بسم الله الرحمن الرحيم
📚┃Materi:"Al Qaul Al Mubin fi Huquqi An Nabiyyil Amin"
✍🏼┃Karya: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah
🎙┃Pemateri: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal: Hari Jum'at, 27 Juni 2025/ 1 Muharram 1447 H
🕰┃Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat: Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142
Telah berlalu pembahasan mengenai hak-hak Nabi ﷺ, yaitu:
- Wajib mengenal Nabi ﷺ
- Mengimani nabi
- Mencintai Nabi ﷺ
- Mentaati Nabi ﷺ
- Meneladani Nabi ﷺ
- Memuliakan Nabi ﷺ
- Membela dan menolong Nabi ﷺ
- Meninggalkan bid'ah
- Mengagungkan sunnah-sunnah Nabi ﷺ
- Larangan menyelisihi sunnah-sunnah Nabi ﷺ
باب إحياء سنة النبي ﷺ
Bab: Menghidupkan Sunnah-sunnah Nabi ﷺ
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 51:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
- Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
- Dan dalam riwayat Ahmad:
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Beliau Rasulullah ﷺ menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.”
- Berkata Ibnu Katsir Rahimahullah saat menafsirkan Surat An-Nur Ayat 51:
Kemudian Allah ﷻ memberitahukan sifat-sifat orang-orang mukmin yang memenuhi seruan Allah dan RasulNya yang tidak menginginkan dalam agamanya selain dari kitab Allah dan sunnah RasulNya.
Jadi Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar dan kami patuh" yaitu patuh dan taat. Oleh karena itu Allah ﷻ menyebutkan mereka dengan keberuntungan. dia memperoleh apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang ditakuti. Jadi Allah ﷻ berfirman:
وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (Tafsir Al-Qur’anul 'Adzim 10/260).
- Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullah saat menafsirkan Surat An-Nur Ayat 51:
Maksudnya:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
“sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin,” yang hakiki, yang membenarkan iman mereka dengan amal-amal mereka tatkala diseru “kepada Allah dan RasulNya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka,” baik sesuai dengan nafsu mereka atau menyelisihinya, “ialah ucapan,’ kami mendengar, dan kami patuh’.”
أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ
Maksudnya kami dengarkan hukum Allah dan rasulNya, kami menjawab orang yang menyeru kepadanya, kami menaati dengan ketaatan yang penuh tanpa rasa keberatan. Allah melingkupkan kemuliaan untuk mereka, karena (hakikat) kebahagiaan itu adalah mendapatkan sesuatu yang dipinta dan selamat dari hal-hal yang dibenci. Dan tidaklah berbahagia kecuali orang yang berhukum dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (Tafsir Al-Kariimir Rahman hal. 572).
💡 FAWAID HADITS:
- Salah satu hak terbesar Nabi adalah menghidupkan sunnah-sunnah dan syariátnya, terutama pada waktu zaman keterasingan dan fitnah.
- Ghuroba adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah; mereka berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah dan istiqomah dalam kebenaran.
- Ghuroba (Orang asing itu ada dua golongan): Pertama, orang yang memperbaiki dirinya ketika manusia mulai rusak. Kedua, orang yang memperbaiki apa yang telah dirusak orang lain. Dialah yang lebih tinggi dan lebih baik dari keduanya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
باب وجوب محبة أصحاب النبى ﷺ والترضي عنهم
- Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 100:
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
- Juga dalam Surat Al-Anfal Ayat 74:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَوا۟ وَّنَصَرُوٓا۟ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.
- Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:” آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وَآيَــةُ النِّفَاقِ بُعْضُ الأَنْصَارِ
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tanda keimanan adalah cinta kepada kaum Anshar. Dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar”. (HR. Al-Bukhari no. 17)
Kenapa Nabi ﷺ menyebut Anshar bukan Muhajirin? Kita tahu Muhajirin lebih mulia dari Anshar, maka jika kita mencintai yang lebih rendah, apalagi pada golongan yang lebih tinggi.
- Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’anul Adzim 7/270-271:
Allah ﷻ memberitahukan tentang keridhaanNya kepada orang-orang yang terdahulu dari kalangan kaum Muhajirin, Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan, dan keridhaan mereka kepadaNya dengan apa yang Dia sediakan untuk mereka berupa surga-surga yang penuh kenikmatan dan kenikmatan yang kekal.
Mereka adalah orang-orang yang shalat menghadap ke dua arah kiblat bersama-sama Rasulullah ﷺ,
Allah ﷻ memberitakan bahwa Dia telah meridhai orang-orang yang terlebih dahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.
Maka celakalah bagi orang yang membenci, mencaci mereka, atau sebagian dari mereka. Terlebih lagi terhadap pemimpin para sahabat setelah Rasulullah ﷺ dan orang-orang yang paling baik dan paling utama di antara mereka, yaitu Ash-Shiddiq Al-Akbar, khalifah Rasulullah yang agung, Abu Bakar bin Abu Quhafah.
Mereka adalah Syiah Rafidhah. Ini menunjukkan akan mereka terbalik dan hati mereka terkunci, bagaimana mungkin mereka beriman kepada Al-Qur’an dimana mereka mencela yang Allah ﷻ ridha kepada mereka.
Adapun Ahlus Sunnah mendoakan Radhiyallahu’anhum kepada para sahabat dan mencela apa yang dicela Allah ﷻ dan Rasul-Nya, loyal kepada orang yang cinta Allah ﷻ dan Rasul-Nya, meneladani sahabat Nabi ﷺ dan hisbullah yang hamba-hamba-Nya yang beriman.
- Berkata Abu Bakar Al-Jazairi Rahimahullah tatkala menafsirkan firman Allah ﷻ :
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar
Mereka adalah orang-orang yang mendahului orang lain dalam hal iman, hijrah, pertolongan, dan jihad, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam hal itu dan mengerjakan amal saleh, sehingga mereka ridha dengan apa yang ditetapkan Allah dan apa yang dijelaskan oleh Rasul-Nya Muhammad ﷺ. Mereka semua adalah orang-orang yang ridha kepada mereka, semoga Allah meridhoi mereka dan dengan amal saleh mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. “Dengan apa yang telah Kami berikan kepada mereka berupa karunia dan kemuliaan,” dan Dia telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Yakni, Dia telah memberi mereka kabar gembira tentang apa yang telah Dia sediakan bagi mereka berupa surga. (Aysaru At-Tafaasir likalaami 'aliyil Kabir : 2/419-420).
- Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullah tatkala menafsirkan surat Al-Anfal ayat 74 dalam Taisir Karimirrahman hal. 328:
Ayat-ayat di atas menyebutkan akad muwalah di antara orang-orang Mukmin dari Muhajirin dan Anshar. Dan ayat-ayat berikut ini menjelaskan pujian dan janji pahala bagi mereka.
74. “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang MUhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.”
Yaitu orang-orang Muhajirin dan Anshar, mereka itulah orang-orang yang “benar-benar beriman,” karena mereka membenarkan iman mereka dengan hijrah, menolong, berwala’ kepada sebagian yang lain, dan jihad mereka melawan orang-orang kafir dan munafik. “Mereka memperoleh ampunan”, dari Allah yang menghapus dosa-dosa mereka dan menghilangkan kesalahan mereka, “dan (mereka mendapatkan) rizki (nikmat) yang mulia.” Yakni, kebaikan yang banyak dari Rabb Yang MUlia di Surga kenikmatan, dan bisa jadi mereka mendapatkan pahala dunia yang membuat mereka berbahagia dan hidup tenteram.
💡 FAWAID HADITS:
١. من حقوق النبي ﷺ محبة أصحابه والترضي عنهم.
٢. حب الصحابة رضي الله عنهم من علامة الويمان.
٣. قال العيني رحمه الله : (المقصود من الحديث الحث على حب الأنصار وبيان فضلهم، لما كان منهم من إعزاز الدين وبذل الأموال والأنفس والإيثار على أنفسهم والإيواء والنصر وغير ذلك.
٤. أهل السنة والجماعة يحبون أصحاب النبي ﷺ محبة صادقة: ويعتقدون أن من أحبهم وتولاهم ورعى حقهم وعرف فضلهم فاز مع الفائزين، ومن أبغضهم وسبهم ونسبهم إل ما تنسبهم إليه أعدائهم هلك مع المهالكين.
٥. إذا ثبت هذا في حق الأنصار فالمهاجرون به أول؛ لأنهم-في الجملة - أفضل؛ ولكونهم من أنصار اللهِ ،نصروه كما نصره الأنصار
- Salah satu hak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kecintaan kita para sahabat dan mendo'akan keridhaan Allah ﷻ kepada mereka.
- Mencintai para sahabat, semoga Allah meridhoi mereka, merupakan tanda keimanan.
- Badruddin Al-Aini rahimahullah berkata: “Maksud hadits ini adalah untuk menumbuhkan rasa cinta kepada kaum Anshar dan menunjukkan keutamaan mereka, atas usaha mereka dalam menegakkan agama, mengorbankan harta dan jiwa, mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri (itsar), menyediakan tempat berteduh, memberi nafkah, dan lain sebagainya". (Umdatul Qari Syarah shahih Bukhari 1/152).
- Ahlussunnah Wal Jama’ah mencintai para sahabat Nabi, semoga Allah memberkahi mereka, dengan cinta yang tulus. Mereka meyakini bahwa siapa pun yang mencintai mereka, mendukung mereka, menegakkan hak-hak mereka, dan mengakui keutamaan mereka, maka mereka termasuk orang-orang yang menang. Siapa yang membenci mereka, mencaci mereka, dan menganggap mereka sebagai apa yang dianggap musuh-musuh mereka, maka mereka akan binasa bersama orang-orang yang binasa.
- Jika hal ini merupakan keutamaan bagi kaum Anshar, maka kaum Muhajirin lebih berhak menerimanya, karena mereka pada umumnya lebih unggul. Dan karena mereka termasuk pembela Allah, maka mereka membela-Nya sebagaimana kaum Anshar membela-Nya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم