بسم الله الرحمن الرحيم
🎙Bersama: Al Ustadz Fuad Efendi Lc.,M.H حفظه الله تعالى
📘 Materi : Kitab Tauhid Bab 37 | Termasuk Syirik Beramal Shaleh Untuk Dunia - Pertemuan 3
🗓 Hari : Selasa, 8 Rabi’ul Akhir 1447 / 30 September 2025
🕰 Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌 Tempat: Masjid Jajar Surakarta
📖 Daftar Isi:
٣٧ - باب من الشرك: إرادة الإنسان بعمله الدنيا
Bab 37-3 Termasuk Syirik Beramal Shaleh Untuk Dunia
Telah berlalu pembahasan mengenai hukum mencampur niat ibadah dengan urusan dunia:
- Dalam bahasan ini adalah kesyirikan dalam dua keadaan:
1. Syirik besar: yaitu bagi orang kafir dan munafik. Mereka mengharap murni dunia dalam beramal.
2. Syirik kecil: jika kurang sempurna imannya maka ada niat yang melenceng mengharapkan dunia, tetapi tidak sampai mengeluarkan dari islam. - Hukum Mencampurkan Niat dalam Beramal Shalih
1. Niat amal shalih bercampur dengan niat amal shalih lainya.
2. Mencampurkan niat ibadah dengan mengharapkan dunia. - Beberapa keadaan dalam motivasi beramal untuk dunia dan akhirat:
1. Motivasi syari'at jika beramal karena mengharapkan dunia.
2. Mengharap Pahala dunia dan akhirat tanpa ada janji dari syari'at. - Syarah Dalil ke-1: QS. Hud: 15–16.
📖 Firman Allah subhanahu wata’ala:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ، أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasaannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15–16).
Tafsir ayat:
- Seorang yang beramal shaleh, tetapi bukan untuk mengharapkan pahala akhirat maka tidak akan dapat apa-apa di akhirat.
- Dia beramal untuk riya, maka haram.
- Beramal shalih untuk mengharapkan harta, tahta, kesehatan dan lainnya.
- Beramal ikhlas tetapi melakukan amalan yang mengeluarkan dari Islam. Ini sama saja dengan orang kafir yang beramal saleh atau orang muslim yang melakukan syirik besar dan tidak bertaubat, maka di akhirat tidak mendapatkan apa-apa.
Ayat ini didukung dengan hadits yang panjang berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إن أول الناس يُقضى يوم القيامة عليه رجُل اسْتُشْهِدَ، فأُتي به، فعرَّفه نِعمته، فعرَفَها، قال: فما عَمِلت فيها؟ قال: قَاتَلْتُ فيك حتى اسْتُشْهِدْتُ. قال: كَذبْتَ، ولكنك قَاتَلْتَ لأن يقال: جَرِيء! فقد قيل، ثم أُمِرَ به فَسُحِب على وجهه حتى أُلقي في النار. ورجل تعلم العلم وعلمه، وقرأ القرآن، فأُتي به فعرَّفه نِعَمه فعرَفَها. قال: فما عملت فيها؟ قال: تعلمت العلم وعلمته، وقرأت فيك القرآن، قال: كَذَبْتَ، ولكنك تعلمت ليقال: عالم! وقرأت القرآن ليقال: هو قارئ؛ فقد قيل، ثم أُمِر به فَسُحِب على وجهه حتى ألقي في النار. ورجل وَسَّعَ الله عليه، وأعطاه من أصناف المال، فأُتي به فعرَّفه نِعَمه، فعرَفَها. قال: فما عملت فيها؟ قال: ما تركت من سبيل تُحِبُّ أن يُنْفَقَ فيها إلا أنفقت فيها لك. قال: كَذَبْتَ، ولكنك فعلت ليقال: جواد! فقد قيل، ثم أُمِر به فَسُحِب على وجهه حتى ألقي في النار».
[صحيح] - [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya manusia yang pertama kali diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Ia dihadapkan kepada Allah lalu dikenalkan kepadanya nikmat-Nya, maka ia pun mengenalnya. Allah berfirman, "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat ini?" Ia menjawab, "Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid." Allah berfirman, "Engkau berdusta. Engkau berperang agar disebut pemberani, maka sungguh hal itu telah dikatakan." Selanjutnya ia diperintahkan untuk dibawa lalu diseret dengan wajahnya sampai ia dilemparkan ke neraka. Selanjutnya, orang yang mempelajari satu ilmu dan mengajarkannya dan membaca Al-Qur`ān. Ia pun dihadapkan kepada Allah, lalu dikenalkan kepadanya nikmat-Nya, maka ia pun mengenalinya. Allah berfirman, "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat tersebut?" Ia menjawab, "Aku mempelajari satu ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Al-Qur`ān karena-Mu." Allah berfirman, "Engkau berdusta. Engkau belajar agar disebut seorang yang berilmu dan engkau membaca Al-Qur`ān agar disebut pembaca, maka sungguh semua itu telah dikatakan." Lalu ia diperintahkan untuk dibawa lalu diseret dengan wajahnya sampai ia dilemparkan ke neraka. Selanjutnya, orang yang diluaskan rezekinya dan diberi berbagai macam harta oleh Allah. Lalu ia dihadapkan kepada Allah kemudian dikenalkan nikmat-Nya, maka ia pun mengenalinya. Allah berfirman, "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat ini?" Ia menjawab, "Aku berinfak karena-Mu di semua jalan yang Engkau sukai." Allah berfirman, "Engkau berdusta. Engkau melakukan itu agar disebut dermawan, maka sungguh hal itu telah dikatakan." Kemudian ia diperintahkan untuk dibawa lalu diseret dengan wajahnya sampai ia dilemparkan ke neraka." [Hadis sahih] - [Diriwayatkan oleh Muslim]
Berikut ringkasan pertemuan sebelumnya:
Matan Dalil ke-2:
Dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيلَة، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمَ يُعْطَ سَخِطَ، تَعِسَ وَاثتَكَسَ، وَإِذَا شِيكَ فَلاَ انْتَقَشَ، طُوبى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ قَرَسِهِ في سَبِيلِ اللهِ، أَشْعَثَ رَأْسُهُ، مُغْبرَةٍ قَدَمَاهُ، إِنْ كَانَ فِي الحِرَاسَةِ، كَانَ فِي الحِرَاسَةِ، وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ، إِن اسْتَأْذَنَ لَمَ يُؤْذَنْ لَهُ، وَإِنْ شَفَعَ لَمَ يُشَفَّعْ
"Celaka hamba dinar! Celaka hamba dirham! Celaka hamba kain tebal dan sutra! Jika ia diberi (dunia tersebut) ia pun ridha, dan jika tidak diberi ia pun murka. Celaka dan merugilah ia! Jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya. Beruntunglah hamba yang berkuda untuk berperang di jalan Allah, rambutnya kusut, dan kakinya berdebu. Ia benar-benar amanah menjalankan tugasnya, baik di barisan belakang atau pun barisan penjaga. Jika ia meminta izin maka ia tidak diberi izin, jika ia memberi rekomendasi maka tidak akan diterima." (HR. Bukhari No. 2887.)
📃 Penjelasan:
Hadits ini menyebutkan tentang Rasulullah ﷺ menggambarkan tentang dua orang yang berbeda, satunya adalah hamba dinar dan dirham (harta), dan yang satunya adalah hamba Allah ﷻ.
Nabi menyebutkan bahwa hamba dunia telah berbuat syirik kepada Allah ﷻ, karena menjadikan dunia sebagai barometer keridaan atau kebenciannya (Syarh Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Batthal (5/38)).
Perhatikan bagaimana Nabi ﷺ menyebutkan dinar dan dirham yang nilai keduanya berbeda, untuk menjelaskan bahwa ada orang-orang yang hatinya betul-betul terikat dengan harta, baik itu harta yang banyak seperti dinar ataupun harta yang sedikit seperti dirham. Nabi ﷺ juga menyebutkan bahwa kecelakaan bagi hamba yang menjadi budak dari penampilannya sendiri. Dia selalu terpaku pada penampilan pakaiannya yang indah, sehingga dia selalu berusaha dan berlebihan untuk memperhatikan penampilannya.
Sungguh kasihan mereka yang menjadikan hal-hal duniawi sebagai barometer keridaan dan kesedihannya. Hamba yang bahagia dan beruntung adalah mereka yang menggantungkan segala kesenangan dan kekecewaannya kepada Allah. Mungkin ketika dia tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan ia akan sedih, akan tetapi sedihnya bukanlah sedih yang berkepanjangan, karena dia tahu bahwasanya dia bukanlah budak dunia, dan yakin bahwa itulah ketetapan Allah, yang
pasti merupakan opsi terbaik baginya.
Setelah itu, Nabi ﷺ menyebutkan tentang contoh hamba yang lain, yaitu hamba yang segala-segalanya karena Allah. Lihatlah bagaimana Nabi ﷺ menyebutkan ciri-cirinya, ketika dia diamanahkan dengan suatu amanah maka dia akan menjalankan amanah itu dengan baik, sekecil apa pun amanah tersebut dia akan jalankan, karena dia hanya mencari ridha Allah. Kemudian ciri yang lain adalah dia bukan orang yang terkenal dan terpandang, jika dia meminta izin tidak akan diterima, dan jika dia memberi rekomendasi juga tidak akan diterima.
Sebagian ulama ada yang menafsirkan bahwa kata 1,4 adalah sebuah nama pohon di surga, ('Umdah al-Qaari karya Badruddin Al-'Aini (14/172), sehingga itu menunjukkan bahwa orang dengan ciri-ciri tersebut pasti masuk surga. Oleh karena itu, janganlah kita sekali-kali tertipu dengan penampilan. Ingatlah sebuah hadits dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idiy, dia berkata,
مَرَّ رَجُلٌ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لرَجُلٍ عِنْدَهُ جَالِسٍ: مَا رأْيُكَ فِي هَذَا، فَقَالَ: رَحُلٌ مِنْ أَشْرَافِ النَّاسِ، هَذَا وَاللَّهِ حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ يُنْكَحَ، وَإِنْ شَفَعَ أَنْ يُشَفَّعَ، قَالَ: فَسَكَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ مَرَّ رَجُلٌ آخَرُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا رَأْيُكَ في هَذَا، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَا رَجُلٌّ مِنْ فقَرَاءِ المسْلِمِينَ، هَذَا حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ لاَ يُنْكَحَ، وَإِنْ شَفَعَ أَنْ لاَ يُشَفَّعَ، وَإِنْ قَالَ أَنْ لاَ يُسْمَعَ لِقَوْلِهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَذَا خَيْرٌ مِنْ مِلْء الأَرْضِ مِثْلَ هَذَا
"Ada seorang laki-laki melintasi Rasulullah ﷺ, lantas Nabi ﷺ bersabda kepada orang yang duduk di dekat beliau, 'Bagaimana orang ini menurutmu?' Maka ia pun menjawab, 'Dia seorang yang mulia. Demi Allah, apabila dia meminang, pasti akan diterima, dan bila dimintai bantuan pasti akan dibantu'. Rasulullah ﷺ pun diam.
Beberapa saat kemudian, lewatlah seorang laki-laki lain, lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya, 'Bagaimana orang ini menurutmu?' Dia menjawab; 'Wahai Rasulullah, menurutku orang ini adalah orang termiskin dari kalangan kaum muslimin, apabila ia meminang pasti pinangannya ditolak, dan jika dimintai pertolongan dia tidak akan ditolong, dan apabila berkata, maka perkataannya tidak akan didengar'.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sungguh orang ini (yang terlihat miskin) lebih baik daripada orang ini (yang kelihatannya bangsawan) sebanyak seisi bumi'." (HR. Bukhari No. 6447. )
- Manusia ada dua macam:
- Hanya memikirkan dunia hingga disebut hamba dinar dan dirham, dan ini terjatuh kepada kesyirikan.
- Orang yang Ikhlas dan memikirkan akhirat
- Orang yang memiliki kedudukan belum tentu tinggi dihadapan Allah ta'aala dan orang yang rendahan belum tentu derajatnya rendah di sisi Allah ta'aala.
- Jangan suka menonjolkan diri di arena dakwah, tetapi bekerjalah dengan ikhlas. Seperti orang yang belum pantas, tetapi tampil menjadi imam atau pendakwah.
Hendaklah fokus kita agar bisa ikhlas dalam beramal saleh, bukan memperindah penampakan lahir, atau bagaimana pandangan orang lain kepada kita.
Inilah dua contoh yang bertolak belakang yang Nabi ﷺ sampaikan, yang satu adalah jenis orang yang terjatuh dalam kesyirikan, dan yang satu adalah orang yang ikhlas karena Allah .
❀ Kandungan bab ini:
- Motivasi seseorang dalam meraih dunia dengan amalan akhirat.
- Tafsir ayat dalam surah Hud.
- Adanya penamaan bagi seorang muslim sebagai hamba dinar, hamba dirham, dan hamba pakaian.
- Penjelasan bahwa cirinya adalah jika diberi dia ridha, dan jika tidak diberi dia marah (kecewa).
- Rasulullah ﷺ mendoakan kecelakaan dan kerugian bagi mereka.
- Perkataan Nabi ﷺ tentang "Jika tertusuk duri maka ia tidak akan bisa lepas darinya".
- Pujian dan sanjungan bagi mujahid yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم