Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian : Tadabbur Surat Al-Hujurat
Tanggal: 20 Rabi’ul Awal 1447 / 13 September 2025
Tempat: Masjid Al-Qomar Purwosari, Surakarta
Bersama: Ustadz Rizqi Narendra, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori).




📖 Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 1:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

📃 Penjelasan:

Tentang Surat Al-Hujurat

Al-Hujurat (الحُجُرَات) adalah bentuk jamak dari kata hujrah (حُجْرَة), yang berarti "kamar" atau "ruangan". Jadi, Al-Hujurat berarti "kamar-kamar" atau "ruangan-ruangan" isteri Nabi ﷺ, dan merupakan nama surat dalam Al-Qur'an yang mengandung ayat-ayat tentang dasar-dasar kesopanan dan pekerti utama. Maka, dalam ayat 4 disebutkan:

Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.

Yaitu golongan Bani Tamim yang memanggil Nabi ﷺ disaat Nabi ﷺ sedang tidur siang (qailulah).

Seperti diketahui, Nabi ﷺ memiliki 9 isteri dan rumah Nabi sekitar 3. 5x4.5 m yang mengarah ke Masjid Nabi ﷺ. Terbuat dari tanah dicampur serutan kayu pohon kurma, Atap rumah yang sangat sederhana terbuat dari pelepah kurma dan bahan alami lainnya. Pintu rumah langsung mengarah ke Raudhah di dalam Masjid Nabawi.

Apa yang ada pada rumah beliau sangat sederhana yang cukup untuk hidup, Tempat tidur yang digunakan Nabi Shallallahu’alahi Wasallam sangat sederhana, terbuat dari kulit yang diisi oleh sabut atau dedaunan. Dari Aisyah radhiallahu’anha:

كان فِراشُ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم من أدَمٍ، وحَشوُه من لِيفٍ

“Tempat tidur Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam dari kulit yang diisi dengan sabut” (HR. Bukhari no. 6456, Muslim no. 2082).

Dan terkadang beliau juga tidur di atas tikar yang terbuat dari dedaunan, sehingga berbekas di kulit beliau jika tidur di atasnya. Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma:

دَخلَ عمرُ بنُ الخطَّابِ رضيَ اللَّهُ عنهُ علَى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ وَهوَ علَى حَصيرٍ قد أثَّرَ في جنبِهِ فقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، لوِ اتَّخذتَ فِراشًا أَوثرَ مِن هذا فقالَ: ما لي ولِلدُّنيا وما لِلدُّنيا وما لي، والَّذي نَفسي بيدِهِ ما مَثَلي ومَثَلُ الدُّنيا إلَّا كَراكبٍ سارَ في يَومٍ صائفٍ فاستَظلَّ تحتَ شَجرةٍ ساعةً من نَهارٍ ثمَّ راحَ وترَكَها

“Umar bin Khattab datang ketika beliau sedang tidur di atas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi. Sontak Umar pun berkata: “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini”. Maka beliau pun bersabda: “Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu ia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian ia istirahat di sana lalu meninggalkannya” (HR. At Tirmidzi 2/60, Al Hakim 4/310, Ibnu Majah 2/526. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1/800).

Maka, tolak ukur kemuliaan adalah ketakwaan,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.

Dalam ayat ini ada 5 kata panggilan kepada orang-orang yang beriman (يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟) yang berisi adab-adab dalam Islam:

  1. Adab kepada Allah ﷻ 
  2. Adab kepada Rasul-Nya Nabi ﷺ 
  3. Adab kepada orang beriman yang shaleh. 
  4. Adab kepada orang beriman yang tidak shaleh. 
  5. Adab kepada manusia secara umum. 

Oleh karena itu, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah memberi nasehat emas dalam menyikapi ayat-ayat seruan keimanan:

إذا سمعت الله يقول: {يا أيها الذين آمنوا} فأرعها سمعك. يعني استمع لها.؛ فإنه خير يأمر به، أو شر ينهى عنه

“Jika Anda mendengar Allah berfirman يا أيها الذين آمنوا, maka persiapkan pendengaran Anda -maksud beliau dengarkanlah-, karena sesungguhnya ada kebaikan yang akan diperintahkan atau keburukan yang akan dilarangnya” (Tafsir ‘Al-Utsaimin: Al-Fatihah wal Baqarah: 1/337, Maktabah Syamilah).

Tafsir ayat 1: Adab Kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya

1. Tidak mendahului Allah ﷻ dan Rasul-Nya.

Yaitu tidak mengatakan sesuatu pun hingga Allah dan Rasulullah menyatakan, dan tidak memerintah apapun hingga Allah dan rasulullah memerintah.

2. Perintah untuk bertakwa

Allah memberi petunjuk bagi orang-orang beriman dalam adab berbicara dengan Nabi Muhammad; Allah melarang mereka terburu-buru dalam segala hal ketika berada di hadapan beliau, dan melarang mereka memutuskan perkara agama tanpa ada perintah dari Allah dan Rasulullah, serta memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah dengan mentaati perintah dan larangan-Nya. Allah Maha Mendengar segala perkataan dan Maha Mengetahui segala keadaan dan perbuatan.

Thalq bin Habib yang berkata, “Takwa itu adalah bahwa anda mengerjakan ketaatn kepada Allah di atas dasar cahaya dari Allah dimana anda hanya berharap pahala balasan Allah, dan bahwa anda meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah di mana anda takut kepada azabNya".

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم