بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Membersihkan Hati dengan Dzikir
Dzikir secara bahasa berarti ingat (lawan dari lupa). Secara syariat Dzikrullah menurut Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam kitab As-Suluk adalah segala yang diucapkan oleh lisan dan dihayati dalam hati yang dapat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ baik tasbih, tahmid, takbir, menuntut ilmu atau amar makruf nahi mungkar, bahkan dzikir terbaik adalah majelis ilmu, baik yang belajar atau mengajarkannya.
Karena, dzikir hakikatnya adalah mengingat Allah ﷻ. Dan ilmu lah yang paling dapat dengan mudah mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Dzikir adalah amalan yang agung, karena:
1. Ungkapan untuk berdzikir adalah dengan kata Perintah
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 41:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dalam surat Al Baqarah ayat 152:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 200:
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Selain itu, Allah ﷻ secara spesifik memerintahkan dzikir pada momen tertentu, seperti pada saat perang, Allah ﷻ memerintahkan untuk berdzikir.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 45:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَٱثْبُتُوا۟ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
Makna لَّعَلَّ artinya pasti (litaraji). Maka kepastian menang dalam perang diawali dengan Dzikir para mujahidin.
Dalam tafsir Al-Qurthubi dijelaskan, seandainya ada keringanan untuk tidak berdzikir, maka hanya ada dua, tetapi tetap diperintahkan untuk berdzikir yaitu:
- Nabi Zakaria (sudah tua dan tidak punya anak karena isterinya mandul) dan Allah ﷻ menjanjikan karena Dialah yang berkuasa hingga menjadi bisu selama 3 hari.
Dalam Al-Qur'an, Allah ﷻ memerintahkan Nabi Zakaria untuk tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, sebagai tanda bahwa istrinya akan hamil. Namun, selama waktu tersebut, Nabi Zakaria tetap diperintahkan untuk berzikir dan bertasbih kepada Allah sebanyak-banyaknya, terutama pada waktu pagi dan petang.
Dalam QS. Ali 'Imran Ayat 41:
قَالَ رَبِّ اجۡعَلۡ لِّىۡۤ اٰيَةً ؕ قَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ اِلَّا رَمۡزًا ؕ وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ كَثِيۡرًا وَّسَبِّحۡ بِالۡعَشِىِّ وَالۡاِبۡكَارِ
Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Allah berfirman, "Tanda bagimu, adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu petang dan pagi hari."
- Para mujahidin disaat berperang, seperti dijelaskan dalam surat Al-anfal ayat 45 di atas.
- Perintah kepada Nabi ﷺ untuk berdzikir yang banyak:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الجَهْرِ مِنَ القَوْلِ بِالغُدُوِّ والآصَالِ وَلاَ تَكُنْ مِنَ الغَافِلِينَ
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 205).
Imam Asy-Syaukani rahimahullah menyatakan mengenai kalimat ghafilin yaitu janganlah menjadi orang yang lalai dari dzikir. Dalam ayat ini juga ada perintah untuk berdzikir dengan suara lirih karena berdzikir dengan lirih lebih mendekati ikhlas. (Lihat Fath Al-Qadir, 2: 403)
Dalam surat Kahfi ayat 24, Allah ﷻ memerintahkan berdzikir tatkala lupa:
إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا
Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
Dalam surat Al-Muzamil ayat 8:
وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
Dalam surat Al-Insan ayat 25:
وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
2. Sanjungan kepada orang-orang yang banyak berdzikir
- Orang yang berdzikir termasuk Orang yang Berakal
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali Imran: 191)
- Orang mukmin yang bila disebut nama Allah hatinya bergetar.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 2:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3. Celaan kepada orang-orang yang malas berdzikir.
Yaitu Orang-orang munafik sangat berat untuk berdzikir.
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allâh, dan Allâh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allâh Azza wa Jallaecuali sedikit sekali [An-Nisȃ’/4:142]
Dan shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَثْقَلُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ الْعِشَاءُ وَالْفَجْرُ
Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh [HR. Al-Bukhâri, 2/165 dan Muslim, 5/154
4. Banyak faedah atau keutamaan Dzikir.
1. Mengundang kebahagian di akhirat, yaitu: Ampunan dan pahala yang besar.
Dalam Akhir ayat Al ahzab ayat 35:
وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
...laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Ibnu Hajar rahimahullah dalam menafsirkan Allah mengangkat orang yang berilmu beberapa derajat berkata naiknya derajat karena banyaknya pahala.
Maka raih ampunan dan pahala agar level derajat di surga menjadi tinggi, dan ini akan diraih orang-orang yang berdzikir.
2. Balasan akan diberikan sesuai dengan perbuatan.
Kalau kita banyak mengingat Allah ﷻ, maka Allah akan mengingat kita. Menyebut kita di depan para malaikat.
Allah ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 152:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Maka, Allah ﷻ akan menyertai hamba-Nya (mai'ah) yaitu:
- Mai'ah 'ammah (umum) kepada seluruh makhluk, yaitu Mengawasi dan melihat.
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (Al-Hadid ayat 4).
- Ma' iah Khasyah (Khusus) Seperti menyertai Orang yang sabar, bertakwa, muhsinin dan orang yang berdzikir. Artinya akan menjaga, menolong dan perlindungan.
3. Shalawat Allah ﷻ kepada Ahlul ilmu
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَللَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab ayat 56).
- Sholawat Allah dan Para Malaikat untuk Para Pengajar Kebaikan
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْر
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya maupun penduduk langit dan bumi bahkan termasuk semut di sarangnya, berikut ikan (di perairan, pent) benar-benar bersholawat kepada pihak yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (H.R atTirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
Mengapa para pengajar kebaikan akan mendapatkan sholawat dari Allah, Malaikat, dan penduduk bumi maupun langit?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:
Yang demikian itu karena dengan pengajaran kebaikan akan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Balasan adalah sesuai dengan perbuatan. Karena itulah Rasul merupakan manusia yang paling berhak mendapatkan sholawat secara sempurna. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
…Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bersholawat kepada Nabi… (Q.S al-Ahzab ayat 56)
(Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah)
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)
- Keutamaan Al-Mufarridun, orang yang banyak berdzikir.
وعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم – : (( سَبَقَ المُفَرِّدُونَ )) قالوا : وَمَا المُفَرِّدُونَ ؟ يَا رسولَ الله قَالَ: (( الذَّاكِرُونََ اللهَ كثيراً والذَّاكِرَاتِ )) . رواه مسلم.
وَرُوي : (( المُفَرِّدُونَ )) بتشديد الراءِ وتخفيفها والمشهُورُ الَّذِي قَالَهُ الجمهُورُ : التَّشْديدُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah mendahului al-mufarridun (orang-orang yang menyendiri dalam ibadah).” Para sahabat bertanya, “Siapakah al-mufarridun itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2626]
Maka, orang yang berdzikir memiliki hati yang paling bersih dan jauh dari penyakit.
وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ )) . رَوَاهُ البُخَارِيُّ .
وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ فَقَالَ : (( مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ )) .
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]
- Allah ﷻ banggakan di depan para malaikat.
Hadist yang diriwayat oleh Imam Abd al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim ibn Qusyairi an-Naisyaburi atau Imam Muslim ini menjelaskan peserta majelis taklim yang berdzikir dibanggakan oleh Allah ﷻ di depan para malaikat.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مَرْحُومُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَبِي نَعَامَةَ السَّعْدِيِّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ
Abu Sa'id Al Khudri berkata: Pada suatu hari Mu'awiyah melewati sebuah halaqah (majelis) di masjid. Kemudian ia bertanya: Majelis apakah ini? Mereka menjawab: Kami duduk di sini untuk berzikir kepada Allah Azza wa Jalla.
Mu'awiyah bertanya lagi: Demi Allah, benarkah kalian duduk-duduk di sini hanya untuk itu? Mereka menjawab: Demi Allah, kami duduk hanya untuk itu.
Kata Mu'awiyah selanjutnya: Sungguh saya tidak menyuruh kalian bersumpah karena mencurigai kalian. Karena tidak ada orang yang menerima hadits dari Rasulullah ﷺ yang lebih sedikit daripada saya. Sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah melewati halaqah para sahabatnya.
Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya: Majelis apa ini? Mereka menjawab: Kami duduk untuk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya berupa Islam dan anugerah-Nya kepada kami.
Rasulullah ﷺ bertanya lagi: Demi Allah, apakah kalian duduk di sini hanya untuk ini? Mereka menjawab: Demi Allah, kami duduk-duduk di sini hanya untuk ini.
Kata Rasulullah selanjutnya: Sungguh aku menyuruh kalian bersumpah bukan karena mencurigai kalian. Tetapi karena aku pernah didatangi Jibril Alaihissalam. Kemudian ia memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat. (HR Muslim).
Perkataan para Sahabat dan Ulama
Umar Bin al-Khaththab Radhiyallahu’anhu mengatakan,
عليكم بذكر الله فإنه شفاء، و إياكم و ذكر الناس فإنه داء.
“Hendaknya kalian memperbanyak berdzikir mengingat Allah; karena itu adalah obat. Dan waspadalah kalian dari mengingat-ingat manusia; karena itu adalah (sumber) penyakit.”
Muadz bin Jabal Radhiyallahu’anhu berkata tidak ada sesuatu yang dapat menyelamatkan dari adzab selain dzikrullah
Ibnu Abbas tidak ada orang yang meninggalkan dzikir, kecuali akalnya sudah dikalahkan.
Abdullah Amr bin ash Berkata dzikrulllah Lebih utama dari pada menentang pedang di jalan Allah dan memberikan harta kepada orang lain.
Sahl bin Abdullah berkata aku tidak mengetahui ada kemaksiatan yang lebih buruk daripada melupakan Allah ﷻ.
Berkata imam Sufyan Atsauri rahimahullah, segala sesuatu ada sangsinya, dan hukuman bagi yang mengenal Allah ﷻ kemudian berbuat dosa adalah lalai dari Allah ﷻ.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam ad-Daa wa Dawaa', bahwa hukuman terbuat dari orang yang maksiat kepada Allah adalah:
- Lalai dari dzikir kepada Allah ﷻ.
- Dihambarkan dari ibadah kepada Allah ﷻ dan komunikasinya kepada Allah ﷻ tidak ada nikmatnya.
Kenapa jika sudah dzikir tetapi masih resah dan gelisah, padahal dengan berdzikir hati menjadi tenang? Karena dia hanya berdzikir dengan mulut tanpa hatinya. Inilah kunci ketenangan!
Semoga Allah Ta’ala selalu menjaga kita dan keluarga kita untuk selalu mengingat Allah ﷻ setiap saat dimanapun berada.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم