بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Khutbah Idul Fitri 1446 H
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Halaman Masjid Umar bin Khathab Ma'had Tarbiyah Sunnah Bandung Barat
🗓️ Bandung, 1 Syawal 1446 / 31 Maret 2025
Hakikat Idul Fitri
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
قَالَ الله تعالى في القرآن الكريم :قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Surat Yunus Ayat 58)
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Hadirin wal hadirat 'aidzin wal aainaat azaaniyallohu Waiyyakum,
Sebulan lamanya sejak awal Ramadhan, seluruh kaum muslimin di dunia berkorban mencari pahala, rahmat Allah ﷻ, cinta Allah ﷻ, meraih surga Allah ﷻ dan benteng perlindungan dari api neraka. Siangnya mereka berpuasa berkorban menjauhi dosa dan maksiat, berinfak dan Shodaqah dan malamnya kita tarawih, shalat, dzikir dan berdo'a.
Semuanya menggembleng jiwa kaum muslimin, untuk meraih pahala dan ampunan Allah ﷻ, rahmat Allah ﷻ dan meraih apa yang telah Allah ﷻ janjikan kepada kaum muslimin.
Akibatnya, setelah Ramadhan dan masuk bulan Syawal, kaum muslimin berubah menjadi lebih baik, lebih bersih dan ampunan Allâh didapatkan tak ubahnya seperti tubuh yang baru mandi, terasa bersih dan segar dan berpakaian yang lebih baik.
Begitulah jiwa kaum muslimin, setelah selesai membersihkan jiwanya dia akan berusaha menjauhi hal-hal yang mengotori jiwanya karena dia tahu jiwa yang bersih.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams Ayat 9:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا. وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Karena itulah kaum muslimin memperoleh ampunan dan rahmat-Nya, maka selayaknya kita berbahagia di 1 Syawal Idul Fitri ini.
بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Surat Yunus Ayat 58)
Maka, ketika Ramadhan berlalu dan beramal shalih, kaum Mukminin akan menjadi lebih baik, maka sudah selayaknya menjadi orang yang bertakwa.
Jika amal dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa maka akan memenuhi syarat:
1. Ikhlas: Amalan harus dilakukan karena Allah ﷻ semata.
2. Ittiba': Amalan harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.
3. Bersungguh-sungguh dalam menjalankannya.
4. Bersegera melakukannya.
Maka, Allah ﷻ akan menjamin amal kebaikannya akan diterima oleh Allah ﷻ. Karena Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Al-Maidah: 27:
اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa."
Karena itulah ulama Fudholah bin ‘Ubaid, beliau mengatakan,
“Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkata tatkala beliau berkhutbah pada hari raya Idul Fithri,
Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Kemudian beliau membaca ayat:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
Dan ini sesuai dengan target orang yang berpuasa لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. Agar Kalian Bertakwa.
Maka, ukuran sukses tidaknya Ramadhan adalah bagaimana tingkat ketakwaannya.
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Hadirin sekalian,
Apa yang dirasakan oleh para ulama yang beribadah di bulan Ramadhan adalah kesedihan, karena semaksimal apapun amalan yang mereka lakukan pasti ada kekurangan, apalagi kita.
Ketika puasanya di siang hari, masih banyak kekurangan, ketika tarawih di malam hari kita tidak khusyuk, tidak memenuhi standar minimal diterimanya suatu amalan.
Makanya, imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata generasi shaleh di akhir Ramadhan bersungguh-sungguh menyempurnakan ibadah dan berharap Allah ﷻ menerima ibadahnya dan sangat takut amalannya ditolak Allah ﷻ.
Merekalah yang disebutkan dalam firman Allah,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.” (QS. Al Mu’minun: 60)
Para ulama salaf terdahulu begitu semangat untuk menyempurnakan amalan mereka, kemudian mereka berharap-harap agar amalan tersebut diterima oleh Allah dan khawatir jika tertolak.
Maka, ketika mereka masuk hari raya mereka bersedih, lalu ditanya kenapa bersedih padahal ini hari raya, maka mereka menjawab betul kita diperintah beramal karena Allah ﷻ tetapi kita tidak tahu apakah diterima atau ditolak.
Karena itu, Wahab bin Waraq rahimahullah ketika melihat kaum muslimin memakai baju yang bagus dan banyak tertawa dan kegembiraan terpancar dari wajah mereka, dia kemudian berkomentar, jika mereka tertawa disebabkan karena mereka tahu shalatnya dan qiyamnya diterima Allah ﷻ, dengan tertawa bukanlah tanda orang yang bersyukur, tapi jika tertawanya mereka karena takut amalannya ditolak itu bukanlah sikap orang yang takut kepada Allah ﷻ.
Lalu, apa yang semestinya dirasakan kaum muslimin saat ini? Seperti yang telah dijelaskan, tatkala kaum muslimin melakukan amalan di bulan Ramadhan yang membersihkan jiwanya dari dosa kemudian bertambah pula ketakwaan dan keimanannya maka, hari ketika mereka diampuni dan bersih dari dosa itulah hari id bagi mereka.
Maka, seorang alim ditanya kapan hari raya bagi orang-orang yang tinggal di negeri ini? Hari raya bagi setiap orang adalah hari dimana setiap orang di negeri ini diampuni Allah ﷻ.
لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْدُ، وَكُلُّ يَوْمٍ لاَ يُعْصَى فِيْهِ فَهُوَ عِيْدٌ
“Bukanlah disebut id bagi orang yang mengenakan (pakaian) baru, sesungguhnya id itu bagi orang yang ketaatannya bertambah, dan setiap hari yang tiada maksiat di dalamnya itulah id”
Berkata Hasan, Hari id adalah hari dimana Allah ﷻ tidak didurhakai, Allah ﷻ tidak dimaksiati, hari id adalah hari dimana seorang muslim memastikan hari itu dia tetap bersyukur kepada Allah ﷻ dan tetap ibadah kepada Allah ﷻ.
Maka, para ulama tidak memandang hari id sebagai hari keceriaan dan pakaian bagus, banyak hadiah dan kondisi fisik lainya, tetapi lebih pada kondisi batin. Dimana hari id adalah dimana dosa diampuni, ketakwaannya bertambah, amalnya bertambah, akhlak menjadi lebih baik, bertaqarrub dengan Allah ﷻ maka inilah hakikat id.
Hari id adalah hari dimana seseorang bertambah amalan sedekahnya, khusyuk shalatnya, Bacaan Al-Qur’an nya, sementara hatinya tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ karena sebab khusyuk shalatnya, tadabbur Al-Qur’an nya atau pun dipengaruhi taqarub dzikir dan do'a dalam hati kepadaNya. Dan itu terasa bagi semua orang..
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Maka, inilah orang-orang yang paling dicintai Allah ﷻ karena dia juga dicintai manusia. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’, No. 3289).
Manfaat dengan hartanya, dengan tenaganya dengan pikirannya..
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.”
(HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176).
Lihatlah saudaraku, bagaimana sampai membahagiakan orang lain dan melepaskan kesulitan mereka lebih baik dari i’tikaf di Masjid Nabawi sebulan lamanya. Karena i'tikaf hanya dirasakan manfaatnya untuk diri sendiri, sementara membahagiakan orang lain akan bermanfaat bagi sesama.
Maka, orang yang bertakwa adalah orang yang yang tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ, tetapi juga lebih bermanfaat bagi sesamanya.
Maka, semua ibadah yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan hendaknya kita teruskan di luar bulan Ramadhan, semoga Allah ﷻ mengijabah do'a-do'a kita dan memberi kita kesempatan untuk bertemu Ramadhan selanjutnya.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ،
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ, اللهم ات نفسي تقواها وزكها أنت خير من زكها أنت وليها ومولاها, إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ عَيْنٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا، اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّا،اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا،رَبِّ أَوْزِعْنِا أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتي أَنْعَمْتَ عَلَينا وَعَلَىٰ وٰلِدَينا وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِا بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصّٰلِحِينَ .. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.