintai Alloh, Ibnul qayyim aljauzy menuturkan: "Tidak mengherankan jika kita mencinta Alloh ta'ala, tidak aneh jika yg miskin mencintai yang kaya, orang yang hina mencintai yang Maha perkasa, karena tabiat manusia diciptakan Alloh azzawajalla mencintai orang yg memberi nikmat kepadanya.Ketika orang yg mudah memberi maka akan disukai dan dicintai. Oleh karena itu wajar jika manuasia mencintai Alloh. Tapi yg aneh dzat yg maha memiliki ini mencintai hambanya padahal Dia sendiri yang memberi nikmat. Cinta Alloh kepada hamba merupakan perkara yang besar, tiada yg mampu mamahami cinta Alloh kecuali hamba yg tahu betul bagaimana mengenal Alloh dengan asmanya yang maha indah".
Tanda cinta Alloh kepada hamba antara lain:
Selengkapnya: Audio Kajian: "Tanda-tanda Allah mencintai hambaNya"
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isro':32)
Dalam Surat Al-Furqon ayat 63-terakhir dijelaskan sifat hamba yang dirahmati Alloh ('ibadurrahman) yaitu orang yg berjalan di muka bumi dengan tenang. Ia memiliki sifat : Tidak melakukan perzinaan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya "Dan janganlah kamu mendekati zina;" menunjukan dilarangnya zina dan segala hal yang mengarah ke sana. Maka Alloh'azzawajalla memberikan ganjaran yang hina yaitu hudud.
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim berkata Ishaq telah mengabarkan kepada kami Jarir, dan Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wail dari Amru bin Syurahbil dari Abdullah dia berkata, "Aku bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu membuat tandingan bagi Allah (syirik), sedangkan Dialah yang menciptakanmu." Aku berkata, "Sesungguhnya dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda: "Kemudian kamu membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Kamu berzina dengan isteri tetanggamu."(HR Muslim no 24/Lidwa Pustaka)
Tanda kiamat anatara lain tersebarnya zina. Sampai sesorang melakukan perzinaan di tengah jalan seperti seeekor keledai. Sampai orang yang terbaik mengatakan kalaulah engkau berbuat, menjauhlah dari jalan ini.
Dari Abdullah bin Umar radliyallah ‘anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Ibnu Abbas radliyallah ‘anhuma berkata: “Mereka pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan dengan sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang buruk zina yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah mengharamkan zina yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.” (Dinukil dari Fathul Baari)
Diriwayatkan bahwa Abdul Qadir Al-Jailani berkata, “Saya teguh pada prinsipku karena sejak dini saya dididik untuk jujur. Peristiwanya terjadi tatkala saya pergi dari Makkah menuju Baghdad, dengan tujuan untuk mencari ilmu. Ibuku memberiku bekal empat puluh dinar untuk keperluan anggaranku. Ibuku menjanjiku agar jujur. Tatkala rombongan kami tiba di daerah Hamda, tiba-tiba ada segerombolan perampok yang merampas semua harta dalam kafilah kami. Salah seorang di antara perampok itu menghampiriku seraya bertanya, “Apa yang engkau punya?”
Saya menjawab, “Uang empat puluh dinar.”
Dia mengira saya bercanda sehingga dia pun meninggalkanku. Rupanya ada orang lain di antara mereka yang melihatku. Dia bertanya, “Apa yang engkau punya?”
Saya memberitahukan apa yang kumiliki. Dia membawa diriku menghadap ke pemimpin mereka, lalu menanyaiku. Saya memberitahu apa yang kumiliki. Dia bertanya, “Apa yang membuatmu berkata jujur?”
Saya menjawab, “Ibuku menjanjiku untuk berlaku jujur, sehingga saya takut untuk mengkhianati janjinya.”
Tiba-tiba ada rona ketakutan menghantui pemimpin perampok itu. Lalu dia berteriak lantang sambil mencabik-cabik bajunya dan berkata, “Engkau takut mengkhianati janji ibumu, tapi saya tidak takut mengkhianati janji Allah.”