بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃ Materi : Sebab-sebab Allah ﷻ Memberi Rahmat [Bahasa Jawa]
🎙┃ Pemateri : Ustadz Ustadz Mukhlis Abu Sa'id hafizhahullah.
🗓┃ Hari, Tanggal : Sabtu , 18 Oktober 2025 M / 7 Rabi’ul akhir 1447
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Safira Residence Singopuran
Rahmat adalah sesuatu yang harus diusahakan, karena Rahmat terhadap Allâh Azza wa Jalla merupakan kebutuhan primer seorang hamba untuk hidup di dunia ini sebagai persiapan akhirat.
Rahmat berarti kasih sayang. Yaitu sifat yang berkonsekwensi adanya kehendak atau keinginan untuk berbuat baik kepada yang dikasihi. Maka Rahmat Allah ﷻ adalah kasih sayang Allah ﷻ kepada HambaNya dengan memberikan taufik kepada mereka hingga selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Lawan rahmat adalah laknat, yaitu orang-orang yang jauh dari kebaikan hingga jauh dari pertolongan Allah ﷻ dan di akhirat di siksa di neraka.
Tanpa rahmat, manusia akan binasa dan rugi. Simaklah ayat berikut:
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Nuh berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan (memberi rahmat) kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” [Hûd/11:47].
Dalam hadits disebutkan,
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ » . قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)
Pangkal Memperoleh Rahmat Dari Allâh Azza Wa Jalla
Untuk itu, insan Muslim yang menghendaki rahmat Allâh Azza wa Jalla selalu menaunginya dan senantiasa mendapatkan limpahan dan tambahan rahmat-Nya, maka hendaklah ia menempuh langkah-langkah yang mendatangkan rahmat baginya. Semua faktor itu, kata Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di rahimahullah, terhimpun pada firman Allâh Azza wa Jalla,
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Sesungguhnya rahmat Allâh amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-A’râf/7:56].
Yaitu, menjalankan ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla dengan baik dan berbuat baik kepada sesama hamba Allâh Azza wa Jalla . Dan menyayangi semua makhluk termasuk pengaruh yang muncul dari sikap baiknya kepada para hamba Allâh Azza wa Jalla . (Bahjatu Qulûbil Abrâr hlm.180).
Rahmat Allah ﷻ adalah hak mutlak milik Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fatir ayat 2:
﴿مَّا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾
[ فاطر: 2]
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Fatir: 2]
Maka, selagi hidup berusahalah menggapai rahmat-Nya dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Orang yang mendapatkan rahmat Allah ﷻ seperti halnya nabi Ibrahim, yang dibakar karena mengajak meninggalkan berhala tetapi dengan Rahmat-Nya, api itu menjadi dingin. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya Ayat 69:
قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",
Barometer rahmat bukan karena banyaknya harta, karena rahmat-Nya yang mampu menjadikan kekayaan dibingkai ketaatan kepada Allah ﷻ. Terkadang, seseorang yang diberi musibah sakit, dan karena rahmatNya, dia bersabar dan tetap khusnudzan kepada Allah ﷻ hingga tidak meninggalkan perintah-Nya.
Beberapa Faktor Teraihnya Rahmat Allah ﷻ
Termasuk sebab-sebab mendapatkan rahmat Allah ﷻ adalah :
Allah berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam(menjalankan) agama yang lurus” (QS. al-Bayyinah:5).
Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari hadits ‘Utban, bahwa Rasulullah bersabda :
فإن الله قد حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan kalimat Ia ilaha illallah karena mencari ridha Allah.”
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Az-Zariyat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Iman bukan hanya di hati, tapi juga diwujudkan dengan lisan dan perbuatan. Maka, agar mendapatkan rahmat-Nya, harus diwujudkan dengan ketaatan kepadaNya.
2. Konsisten dalam Taat kepada Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan taatilah Allâh dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. [Ali ‘Imrân/3:132]
Amal-amal kebajikan dan ketaatan akan mendatangkan ridha Ar-Rahmân, masuk surga dan teraihnya rahmat. Oleh sebab itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Dan taatilah Allâh dan Rasul“ dengan menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan “supaya kamu diberi rahmat “.
Jadi, taat kepada Allâh dan Rasul-Nya merupakan faktor teraihnya rahmat. Hal ini sebagaimana Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Maka Aku akan tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” [Taisîrul Karîmir Rahmân hlm.115 ].
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat:10)
Rasulullah ﷺ bersabda,
اَلْمُـسْــلِمُ أَخُو اْلمُسْلِمَ لَا یَظْـلِمُ وَلَایُظْلَمُ ـ منفق علیھ
"Orang Muslim sesama muslim adalah saudara tidak boleh saling menzalimi dan dizalimi."
وَااللهُ فِى عَوْنِ اْلعَـبْــدِ مَـا كَا نَ اْلعَـبْـدُ فِى عَـوْنِ أَخِـیْھِ ـ رواه مسلم
"Dan Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba Nya itu menolong Saudaranya"(HR. Muslim)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh ar-Rahmân (Allâh Yang Maha Pengasih), kasihilah penduduk bumi, niscaya Dia yang berada di atas langit (yakni Allâh Azza wa Jalla ) akan mengasihi kamu”. [HR. Abu Dawud, no. 4941; dishohihkan Al-Albani]
Alangkah indahnya sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia ini. Maka marilah kita mengasihi penduduk bumi, supaya Allâh Azza wa Jalla mengasihi kita.
4. Berusaha Mendamaikan Diantara dua orang yang berselisih
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allâh supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujurât/49:10]
Allâh Azza wa Jalla perintahkan Rasul-Nya untuk memenuhi hak-hak kaum Mukminin dan segala sesuatu yang menyebabkan mereka saling akrab dan menyayangi serta terjalinnya hubungan antara mereka.
Orang yang terbaik mengajak shadaqah, amal kebaikan dan Mendamaikan orang yang berselisih.
Menjenguk orang sakit akan mendatangkan rahmat Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda :
عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، عَائِدًا، مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ، فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً، صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً، صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ»
Dari Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk. Jika telah duduk, rahmat akan melingkupinya. Jika ia mengunjungi saudaranya pada waktu pagi, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjungi saudaranya pada waktu sore, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari." (Hadits riwayat Ibnu Majah 1442)
Maka, jangan Berkata buruk disaat besuk, karena rahmat-Nya meliputi. Jangan sampai dicampur dengan keburukan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan apabila dibacakan Al-Qur`ân, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. [Al-A’râf/7:204]
Ini adalah perintah umum terhadap setiap orang yang mendengarkan al-Qur`ân tengah di baca, agar ia melakukan istimâ’ (menyimak) dan inshât (memperhatikan). Istimâ’ ialah menyimak dengan telinga, fokus dengan hati dan mentadabburi apa yang ia dengar. Sementara inshât adalah meninggalkan pembicaraan atau apa saja yang menyibukkannya dari menyimak bacaan al-Qur`ân.
Orang yang bersikap demikian tatkala al-Qur`ân dibaca, maka ia akan memperoleh kebaikan yang banyak, ilmu yang melimpah, keimanan yang kontinyu lagi selalu diperbaharui, serta hidayah dan pemahamannya terhadap agama yang kian bertambah. Oleh sebab itu, Allâh Azza wa Jalla memberikan rahmat bagi orang melalui dua sikap tersebut. Dan perintah ini lebih kuat lagi bila seseorang mendengarkan bacaan al-Qur`ân di dalam shalat-shalat jahriyyah. [Taisîrul Karîmir Rahmân hlm.276].
Semoga Allah Ta’ala memudahkan urusan kita dan memberikan rahmat-Nya kepada kita dan keluarga kita serta orang-orang yang beriman. Aamiin.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم