بسم الله الرحمن الرحيم
📚 ┃Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qalam
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Kamis, 14 Agustus 2025 / 20 Shafar 1446 H
🕰┃ Ba'da Maghrib - Isya
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali
Tadabbur Surat Al-Qalam - 1
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu setelah melakukan shalat maghrib berjama'ah, semoga amalan-amalan kita diterima dan menjadikannya jalan mudah bagi kita menuju surga Allah ﷻ.
Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ألم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” - (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469).
Semakin banyak membaca Al-Qur’an, maka semakin banyak pahala. Rasulullah ﷺ mengibaratkan dengan berburu. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, sedang kami berada di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda,
« أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ»..
“Siapakah di antara kalian yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-‘Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus hubungan silaturahim (hubungan dengan sanak keluarga)?” Kami (yang hadir) berkata, “Ya kami senang, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Apakah seseorang di antara kalian tidak berangkat pagi ke masjid, lalu mempelajari atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan (bila mempelajari atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila mempelajari atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.” - (HR. Muslim, no. 803). Hadits di atas dimasukkan dalam Shahih Muslim dalam Kitab “Shalat Bagi Musafir”, Bab “Keutamaan Membaca Al-Qur’an dalam shalat dan mempelajarinya”.
Tafsir Surat Al-Qalam - Bagian 1
Surah Al-Qalam merupakan surah Makkiyah, yaitu surah yang turun di awal-awal dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika masih di Mekkah sebelum berhijrah ke Madinah.
Topik Surat Al-Qalam merupakan:
- Persaksian dari Allah ﷻ terhadap Nabi ﷺ akan mulianya akhlak beliau, tepatnya pada ayat 4: Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
- Pembelaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Dari tuduhan dusta orang-orang musyrikin sebagai orang gila.
- Menguatkan Nabi ﷺ untuk terus berdakwah membawa risalah untuk mentauhidkan Allah ﷻ. (Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karim)
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
“Nun, Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.” (QS. Al-Qalam : 1)
Lafal ن merupakan salah satu dari huruf Al-Muqatha’ah (huruf yang terputus-putus) Ayat-ayat seperti ini dibaca secara putus-putus per-hurufnya dan tidak langsung dibaca sebagai satu kata. Merupakan idzhar riwayah dan mad lazim sepanjang 6 harakat.
Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. Ini merupakan huruf-huruf yang digunakan sebagai pembuka beberapa surah Al-Qur`ān. Ini adalah huruf hijaiah yang tidak mempunyai makna tersendiri karena dituliskan secara terpisah-pisah, seperti: alif, ba, ta dan seterusnya.
Dalam huruf-huruf ini terdapat hikmah dan tujuan, karena tidak ada sesuatu pun di dalam Al-Qur`ān yang tidak memiliki hikmah. Di antara hikmahnya yang paling menonjol ialah untuk mengisyaratkan tantangan Allah dengan Al-Qur`ān yang terdiri dari huruf-huruf yang membentuk kata-kata yang mereka ketahui dan mereka gunakan untuk berbicara. Oleh karena itu, pada umumnya huruf-huruf hijaiah tersebut diikuti dengan penyebutan tentang Al-Qur`ān Al-Karīm, seperti yang ada di dalam surah ini.
Allah ﷻ bersumpah dengan pena dan bersumpah dengan apa yang ditulis oleh manusia dengan pena mereka.
Penafsiran kata الْقَلَمُ (pena) :
1. Makhluk yang pertama kali Allah ﷻ ciptakan yang mencatat semua takdir hingga hari kiamat. (50 ribu tahun sebelum bumi diciptakan).
إِنَّ أَوَّلَ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالٰى الْقَلَمُ وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْتُبَ كُلُّ شَيْءٍ يَكُوْنُ.
“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ﷻ ciptakan adalah Al-Qalam. Dan Dia memerintahkan untuk menulis tiap-tiap sesuatu yang ada.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la (1/126) dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wash Shifat (hal. 271) dari jalur Ahmad yang memberitahukan: “Telah bercerita kepadaku Rabah bin Zaid, dari Umar bin Habib, dari Al-Qasim bin Abu Buzzah, dari Sa’id bin Jabir dari Ibnu Abbas secara marfu’ (disandarkan kepada Nabi).
2. Pena pencatat amalan yang dipegang malaikat pencatat amal. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).
Ali -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda,
رُفِعَ الْقَلَمُ عن ثلاثة: عن النائم حتى يَسْتَيْقِظَ، وعن الصبي حتى يَحْتَلِمَ، وعن المجنون حتى يَعْقِلَ
"Pena diangkat dari tiga orang: orang yang sedang tidur sampai ia bangun, anak yang masih kecil sampai ia balig, dan orang yang gila sampai ia berakal." [Sahih] - [HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa`i di Sunan Kubra, Ibnu Majah, dan Ahmad] - [Sunan Abu Daud - 4403]
3. Pena alat menulis secara umum, yang akan menjadi saksi pada hari kiamat tentang amalan kita.
Allah ﷻ berhak bersumpah atas nama apapun termasuk pena, adapun makhluk hanya bersumpah atas nama Allah ﷻ dan nama-nama sifat-sifatNya yang khusna. Sebab dalam sumpah tersebut terkandung pengagungan kepada selain Allah, berdasarkan hadits dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau musyrik” - Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, seperti yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsrinya (1/57). Syaikh Sulaiman berkata dalam Taisirul Aziz (hal 587): ‘Sanadnya jayyid’.
Ilmu Allah ﷻ sangat luas. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 27:
وَلَوْ أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
٢. مَآ أَنتَ بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ بِمَجۡنُونٖ
“Dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila.” (QS. Al-Qalam : 2)
Kamu -wahai Rasul- bukanlah orang yang gila berkat kenabian yang dikaruniakan kepadamu oleh Allah, justru kamu bebas dari kegilaan yang dituduhkan oleh orang-orang musyrik kepadamu.
Dalam ayat ini ada faedah penting akan mensyukuri nikmat, berupa nikmat risalah yang Nabi ﷺ bawa, inilah nikmat terbesar. Allah ﷻ berfirman :
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)... (QS An-Nahl Ayat 53)
Dalam ayat ini juga terdapat penetapan sifat rububiyah bagi Allah ﷻ, yaitu Allah ﷻ yang menciptakan dan memberi rezeki kepada makhluk-Nya (بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ).
Juga pembelaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Dari tuduhan dusta orang-orang musyrikin sebagai orang gila.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
٣. وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ
“Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.” (QS. Al-Qalam : 3)
Sungguh, kamu benar-benar akan mendapatkan pahala yang besar tanpa terputus atas penderitaan yang kamu rasakan karena menyampaikan risalah kepada manusia dan tidak ada jasa yang diberikan orang lain kepadamu.
Ayat ini menjadi bukti bahwa Nabi ﷺ dan para penyebar risalah akan mendapatkan pahala yang tidak pernah terputus. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 108:
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْر
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya maupun penduduk langit dan bumi bahkan termasuk semut di sarangnya, berikut ikan (di perairan, pent) benar-benar bersholawat kepada pihak yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (H.R atTirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)
Sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung yang dibawa oleh Al-Qur`ān, bahkan engkau berakhlak dengan nilai-nilai Al-Qur`ān secara sempurna.
Aisyah Radhiyallahu’anha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah ﷺ adalah Al-Qur’an.
Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا
"Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya denganku pada hari Kiamat adalah orang yang paling baik budi pekertinya di antara kalian". [Sahih] - [HR. Tirmizi] - [Sunan Tirmizi - 2018]
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” - (HR. Tirmidzi, no. 2003. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” - (HR. Abu Daud, no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ، بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ
“Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, siapa di antara kamu yang terfitnah (gila).” (QS. Al-Qalam : 5-6)
Sungguh, kamu akan melihat dan orang-orang yang mendustakanmu itu juga akan melihat. Ketika kebenaran terkuak dan terbuka siapa di antara kalian yang tertimpa kegilaan.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ، فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ، وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
“Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak (pula).” (QS. Al-Qalam : 7-9)
Sesungguhnya Tuhanmu -wahai Rasul- mengetahui siapa yang menyimpang dari jalan-Nya dan Dia paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk ke jalan-Nya, sehingga Dia mengetahui bahwa mereka termasuk orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya dan sesungguhnya kamu termasuk yang mendapat petunjuk ke jalan-Nya.
Sebab itu, janganlah kamu -wahai Rasul- mengikuti orang-orang yang mendustakan ajaran yang kamu bawa.
Mereka berkeinginan kamu bersikap lemah dan lembut kepada mereka dalan urusan agama, sehingga mereka juga bersikap lemah dan lembut kepadamu.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ
“Dan janganlah engkau mematuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina.” (QS. Al-Qalam : 10)
Namun, janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah dengan kebatilan dan orang yang hina.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
هَمَّازٍ مَّشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
“(yang) suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.” (QS. Al-Qalam : 11)
Yaitu dia yang banyak menggunjing dan menyebarkan adu domba di antara manusia untuk memecah belah mereka.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
“Yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.” (QS. Al-Qalam : 12)
Dia yang banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas pada harta, kehormatan, dan jiwa manusia, serta banyak dosa dan maksiat.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
عُتُلٍّ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ
“Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” (QS. Al-Qalam : 13)
Dia yang bertabiat kaku dan kasar, dikenal keburukannya di tengah kaumnya.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَن كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ
“Karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.” (QS. Al-Qalam : 14)
Hal itu karena dia mempunyai harta dan anak, dia sombong dengan menolak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
“Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, ‘(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu’.” (QS. Al-Qalam : 15)
Jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berkata, “Ini adalah yang ditulis dari khurafat-khurafat orang-orang terdahulu.”
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
سَنَسِمُهُ عَلَى الْخُرْطُومِ
“Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai(nya).” (QS. Al-Qalam : 16)
Kami akan menaruh tanda yang menjelekkan dirinya di atas hidungnya dan melekat padanya.
- Terdapat pensifatan Rasul ﷺ dengan akhlak Al-Qur’an.
- Sifat orang-orang kafir adalah sifat yang hina (banyak bersumpah, perbuatan hina, menggunjing, mengadu domba, menghalangi kebaikan, melampaui batas, kasar dan keras serta jahat) dan wajib bagi seorang mukmin untuk menjauhi.
- Siapa yang banyak bersumpah akan hina di sisi Allah ﷻ dan turun derajatnya di sisi manusia. (Lihat Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karim hal. 564).
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم