Keamanan adalah lawan dari rasa takut. Dan ini diisyaratkan oleh Allah Ta’ala dalam firmanNya:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ، الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Maka hendaknya mereka menyembah kepada Rabb pemilik rumah ini (Ka’bah). (Dia) yang telah memberikan makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan memberikan keamanan kepada mereka dari rasa takut” (QS Quraisy [106]: 3-4)
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan menyebutkan dan mengingatkan nikmatNya kepada penduduk tanah Haram (Makkah) dengan menyebutkan dua nikmat yaitu nikmat rezeki dan nikmat rasa aman. Setelah itu Allah menyebutkan kebalikan dari rasa aman, yaitu rasa aman. Para ahli bahasa mendefinisikan kata aman sebagai situasi yang tenang dan damai.
Keamanan atau nikmat aman ada dua macam, yaitu:
1. KEAMANAN AGAMA
Yaitu kondisi dimana agama seorang muslim selamat, dia tetap berada di atas jalan tauhid dan terus beribadah kepada Allah Ta’ala dan jauh dari kesyirikan.
Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS Al An’am [6]: 82)
2. KEAMANAN BADAN/FISIK
Yaitu kondisi dimana seorang muslim hidup di negerinya dalam keadaan merasa aman pada perkara hartanya, jiwanya, dan harga dirinya atau kehormatannya.
Bagaimana kiat-kiat menjaga nikmat aman dan keamanan di negri kita Indonesia?
Silakan simak penjelasan Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily hafidzahullah dari Tabligh Akbar yang dilaksanakan di Masjid Al-Aqsha, Klaten Jawa Tengah pada Ahad, 1 Jumadal Ula 1438 / 29 Januari 2017 mengenai “Nikmat Aman di Indonesia dan Kiat-Kiat Menjaganya“. Semoga bermanfaat.