بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi : Bab-36: Riya' - Pertemuan 3
🗓 Hari : Selasa, 9 Rabi'ul Awal 1447 / 2 September 2025
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta
📖 Daftar Isi:
٣٦. ما جاء في الرياء
Bab 36-3 Tentang Hal-hal yang Berkaitan dengan Riya
Telah berlalu pembahasan Bab 36 pertemuan sebelumnya:
- Maksud dari Judul
- Definisi Riya'
- Macam-macam Riya dan Hukumnya
- Hukum Amalan yang Terjangkit Riya
- Hukum Bertaubat dari Riya'
- Perkara yang dikira riya’ akan tetapi bukan riya’
- Cara menghindarkan diri dari riya
- Empat sisi pendalilan dari Firman-Nya dalam Surat Al-Kahfi Ayat 110:
📖 Dalil 1: Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa’. Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi : 110)
📃 Penjelasan:
Sisi pendalilan dari ayat ini:
- Ayat ini dibuka dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar beliau menjelaskan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa.
- Bahwasanya sembahan manusia adalah Yang Maha Esa dan hanya Dia yang berhak disembah. Ini merupakan isyarat bahwasanya segala ibadah hanya boleh diperuntukkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. maka seseorang tidak boleh beribadah untuk mencari pujian manusia.
- Bahwasanya barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah Subhanahu wa ta’ala maka hendaknya dia beramal saleh. Apa yang dimaksud dengan amal saleh? Yaitu amalan yang secara dzahir dan batinnya saleh. Maka syarat amalan-amalan Shalih adalah ikhlas dan muttaba'ah.
- Bahwasanya tidak boleh seseorang berbuat syirik apa pun dalam beribadah kepada Allah.
Oleh karena itu, dari sini kita pahami bahwa ayat ini mengandung keumuman dari dua sisi:
- Sisi pertama adalah dilarang berbuat syirik baik besar maupun kecil, dan yang di antaranya syirik kecil adalah riya’;
- Sisi kedua adalah tidak boleh menyekutukan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan siapa pun dalam peribadahan. Maka dari dua keumuman inilah yang menunjukkan dilarangnya seseorang untuk berbuat riya’.
Pelajaran dari Surat Al-Kahfi Ayat 110:
1. Ayat ini akan mencabut pohon riya dari akar-akarnya.
Syaikh Sholih bin 'Abdillah Hamad Al 'Ushoimiy Hafidzahullah berkata, ayat ini akan mencabut pohon riya dari akar-akarnya. Sebabnya, karena manusia tidak merenungi makna dari ayat ini, yang disebut dalam keempat poin di atas. Karena tabiat manusia adalah suka dipuji. Maka, hendaknya setiap muslim merenungi makna ayat ini setiap saat dan diulang agar sifat riya akan hilang, jika dibiarkan maka akan sulit untuk ditanggulangi.
Syaikh Shaleh Al Ushoimiy Hafidzahullah mengisahkan ada seseorang yang selalu berbuat riya, hingga orang-orang mengenal dia sebagai ahli riya'. Karena siapa yang berbuat riya', maka akan dibuka aib-aibnya.
Seiring berjalannya waktu, dia bertaubat, tetapi orang-orang masih menganggapnya riya. Hingga dia berdo'a agar Allah ﷻ menyelamatkannya. Hingga suatu pagi yang masih gelap dia pergi ke masjid dan bertemu dua orang penjaga malam... Maka, si penjaga pertama berkata, itu si fulan yang suka riya' kan? kemudian penjaga kedua mengoreksi, iya itu dulu... Sekarang sudah bertaubat. Maka, siapa yang menjaga keikhlasan, maka Allah ﷻ akan menjaganya, dengan sebab keikhlasannya dalam berdo'a, sifatnya dikoreksi oleh orang lain.
Maka, perlu direnungkan kalimat emas berikut... Ibnu ‘Aun -Rahimahullah- berkata:
ذِكْرُ النّاسِ داءٌ وذِكْرُ اللهِ دَواءٌ
”Mengingat makhluk adalah penyakit dan mengingat Allah adalah obatnya.” (Syu'abul Iman)
Imam Adz Dzahabi rohimahullah menambahkan, “Namun anehnya kita malah meninggalkan obat dan sibuk dengan penyakit..” - [ Siyar A’lam Nubala 6/369 ]
2. Makna Wahyu: يُوحَى إِلَيَّ
Makna wahyu secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah adalah pemberitahuan dengan sangat cepat dan rahasia.
Allah berfirman dalam Surat Maryam Ayat 11:
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَىٰ إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.
Sedangkan makna menurut syariat, wahyu adalah pemberitahuan Allah ﷻ tentang syariat Nya, wahyu inilah yang membedakan manusia dan Rasul.
3. Macam-macam لِقَاءَ رَبِّهِ - Liqa (perjumpaan) dengan Allah ﷻ
3.1. Perjumpaan secara umum.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Insyiqaq Ayat 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.
Maka Allah ﷻ berfirman dalam ayat selanjutnya:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
3.2. Perjumpaan secara khusus:
Inilah Makna dari surat Al-Kahfi Ayat 110 ini, Allah ﷻ akan ridha dengan mereka dan mereka pun ridha kepada Allah ﷻ, yang akan berjumpa dengan perjumpaan yang penuh kerinduan.
Inilah bukti perjumpaan dengan Allah ﷻ, karena makna Liqa' menurut Syaikh Utsaimin adalah bermuwajahah (bertatap muka) dan inilah keutamaan tertinggi di surga.
4. Dalam kata وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا disebut sifat Ar-Rabb.
Syaikh Utsaimin Rahimahullah menyebut Rabb sebagai alasan manusia dilarang berbuat kesyirikan, karena Allah ﷻ lah sang Rabbul 'alamiin. Maka, tidak ada sesuatu apapun yang berhak diibadahi selain Allah ﷻ semata.
📖 Dalil ke-2: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu secara marfu’
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Allah Tabaraka wa ta’ala berfirman: ‘Aku adalah Dzat yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, Aku akan meninggalkannya dan sekutunya’.” (HR. Muslim)
📃 Penjelasan:
Syaikh Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah berkata bahwa Amal yang terkontaminasi dengan kesyirikan tidak akan diterima oleh Allah ﷻ.
Sisi pendalilan dari hadits ini adalah :
Makna مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ : jika seseorang beribadah dengan niat yang terkontaminasi dengan sifat riya meskipun sedikit maka, akan ditolak oleh Allah ﷻ.
Maka ketika seseorang mengharapkan pujian dari orang lain meskipun sangat kecil, balasannya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala akan meninggalkan kesyirikan yang dia lakukan (tidak diterima amalnya), karena mengharap pujian dari orang lain termasuk riya’ yang merupakan syirik kecil.
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya, ‘Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Riya`. Allah `Azza wa Jalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dahulu kau perlihatkan (amalmu) di dunia, lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan di sisi mereka’.” - (HR. Ahmad no. 23680).
Semoga Allah Ta’ala selalu menjaga kita semua dan keluarga kita serta kaum muslimin dari segala bentuk kesyirikan. Aamiin.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم