Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

بسم الله الرحمن الرحيم

📚┃Materi:"Al Qaul Al Mubin fi Huquqi An Nabiyyil Amin"
✍🏼┃Karya: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah
🎙┃Pemateri: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal: Hari Jum'at, 18 Juli 2025/ 22 Muharram 1447 H
🕰┃Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat: Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142



Telah berlalu pembahasan mengenai hak-hak Nabi ﷺ, yaitu:

  • Wajib mengenal Nabi ﷺ
  • Mengimani nabi
  • Mencintai Nabi ﷺ
  • Mentaati Nabi ﷺ
  • Meneladani Nabi ﷺ
  • Memuliakan Nabi ﷺ
  • Membela dan menolong Nabi ﷺ
  • Meninggalkan bid’ah
  • Mengagungkan sunnah-sunnah Nabi ﷺ
  • Larangan menyelisihi sunnah-sunnah Nabi ﷺ
  • Menghidupkan Sunnah-sunnah Nabi ﷺ

Bab: Haramnya Mencela Para Sahabat Nabi ﷺ

Allah Ta’ala berfirman:

ٱلَّذِينَ يَلْمِزُونَ ٱلْمُطَّوِّعِينَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ فِى ٱلصَّدَقَٰتِ وَٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ ۙ سَخِرَ ٱللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. [At-Taubah: 79]

Dan Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّبِينًا. وَٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ بِغَيْرِ مَا ٱكْتَسَبُوا۟ فَقَدِ ٱحْتَمَلُوا۟ بُهْتَٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS Al-Ahzab ayat 57-58)

Al-Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ، لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ، فَوَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ! لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ.

‘Janganlah kalian mencela para Sahabatku, janganlah kalian mencela para Sahabatku, demi Rabb yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandai-nya salah satu di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya hal tersebut tidak akan dapat menyamai shadaqah satu mud saja dari salah satu di antara mereka, tidak juga setengahnya.’

[Shahiih Muslim, kitab Fadhaa-ilush Shahaabah, bab Tahriim Sabb ash-Shahaabah (IV/1967 no. 2541 (222))]

 Penjelasan:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata termasuk dari Ushul Ahlussunnah adalah menjaga hati6dan lisan mereka untuk tidak mencela sahabat.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata saat menafsirkan surat At-Taubah: 79: Ayat ini juga merupakan sebagian sifat orang-orang munafik. Tidak ada seorang pun yang luput dari celaan dan cemoohan mereka dalam semua keadaan, sehingga tidak ada orang-orang yang bersedekah yang luput dari mereka.

Jika ada seseorang dari mereka yang taat datang dengan membawa zakat yang melimpah, mereka berkata, “Ini riya’” Jika seseorang datang dengan zakat yang sedikit, maka mereka berkata, “Sesungguhnya Allah Maha Kaya dari sedekah orang ini”.

Inilah sifat orang munafik yang berusaha menyakiti orang yang beriman dalam beribadah.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Mas’ud, dia berkata, “Ketika ayat tentang zakat diturunkan, kami sedang mencari nafkah dengan pengangkut barang pada punggung kami. Lalu datanglah seorang laki-laki menyerahkan sedekahnya dengan sesuatu yang banyak, lalu mereka berkata, “Dia pamer” Lalu datang laki-laki bersedekah satu sa’ lalu mereka berkata, “Sesungguhnya Allah Maha Kaya dari sedekah orang ini” Lalu turunlah firman Allah: ((Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela para pemberi zakat yang sukarela)

Abu Bakar al-Jazairi berkata: “Ayat ini melarang ghibah dan fitnah terhadap orang beriman, dan melarang mengejek orang beriman. Ini adalah bukti kecemburuan Allah ﷻ terhadap orang-orang yang beriman.”

Allah ﷻ berfirman seraya mengancam dan memperingatkan orang yang menyakiti Allah dengan menentang perintah-perintahNya, melanggar larangan-laranganNya dan terus melakukan hal itu, serta menyakiti RasulNya dengan mencelanya atau merendahkannya. Kami berlindung kepada Allah dari hal itu.

Firman Allah ﷻ: (Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat) yaitu mereka melancarkan tuduhan buruk kepada mereka sesuatu yang pada mereka bersih dari hal itu, dan mereka tidak mengetahui dan tidak pernah melakukannya (maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata) yaitu merupakan suatu kebohongan besar jika menceritakan orang-orang mukmin dan mukminat dengan sesuatu hal yang tidak pernah mereka lakukan, dengan maksud mencela dan merendahkan.

Orang-orang yang paling banyak terkena ancaman ini adalah orang-orang yang kafir kepada Allah dan RasulNya, kemudian kaum Rafidhah, yang merendahkan dan mencela para sahabat, padahal Allah ﷻ membersihkan mereka dari hal itu. Mereka menggambarkan para sahabat dengan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diberitakan Allah ﷻ tentang mereka.

Allah ﷻ memberitahukan bahwa Dia telah ridha kepada kaum Muhajirin dan kaum Anshar serta memuji mereka. Akan tetapi, orang-orang yang bodoh itu mencela, merendahkan, dan menggunjing para sahabat dengan hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan selamanya. Pada hakikatnya mereka sendirilah yang terbalik hatinya karena mencela orang yang terpuji dan memuji orang yang tercela.

Allah ﷻ berfirman dalam ayat ini bahwa di antara ciri-ciri orang munafik adalah fitnah dan ejekan mereka terhadap para sahabat yang mulia. Allah mengancam mereka dengan azab yang pedih karena ghibah mereka terhadap para sahabat yang mulia. Maka hendaklah ia berhati-hati terhadap orang-orang yang menggunjing para sahabat atau mengejek mereka!!

 Fawaid Hadits:

  1. Hadits tersebut menunjukkan keutamaan seluruh sahabat dari pada orang-orang yang datang setelahnya.
  2. Dari penjelasan Rasulullah ﷺ: Usaha yang sedikit yang dilakukan para sahabat mendapatkan manfaat dari infak yang mereka belanjakan di jalan Allah, meskipun mereka dalam kesulitan dan kesusahan, karena mereka lebih beriman kepada Allah, lebih suci, dan lebih kekal daripada infak yang lebih banyak dari pada manusia yang lain.
  3. Menghina dan mencela para sahabat adalah dosa besar, dan bahkan merupakan tanda kemunafikan.
  4. Di antara hak Nabi ﷺ adalah menghormati para sahabatnya dan tidak mencela mereka.
  5. An-Nawawi berkata: “Ketahuilah bahwa menghina dan mencela para sahabat adalah terlarang dan merupakan dosa besar, baik oleh mereka yang terlibat dalam fitnah maupun yang lainnya, karena mereka berjuang dalam peperangan tersebut dan berijtihad untuk kebaikan.” Al-Qadi berkata: “Mencela salah seorang dari mereka adalah dosa besar.” Mazhab kami dan mazhab mayoritas berpendapat bahwa ia harus dihukum tetapi tidak dibunuh. Sebagian Maliki berkata: Ia harus dibunuh.” Tetapi jika menghina Aisyah Radhiyallahu’anha maka dia kafir dan wajib dibunuh.
  6. Al-Tabarani meriwayatkan dalam “Mu’jamu Al-Kabir” dari Ibnu Abbas, dan ia juga meriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang mencela para sahabatku, maka Allah akan melaknatnya dan seluruh umat manusia.” (Shahih al-Jami’, no. 137).

Nash-Nash yang mulia ini merupakan bantahan terhadap Syiah Rafidhah dan Khawarij.


Bab: Kewajiban Mencintai Ahlul Bait Nabi ﷺ

Ada tiga pendapat yang dimaksud ahlul bait (keluarga) Nabi ﷺ:

  1. Isteri-isteri Nabi ﷺ
  2. Khusus bagi Nabi ﷺ, Fatimah, Ali, Hasan Husain.
  3. Ahli keturunan keluarga Nabi ﷺ dan isteri-isterinya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an :

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS Al-Ahzab ayat 33)

سلم يَوْمًا خَطِيْبًا (فَقَالَ): أَذْكُرُكُمُ اللهَ فيِ أَهْلِ بَيْتيِ –ثلاثا- (صحيح مسلم 7/122-123)

Dari Zaid bin Arqom bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari berkhutbah: Aku ingatkan kalian kepada Allah untuk menjaga hak-hak Ahlul Baitku (sampai tiga kali). (HR Muslim)

 Penjelasan:

Sesungguhnya Allah bermaksud” dengan perintah yang diperintahkan kepada kalian dan larangan yang dilarang terhadap kalian “hendak menghilangkan dosa dari kalian” maksudnya, gangguan, keburukan dan kotoran “hai ahlul bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya,” sehingga kalian menjadi orang-orang yang suci lagi disucikan.

Maksudnya, maka pujilah Rabb kalian dan bersyukurlah kepadaNya atas semua perintah-perintah dan larangan-larangan tersebut yang telah Dia kabarkan kemaslahatnnya; yaitu bahwa sesungguhnya semua itu adalah murni demi kemaslahatan kalian, bahkan sama sekali Allah tidak menghendaki dosa bagi kalian dengan hal itu, melainkan agar jiwa kalian suci, akhlak kalian menjadi bersih dan amal perbuatan kalian menjadi baik serta pahala kalian menjadi sangat besar.

Berkata Ibnul Jauzy Rahimahullah dalam ayat ini, إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ . Yang dimaksud ٱلرِّجْسَ ada 5 pendapat:

  1. Salah satunya syirik, berkata Al-Hasan yang dimaksud di sini adalah menghilangkan kesyirikan.
  2. Bermakna dosa (Itsmu) (Pendapat As-Sudi)
  3. Bermakna syaitan, dihilangkan dari mereka Syaitan (pendapat Ibnu Zaid)
  4. Syak atau keraguan. (pendapat mawardi)
  5. Maksiat. (Pendapat mawardi)

Berkata Az-Zajaj makna ٱلرِّجْسَ adalah setiap perkara yang menjijikkan dari makanan, atau perbuatan keji adapun maksud ahlul bait adalah:

  1. Isteri-isteri Nabi ﷺ
  2. Khusus bagi Nabi ﷺ, Fatimah, Ali, Hasan Husain.
  3. Ahli keturunan keluarga Nabi ﷺ dan isteri-isterinya.

Fiqhul Hadits:

  1. Dalam hadits ini adalah wasiat Nabi ﷺ yang lebih ditekankan lagi untuk ahlul bait dan supaya kita memperhatikan urusan mereka dan memuliakan mereka.
  2. Maksudnya adalah ketahuilah hak-hak mereka dan jangan menzalimi mereka, melampaui batas terhadap mereka, ini adalah tekanan dari Nabi ﷺ kepada keluarganya padahal memiliki hak diantara muslim, dan Nabi ﷺ ingin lebih menekankan lagi,yaitu lebih memperhatikan hak mereka dan tidak pula menzalimi mereka.
  3. Bahwa termasuk hak Nabi ﷺ adalah memuliakan keluarga mereka dan tidak ghuluw kepada mereka. Ini adalah bantahan terhadap kelompok yang berlebihan kepada keluarga Nabi ﷺ.
  4. Hadits ini adalah bantahan terhadap kelompok nawashid (membenci keluarga Nabi ﷺ). Adapun Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bersikap pertengahan dengan mencintai mereka dan tidak berlebihan atau mengkultuskan mereka.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم