ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
✒┃ Materi :Syarah Fadhlul Islam - Kesempurnaan dan Keagungan Islam Serta Perintah Berpegang Teguh dan Menjaga Kemurniannya
▪ Syarah Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah.
🎙┃ Narasumber : Ustadz Abu Ubaid Rizqi, Lc., hafidzahullah ta'ala
▪ Alumnus LIPIA Jakarta
▪ Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari
📆┃Selasa, 4 Jumadil Akhir 1447 / 25 November 2025
🕌┃ Tempat : Masjid Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiallāhu'anhā Blimbing Gatak Sukoharjo.
📖┃ Daftar Isi:
باب ما جاء أن البدعة أشد من الكبائر
Pertemuan#21: Bab Keterangan Bahwa Bid'ah itu Lebih Berat Bahayanya Dibandingkan Dosa-dosa Besar #3
📖 42. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:
وقوله تعالى :
Dan Firman-Nya:
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? (Al-An'am : 144). (https://shamela.ws/book/11221/11#p1).
📃 Penjelasan # 42:
Di antara alasan mengapa bid'ah lebih berat daripada dosa besar, karena pelaku bid'ah berdusta atas Nama Allah, dia berkata, "Ini adalah syariat dan agama Allah, ini mengandung kebaikan dan berpahala." Dia berdusta atas Nama Allah, berbeda dengan pelaku dosa, dia tidak menyatakan bahwa perbuatannya termasuk agama, karena dia mengetahui bahwa dirinya berbuat dosa.
Pelaku bid'ah berdusta atas Nama Allah, dengan berkata, "Ini termasuk dari agama, ini merndekatkan kepada Allah." Kemudian, pelaku dosa itu tidak disuriteladani, bahkan orang-orang mencelanya, berbeda dengan pelaku bid'ah, terkadang manusia meniru perbuatannya, dan beribadah dengan bid'ah bikinannya sehingga dia lebih buruk daripada pelaku dosa besar.
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? (Al-An'am : 144).
Karena mereka mengikutinya, khususnya bila dia memilih sebagian dari ilmu atau dia memiliki ibadah atau (sikap) takwa atau wara'. Orang-orang akan tertipu olehnya, sehingga mereka mengikutinya dalam bid'ahnya, berbeda dengan pezina atau peminum ini adalah dosa-dosa besar, orang-orang tidak meniru pelakunya bahkan sebaliknya, mereka membenci dan mencelanya. Ini termasuk alasan mengapa bid'ah lebih buruk daripada dosa besar.
******
📖 43. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:
وقوله تعالى :
Dan Firman-Nya:
لِيَحْمِلُوٓا۟ أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS. An-Nahl : 25).
📃 Penjelasan #43:
Demikian pula pembuat bid'ah, dia memikul dosanya sendiri dan dosa orang-orang yang mengikuti bid'ahnya pada Hari Kiamat, karena dia teladan yang diikuti oleh manusia, yang mereka menyangkanya di atas kebenaran, dan bahwa perbuatannya adalah amal baik, khususnya bila dia mengajak kepada bid'ahnya dengan menghiasinya, maka dia memikul dosanya dan dosa siapa saja yang mengikuti dan meneladaninya. Ini adalah bahaya besar, yaitu bahaya bid'ah-bid'ah dan hal-hal yang diada-adakan. Berapa banyak bid'ah yang menyebar di masyarakat yang diwarisi oleh generasi demi generasi yang disebabkan oleh pelaku bid'ah pertama yang telah menciptakannya, maka dia mendapatkan bagian dari dosa-dosa orang yang mengikutinya, yakni dia mendapatkan bagian yang sama dari dosa-dosa mereka. Para pelaku bid'ah memikul dosa mereka secara sempurna pada Hari Kiamat dan dosa orang-orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun bahwa mereka disesatkan, dan sungguh buruk perbuatan mereka itu. Semoga Allah menyelamatkan kita.
Ini mengandung peringatan akan bahaya bid'ah, dan bahwa dosa besar akan didapatkan oleh pelakunya itu lebih besar daripada dosanya terhadap dirinya sendiri, bahkan setiap orang yang mengamalkan bid'ahnya itu, maka dosa dari pelaku bid'ah ini akan didapatkan oleh pelaku bid'ah yang pertama kali, arena itu dalam hadits,
مَا قُتِلَتْ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا
"Tidaklah satu jiwa dibunuh secara zhalim, melainkan pasti anak Adam yang pertama (Kabil) ikut menanggung bagian (dosa) dari darah jiwa tersebut."
- Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3336; dan Muslim, no. 1677, dari Hadits Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu’anhuma.
Karena dialah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan (secara zhalim), karena dia telah membunuh saudaranya secara zhalim darn melanggar, dialah yang memulai perbuatan membunuh ini. Karena itu, siapa yang membunuh jiwa tanpa alasan yang benar, maka anak Adam yang pertama (Kabil) mendapatkan bagian (dosa) dari darahnya, yakni (mendapatkan) dosanya yang besar. Na'udzubillahmindalik.
📖 44. Imam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah berkata:
Dalam ash-Shahih, bahwa Nabi ﷺ bersabda tentang Khawarij,
أينمالقيتموهم فاقتلوهم
"Di mana pun kalian mendapati mereka, maka bunuhlah mereka.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5057, dan Muslim, no. 1066, dari hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.
📃 Penjelasan #44:
Di antara bid'ah yang buruk adalah bid'ah Khawarj. Mereka adalah orang-orang yang menentang Ulil Amri (pemerintah) dari kaum Muslimin, menolak menaati dan mendengar, memberontak terhadap Ulil Amri dengan pedang, mengafirkan kaum Muslimin bila mereka melakukan dosa-dosa besar yang bukan syirik. Mereka itu adalah Khawarij.
Nabi ﷺ memerintahkan untuk membunuh mereka demi membendung keburukan mereka dan mematikan bid'ah mereka karena as-Sunnah dan syariat mendorong untuk mendengaf dan menaati Ulil Amri kaum Muslimin, sebab mendengar dan menaati Ulil Amri mengakibatkan kemaslahatan-kemaslahatar besar, bersatunya kalimat, terjaganya darah, berhukum kepada syariat, menegakkan hukuman had, jihad dan kemaslahatar kemaslahatan lain yang besar. Bila perkara tersebut rusak maka kemaslahatan-kemaslahatan tersebut akan terbengkalai, kekacauan menyebar, darah-darah ditumpahkan, harta-harta dirampas, kehormatan-kehormatan dilanggar, hukuman hudud dilalaikan dan kerusakan-kerusakan lainnya. Bersatu, mendengar dan menaati Ulil Amri (pemerintah) adalah kewajiban kaum Muslimin agar kemaslahatan dunia dan agama tetap tegak.
Adapun orang yang menentang (Ulil Amri), maka dia telah berbuat bid'ah dalam agama yang bukan termasuk darinya, sekalipun mereka menyangka bahwa diri mereka mengingkari kemungkaran, dan berjihad dijalan Allah, karena sejatinya mereka adalah ahli bid'ah dan para penyimpang dari syariat Allah ﷻ. Apa yang mereka lakukan adalah bagian dari kemungkaran, lebih berat dibandingkan kemungkaran yang mereka tuduhkan kepada Ulil Amri bahwa mereka melakukannya atau memang mereka benar-benar melakukannya, karena walaupun dengan asumsi Ulil Amri melakukannya, tetap saja menentang mereka mengandung kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan kerusakan dari perbuatan meninggalkan pengingkaran atas kemungkaran mereka secara terbuka, sehingga dia tetap wajib mendengar dan menaati. Bersambung InshaAllah...
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم