Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Madrasah Ramadhan - Tarbiyah Sunnah
🎙️ Bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
📌 Masjid Umar bin Khathab Ma'had Tarbiyah Sunnah Bandung Barat
🗓️ Bandung, 25 Ramadhan 1446 / 25 Maret 2025



Kitab Miftah Daris Sa'adah: Poin ke-75 bagian-2
Karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah

Poin#75: Hidayah adalah pada ilmu yang haq (ilmu yang benar). Bagian-2.

Hidayah memiliki empat tingkatan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an.

  • Pertama: hidayah yang bersifat general (umum) - Aamah, yaitu hidayah untuk setiap makhluk meliputi hewan dan manusia. (Berupa instinct).

Hidayah ini Allah ﷻ turunkan agar mereka mampu menunaikan tugas yang mereka emban. Allah ﷻ berfirman,

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى. ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

"Sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaan-Nya serta yang menentukan kadar masing-masing dan memberikan petunjuk." (al-A'laa: 1 -3)

Dalam ayat ini Allah ﷻ menyebutkan empat perkara: penciptaan, penyempurnaan, penentuan qadar, dan hidayah. Allah menyempurnakan ciptaan-Nya dan mengaturnya. Lalu Dia menetapkan sebab-sebab kebaikannya dalam kehidupan. Dia juga memberinya petunjuk kepada kebaikan-kebaikan itu.

Hidayah di sini adalah pengajaran, karena itu Allah ﷻ menyebutkan bahwa Dialah yang mencipta dan mengajari sebagaimana yang disebutkan dalam surah pertama yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Allah ﷻ berfirman tentang kisah Fir'aun, bahwa dia bekata kepada Musa,

قَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَٰمُوسَىٰ. قَالَ رَبُّنَا ٱلَّذِىٓ أَعْطَىٰ كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُۥ ثُمَّ هَدَىٰ

"Berkata Fir'aun, 'Maka siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa," Musa berkata, 'Tuhan kami ialah Tuhan yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk.'" (Thaahaa: 49-50) Hidayah ini adalah hidayah yang paling awal dan paling umum.

  • Kedua: Hidayatul bayan wa dilaalah, hidayah yang berupa penjelasan dan petunjuk yang menjadi argumentasi Allah bagi hamba-hamba-Nya, dan ini tidak mengharuskan adanya petunjuk secara umum.

Catatan:
- Hidayah ini tidak semua orang menerima, banyak juga yang menolak.

Allah ﷻ berfirman,

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَٰهُمْ فَٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْعَمَىٰ عَلَى ٱلْهُدَىٰ

"Dan adapun kamu Tsamud, maka mereka telah kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu." (Fushshilat: 17)

Artinya, Kami telah menjelaskan, membuktikan, dan memperkenalkan kepada mereka, tetapi mereka masih tetap mengutamakan kesesatan dan kebutaan. Allah ﷻ berfirman,

وَعَادًا وَثَمُودَا۟ وَقَد تَّبَيَّنَ لَكُم مِّن مَّسَٰكِنِهِمْ ۖ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَعْمَٰلَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَكَانُوا۟ مُسْتَبْصِرِينَ

"Dan juga kaum 'Ad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan Allah, sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam." (al-'Ankabuut: 38)

Ini adalah tingkatan yang lebih khusus dari yang pertama dan lebih umum dari yang kedua. Ini adalah petunjuk yang berupa taufik dan ilham dari-Nya. Allah ﷻ berfirman,

وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Allah menyeru manusia ke Dar as-Salam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendakinya ke jalan yang lurus (Islam)." (Yunus: 25)

Allah ﷻ mengarahkan dakwah-Nya kepada makhluk-Nya secara umum dan mengkhususkan hidayah-Nya kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Allah ﷻ berfirman,

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

"Sesungguhnya kamu tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki." (al-Qashash: 56)

وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya kamu memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus." (asy-Syura: 52)

Jadi Allah ﷻ menetapkan hidayah yang berupa ajakan dan penjelasan (dakwah dan bayan), namun menafikan hidayah yang berupa taufik dan ilham. Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk".

Catatan:
Hidayah taufik dan ilham ini hanya milik Allah ﷻ, dicatat dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang terdekat para Nabi tidak mendapat hidayah taufik kepada mereka:
- Isteri Nabi Nuh dan Luth.
- Ayah Nabi Ibrahim
- Ayah angkat Nabi Musa
- Paman Nabi  Muhammad ﷺ.

Hadits shahih yang memiliki banyak jalur periwayatan. Syaikh al-Albani menyebutkannya dalam sebuah tulisan Khutbah al-Hujjah. 

  • Ketiga: hidayah yang dengan pasti membuat seorang hamba mendapatkan petunjuk.

Allah ﷻ berfirman,

إِن تَحْرِصْ عَلَىٰ هُدَىٰهُمْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَن يُضِلُّ ۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ

"jika kamu sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkannya." (an-Nahl: 37)

Artinya, barangsiapa yang Allah sesatkan, maka dia tidak akan mendapat petunjuk untuk selamanya.

Adapun hidayah yang berupa penjelasan dan pembuktian adalah syarat yang tidak mewajibkan diperolehnya hidayah. Jadi tidak menutup kemungkinan hidayah tidak terwujud dengan adanya penjelasan dan pembuktian tersebut. Ini berbeda dengan hidayah jenis ketiga, karena tidak mungkin dengan adanya hidayah jenis ini seseorang tidak akan memperoleh petunjuk.

  • Keempat: hidayah di akhirat kelak yang menunjukkan jalan ke surga dan neraka.

Allah ﷻ berfirman,

ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ. مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْجَحِيمِ

"(Kepada malaikat diperintahkan)/Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman-teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah. Maka, tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.' (ash-Shaffaat: 22-23)

Dan perkataan penghuni surga,

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ

"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami jalan ke surga ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapatkan petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk." (al-A'raaf: 43)

Ada dua kemungkinan dalam ayat ini, yaitu:
- Hidayah di akhirat yang menunjukkan jalan ke surga
- Hidayah di dunia yang membuat manusia kelak masuk surga.

Seandainya dikatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah kedua hidayah tersebut, yaitu mereka memuji Allah atas petunjuk-Nya di dunia dan petunjuk-Nya di akhirat yang menunjukkan jalan ke surga, maka ini lebih tepat dan lebih baik.

Allah ﷻ telah membuat perumpamaan bagi orang yang tidak mengetahui kebenaran dan tidak mengikutinya dengan sebuah perumpamaan yang sangat sesuai.

Allah ﷻ berfirman,

قُلْ أَنَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُۥٓ أَصْحَٰبٌ يَدْعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلْهُدَى ٱئْتِنَا ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

"Katakanlah apakah kita akan menyeru selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula mendatangkan kemudharatan kepada kita. Apakah kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan dipesawangan yang menakutkan dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawankawan yang memanggilnya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, 'Marilah ikuti kami.' Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.'" (al-An'am: 71)

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم