بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Subuh - Tarbiyah Sunnah
🎙️ Bersama Ustadz Abu 'Afiyah Agus Waluyo, Lc. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Masjid Umar bin Khathab Mahad Assunnah Bandung Barat
🗓️ Bandung, 23 Ramadhan 1446 / 23 Maret 2025
Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat menjumpai akhir Ramadhan di masjid Allah ﷻ, semoga kita termasuk hamba yang bersyukur.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ, para sahabat dan pengikut setianya hingga akhir zaman.
Allah ﷻ menurunkan Al-Qur'an secara sekaligus dari lauhul mahfud ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar dan diturunkan ke bumi berangsur-angsur selama 23 tahun.
Makna lailatul qadar :
1. Malam kemuliaan. Allah ﷻ menggambarkan kemuliaannya dalam firman-Nya:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 3)
2. Malam Takdir, Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam penetapan takdir karena pada malam ini Allah menetapkan ketentuan bagi setiap makhluk-Nya selama satu tahun ke depan. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an:
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan: 4).
Mendapatkan lailatul Qadar artinya mendapatkan kemuliaan pada malam itu dengan keutamaan lebih baik dari 1000 bulan.
Seperti kita sedekah 5000 rupiah, jika bertemu malam lailatul qadar maka setara dengan 5000x1000x30 = 150 juta!
Kapan terjadi? Al-Iraqi menyebut ada 25 perbedaan pendapat, Ibnu Hajar menyebut ada 46 pendapat dan As-Suyuti menyebut 50 perbedaan pendapat.
Mayoritas sepakat bahwa malam mulia ini terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.
Akan tetapi, ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى
“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa.” (HR. Bukhari)
Para ulama menyebut waktunya berpindah-pindah waktunya. Berpindah-pindah setiap tahunnya, tidak selalu di malam yang sama.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari 4/266 berkata: “Saya menguatkan bahwa Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir dan berganti-ganti. Para ulama mengatakan: ‘Hikmah tersembunyinya kepastian waktu Lailatul Qadr itu agar manusia bersungguh-sungguh untuk mencarinya. Seandainya kepastian malamnya diberitahukan, maka manusia hanya akan bersungguh-sungguh di malam itu saja (sedangkan malam lainnya tidak).’
Oleh karena itu, cara terbaik agar bisa mendapatkan malam lailatul qadar adalah dengan menghidupkan semua malam di 10 Ramadhan terakhir, sehingga semua kemungkinan bisa didapatkan semuanya.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
“Barang siapa yang menghidupkan 10 akhir Ramadan dengan ibadah, maka dia pasti meraih Lailatul Qadar”. (Majmu’ Fatawa 15/430)
Nabi ﷺ mengalami 9 kali Ramadhan hingga beliau meninggal dunia.
Bagaimana caranya?
Dengan menghidupkan malam itu dengan beribadah, bukan berarti terus menerus tetapi menghidupkan malam misalnya dengan ibadah tarawih berjamaah, shalat malam, membaca Al-Qur’an.
Dihitung Shalat semalam suntuk...1. Shalat tarawih bersama imam hingga selesai.
Nabi shallallahualaihiwasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﻣَﻊَ ﺍْﻹِﻣَﺎﻡِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻨْﺼَﺮِﻑَ ﻛُﺘِﺐَ ﻟَﻪُ ﻗِﻴَﺎﻡُ ﻟَﻴْﻠَﺔ
“Barang siapa salat malam bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) salat satu malam (penuh).” [HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Disahihkan oleh Al-Albani dalam Sahih Tirmidzi]. 2. Shalat Isya dan Subuh Berjama'ah
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat separuh malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat semalaman penuh.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 656]
3. Shalat malam akan diampuni dosa.
Rasulullah bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau (HR Imam Bukhari).
- Minimal shalat Isya dan subuh berjamaah
Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas disebutkan,
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
“Menghidupkan lailatul qodar bisa dengan melaksanakan salat isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan salat subuh secara berjamaah.”
- Imam Munawi berkata: Menghidupkan malam lailatul qadar bisa shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an dan aktivitas ibadah lainya di sebagian besar malamnya.
- Syaikh bin Baz rahimahullahu berkata dengan taufik seseorang bisa melihat tanda-tandanya, tetapi tidak perlu melihat tanda-tandanya tetapi beribadah dengan iman dan mengharap pahala dariNya.
Perbanyak Do'a...
Telah kita ketahui bersama doa yang dibaca ketika malam lailatul qadar adalah
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni
Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku. [HR. Tirmidzi]
Bagaiama dengan wanita haidh?
Perempuan haid yang tetap ingin mendapatkan berkah di malam Lailatul Qadar bisa melakukan beberapa amalan seperti berzikir kepada Allah ﷻ dan membaca Al-Qur’an dengan aplikasi hape. Dengan demikian, perempuan haid tetap bisa menghidupkan malam Lailatul Qadar dan ikut meraih keberkahan yang melimpah.
Para ulama sepakat bahwa wanita haid tidak diperbolehkan untuk melakukan i'tikaf dan berdiam diri di masjid. Hal ini dikarenakan syarat utama i'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid, sedangkan wanita haid dilarang memasuki masjid untuk berdiam diri dalam waktu yang lama.
Maksiat di Bulan Ramadhan
Hendaknya kita berhati-hati apabila melakukan dosa dan maskiat di bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang mulia, karena melakukan dosa dan maksiat di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan sebagaimana pahala yang dilipatgandakan di bulan Ramadhan (Semoga Allah menjaga kita di bulan Ramadhan).
Ibnu Muflih menjelaskan dan membuat bab terkait hal ini,
فصل: زيادة الوزر كزيادة الأجر في الأزمنة والأمكنة المعظمة،
“Bab Tambahan dosa sebagaimana tambahan pahala pada waktu dan tempat yang mulia.” [Al-Adabus Syar’iyyah hal. 415]
Demikian juga penjelasan dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz, beliau berkata:
ولما كان رمضان بتلك المنزلة العظيمة كان للطاعة فيه فضل عظيم ومضاعفة كثيرة، وكان إثم المعاصي فيه أشد وأكبر من إثمها في غيره
“Karena bulan Ramadhan memiliki kedudukan yang mulia dan pahala ketaatan apabila dilakukan pada saat itu besar dan dilipatgandakan, demikian juga dosa maksiat, lebih dahsyat dan lebih besar dosanya dibandingkan (apabila dilakukan) pada bulan lainnya.” [https://binbaz.org.sa/fatwas/13013]
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم