Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

kajianبِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Bersama Ma'had Sabilurrasyad
🎙 Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Mahad Sabilurrasyad Soreang
🗓 Bandung, 1 Dzulhijjah 1446 / 28 Mei 2025



Ilmu Tanpa Amal

Telah dijelaskan bahwa kita wajib mengamalkan ilmu. Mestinya orang yang sudah berilmu, dia akan sholeh. Ilmunya melahirkan amalan yang menjadikannya beriman dan beramal shalih, tetapi ternyata tidak semua yang berilmu shaleh.

Tidak semua yang berilmu tetapi tidak mendapatkan hidayah, berkata Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Miftah Daris Saadah : Ilmu tidak serta merta melahirkan hidayah, bahkan ada orang berilmu yang sesat. Padahal tahu akan bahayanya kesesatan tersebut, orang yang berilmu tapi fasik, orang yang berilmu tapi dzalim, dan bertolak belakang dengan Ilmu. Tokoh kesesatan adalah iblis. Dia tahu Allah ﷻ itu ada, Esa dan Pencipta, tahu akan azab di neraka. Bahkan iblis meminta untuk ditangguhkan hingga kiamat. Iblis kufur inad, yaitu menentang Allah ﷻ.

Selain itu kaum 'Aad - Tsamud, mereka paham akan ilmu. Tapi lebih memilih kesesatan.

Surat Fussilat Ayat 17:

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَٰهُمْ فَٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْعَمَىٰ عَلَى ٱلْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَٰعِقَةُ ٱلْعَذَابِ ٱلْهُونِ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, makna ayat ini adalah kami telah jelaskan kepada mereka kebenaran ayat-ayat-Nya tetapi mereka lebih memilih kesesatan, maka kufurnya mereka bukan karena kebodohan tapi karena penentangan (kufur inad). Termasuk dalam hal ini adalah Fir'aun yang menentang Nabi Musa.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 102:

قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ أَنزَلَ هَٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّى لَأَظُنُّكَ يَٰفِرْعَوْنُ مَثْبُورًا

Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa".

Sebab Fir'aun menentang dakwah Musa. Allah ﷻ jelaskan dalam surat an-Naml ayat 13-14:

فَلَمَّا جَآءَتْهُمْ ءَايَٰتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٍ. وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ

Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah mereka: "Ini adalah sihir yang nyata". Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.

Dari sini jelas, bahwa penyebab Fir'aun menentang ilmu yang diyakini adalah: dzalim dan sombong. Ibnul Qayyim menjelaskan di dalam ayat ini bahwa Fir'aun mendustakan dan kufur berdasarkan keyakinan tentang benarnya dakwah nabi Musa karena kedzaliman dan kesombongan.

Maka, Allah ﷻ menghibur dalam ayat lainnya dalam Surat Al-An’am Ayat 33:

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُۥ لَيَحْزُنُكَ ٱلَّذِى يَقُولُونَ ۖ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَٰكِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ

Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.

Ibnu Qotadah menjelaskan mereka tahu kebenaran, tetapi mereka menentangnya.

Dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 70:

يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَأَنتُمْ تَشْهَدُونَ. يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لِمَ تَلْبِسُونَ ٱلْحَقَّ بِٱلْبَٰطِلِ وَتَكْتُمُونَ ٱلْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa ini adalah kufur inad karena tahu kebenaran tetapi menentangnya.

Tukang sihir juga mereka belajar sihir dan akan kekal dalam neraka (QS Al-Baqarah ayat 102):

Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir".... Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

Mereka tahu bagi yang belajar sihir maka akan rugi di akhirat, tetapi mereka lebih memilih sihir dan akan diazab.

Demikian juga umat Yahudi, mereka tahu kebenaran Nabi ﷺ tetapi mereka menentangnya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 89-90:

وَلَمَّا جَآءَهُمْ كِتَٰبٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا۟ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَلَمَّا جَآءَهُم مَّا عَرَفُوا۟ كَفَرُوا۟ بِهِۦ ۚ فَلَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ. بِئْسَمَا ٱشْتَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُوا۟ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بَغْيًا أَن يُنَزِّلَ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۖ فَبَآءُو بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَٰفِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.

Dalam Surat An-Nahl Ayat 82:

فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ

Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.

Kemudian bila mereka berpaling darimu (wahai rasul), setelah menyaksikan bukti-bukti kekuasan Allah, maka janganlah kamu bersedih. TIdak ada kewajiban atasmu selain menyampaiakan dengan jelas risalah yang kamu diutus untuk mengembannya. sedangkan hidayah urusannya terserah kepada kami.

Termasuk Abu Lahab, Abu Jahal dan Umayah, mereka tahu kebenaran tetapi Bani Hasyim saling bersaing dalam kemuliaan antar marga Quraisy.

Demikian juga Raja Heraklius yang mengakui kebenaran Nabi ﷺ adalah utusan Allah ﷻ, tetapi tidak mau beriman karena Nabi ﷺ bukan turunan nabi Daud dan takut diperangi kaum Yahudi.

Penyebab dari semua itu, yaitu ilmu bertolak belakang dengan amalnya:

1. Sombong. Contoh nyata adalah iblis tatkala disuruh bersujud kepada Adam, mereka menolak karena kesombongan. Demikian juga Fir'aun menolak dakwah nabi Musa alaihissalam.
2. Hasad atau Dengki. Inilah yang dimiliki Abu Jahal, Yahudi dan Umayyah bin Abi Shalt.
3. Karena hubbud dunya (Cinta dunia).
4. Kepemimpinan dan kekuasaan. seperti Heraklius yang takut hilang jabatan.
5. Syahwat dan harta.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم