Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian : Tematik (Bahasa Jawa).
Tanggal: 1 Rabi’ul Awal 1447 / 24 Agustus 2025.
Tempat: Masjid Al-Ikhlas Safira Residence Singopuran, Surakarta.
Bersama: Ustadz Mukhlis Abu Sa'id Hafidzahullah (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo).



Golongan yang Mendapat Pujian Rasulullah ﷺ (Bagian 1)

Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.

Jika Rasulullah ﷺ memuji dan mencintai seseorang maka Allah ﷻ pun akan memuji dan mencintainya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran Ayat 31:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ada 7 golongan orang yang dipuji Rasulullah ﷺ :

1. Orang-orang yang Semangat Belajar Al-Qur’an dan Mengajarkannya

وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – (( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رَوَاهُ البُخَارِيُّ .

Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5027]

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa belajar dan mengajarkan Al-Qur’an mencakup:
1. mempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnya.
2. mempelajari dan mengajarkan maknanya.

Yang kedua ini malah yang lebih utama karena makna itulah yang dimaksud tujuan mempelajari Al-Qur’an. Sedangkan, lafaz hanyalah wasilah (perantara). (Miftah Daar As-Sa’adah, 1:277)

Karena Al-Qur’an adalah kalamullah, yang diwahyukan kepada Rasulullah ﷺ melalui malaikat Jibril, yang membacanya pun berpahala.

Keutamaan Membaca Al-Qur’an disebut dalam hadits-hadits berikut:

  • Pahala membaca Al-Qur’an dihitung per huruf:

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ألم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.”
- (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469).

Maka, semakin banyak membaca Al-Qur’an, maka semakin banyak pahala.

  • Membaca Al-Qur'an akan mendatangkan syafa’at:

عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).

2. Keberadaannya selalu Dinanti-nanti Orang Banyak.

Yaitu orang yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya. Hal ini disebabkan karena kebaikannya dan akhlaknya, hari-harinya selalu diisi dengan kebaikan dan mendatangkan manfaat buat sesama.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَقَفَ عَلَى أُنَاسٍ جُلُوسٍ فَقَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِكُمْ مِنْ شَرِّكُمْ ». قَالَ فَسَكَتُوا فَقَالَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ رَجُلٌ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنَا بِخَيْرِنَا مِنْ شَرِّنَا. قَالَ « خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ …» رواه الترمذى

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di hadapan beberapa orang, lalu bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam, dan Nabi bertanya seperti itu tiga kali, lalu ada seorang yang berkata: “Iya, kami mau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan buruk-buruk kami,” beliau bersabda: “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan sedangkan keburukannya terjaga…” - Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 2603)

Salah satu contoh adalah kebaikan seorang wanita yang selalu membersihkan masjid. Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,

َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -فِي قِصَّةِ الْمَرْأَةِ الَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ- قَال: فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: مَاتَتْ, فَقَالَ: “أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي”? فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا. فَقَالَ: “دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا”, فَدَلُّوهُ, فَصَلَّى عَلَيْهَا.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi).

Nabi shallallahu’alaihiwasallam, menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”

” Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya Nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya.

Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang.

“Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).

Mulia bukan…?!

Sampai Rasulullah saja menyempatkan diri untuk menyolatkan jenazahnya, meski sudah dikuburkan. Sebuah kemuliaan bila orang termulia saja sampai menegur para sahabatnya, karena lupa mengabarkan perihal kematiannya.

3. Orang yang umurnya panjang dan banyak kebaikannya.

Sabda Rasulullah ﷺ:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى

“Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib (no. 3363).

Meminta panjang umur dan banyak harta adalah suatu hal yang dibolehkan bahkan termasuk do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada beberapa sahabatnya.

Diriwayatkan dari Imam Al Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ummu Sulaim (ibunya Anas). Ketika itu Ummu Sulaim mengatakan bahwa Anas (anaknya) siap menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mendoakan Anas dalam urusan akhirat dan dunianya. Di antara do’a beliau pada Anas adalah,

اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا، وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ

“Ya Allah, tambahkanlah rizki padanya berupa harta dan anak serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.” (HR. Bukhari no. 1982 dan Muslim no. 660)

Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Anas dengan do’a,

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)

Do'a yang bisa dipanjatkan dan Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni hafizhohullah menyusun doa yang amat bagus sebagai berikut,

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

ᴀʟʟᴀʜᴜᴍᴍᴀ ᴀᴋ-ᴛꜱɪʀ ᴍᴀᴀʟɪɪ ᴡᴀ ᴡᴀʟᴀᴅɪɪ, ᴡᴀ ʙᴀᴀʀɪᴋ ʟɪɪ ꜰɪɪᴍᴀᴀ ᴀ’ᴛʜᴏɪᴛᴀɴɪɪ ᴡᴀ ᴀᴛʜɪʟ ʜᴀʏᴀᴀᴛɪɪ ‘ᴀʟᴀ ᴛʜᴏ’ᴀᴛɪᴋ ᴡᴀ ᴀʜꜱɪɴ ‘ᴀᴍᴀʟɪɪ ᴡᴀɢʜ-ꜰɪʀ ʟɪɪ

Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.

Karena sebab umur panjang merupakan modal meningkatkan amal baik dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan menjadikan kita ditingkatkan derajatnya. Lihat kisah berikut.

Sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah. Yakni kisah tentang dua orang sahabat Nabi yang salah satunya lebih sungguh-sungguh dalam beramal dibandingkan temannya. Beliau ikut dalam sebuah pertempuran dan mati syahid. Sedangkan sahabat yang amalan ibadahnya biasa-biasa saja masih hidup setahun kemudian. Ia ditakdirkan meninggal di atas ranjangnya. Sahabat Thalhah bin Ubaidilah radhiyallahu ‘anhu bermimpi melihat keduanya berada di pintu surga. Lalu orang yang meninggal belakangan dan mati di atas ranjangnya dipersilahkan masuk surga terlebih dahulu. Setelah itu baru temannya yang lebih sungguh-sungguh dalam ibadah terbunuh di medan pertempuran dipersilahkan masuk. Thalhah menceritakan mimpi tersebut kepada orang-orang. Cerita itu kemudian mengundang keheranan para sahabat.

Selanjutnya berita mimpi Thalhah dan keheranan manusia kala itupun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: ”Bukankah orang (yang mati di ranjangnya) itu masih hidup setahun setelah (kematian temannya yang terbunuh di jalan Allah) itu ?” Para sahabat menjawab: benar. Rasulullah bertanya lagi : ”Dan ia mendapati bulan Ramadhan lalu ia shiyam dan sholat sekian dan sekian dalam setahun ? ” Para sahabat menjawab: benar ya Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, jarak (derajat) antara keduanya sebagai jarak antara langit dan bumi.” ( Redaksi kisah sepersisnya dapat dilihat dalam Sunan Ibnu Majah).

Kita hidup di dunia, tidak lama. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah: 4236, Syaikh Al Albani mengatakan: hasan shahih).

4. Orang yang tidak ingkar melunasi hutang

Sabda Rasulullah ﷺ:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عن رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أنه فَقَالَ « خَيْرُكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً » متفق عليه

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Saking pentingnya masalah hutang, hingga Allah ﷻ menjelaskan dalam Al-Qur’an dengan satu ayat yang paling panjang (Surat Al-Baqarah Ayat 282).

Diriwayatkan ada seorang Yahudi menagih utangnya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia menagih seekor unta yang pernah dipinjam Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang yahudi tersebut menagih dengan cara yang sangat kasar. Hal ini membuat sebagian sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ingin memukulnya.

Melihat gelagat para sahabatnya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Biarkan dia! Sesungguhnya pemilik hak memiliki alasan berbuat demikian". Lalu Nabi memerintahkan sebagian sahabat membeli unta untuk membayar utang beliau.

Mereka berusaha mencari unta yang sama umurnya dengan unta yang dipinjam namun tidak mendapatkannya. Mereka melaporkannya kepada Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa yang ada hanyalah unta yang lebih bagus umurnya dari yang dipinjam.

Lalu Nabi bersabda, "Belilah unta yang lebih bagus itu dan bayarkanlah! Sesungguhnya orang yang paling baik adalah orang yang membayar utang dengan yang lebih baik", hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم