Siapa saja yang ingin menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan, ia mesti menempuh cara-cara berikut ini:
- Ikhlas dalam seluruh perkataan dan perbuatan. Karena ikhlas adalah pondasi seluruh kebaikan dan mata air seluruh keutamaan.
- Berdo’a dan terus-menerus meminta taufik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya memperoleh kemudahan untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Sebab do’a adalah pembuka pintu setiap kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menolak seorang hamba yang berdo’a kepada-Nya, dan juga tidak mengesampingkan seorang mukmin yang memanggil-Nya.
- Semangat untuk mencari dan menggapai ilmu yang bermanfaat. Sungguh, ilmu akan mengantarkan kepada berbagai keutamaan dan budi pekerti yang luhur, serta berfungsi sebagai penghalang dari perilaku rendah dan dosa-dosa besar.
- Serius untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, terutama dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib, dan lebih khusus tentang ibadah shalat. Sungguh, shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
- Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dan tinggi, dan menjauhi moral yang rusak dan perilaku buruk.
- Berteman dengan akhyar (orang-orang pilihan) dan duduk bersama dengan orang-orang shalih. Sesungguhnya majelis mereka dihadiri para malaikat, dinaungi oleh rahmat. Sebaliknya, harus waspada jangan sampai duduk bersama orang-orang bermoral buruk karena majelis mereka didatangi oleh syaitan.
- Menasehati orang lain saat bergaul dan berinteraksi dengan sesama hingga dapat menyibukkan mereka dengan kebaikan dan memalingkan mereka dari keburukan. Mengingatkan sesama kepada hari akhir dan saat-saat seseorang berdiri dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabbul-‘alamin. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas orang baik dengan kebaikan dan orang jelek dengan kejelekannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. al-Zalzalah: 7-8).
- Landasan dari itu semua, ialah adanya kemauan kuat pada diri seorang hamba terhadap kebaikan dan keinginan memberi manfaat kepada orang lain. Kapan saja kemauan itu muncul, niat telah merencanakan, dan tekad telah kian menguat, kemudian dilanjutkan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menjalankannya, serta berbuat sesuai dengan kaidah syariat, sehingga dengan izin dari Allah, ia akan menjadi salah satu kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan.
Prof. Doktor ‘Abdur-Razzaq bin ‘Abdul-Muhsin al-‘Abbad - Guru Besar di Universitas Islam Madinah KSA
(Disalin oleh Abu Aslam dari Majalah As-Sunnah Edisi 08 Th. XII)