Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ๏ทบ bersabda, โ€œBarangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.โ€
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

At Tauhid edisi VI/11

Dalam kesempatan ini kita akan membahas sebuah hal yang agung bagi seorang muโ€™min. Karena dengan hal tersebut, seorang muโ€™min akan menyadari betapa lemahnya ia di hadapan Allah. Dan dengan hal ini pula, ia akan mengenal Rabb-Nya, Allah Azza Wa Jalla, beserta nama-nama dan sifat-sifatnya yang sempurna. Sampai akhirnya ia akan paham benar tentang hakikat keberadaannya di dunia serta untuk apa ia diciptakan. Dan kami akan terus dan terus mengingatkan, bahwa tujuan utama Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Allah Taโ€™ala berfirman:

ูˆูŽู…ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุฌูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ููŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ู ู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฑูุฒู’ู‚ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุทู’ุนูู…ููˆู†ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฒู‘ูŽุงู‚ู ุฐููˆ ุงู„ู’ู‚ููˆู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุชููŠู†ู

โ€œSesungguhnya Aku menciptakan manusia dan jin hanyalah agar mereka beribadah kepadaku (semata). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi Rezeki dan mempunyai Kekuatan yang Sangat Kokohโ€ (QS. Adz Dzariyat: 56)

taubatBagaimana mungkin seorang mukmin akan menyadari statusnya sebagai hamba Allah, jika ia merasa tidak memiliki dosa dan enggan bertaubat? Karena sadar akan banyaknya dosa dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah adalah salah satu bentuk penghambaan. Dan diterima atau tidaknya taubat adalah hakikat yang agung dari tauhid uluhiyyah.

Pintu Taubat Dibuka Lebar


Sungguh Allah Taโ€™ala telah melapangkan dan melonggarkan serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya. Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam bersabda:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุจู’ุณูุทู ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ู„ููŠูŽุชููˆู’ุจูŽ ู…ูุณููŠู’ุกู ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ุŒ ูˆูŽุจูุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู„ููŠูŽุชููˆู’ุจูŽ ู…ูุณููŠู’ุกู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู

โ€œSungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di malam hariโ€ (HR. Muslim no.7165)

Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam juga bersabda:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ู ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ู…ูŽุง ู„ู…ูŽ ู’ูŠูุบูŽุฑู’ุบูุฑู’

โ€œSungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghirโ€ (HR. At Tirmidzi, 3880. Ia berkata: โ€œHadits ini hasan gharibโ€. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi)

Yu-ghor-ghir artinya ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan. Itulah batas waktu terakhir yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya.

Kemudian Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam juga telah mengabarkan kepada kita kisah seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang:

ููŽุฏูู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุงู‡ูุจู ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุชูŽู„ูŽ ุชูุณู’ุนูŽุฉู‹ ูˆูŽุชูุณู’ุนููŠู†ูŽ ู†ูŽูู’ุณู‹ุง ููŽู‡ูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ุงูŽ. ููŽู‚ูŽุชูŽู„ูŽู‡ู ููŽูƒูŽู…ู‘ูŽู„ูŽ ุจูู‡ู ู…ูุงุฆูŽุฉู‹ ุซูู…ู‘ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ููŽุฏูู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุฌูู„ู ุนูŽุงู„ูู…ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุชูŽู„ูŽ ู…ูุงุฆูŽุฉูŽ ู†ูŽูู’ุณู ููŽู‡ูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุญููˆู„ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉู

โ€œLelaki tersebut ditunjukkan kepada seorang ahli ibadah, ia mendatanginya dan bertanya: โ€˜Aku telah membunuh 99 orang. Apakah aku masih bisa bertaubat?โ€™. Ahli ibadah tadi berkata: โ€˜Tidakโ€™. Lelaki tersebut pun membunuhnya hingga genaplah 100 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk yang paling alim, dan ia pun ditunjukkan kepada seorang ulama. Ia kemudian bertanya: โ€˜Aku telah membunuh 100 orang. Apakah aku masih bisa bertaubat?โ€™. Ulama tadi berkata: โ€˜Ya. Memangnya siapa yang bisa menghalangimu untuk mendapatkan taubat?โ€™โ€ (HR. Muslim, no.7184)

Perkataan โ€˜siapa yang bisa menghalangimu untuk mendapatkan taubatโ€˜, inilah intinya. Maka siapakah yang bisa menghalangi anda dari taubat, saudaraku? Kesempatan selalu terbuka lebar!

Allah Taโ€™ala berfirman:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุดู’ุฑูŽูƒูŽ ุจูู‡ู ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู ู…ูŽุง ุฏููˆู†ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกู

โ€œSesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Allah kehendakiโ€ (QS. An Nisa: 4)

Bahkan dosa syirik! Ketika seorang musyrik bertaubat kepada Allah dan ia kembali ke jalan Allah Taโ€™ala, maka tidak ada yang dapat menghalangi ia dari Allah. Bahkan, Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam mengabarkan bahwa orang musyrik dari kalangan ahlul kitab yang bertaubat, ia mendapat dua pahala dari taubatnya[1].

Hendaknya Kita Senantiasa Bertaubat


Taubat itu akan menguatkan ikatan antara hamba dengan Rabb-nya. Jika ia terus-menerus mengharap ampunan dari Rabb-Nya. Perhatikan sang utusan Islam, Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam, beliau bersabda:

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุชููˆุจู ููู‰ ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ู…ูุงุฆูŽุฉูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู

โ€œWahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku biasa bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehariโ€ (HR. Muslim no.7034)

Padahal beliau manusia yang maโ€™shum, dosa beliau telah diampuni oleh Allah dari awal hingga akhirnya. Namun ini merupakan teladan yang mulia dari beliau dalam berserah diri kepada Allah. Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam juga bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ู…ูู†ู’ ู…ูŽุบู’ุฑูุจูู‡ูŽุง ุชูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู

โ€œSiapa saja yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan terima taubatnyaโ€ (HR. Muslim no.7036)

Lihatlah betapa beliau Shallallahuโ€™alaihi Wasallam menghasung umatnya untuk bersungguh-sungguh mencari ampunan Allah yang begitu luas. Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam juga bersabda:

ุงู„ู†ู‘ูŽุฏูŽู…ู ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉูŒ

โ€œPenyesalan adalah taubatโ€ (HR. Ahmad no.3568, Ibnu Majah no.4252, Al Baihaqi no.21067. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

Sampai-sampai rasa penyesalan terhadap dosa yang kita perbuat pun sudah dianggap sebagai sebuah taubat.

Selain itu, taubat menimbulkan banyak pengaruh yang baik bagi diri seorang hamba. Bahkan, taubat itu sendiri adalah bentuk taufiq dari Allah Taโ€™ala. Imam Al Qurthubi ketika menjelaskan ayat:

ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ู„ููŠูŽุชููˆุจููˆุง

โ€œKemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnyaโ€ (QS. At Taubah: 118)

Beliau menukil perkataan sebagian ulama tentang makna ayat ini, mereka berkata: โ€œAku salah sangka dalam 4 perkara. Karena ternyata Allah Taโ€™ala mendahuluiku.

Pertama, aku mengira akulah yang mencintai Allah, ternyata Allah Taโ€™ala lebih dulu mencintaiku. Ia berfirman:

ููŠูุญูุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูุญูุจู‘ููˆู’ู†ูŽู‡

โ€œAllah Taโ€™ala mencintai mereka, dan mereka pun mencintai Allahโ€ (QS. Al Maidah: 54)

Kedua, aku mengira akulah yang ridha kepada Allah, ternyata Allah Taโ€™ala lebih dahulu ridha terhadapku. Ia berfirman:

ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุถููˆู’ุง ุนูŽู†ู’ู‡ู

โ€œAllah telah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada Allahโ€ (QS. Al Maidah: 119)

Ketiga, aku mengira akulah yang mengingat Allah, ternyata Ia lebih dulu mengingatku. Allah Taโ€™ala berfirman:

ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู

โ€œDan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besarโ€ (QS. Al Ankabut: 45)

Keempat,
aku mengira bahwa hanya akulah yang bertaubat kepada-Nya, ternyata Ia lebih dahulu memberi ampunan kepadaku. Allah Taโ€™ala berfirman:

ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ู„ููŠูŽุชููˆุจููˆุง

โ€œKemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnyaโ€ (QS. At Taubah: 118)

(sampai di sini nukilan dari Tafsir Al Qurthubi)

Wahai saudaraku sekalian, semangat untuk bertaubat adalah hal yang sudah semestinya dimiliki oleh seorang hamba yang rabbani. Betapa indah ucapan seorang penyair:

ู‚ูŽุฏู‘ูู…ู’ ู„ูู†ูŽูู’ุณููƒูŽ ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู‹ ู…ูŽุฑู’ุฌููˆู‘ูŽุฉู‹ *** ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู’ู„ู…ูŽู…ูŽุงุชู ูˆูŽู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุญูŽุจู’ุณู ุงู’ู„ุฃูŽู„ู’ุณูู†ู
ุจูŽุงุฏูุฑู’ ุจูู‡ูŽุง ุบูู„ู’ู‚ูŽ ุงู„ู†ู‘ููููˆู’ุณู ููŽุฅูู†ูŽู‡ูŽุง *** ุฐูุฎู’ุฑูŒ ูˆูŽุบูู†ู’ู…ูŒ ู„ูู„ู’ู…ูู†ููŠู’ุจู ุงู’ู„ู…ูุญู’ุณูู†ู


Beranikan dirimu untuk mengharapkan ampunan
Sebelum engkau mati dan lisanmu kelu
Bersegeralah bertaubat, sebelum ruh dikunci
Karena taubat adalah simpanan dan harta
Bagi orang baik yang kembali kepada-Nya

Demikianlah, taubat adalah pintu kebaikan. Maka tidak layak bagi hamba yang sejati meninggalkan taubat dan meremehkan buah manis darinya.

Buah Manis Taubat


1. Taubat adalah sebab dari istiqamah


Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam memberi teladan untuk senantiasa berusaha tegar dalam keimanan dan ketaqwaan. Beliau Shallallahuโ€™alaihi Wasallam bersabda:

ูŠูŽุง ู…ูู‚ูŽู„ู‘ูุจูŽ ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆุจู ุŒ ุซูŽุจู‘ูุชู’ ู‚ูŽู„ู’ุจููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฏููŠู†ููƒูŽ

โ€œWahai Sang Pembolak-balik hati, tsabbit (tegarkan) hatiku pada agama-Muโ€ (HR. Tirmidzi no.3517, Ahmad, 302/6. At Tirmidzi berkata: โ€œHasan Shahihโ€)

Dan yang dimaksud dengan tsabaat adalah sebagaimana sabda beliau Shallallahuโ€™alaihi Wasallam:

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุฎูŽูˆูŽุงุชููŠู…ูู‡ูŽุง

โ€œSungguh setiap amal tergantung pada bagian akhirnyaโ€ (HR. Bukhari no. 6493)

Dan tsabaat ini hanya dapat diwujudkan dengan terus-menerus beramal shalih kepada Allah Taโ€™ala. Termasuk ke dalamnya taubat. Karenanya dengan amal tersebut, seorang hamba akan semakin dekat dengan Rabbnya. Oleh karenanya salah satu buah dari taubat adalah ia merupakan salah satu agar seseorang bisa tegar dalam keimanan dan ketaqwaan. Allah Taโ€™ala berfirman:

ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุชูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู‡ูŽุงุฌูุฑููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุงุชู‘ูŽุจูŽุนููˆู‡ู ูููŠ ุณูŽุงุนูŽุฉู ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู ู…ูŽุง ูƒูŽุงุฏูŽ ูŠูŽุฒููŠุบู ู‚ูู„ููˆุจู ููŽุฑููŠู‚ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ูู…ู’ ุฑูŽุกููˆููŒ ุฑูŽุญููŠู…ูŒ

โ€œSesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada merekaโ€ (QS. At Taubah: 117)

Ibnul Jauzi menjelaskan faedah yang indah dari ayat ini: โ€œKita perhatikan penyebutan taubat diulang di akhir ayat, karena penyataan ini tidak didahului dengan penyebutan dosa yang menjadi sebab taubat. Allah Taโ€™ala mendahulukan penyebutan taubat sebagai keutamaan bagi mereka. Kemudian baru menjelaskan dosa yang menjadi sebab taubat. Kemudian mengulang lagi penyebutan taubatโ€ (Zaadul Masiir, 240/3, Asy Syamilah). Hal ini dikarena Allah Taโ€™ala ingin memperlihatkan betapa luas ampunan yang diberikan-Nya.

2. Taubat adalah sebab hidayah

Allah Taโ€™ala berfirman:

ูˆูŽุฅูู†ู‘ููŠ ู„ูŽุบูŽูู‘ูŽุงุฑูŒ ู„ูู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุขู…ูŽู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ุตูŽุงู„ูุญู‹ุง ุซูู…ู‘ูŽ ุงู‡ู’ุชูŽุฏูŽู‰

โ€œDan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian Allah memberinya hidayahโ€ (QS. Thaha: 82)

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan: โ€œโ€™Kemudian Allah memberinya hidayahโ€˜ karena ia terus menerus dalam keadaan yang disebutkan sebelumnya (taubat, iman dan amal shalih) sampai ia matiโ€ (Tafsir Al Jalalain, 429/5, Asy Syamilah)

3. Ampunan datang karena taubat

Allah Taโ€™ala berfirman:

ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุซู‘ูŽู„ูŽุงุซูŽุฉู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฎูู„ู‘ููููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ูฐ ุฅูุฐูŽุง ุถูŽุงู‚ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูู…ูŽุง ุฑูŽุญูุจูŽุชู’ ูˆูŽุถูŽุงู‚ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฃูŽู†ู’ููุณูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุธูŽู†ู‘ููˆุง ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ู…ูŽู„ู’ุฌูŽุฃูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ู„ููŠูŽุชููˆุจููˆุง

โ€œDan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnyaโ€ (QS. At Taubah: 118)

Dalam ayat ini, Allah mengampuni mereka karena mereka sangat menyesal dan bertaubat kepada Allah. Demikianlah, kebaikan Allah datang permohonan hamba, dan sebaliknya kemurkaan Allah datang karena kengganan hamba. Sebagaiman dalam sebuah riwayat tentang 3 orang yang melewati majelis Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ุฌูŽุงู„ูุณูŒ ููู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽุนูŽู‡ู ุŒ ุฅูุฐู’ ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ู†ูŽููŽุฑู ุŒ ููŽุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุงุซู’ู†ูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ูˆูŽุฐูŽู‡ูŽุจูŽ ูˆูŽุงุญูุฏูŒ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูˆูŽู‚ูŽููŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ููŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ููŽุฑูŽุฃูŽู‰ ููุฑู’ุฌูŽุฉู‹ ููู‰ ุงู„ู’ุญูŽู„ู’ู‚ูŽุฉู ููŽุฌูŽู„ูŽุณูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุขุฎูŽุฑู ููŽุฌูŽู„ูŽุณูŽ ุฎูŽู„ู’ููŽู‡ูู…ู’ ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซู ููŽุฃูŽุฏู’ุจูŽุฑูŽ ุฐูŽุงู‡ูุจู‹ุง ุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููŽุฑูŽุบูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฃูŽู„ุงูŽ ุฃูุฎู’ุจูุฑููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽููŽุฑู ุงู„ุซู‘ูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ู’ ููŽุฃูŽูˆูŽู‰ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุŒ ููŽุขูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุขุฎูŽุฑู ููŽุงุณู’ุชูŽุญู’ูŠูŽุง ุŒ ููŽุงุณู’ุชูŽุญู’ูŠูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุขุฎูŽุฑู ููŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุถูŽ ุŒ ููŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุถูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู

โ€œKetika Nabi Shallallahuโ€™alaihi Wasallam berada duduk (mengajar) di masjid dan para sahabat bersama beliau. Lewatlah 3 orang lelaki. Dua orang menghampiri majlis tersebut dan 1 orang pergi. Kedua orang tadi menuju Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam. Lelaki pertama melihat tempat kosong di tengah majllis dan ia pun duduk di situ. Lelaki yang kedua, ia duduk dibelakang majlis. Sedangkan yang ketiga, ia pergi. Setelah Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam selesai mengajar, beliau bersabda: โ€˜Maukah kalian ku kabarkan tentang keadaan 3 orang lelaki. Lekaki pertama, ia mampir, maka Allah pun mengasihinya. Lelaki kedua, ia malu, maka Allah pun malu padanya. Lelaki ketiga, ia enggan, maka Allah pun enggan padanyaโ€˜โ€ (HR. Bukhari no.66, Muslim no.5810)

Lihatlah, kebaikan dari Allah didapat oleh orang yang menginginkannya dan tidak didapatkan oleh orang yang enggan.

Kemudian, Allah Taโ€™ala memiliki nama At Tawwab. Dan ampunan dari At Tawwab tidak akan didapat kecuali dengan beberapa hal berikut ini

a) Meyakini bahwa Ia Maha Pemberi Ampunan. Dan tidak berputus asa dalam mencari ampunan-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadits qudsi Allah Taโ€™ala berfirman:

ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏููŠู’ ุจููŠู’ ุฅูู†ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ููŽุฎูŽูŠู’ุฑู‹ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุดูŽุฑู‹ุง ููŽุดูŽุฑู‹

โ€œAku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika prasangkanya baik, Ku berikan ia kebaikan, jika prasangkanya buruk Ku timpakan ia keburukanโ€ (HR. Ath Thabrani no.8135 dalam Al Ausath, Ibnul Mubarak dalam Al Hilyah, 306/9. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 407/2)

Dalam riwayat lain:

ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏูู‰ ุจูู‰ ููŽู„ู’ูŠูŽุธูู†ู‘ูŽ ุจูู‰ ู…ูŽุง ุดูŽุงุกูŽ

โ€œAku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Maka silakan berprasangka kepada-Ku sesuai keinginanโ€ (HR. Ahmad no.16059, dalam taโ€™liq-nya terhadap Al Musnad, Syuโ€™aib Al Arnauth berkata: โ€œSanadnya Shahihโ€)

b) Dan perlu dicamkan, berbaik sangka (husnu zhan) bahwa Allah akan memberi ampunan saja belum cukup, melainkan harus diikuti dengan amal yang shalih (husnul amal). Syaikh Ali Hasan Al Halabi hafizhahullah berkata:

ุงูŽู…ู‘ูŽุง ุญูุณู’ู†ู ุธูŽู†ู ู…ูŽุนูŽ ุณููˆู’ุกู ุนูŽู…ูŽู„ู ููŽู‡ูŽุฐูŽุง ุฌูŽู…ู’ุนูŒ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ู‚ู’ุถูŽูŠู’ู†ู

โ€œHusnu zhan kepada Allah, namun diikuti dengan amal-amal keburukan, hal ini bagai menyatukan dua hal yang bertentanganโ€

c) Hendaknya seorang hamba yang mencari ampunan Allah, menetapi diri dalam jamaโ€™ah dan tidak bersendirian. Hendaknya ia bersama dan berkumpul bersama orang-orang yang juga semangat dalam mencari ampunan Allah Taโ€™ala. Oleh karena itu Allah Taโ€™ala berfirman:

ููŽุงุณู’ุชูŽู‚ูู…ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูู…ูุฑู’ุชูŽ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ู…ูŽุนูŽูƒูŽ

โ€œMaka tetap istiqamah-lah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) diperintahkan kepada orang yang bertaubat bersamamuโ€ (QS. Hud: 112)

Perhatikanlah pengaruh taubat terhadap persatuan kaum muโ€™minin. Taubat mengakibatkan istiqamah, istiqamah mengakibatkan rasa cinta kepada saudara sesama muslim karena adanya kebersamaan, hingga akhirnya akan tercipta persatuan diantara kaum muโ€™minin.

4. Taubat adalah jalan menuju surga


Sebagaimana firman Allah Taโ€™ala:

ููŽุฎูŽู„ูŽููŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ูู…ู’ ุฎูŽู„ู’ููŒ ุฃูŽุถูŽุงุนููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนููˆุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ูŽูˆูŽุงุชู ููŽุณูŽูˆู’ููŽ ูŠูŽู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู†ูŽ ุบูŽูŠู‘ู‹ุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุขู…ูŽู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ุตูŽุงู„ูุญู‹ุง ููŽุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ููˆู†ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุธู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง

โ€œMaka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpunโ€ (QS. Maryam: 60)

Adapun orang yang masuk surga padahal ia enggan bertaubat, orang yang masuk surga padahal gemar bermaksiat, maka perkaranya tergantung kehendak Allah Taโ€™ala.

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุดู’ุฑูŽูƒูŽ ุจูู‡ู ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู ู…ูŽุง ุฏููˆู†ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกู

โ€œSesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Allah kehendakiโ€ (QS. An Nisa: 4)

Namun yang dituntut dari kita adalah senantiasa memohon taufiq dari Allah Taโ€™ala agar dapat termasuk golongan penghuni Jannah. Dan taubat adalah bentuk taufiq dari Allah Taโ€™ala.

5. Taubat adalah sumber kebaikan dan keutamaan


Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam bersabda:

ูƒูู„ู‘ู ุงุจู’ู†ู ุขุฏูŽู…ูŽ ุฎูŽุทู‘ูŽุงุกูŒ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุฆููŠู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู‘ูŽุงุจููˆู†ูŽ

โ€œSetiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubatโ€ (HR. Tirmidzi no.2687. At Tirmidzi berkata: โ€œHadits ini gharibโ€. Di-hasan-kan Al Albani dalam Al Jami Ash Shaghir, 291/18)

Dari hadits ini jelaslah bahwa kebaikan tidak mungkin akan didapat kecuali oleh manusia yang bertaubat, karena tentu semua manusia pasti pernah salah. Kemudian perhatikan hadits ini, Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam mengatakan bahwa manusia itu khatta-un yang merupakan bentuk mubalaghah (superlatis) menunjukkan betapa banyak dosa yang diperbuat. Dan diakhir hadits disebut sifat orang yang memperoleh kebaikan dengan tawwabuun yang juga bentuk mubalaghah, menunjukkan banyak dan sering bertaubat. Sebagaimana yang dipraktekkan Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam sendiri, beliau bertaubat kepada Allah minimal 100 kali dalam sehari. Juga diriwayatkan oleh para sahabat, bahwa beliau bersabda:

ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฅูู†ู‘ููŠ ู„ูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุฃูŽุชููˆู’ุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠ ุงู’ู„ูŠูŽูˆู’ู…ู ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูู…ูู†ู’ ุณูŽุจู’ุนููŠู’ู†ูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู‹

โ€œDemi Allah, sungguh aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubuat kepada-Nya, lebih dari 70 kali dalam sehariโ€ (HR. Bukhari no. 6307)

Lihat diri kita! Ada dimana kita dibanding beliau? Sudah seberapa kesungguhnya kita dalam bertaubat? Bagaimana akhlak kita terhadap Rabb kita? Sesering apa kita mengingat-Nya dan bertaubat kepada-Nya?

6. Taubat membebaskan diri dari kezhaliman


Orang yang enggan bertaubat, ia telah berbuat zhalim pada dirinya, pada masyarakat dan pada orang lain di sekitarnya. Apa yang Allah katakan terhadap orang yang enggan bertaubat?

ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุชูุจู’ ููŽุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููˆู†ูŽ

โ€œOrang yang enggan bertaubat, mereka termasuk orang-orang yang zhalimโ€ (QS. Al Hujurat: 11)

7. Taubat adalah perintah Allah Taโ€™ala


Allah Taโ€™ala berfirman:

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽูˆู’ุจูŽุฉู‹ ู†ูŽุตููˆุญู‹ุง

โ€œWahai orang-orang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnyaโ€ (QS. At Tahrim: 8)

Dalam ayat ini digunakan bentuk perintah. Demikian juga Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam bersabda dengan bentuk perintah:

โ€ฆูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู

โ€œWahai manusia, bertaubatlah kepada Allahโ€ (HR. Muslim no.7034)

Dan ingatlah bahwa orang yang enggan melaksanakan perintah Allah akan mendapatkan musibah yang besar. Allah Taโ€™ala berfirman:

ููŽู„ู’ูŠูŽุญู’ุฐูŽุฑู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุฎูŽุงู„ููููˆู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ูŠูุตููŠุจูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ

โ€œDan hendaklah orang-orang yang menentang perintah Allah itu takut akan datangnya musibah atau adzab yang pedih yang akan menimpa merekaโ€ (QS. An Nur: 63)

8. Taubat adalah penyebab kebaikan dunia


Allah Taโ€™ala berfirman:

ููŽู‚ูู„ู’ุชู ุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆุง ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุบูŽูู‘ูŽุงุฑู‹ุง ูŠูุฑู’ุณูู„ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ู…ูุฏู’ุฑูŽุงุฑู‹ุง ูˆูŽูŠูู…ู’ุฏูุฏู’ูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ู ูˆูŽุจูŽู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฌูŽู†ู‘ูŽุงุชู ูˆูŽูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฑู‹ุง

โ€œMaka aku (Nuh) berkata mereka: โ€˜Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.โ€ (QS. Nuh: 11)

Allah Taโ€™ala juga berfirman:

ูˆูŽุฃูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆุง ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูŠูู…ูŽุชู‘ูุนู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽุชูŽุงุนู‹ุง ุญูŽุณูŽู†ู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽุฌูŽู„ู ู…ูุณูŽู…ู‘ู‹ู‰ ูˆูŽูŠูุคู’ุชู ูƒูู„ู‘ูŽ ุฐููŠ ููŽุถู’ู„ู ููŽุถู’ู„ูŽู‡ู

โ€œDan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannyaโ€ (QS. Hud: 3)

Perhatikanlah, ternyata taubat tidak hanya membawa kebaikan yang sifatnya ukhrawi, tidaknya hanya menguatkan ikatan seorang hamba dengan Rabb-nya, namun juga membawa kebaikan duniawi, kebaikan bagi masyarakat, bagi tanah air dan semua orang disekitarnya.

9. Taubat adalah penyebab dibatalkannya adzab


Di dalam Al Qurโ€™an diceritakan:

ูˆูŽุฅูุฐู’ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู‡ูŽูฐุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏููƒูŽ ููŽุฃูŽู…ู’ุทูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุญูุฌูŽุงุฑูŽุฉู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุฃูŽูˆู ุงุฆู’ุชูู†ูŽุง ุจูุนูŽุฐูŽุงุจู ุฃูŽู„ููŠู…ู

โ€œDan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: โ€œYa Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedihโ€โ€ (QS. Al Anfal: 32)

Itulah perkataan orang musyrik Quraisy yang mengingkari Al Qurโ€™an. Dalam Shahih Bukhari dijelaskan bahwa orang yang berkata demikian adalah Abu Jahal. Maka Allah pun membantah mereka dengan firman-Nya:

ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ููŠูุนูŽุฐู‘ูุจูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูููŠู‡ูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูุนูŽุฐู‘ูุจูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู†ูŽ

โ€œDan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampunโ€ (Al Anfal: 33)

Ibnu Abbas berkata: โ€œDalam ayat ini terdapat 2 hal yang membuat mereka aman dari adzab: Muhammad Shallallahuโ€™alaihi Wasallam dan istighfar. Ketika Nabi Shallallahuโ€™alaihi Wasallam hijrah dari Makkah, maka hanya istighfar saja yang melindungi mereka dari adzabโ€ (Tafsir Ath Thabari, 511/13)

10. Taubat membuktikan keluasan Rahmat Allah


Di dalam Al Qurโ€™an, Malaikat pemikul โ€˜Arsy berdoa:

ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุณูุนู’ุชูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุดูŽูŠู’ุกู ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ูˆูŽุนูู„ู’ู…ู‹ุง ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุชูŽุงุจููˆุง ูˆูŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนููˆุง ุณูŽุจููŠู„ูŽูƒูŽ ูˆูŽู‚ูู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ู

โ€œYa Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyalaโ€ (QS. Ghafir: 7)

Dalam ayat ini para Malaikat memintakan ampunan dengan menyebut salah satu sifat Allah yaitu Rahmah. Allah Taโ€™ala menceritakan betapa luas rahmat-Nya:

ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูุนูŽุชู’ ูƒูู„ู‘ูŽ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽุณูŽุฃูŽูƒู’ุชูุจูู‡ูŽุง ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ ูˆูŽูŠูุคู’ุชููˆู†ูŽ ุงู„ุฒู‘ูŽูƒูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู‡ูู…ู’ ุจูุขูŠูŽุงุชูู†ูŽุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ

โ€œRahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kamiโ€ (QS. Al Aโ€™raf: 156)

11. Taubat mendatangkan kecintaan Allah Taโ€™ala


Allah Taโ€™ala berfirman:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูุญูุจู‘ู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู‘ูŽุงุจููŠู†ูŽ ูˆูŽูŠูุญูุจู‘ู ุงู„ู’ู…ูุชูŽุทูŽู‡ู‘ูุฑููŠู†ูŽ

โ€œSungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diriโ€ (QS. Al Baqarah: 222)

Selain itu, perhatikanlah dua sifat tersebut, yaitu taubat dan thahur (kesucian). Keduanya digandengkan seolah-olah dua hal yang pasti selalu ada bersamaan. Orang yang bertaubat, namun tidak suci secara lahir maupun batin, seakan-akan taubatnya belum sempurna. Dan orang yang enggan bertaubat, ia tidak pernah mencapai kesucian yang hakiki.

12. Taubat mengganti kejelekan dengan kebaikan


Allah Taโ€™ala berfirman:

ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุขู…ูŽู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ู‹ุง ุตูŽุงู„ูุญู‹ุง ููŽุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ูŠูุจูŽุฏู‘ูู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชูู‡ูู…ู’ ุญูŽุณูŽู†ูŽุงุชู ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุบูŽูููˆุฑู‹ุง ุฑูŽุญููŠู…ู‹ุง

โ€œKecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayangโ€ (QS. Al Furqan: 70)

13. Taubat adalah jalan kemenangan


Allah Taโ€™ala berfirman:

ููŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุขู…ูŽู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ุตูŽุงู„ูุญู‹ุง ููŽุนูŽุณูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ููู’ู„ูุญููŠู†ูŽ

โ€œSedangkan orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang beruntungโ€ (QS. Al Qashash: 67)

Kata ุนูŽุณูŽู‰ disini termasuk lafadz afโ€™al at tarajji (pengharapan), namun karena yang mengatakan demikian adalah Allah Taโ€™ala maka yang dimaksud di sini adalah: โ€˜pengharapan di sisi manusia, sedangkan di sisi Allah ditetapkan kemenangan bagi merekaโ€™. Begitu juga jika ada lafadz ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽ Seperti pada ayat:

ูˆูŽุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ

โ€œWahai orang-orang beriman, kalian semua hendaknya bertaubat kepada Allah, mudah-mudahan kalian beruntungโ€ (QS. An Nuur: 31)

ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ (mudah-mudahan kalian beruntung) di sini maknanya adalah: ุณูŽุชููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ (kalian pasti akan beruntung).

14. Taubat membersihkan hati


Dosa yang diperbuat seorang anak adam, akan mengotori hatinya. Semakin sering ia berbuat dosa, semakin hitam kelam hatinya. Jika ia dalam keadaan demikian terus-menerus, bukan tidak mungkin hatinya akan mati, terhalang dari rahmat dan hidayah dari Allah Taโ€™ala. Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam bersabda:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฎู’ุทูŽุฃูŽ ุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉู‹ ู†ููƒูุชูŽุชู’ ููู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ููŽุฅูุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ู†ูŽุฒูŽุนูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูŽ ุณูู‚ูู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู

โ€œJika seorang manusia berbuat sebuah dosa, munculah sebuah noktah hitam di hatinya. Namun ketika ia berhenti dari maksiatnya, lalu memohon ampunan dan bertaubat, hatinya kembali mengkilapโ€ (HR. Tirmidzi no.3334. At Tirmidzi berkata: โ€œHadits ini hasan shahihโ€)

15. Taubat adalah sumber kekuatan


Allah Taโ€™ala berfirman:

ูˆูŽูŠูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆุง ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ุชููˆุจููˆุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูŠูุฑู’ุณูู„ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ู…ูุฏู’ุฑูŽุงุฑู‹ุง ูˆูŽูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ู‚ููˆู‘ูŽุฉู‹ ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ููˆู‘ูŽุชููƒูู…ู’

โ€œDan Hud berkata: โ€˜Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmuโ€™ โ€ (QS. Hud: 52)

Perhatikanlah, kekuatan diberikan dengan taubat. Adapun di masa ini kita banyak melihat orang-orang yang ingin memerangi musuh Allah namun dengan memusuhi para wali Allah. Apakah dengan ini mereka diberi kekuatan untuk mengalahkan musuh Allah? Tidaklah kekuatan yang mereka klaim itu melainkan hakikatnya hanya kelemahan yang parah. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Taโ€™ala berfirman:

ู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽู‰ ู„ูู‰ ูˆูŽู„ููŠู‘ู‹ุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ุขุฐูŽู†ู’ุชูู‡ู ุจูุงู„ู’ุญูŽุฑู’ุจู

โ€œSiapa saja yang menetang wali-Ku, ia telah menantang-Ku berperangโ€ (HR. Bukhari no.6502)

16. Taubat adalah jalan untuk mengenal Allah Taโ€™ala

Jika seorang hamba berbuat maksiat, ia pun datang menghadap kepada Allah dengan taubat, Allah akan mengampuninya meski ia berulang kali melakukan maksiatnya. Dalam sebuah hadits diceritakan:

ุฃุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽ ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจู’ุชู ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู‰ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ุนูŽู„ูู…ูŽ ุนูŽุจู’ุฏูู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู‹ุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจูŽ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ุฎูุฐู ุจูู‡ู ููŽุบูŽููŽุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽูƒูŽุซูŽ ู…ูŽุง ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูŽ ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ูˆูŽุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจู’ุชู ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู‰ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ุนูŽู„ูู…ูŽ ุนูŽุจู’ุฏูู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู‹ุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจูŽ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ุฎูุฐู ุจูู‡ู ููŽุบูŽููŽุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽูƒูŽุซูŽ ู…ูŽุง ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูŽ ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ูˆูŽุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจู’ุชู ุฐูŽู†ู’ุจู‹ุง ุขุฎูŽุฑูŽ ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู‰ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ุนูŽู„ูู…ูŽ ุนูŽุจู’ุฏูู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู‹ุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูŽู†ู’ุจูŽ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ุฎูุฐู ุจูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ูู‡ู ุบูŽููŽุฑู’ุชู ู„ูุนูŽุจู’ุฏูู‰ ููŽู„ู’ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู’ ู…ูŽุง ุดูŽุงุกูŽ

โ€œAda seorang hamba yang berbuat dosa lalu ia berkata: โ€˜Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa, ampunilah akuโ€™. Lalu Allah berfirman: โ€˜Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosaโ€™. Lalu dosanya diampuni. Dan berjalanlah waktu, lalu ia berbuat dosa lagi. Ketika berbuat dosa lagi ia berkata: โ€˜Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa lagi, ampunilah akuโ€™. Lalu Allah berfirman: โ€˜Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosaโ€™. Lalu dosanya diampuni. Dan berjalanlah waktu, lalu ia berbuat dosa lagi. Ketika berbuat dosa lagi ia berkata: โ€˜Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa lagi, ampunilah akuโ€™. Lalu Allah berfirman: โ€˜Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosaโ€™. Lalu dosanya diampuni. Lalu Allah berfirman: โ€˜Aku telah ampuni dosa hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat sesukanyaโ€™โ€ (HR. Bukhari no. 7068)

Demikianlah, dengan taubat, seorang hamba mengenal betapa luas rahmat Allah. Sebagian orang ada yang memahami hadits ini dengan pemahaman yang buruk, yaitu bahwa hadits ini membuka lebar-lebar pintu untuk bermaksiat. Namun pemahaman yang benar adalah bahwa hadits ini menunjukkan betapa lebarnya pintu taubat yang dibuka oleh Allah Taโ€™ala[2].

Demikianlah, hamba yang bertaubat mengenali betapa Rabb-nya membuka pintu taubat yang begitu lebar, ia pun mengenali bahwa Rabb-nya memiliki nama At Tawwab. Hal-hal ini tidak dikenali oleh orang-orang yang ingkar kepada Allah dan enggan bertaubat kepada-Nya

Semoga Allah Taโ€™ala menolong kita agar senantiasa kembali dan bertaubat kepada-Nya, sebelum datangnya hari akhir, sebelum datangnya maut. Semoga Allah menjadikan akhir hidup kita sebagai akhir yang baik. Dan semoga kita mati dalam keadaan diridhai oleh Allah Taโ€™ala. [Disarikan oleh Yulian Purnama dari rekaman ceramah Syaikh Ali bin Hasan bin Abdul Hamid Al Halabi Hafizhahullah, salah seorang ulama pakar hadits di zaman ini]

_____________

[1] Salah satu hadits yang berkaitan dengan hal ini adalah hadits berikut:

ุฃู† ุฃุฑุจุนูŠู† ู…ู† ุฃุตุญุงุจ ุงู„ู†ุฌุงุดูŠ ู‚ุฏู…ูˆุง ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูุดู‡ุฏูˆุง ู…ุนู‡ ุฃุญุฏุง ุŒ ูˆูƒุงู†ุช ููŠู‡ู… ุฌุฑุงุญุงุช ุŒ ูˆู„ู… ูŠู‚ุชู„ ู…ู†ู‡ู… ุฃุญุฏ ุŒ ูู„ู…ุง ุฑุฃูˆุง ู…ุง ุจุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ู…ู† ุงู„ุญุงุฌุฉ ู‚ุงู„ูˆุง : ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุŒ ุฅู†ุง ุฃู‡ู„ ู…ูŠุณุฑุฉ ุŒ ูุงุฆุฐู† ู„ู†ุง ู†ุฌูŠุก ุจุฃู…ูˆุงู„ู†ุง ู†ูˆุงุณูŠ ุจู‡ุง ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุŒ ูุฃู†ุฒู„ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ููŠู‡ู… : ( ุงู„ุฐูŠู† ุขุชูŠู†ุงู‡ู… ุงู„ูƒุชุงุจ ู…ู† ู‚ุจู„ู‡ ู‡ู… ุจู‡ ูŠุคู…ู†ูˆู† ) ุงู„ุขูŠุฉ ( ุฃูˆู„ุฆูƒ ูŠุคุชูˆู† ุฃุฌุฑู‡ู… ู…ุฑุชูŠู† ุจู…ุง ุตุจุฑูˆุง ) ูุฌุนู„ ู„ู‡ู… ุฃุฌุฑูŠู†

โ€œAda 40 orang pasukan Raja Najasy menghadap Nabi Shallallahuโ€™alaihi Wasallam. Ketika itu mereka sedang terluka sehingga mereka tidak dibunuh. Kemudian mereka bersyahadat di depan Nabi. Ketika mereka melihat kaum muโ€™minin sedang dalam kekurangan, mereka pun berkata: โ€˜Ya Rasulullah, kami orang berada. Izinkanlah kami datangkan harta-harta kami untuk membantu kaum muslimin. Ketika itu turunlah ayat:

ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขุชูŽูŠู’ู†ูŽุงู‡ูู…ู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ูู‡ู ู‡ูู…ู’ ุจูู‡ู ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ

โ€œOrang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran ituโ€ (QS. Al Qashash: 52)

ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ูŠูุคู’ุชูŽูˆู’ู†ูŽ ุฃูŽุฌู’ุฑูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุจูู…ูŽุง ุตูŽุจูŽุฑููˆุง

โ€œMereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran merekaโ€ (QS. Al Qashash: 54)

Bagi mereka dua pahalaโ€. (HR. Ath Thabrani no.7662 dalam Muโ€™jam Al Ausath, cetakan Darul Haramain, Kairo, dari sahabat Ibnu Abbas)

[2] Dalam Fathul Baari dijelaskan Ibnu Hajar Al Asqalani berkata: โ€œMakna dari firman Allah โ€˜Aku telah ampuni dosa hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat sesukanyaโ€˜ adalah: โ€˜Selama engkau selalu bertaubat setiap kali bermaksiat, Aku telah ampuni dosamuโ€™โ€. Beliau juga membawakan perkataan Imam An Nawawi: โ€œJika seseorang berbuat dosa seratus kali, seribu kali, atau bahkan lebih banyak, dan setiap berbuat dosa ia bertaubat, maka taubatnya diterima. Bahkan jika dari ribuan perbuatan dosa tadi setelahnya ia hanya sekali bertaubat, taubatnya pun diterimaโ€ (Fathul Baari, 89/21)