Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Bersama Ma'had Sabilurrasyad
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Mahad Sabilurrasyad Soreang
🗓️ Bandung, 16 Dzulqa’dah 1446 / 14 Mei 2025


Mengamalkan Al-Qur’an

Mengamalkan Al-Qur’an termasuk kedalam tilawah Al-Qur’an, tetapi yang dimaksud adalah tilawah hukmiyah. Yaitu, membenarkan seluruh kabar informasi yang ada di dalam Al-Qur’an baik masuk akal atau tidak, menyaksikan atau tidak, terjangkau dengan panca indera atau tidak, selama informasi diterangkan, wajib kita percaya dan ikuti hukum-hukumnya. Seperti kejadian hari akhirat, surga dan neraka, kisah para nabi dan rasul, dan lainnya.

Tilawah hukmiyah ada dua poin:

  1. Percaya segala informasi yang ada di dalamnya.
  2. Melaksanakan perintah Al-Qur’an dan menjauhi larangnnya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Shad Ayat 29:

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Inilah yang diamalkan para generasi sahabat. Abu Abdurrahman As-Sulami rahimahullah (tabi'in - murid para sahabat) berkata, telah menceritakan kepada kami orang-orang yang dulu mengajar Al-Qur’an kepada kami, yaitu sahabat Usman bin Affan, Abdullah Ibnu Mas'ud dan lainnya: dulu apabila belajar dari Nabi ﷺ sepuluh ayat kami tidak berpindah ke ayat lain, sebelum dihafalkan, dihayati dan diamalkan bersama-sama.

Jadi belajar Al-Qur’an, dihafalkan, dipelajari tafsirnya dan diamalkan, maka amalan mereka adalah wujud dari pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an.

Maka, orang-orang yang mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an menentukan kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Bagi mereka yang buta terhadap Al-Qur'an, maka akan dikumpulkan dalam keadaan buta hatinya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha ayat 123-127:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ. وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ. قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِىٓ أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا. قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلْيَوْمَ تُنسَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 97:

وَمَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِهِۦ ۖ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَّأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَٰهُمْ سَعِيرًا

Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.

Imam Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya mengeluarkan hadits dari Anas Bin Malik, ia berkata: dikatakan: “wahai Rasulullah, bagaimana manusia bisa dijalankan ke neraka dengan wajah mereka?” beliau bersabda: “Dzat yang telah menjadikan manusia berjalan dengan kaki mereka, berkuasa untuk menjalankan mereka dengan wajah mereka.”

Orang-orang yang seperti ini di dunia dikuasai oleh nafsu perut (makan) dan syahwat.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 179:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Allah ﷻ berfirman :

وَمِنْهُمْ  مَّنْ  يَّسْتَمِعُ  اِلَيْكَ ۚ وَجَعَلْنَا  عَلٰى  قُلُوْبِهِمْ  اَكِنَّةً  اَنْ  يَّفْقَهُوْهُ  وَفِيْۤ  اٰذَا نِهِمْ  وَقْرًا ۗ وَاِ نْ  يَّرَوْا  كُلَّ  اٰيَةٍ  لَّا  يُؤْمِنُوْا  بِهَا ۗ حَتّٰۤى  اِذَا  جَآءُوْكَ  يُجَا دِلُوْنَكَ  يَقُوْلُ  الَّذِيْنَ  كَفَرُوْۤا  اِنْ  هٰذَاۤ  اِلَّاۤ  اَسَا طِيْرُ  الْاَ وَّلِيْنَ

“Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, Ini (Al-Qur’an) tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 25)

Hati tertutup, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), tetap tidak mau beriman:

صُمٌّۢ  بُكْمٌ  عُمْيٌ  فَهُمْ  لَا  يَرْجِعُوْنَ

“Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 18)

Hadits yang perlu jadi bahan renungan...

Samurah bin Jundub radiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai melaksanakan shalat subuh, beliau menghadap ke arah kami seraya bersabda, “Siapa di antara kalian yang bermimpi tadi malam?”

Jundub radiyallahu ‘anhu melanjutkan kisahnya, “Apabila ada seseorang di antara kita yang bermimpi, maka dia menceritakan mimpinya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesuai kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.’

Kemudian pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada kita, ‘Apakah ada di antara kalian yang bermimpi?’ ‘Tidak ada,’ jawab kami. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tadi malam aku bermimpi didatangi dua lelaki. Keduanya memegang tanganku dan membawaku ke bumi yang disucikan. Tiba-tiba aku menyaksikan ada seseorang yang duduk dan seorang lagi berdiri. Di tangannya terdapat gancu dari besi. Dia memasukkannya ke tulang rahang bawah temannya hingga tembus sampai ke tengkuk. Dan yang satunya juga melakukan hal yang sama terhadap temannya. Lalu tulang rahangnya merapat kembali seperti sedia kala. Kemudian dia melakukan lagi hal yang sama. Aku pun bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’

‘Kami pun berjalan lagi hingga kami menjumpai seseorang yang berbaring pada tengkuknya dan seseorang berdiri. Di atas kepalanya terdapat batu besar atau batu yang memenuhi telapak tangan, lalu dia meremukkan kepala orang yang berbaring dengan batu tersebut. Ketika batu tersebut dipukulkan ke kepala, maka batu tersebut menggelinding, lalu dia bergegas mengambil batu tersebut. Belum sampai dia kembali ke tempat semula, kepala yang remuk tadi pulih kembali seperti sedia kala. Dia pun mengulangi lagi memukulkan batu tersebut. Aku pun bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’

‘Kami berjalan menuju suatu kubangan semisal dapur api. Bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Di bagian bawahnya dinyalakan api. Ternyata di dalamnya terdapat laki-laki dan perempuan telanjang. Nyala api menghantam mereka dari bawah. Ketika api telah dekat dengan mereka, maka mereka naik sehingga hampir herhasil keluar. Ketika api padam, maka mereka kembali lagi. Aku bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’

‘Kami melanjutkan perjalanan hingga kami menjumpai sungai darah yang di dalamnya terdapat seseorang yang berenang di tepi sungai tersebut ada seseorang yang di hadapannya terdapat bebatuan. Dia menghadap ke arah orang yang ada di dalam sungai. Apabila orang yang ada di dalam sungai hendak keluar dari sungai, maka dia melempari orang tersebut dengan batu tepat pada mulutnya. Lalu dia kembali ke tempat semula. Ketika dia hendak keluar lagi, maka dia dilempari batu tepat pada mulutnya sehingga dia kembali ke tempat semula. Aku bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’

‘Kami pun pergi hingga kami sampai ke suatu taman hijau yang di dalamnya terdapat pohon besar. Di bagian dasar pohon terdapat seorang kakek dan anak-anak. Sedang di dekat pohon tersebut terdapat laki-laki yang menyalakan api di depannya. Lantas keduanya membawaku naik ke atas pohon. Kemudian keduanya membawaku masuk ke dalam rumah. Saya belum pernah melihat rumah yang lebih bagus dari rumah tersebut. Di dalamnya terdapat kakek-kakek dan para pemuda. Kemudian keduanya membawaku naik lagi dan memasukkanku ke dalam rumah yang lebih bagus dan lebih utama.’

‘Saya berkata, ‘Kalian berdua telah mengajakku berkeliling malam ini. Tolong sampaikan kepadaku mengenai hal-hal yang telah kulihat.’ Keduanya berkata, ‘Baiklah. Orang yang kamu lihat tertembus tulang rahangnya ialah pembohong. Dia menceritakan suatu kebohongan. Lalu kebohongan tersebut dibawa ke tempat lain sehingga sampai ke penjuru daerah. Dia akan mengalami hal tersebut sampai hari kiamat.’

‘Orang yang engkau lihat diremukkan kepalanya ialah seseorang yang diberi pengetahuan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Alquran, tetapi dia tidur tanpa membacanya di malam hari dan dia tidak mengamalkannya di siang hari. Dia akan diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat.’

‘Orang yang engkau lihat di dalam kubangan, mereka adalah para pezina. Sedangkan orang yang engkau lihat di dalam sungai adalah pemakan riba. Seorang kakek yang ada di dasar pohon ialah Nabi Ibrahim dan anak-anak di sekelilingnya ialah anak-anak manusia. Sedangkan yang menyalakan api ialah Malaikat Malik, penjaga neraka Jahannam. Rumah pertama ialah rumah kaum mukmin secara umum. Sedangkan rumah ini ialah untuk orang-orang yang mati syahid. Saya adalah Jibril sedangkan ini Mikail. Angkat kepalamu!’ Aku pun mendongakkan kepalaku, tiba-tiba ada istana yang mirip gumpalan awan. Keduanya berkata, ‘Itulah tempatmu.’ ‘Tinggalkanlah aku di sini biar aku masuk ke tempatku,’ kataku. Dia berkata, ‘Umurmu masih tersisa. Engkau belum menyempurnakannya. Kalau engkau telah menyempurnakannya, pastilah engkau dapat mendatangi tempatmu.”

(Bersumber pada Hadits yang diriwiyatkan oleh Bukhari)

Hukuman bagi yang lalai dari Al-Qur’an berdasarkan hadits di atas: Orang yang diremukkan kepalanya ialah seseorang yang diberi pengetahuan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Al-Qur’an, tetapi dia tidur tanpa membacanya di malam hari dan dia tidak mengamalkannya di siang hari.

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Hai manusia, di negeri kalian ini, setan sudah putus harapan sama sekali untuk dapat disembah lagi. Akan tetapi masih menginginkan selain itu. Ia akan merasa puas bila kalian melakukan perbuatan yang rendah. Karena itu hendaklah kalian jaga baik-baik agama kalian!….

Maka perhatikanlah perkataanku itu, wahai manusia, sesungguhnya Aku telah sampaikan. Aku tinggalkan sesuatu kepada kalian, yang jika kalian pegang teguh, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.

Maka, jadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dengan membaca, menghafal, mempelajari maknanya dan mengamalkannya dalam setiap nafas kehidupan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al-Qur’an itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau yang akan menuntutmu.” (HR. Muslim no. 223)

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

: فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS Thaha ayat 123).

Dalam surat Al-Baqarah ayat 38:

فمن تبع هداي فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون.

“Maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”.

Dan Allah ﷻ mengancam orang-orang yang berpaling dan menentang Al-Qur’an, yakni peringatan dan petunjuk dari Allah ﷻ. Sebagai hukumannya, mereka akan merasa sempit di dunia dan di hari kiamat nanti akan mengalami keadaan buta. Hal ini dijelaskan dalam Surah Taha Ayat 124 dan tafsirnya.

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS Taha: 124).

Semoga Allah Ta’ala memudahkan urusan kita dan keluarga kita dari kelalaian mengamalkan Al-Qur’an. Aamiin.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم