Banyak orang yang memandang hidup ini identik dengan menikmati berbagai kesenangan dan kelezatan duniawi. Siang malam mereka habiskan waktu untuk mengejar dan mengurus urusan dunia. Dunia yang fana telah memperdaya mereka hingga melupakan kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat. Wajar saja, karena mereka tidak mengimani adanya kehidupan setelah mati. Mereka mengatakan:
"Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi." (QS. Al-Mu'minun: 37)
Orang-orang seperti ini pada hakikatnya sudah putus asa untuk menggapai kedudukan yang lebih mulia dan lebih utama. Sebab hakikat hidup jelas bertolak belakang dengan apa yang mereka yakini dan berlawanan dengan apa yang mereka duga. Hidup hakikatnya mengabdikan diri dengan beribadah kepada Rabb Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Itulah tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah sa berfirman: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Maka seorang muslim hendaknya memperhatikan setiap detik yang ia lalui. Jangan sampai waktu itu terbuang percuma tanpa ada nilai ibadah di sisi Allah.
Sesungguhnya waktu yang sudah berlalu tak akan pernah kembali selamanya. Ironisnya, setiap orang pasti sedih dan duka ketika ia kehilangan hartanya namun mereka tak pernah menyayangkan umur yang terbuang bertahun-tahun lamanya. Padahal umur kita di dunia sangat singkat. Dan baik buruknya kita mengisi umur tersebut akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Masa penantian yang begitu panjang di alam barzakh dan kehidupan yang kekal abadi di akhirat. Umur kita adalah kesempatan untuk beramal sebab di akhirat yang ada hanyalah hisab. Oleh karena itu Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam menyampaikan sebuah wasiat yang sangat agung bagi kita, beliau bersabda: "Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: Masa mudamu sebelum datang masa tua, masa sehatmu sebelum datang masa sakit, masa kayamu sebelum datang masa miskin, masa luangmu sebelum datang masa sibuk, masa hidupmu sebelum datang kematian. " [Hadits shahih, diriwayatkan oleh AI-Hakim dalam Mustadraknya, nomor (IV/306), Abu Nu'aim nomor (IV/148), AI-Baghawi dalam SyarhusSunnah nomor (V/i8z), Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd nomor (2), AI-'Ajaluuni dalam Kasyfu/ Khafaa nomor (1/167), Ibnu Abi Syaibah nomor (XII/223) dan dlcantumkan dalam Shahih al-Jaml' nomor (1077).]
Sungguh ini adalah wasiat yang sangat komplit. Mengarahkan setiap muslim kepada jalan yang seharusnya ditempuh. Juga berisi penjelasan sebab-sebab meraih keselamatan. Alangkah butuhnya kita kepada sebab-sebab tersebut yang kalaulah kita tidak mendapat petunjuk kepadanya niscaya kita akan tetap terombang-ambing dalam kehidupan dunia sampai ajal menjemput kita. Persis seperti kehidupan hewan ternak atau bahkan lebih sesat lagi. Sesungguhnya hidup hanyalah kumpulan hari-hari. Betapa merugi bila kita terus dibuai angan-angan sehingga lupa memperbaiki amal.
Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata dalam bab berjudul "Bagaimana cara memperbaiki diri?." [Al Fawaa'id halaman 115-116]
Selengkapnya: Audio Kajian: Bedah Buku 'Panduan Amal Sehari Semalam'
Salah satu yang menarik apabila memperhatikan sejarah Indonesia adalah begitu seringnya terjadi pemberontakan-pemberontakan, baik pada awal kemerdekaan sampai saat ini. Salah satu pemberontakan terlama yang ditumpas yaitu DI/TII yang bercita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia (N.I.I) yang dipimpin oleh SM Kartosuwiryo.
Dan sampai saat ini N.I.I pun tetap ada walaupun pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan telah lama ditumpas dan pimpinannya pun, yaitu SM Kartosuwiryo telah tewas bersama pasukannya, ketika ditumpas oleh TNI. Berbagai cara secara gerakan bawah tanah dilakukan dalam upaya membangun kembali cita-cita tersebut.
Untuk itulah, Divisi Perpustakaan Lembaga Dakwah dan Taklim (L-DATA) Jakarta bersama Remaja Mutiara Hadits menyelenggarakan bedah buku berjudul “N.I.I Dalam Timbangan Aqidah” karya Ustadz Abu Hudzaifah Suroso Abdussalam. Yang diselenggarakan pada hari Ahad, tanggal 25 Agustus 2002 mulai pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB bertempat di Musholla Al Anwar di Jl. Jatinegara Barat, GG. Anwar I RT 012/01
Buku ini sendiri lebih membahas N.I.I dalam perspektif aqidah. Khususnya dalam mengungkap bagaimana sebenarnya seluk beluk akidah N.I.I, khususnya pemahaman tentang iman, hijrah, dan jihad, lalu menimbangnya dengan timbangan manhaj salaf.
“Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan, tetapi perhiasan yang paling indah adalah wanita yang sholihah.” (sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam)
Sesungguhnya wanita yang sholihah adalah perhiasan yang paling berharga. Wanita yang mulia, itulah perhiasan yang hakiki.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Di antara sebab kebahagiaan anak-cucu Adam itu ada tiga, dan termasuk kecelakaan bagi anak-cucu Adam itu ada tiga. Dan di antara kebahagiaan itu adalah wanita yang sholihah, rumah yang baik, dan kendaraan yang baik. Dan termasuk kecelakaan atau kerugiaan atau kesengsaraan bagi anak-cucu Adam pun ada tiga, yaitu: wanita yang jelek atau wanita yang jahat, rumah yang tidak baik, dan kendaraan yang tidak baik.”
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Maukah kalian saya tunjukkan sesuatu hal yang bisa dijadikan tabungan yang berharga bagi seorang laki-laki?” Maka Rosulullah mengatakan, “Seorang wanita yang sholihah, apabila sang suami melihat dirinya maka dia akan menyejukkan pandangan suaminya, apabila sang suami memmerintahkannya (meminta tolong kepadanya) maka dia menaatinya, dan apabila sang suami tidak ada di rumah maka wanita tersebut menjaga dirinya dan tidak mengkhianati suaminya.”
Kajian Islam ilmiah oleh: Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. (hafidzohullohu)
Kajian ini disampaikan secara live pada Radio Islami Suara Al-Iman 900 AM Surabaya pada 5 Nopember 2010, pada sesi acara Renungan Malam. Judul pembahasan kajian ini adalah “Mutiara yang Terjaga”, yang dimaksud dari judul ini bukanlah perhiasan atau batu yang berharga, akan tetapi yang dimaksud mutiara di sini adalah, wanita yang mulia, yaitu wanita yang sholihah.
Semoga bermanfaat.