Kategori Akhlak

Cara bergaul seorang hamba terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para manusia lainnya.
Kajian Islam

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#6 | Oleh: Sulthan Bin Abdullah Al-‘Umary Hafidzahullah
Download Kitab: s-alamri.com

🎙| Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 2 Rabi’ul Akhir 1447 / 24 September 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta


 


#4 Akhlak Seorang Muslim terhadap Rasul ﷺ

Daftar Isi:

Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.

Telah berlalu pembahasan mengenai 10 poin akhlak seorang muslim kepada Rasulullah ﷺ : https://shorturl.at/EYwHr

Selanjutnya:

11. Larangan Ghuluw Kepada Nabi ﷺ

١١. عدمُ الغُلوِّ فيهِ وإِعطائِه صفاتِ الألوهيةِ مِن الدعاءِ، أو الحلفِ به، وغير ذلك من أنواع العبادة التي لا تصلُح إلا لله، قال تعالى مبيناً بشريَّةَ الرسولِ صَلَ الَهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ﴿قُل إِنَّمَا أَنَأْ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ﴾ [سورة الكهف: آیة١١٠].

11. Hindarilah ghuluw kepada Beliau dan memberi sifat-sifat ilahiyah melalui doa, sumpah dengannya, dan bentuk-bentuk ibadah lainnya yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Allah ﷻ berfirman, menjelaskan sisi kemanusiaan Rasulullah ﷺ: "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti kamu.'" [QS. Al-Kahfi: 110]

📃 Penjelasan:

Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang berlebih-lebihan dalam memuji beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ؛ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُوْلُهُ

“Janganlah kalian memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani memuji berlebihan terhadap Isa putra Maryam, sesungguhnya aku hanya hamba, maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6830 dan Muslim, no. 1691 dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata juga memperingatkan umatnya dari perbuatan ghuluw dalam riwayat lainnya,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

“Wahai manusia, hati-hati kalian dari perbuatan ghuluw dalam agama. Sesungguhnya, yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah ghuluw dalam beragama.” (HR. Ahmad dan an-Nasai)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “(Peringatan) ini umum mencakup segala jenis ghuluw, baik dalam masalah keyakinan maupun amalan.”

Jangan sampai kita terusir dari telaga Nabi ﷺ, sebagaimana hadits dari Abu Wail, dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ ” (HR. Bukhari, no. 7049)

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Maka, ciri ahli taqwa adalah beramal dengan ilmu, ikhlas dan muttaba'ah. Begitu pentingnya menuntut ilmu hingga Rasulullah ﷺ mewasiatkan,

Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi).

Jika seseorang jauh dari ilmu, maka itu tanda kebinasaan. Karena ilmu adalah sumber segala kebaikan.

Ucapan Asy Syafi’i rahimahullah,

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu.” (Manaqib Asy Syafi’i, 2/139)

***

12. Wajib kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah ketika terjadi perselisihan

١٢. أن نعودَ إلى سنَّته عندَ الاختلاف، قال تعالى: ﴿فَإِن نَنَزَعْنُمْ فى شَىْءٍ فَرُدُوهُ إِلَى للَهِ وَاَلرَّسُولِ﴾ [سورة النساء: آية ٥٩]، أيْ إلَى الكتابِ والسنةِ، ولكنَّك عندما تتأمل في حال بعض الناس في هذا الأصل الكبير فإنك ترى العَجَبَ، فمنهم من یذهب عندالنزاعِ إلى الأعرافِ والتقاليدِ، وآخرُ يذهبُ إلى ما تمليه عليه نفسُهُ الأمّارةُ بالسوءِ، وآخرُ يذهبُ إلى آراءِ البشرِ وأذواقِهم، والواجبُ هو العودةُ إلى الكتابِ والسنةِ.

12. Kita wajib kembali kepada Sunnah-nya ketika terjadi perselisihan. Allah ﷺ berfirman: Dan jika kita berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya [QS. An-Nisa: 59], yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Namun, jika kita perhatikan keadaan sebagian manusia dalam prinsip agung ini, kita akan melihat sesuatu yang mengherankan. Sebagian, ketika terjadi perselisihan, kembali kepada adat dan tradisi, sebagian lagi kepada apa yang diperintahkan oleh hawa nafsu mereka yang durhaka, dan sebagian lagi kepada pendapat dan selera manusia. Yang diwajibkan adalah kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah.

📃 Penjelasan:

Kebanyakan manusia menggunakan standar syariát dengan standar perasaan, padahal perasaan setiap orang berbeda. Inilah yang membuat agama rusak.

Maka, banyak orang yang membagi warisan berdasarkan standar kepala keluarga bukan agama. Malas shalat berjama'ah karena menggunakan standar perasaan.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 170:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَآ أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۗ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَهْتَدُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".

**** 

13. Ikuti Seruan Allah ﷻ dan Rasul-Nya

١٣ . الاستجَابةُ الكاملةُ لأمرِهِ ونهيِهِ وعدمُ الترددِ، قالَ تعالى: ﴿يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اُسْتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَايُحْيِيكُمْ﴾ [سورة الأنفال: آية ٢٤].

13. Menanggapi perintah dan larangan-Nya secara tuntas dan tidak ragu-ragu. Allah ﷻ berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, ikutilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya ketika Dia menyeru kamu kepada apa yang menghidupkan kamu” (QS. Al-Anfal: 24).

📃 Penjelasan:

Kehidupan yang bermanfaat hanya dapat diraih dengan memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya, maka barangsiapa yang belum mampu memenuhi panggilan itu tiada kehidupan baginya, oleh karena itu kehidupan yang hakiki adalah ketika panggilan Allah dan Rasul-Nya telah terpenuhi baik zohir maupun bathin; mereka hidup sekalipun mereka telah mati, sedangkan yang lainnya bagaikan orang mati sekalipun mereka hidup.

Jangan sampai kita menyesal seperti yang telah Allah Ta’ala kabarkan, dalam Surat Ibrahim Ayat 44:

وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ ٱلْعَذَابُ فَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ رَبَّنَآ أَخِّرْنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَ ۗ أَوَلَمْ تَكُونُوٓا۟ أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍ

Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?

***

14. Iman bahwa Nabi ﷺ adalah sebaik-baik makhluk Allah dan  penutup para Rasul

١٤. الإيمانُ بأنَّهُ أفضلُ خلقِ اللهِ، وأنهُ خاتَمُ الرسلِ فلا رسولَ بعده.

14. Iman bahwa beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah dan bahwa beliau adalah penutup para Rasul, yang tidak ada lagi rasul setelahnya.

📃 Penjelasan:

Nabi Muhammad ﷺ sebagai makhluk Allah terbaik (sayyidul bashar) dan penutup para nabi (Khatamun Nabiyyin), yang berarti risalah dan ajarannya bersifat sempurna, berlaku untuk seluruh umat manusia, dan tidak akan ada lagi nabi atau rasul setelah beliau hingga akhir zaman. Keyakinan ini merupakan bagian fundamental dari akidah Islam dan ditegaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 40.

«مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا»

Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

****

15. Mempelajari biografi beliau dan mengambil hikmah darinya

١٥. دراسةُ سيرتهِ وأخذُ المواعظِ منها.

15. Mempelajari biografi beliau dan mengambil hikmah darinya.

📃 Penjelasan:

Mempelajari Siroh (sejarah hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berguna sebagai nutrisi bagi hati dan sumber keceriaan bagi jiwa serta penyejuk bagi mata.

Bahkan hal itu merupakan bagian dari agama Allah Ta’ala dan ibadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, kehidupan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sarat merupakan kehidupan dengan mobilitas tinggi, ketekunan, kesabaran, keuletan, penuh harapan, jauh dari pesimisme dalam mewujudkan ubudiyah (penghambaan diri) kepada Allah Ta’ala dan mendakwahkan ajaran agama-Nya.

Wajib Mengenal teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam aqidah, ibadah dan akhlak. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“. (QS. Al-Ahzab/33:21).

Dan usaha meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa lepas dari mengetahui sejarah hidup dan petunjuk-petunjuk beliau.

****

16. Mencintai dan bersahabat dengan para sahabat beliau yang mulia

١٦ . محبةُ أصحابِهِ الكرامِ وموالأتُهُم.

16. Mencintai dan bersahabat dengan para sahabat beliau yang mulia.

📃 Penjelasan:

Salah satu akidah Ahlusuunah wal Jama’ah adalah kewajiban mencintai, menghormati, memuliakan, mengemukakan argumentasi untuk membela dan mengikuti para sahabat Rasulullah shallallahu .alaihi wasallam, serta tidak boleh membenci seorang pun di antara mereka.

Pasalnya, Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memuliakan mereka dengan hidup mereka bersama Rasul-Nya, jihad mereka bersama beliau demi menolong agama Islam, dan kesabaran mereka dalam menghadapi kaum musyrik dan munafik, serta hijrah mereka meninggalkan negeri dan harta mereka.

وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini