Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

بسم الله الرحمن الرحيم

📚 ┃Al-Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Pertemuan 2: Kamis, 25 September 2025 / 3 Rabi'ul Akhir 1446 H
🕰┃ Ba'da Maghrib - Isya
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali



Tadabbur Surat Al-Ḥāqqah - Bagian 2

Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim.

Sungguh, bersyukurlah bagi kalian para penghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ الأَسْلَمِيِّ ، عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يَقُومُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولانِ : بِمَا كُسِيْنَا ؟ فَيُقَالُ : بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ .

Dari Abdulloh bin Buraidah Al-Aslamiy, dari bapaknya radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur (cahaya), sinarnya seperti sinar matahari. Kedua orang tuanya akan dipakaikan sepasang pakaian yang tiada bandingannya di dunia ini. Orang tuanya akan bertanya, “Mengapa kami diberi pakaian ini?” Maka dijawab, “Disebabkan anakmu berpegang dengan Al-Qur’an”.

📖 HR. Al-Hakim, no. 2086; dan dia menshohihkannya. Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan lighoirihi”. Lihat: Shohih At-Targhib, no. 1434.

Maka, meskipun di dunia kita tidak mampu membahagiakan orang tua, tetapi di akhirat kita akan membanggakan kedua orang tua kita.

Tafsir Surat Al-Haqqah ayat 13-18

📖  Allah ﷻ berfirman:

١٣. فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفْخَةٌ وَٰحِدَةٌ

13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup

Tafsir: Sungguh, jika malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala telah meniupnya dengan sekali tiup pada tiupan kedua,

١٤. وَحُمِلَتِ ٱلْأَرْضُ وَٱلْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً

14. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.

Tafsir: saat itu, bumi serta gunung-gunung diangkat, lalu keduanya dibenturkan dengan sekali benturan yang keras hingga puing-puing bumi dan gunung-gunung menjadi tercerai-berai.

١٥. فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ

15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,

Tafsir: Hari terjadinya semua itulah hari Kiamat.

١٦. وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ

16. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.

Tafsir: Lalu terbelahlah langit pada hari itu karena para malaikat turun darinya. Pada hari itu, langit menjadi lemah setelah tadinya kuat dan tak bercelah.

١v. وَٱلْمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرْجَآئِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ

17. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.

Tafsir: Para malaikat berada di ujung-ujungnya dan penjuru-penjurunya dan pada hari yang agung itu delapan malaikat yang terpilih menjunjung Arasy Tuhanmu.

١٨. يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ

18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

Tafsir: Pada hari itu, kalian -wahai manusia- dihadapkan kepada Allah, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari Allah, justru Allah mengetahuinya dan memperhatikannya.

📃 Penjelasan:

Pada ayat 13 ~18 mengandung dua pembahasan:

  1. Beriman kepada Hari Kiamat dan yaumul akhir. (Ayat 14-16)
  2. Beriman kepada Malaikat. (Ayat 13 dan 17).
  3. Keimanan adanya Arsy. (Ayat 17).
  4. Pertanggungjawaban Manusia di hadapan Allah ﷻ (Ayat 18).

1. Beriman kepada Hari Kiamat

Yaitu saat itu, bumi serta gunung-gunung diangkat, lalu keduanya dibenturkan dengan sekali benturan yang keras hingga puing-puing bumi dan gunung-gunung menjadi tercerai-berai.

Lalu terbelahlah langit pada hari itu karena para malaikat turun darinya. Pada hari itu, langit menjadi lemah setelah tadinya kuat dan tak bercelah.

Hari kiamat termasuk dalam Yaumul Akhir, dimana di dalamnya ada fitnah kubur.

Kematian adalah gerbang menuju akhirat yang masuk pada fase pertama yaitu alam kubur. Fitnah kubur adalah ujian berupa pertanyaan dari dua malaikat (Munkar dan Nakir) kepada jenazah di alam kubur, menanyakan tentang Tuhan, agama, dan Nabi Muhammad ﷺ , yang akan menentukan nasibnya di alam barzakh. Jawaban atas pertanyaan ini bukan hanya hafalan, tetapi cerminan dari keimanan dan amal perbuatan seseorang di dunia, di mana orang beriman akan dijawab dengan teguh, sedangkan kafir dan munafik akan gagal dan mendapatkan azab.

2. Beriman Kepada Malaikat

  • Malaikat Peniup Sangkakala

Pada ayat 13 disebutkan malaikat peniup sangkakala yaitu Malaikat Israfil yang juga bertugas memikul Arsy. Dalil mengenai masalah ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jalaluddin As-Suyuthi, dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن ملكا من حملة العرش يقال له: إسرافيل، زاوية من زوايا العرش على كاهله، قد مرقت قدماه في الأرض السابعة السفلى، ومرق رأسه من السماء السابعة العليا

“Sesungguhnya seorang malaikat dari malaikat yang memikul ‘arsy disebut dengan Israfil, yang memikul ‘arsy di atas tengkuknya. Kedua telapak kakinya menghujam ke dasar bumi yang tujuh, sedangkan kepalanya menjulang tinggi di atas langit yang tujuh”.

Namun, hadits yang diriwayatkan oleh As-Suyuthi ini statusnya dha’if [Diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Habaa-ik fii Akhbaaril Malaa-ik, hadits no. 100 dan 202. Pen-tahqiq kitab ini, Ahmad bin ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ali Al-Faris]

  • Malaikat Pemikul Arsy

Ada 8 malaikat pemikul ‘Arsy sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚوَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 17)

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ

“Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no. 4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Selain bertugas memikul Arsy-Nya malaikat-malaikat juga bertasbih dan bertahmid serta memintakan ampun kepada orang-orang yang beriman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghaafir: 7)

Berkata Syahr bin Huwaisyib:

حملة العرش ثمانية: أربعة منهم يقولون سبحانك اللهم وبحمدك، لك الحمد على حلمك بعد علمك، وأربعة يقولون: سبحانك اللهم وبحمدك، لك الحمد على عفوك بعد قدرتك.

"(para Malaikat) pemukul 'arsy (berjumlah) delapan;

empat dari mereka mengatakan; "Maha suci Engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu, hanya milik-Mulah segala pujian, atas kesantunan-Mu setelah Ilmu-Mu".

Empat dari mereka mengatakan; "Maha suci Engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu, hanya milik-Mulah segala pujian, atas pemaafan-Mu setelah Kemaha kuasaan-Mu".

Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda:

أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ

"Aku telah diizinkan untuk untuk menceritakan tentang para malaikat pemikul 'ars, sesungguhnya (jarak) antara ujung daun telinga dengan bahunya adalah perjalanan tujuh ratus tahun".

(HR: Abu Daud: 4727 dari Jabir bin 'Abdillah radliallahu'anhu) Diringks dari kitab Al Bidayah wa An Nihayah; 1/21 - 22)

3. Beriman adanya Arsy

Arsy adalah tempat bersemayamnya Allah Taala sebagaimana disebutkan di 19 surat dalam Al-Quran, di antaranya.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.

Dan Arsy dikaitkan dengan kursi Allah ﷻ yang luasnya seluas langit dan bumi. (Dalam ayatul kursi) dan kursi Allah ﷻ bukan seperti kursi kita.

  • Arsy adalah Makhluk Allah ﷻ yang Terbesar

Para ulama berbeda pendapat tentang makna kursi Allah ﷻ: Salah satu maknanya adalah ilmu Allah ﷻ sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas.

Keagungan, kebesaran dan keluasan Al Arsy, bukan hanya lebih besar dari langit-langit dan bumi akan tetapi keluasannya tidak dapat dibayangkan oleh kita, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu.

يَاأَبَا ذَرٍّ مَا السَمَوَاتُ السَبْعُ فِيْ الكُرْسِي إِلاَ كَحَلَقَةِ مُلْقَاةٌ بِأَرْضِ فَلاَة وَفَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الكُرْسِي كَفَضْل الفلاَةِ عَلَى الحَلَقَةِ

Wahai Abu Dzar tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali seperti lingkaran (gelang) yang dilemparkan ke tanah lapang, dan besarnya Al Arsy dibandingkan dengan kursi seperti lebih besarnya tanah lapang dari lingkaran (gelang).

Dan dalam riwayat yang lain.

مَا السَمَوَاتُ السَبْعُ وَالأَرْضُوْنَ السَبْعُ وَمَا بَيْنَهُنَّ وَمَا فَيْهِنَّ فِيْ الكُرْسِي إِلاَ كَحَلَقَةِ مُلْقَاةٌ بِأَرْضِ فَلاَة وَإِنَّ الكُرْسِي بِمَا فِيْهِ بِالنِسْبَةِ إلَىالْعَرْشِ عَلَى كتِلْكَ الحَلَقَةِ عَلَىتِلْكَ الفلاَةِ

Tidak langit yang tujuh dan bumi yang tujuh dan apa yang ada diantara dan di dalamnya dibandingkan dengan kursi kecuali seperti lingkaran (gelang) yang dilempar ke tanah lapang, dan kursi dengan apa yang ada didalamnya dibandingkan dengan Al Arsy seperti lingkaran (gelang) tersebut pada tanah lapang tersebut.

Berkata Syaikh Al Albaniy dalam Silsilah Ahadits Ash Shohihah No.109, dan kesimpulannya hadits ini dengan jalan-jalan periwayatan (yang ada ) shohih.

Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu.

الكُرْسِي مَوْضِعُ القَدَمَيْنِ وَ الْعَرْشُ لاَيَقْدِرُ قَدْرَهُ إِلاَ اللهُ

Kursi tempat kedua telapak kaki dan Al Arsy tidak mampu mengukurnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Berkata Syaikh Al Albaniy dalam Mukhtashor ‘Ulu hal.102 : sanadnya shohih].

Ada penjelasan tentang perbandingan ‘Arsy dan Kursi Allah dibandingkan dengan langit dan lainnya. Hal ini disebutkan dalam riwayat Abu Dzarr Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu. Ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Kursi Allah, beliau pun menjawab,

َّوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالاَرْضُوْنَ السَّبْعُ عِنْدَ الكُرْسِيِّ إِلاَّ كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْضِ فَلاَةٍ وَإِن فَضْلَ العَرْشِ عَلَى الكُرْسِيِّ كَفَضْلِ الفَلاَةِ عَلَى تِلْكَ الحَلْقَة

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi itu sangat kecil dibandingkan dengan Kursi Allah, gambarannya seperti cincin yang dilemparkan di padang pasir. Sedangkan, ‘Arsy Allah itu jauh lebih besar dibandingkan Kursi Allah, gambarannya seperti padang pasir dibandingkan cincin tadi.” (HR. As-Suyuthi dalam Ad-Durul Mantsur, 1:328). Ini menunjukkan sangat besarnya ‘Arsy Allah dibandingkan dengan Kursi-Nya, lebih-lebih lagi dibandingkan dengan kita manusia yang super kecil.

Maka, tidak perlu membayangkan sesuatu yang tidak kita akan sampai memahaminya. Cukup diimani dan tidak perlu kepo!

4. Pertanggungjawaban Manusia di hadapan Allah ﷻ (Ayat 18).

Allah Ta’ala berfirman:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

“Barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. (QS. al-Zalzalah: 7-8)

Maka jangan remehkan kebaikan maupun keburukan, sekecil apapun. Rasulullah ﷺ bersabda :

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim).

  • Contoh lain ada dalam hadits berikut:

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ

“Seorang wanita pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita pelacur tersebut lalu melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya ini, dia mendapatkan ampunan dari Allah” (HR. Al Bukhari no.3321, Muslim no.2245).

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”

Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.

  • Contoh masuk neraka karena kucing. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عُذِّبت امرأة في هِرَّة سَجَنَتْها حتى ماتت، فدخلت فيها النار، لا هي أطعمتها ولا سَقتها، إذ حبستها، ولا هي تَركتْها تأكل مِن خَشَاشِ الأرض

“Ada seorang wanita diazab karena seekor kucing yang dia kurung hingga mati kelaparan, lalu dengan sebab itu dia masuk neraka. Dia tidak memberinya makan dan minum ketika mengurungnya, dan dia juga tidak melepaskannya supaya ia bisa memakan serangga tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut memberikan dorongan untuk memberikan kasih sayang kepada setiap makhluk, tercakup di dalamnya orang beriman dan orang kafir, serta binatang yang dimilikinya maupun binatang yang bukan miliknya.” (Lihat Syarh Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 1: 490)

  • Contoh lainya, adalah masuk surga dan masuk neraka karena lalat.

Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.”

Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud hal. 15, dari Thoriq bin Syihab dari Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم