بسم الله الرحمن الرحيم
📚 ┃Al-Mukhtaṣar fī Tafsīr Al-Qur`ān Al-Karīm
🎙┃ Ustadz Abdul Fattach, S.Pd.i حفظه الله تعالى - Staff Pengajar Ponpes Al-Madinah Surakarta
🗓┃Kamis, 28 Agustus 2025 / 5 Rabi’ul Awal 1446 H
🕰┃ Ba'da Maghrib - Isya
🕌┃ Masjid Ponpes Joglo Qur'an - Boyolali
Tadabbur Surat Al-Qalam - 3
Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas tafsir surat Al-Qalam ayat 1-16.
Pada ayat sebelumnya telah dikaji sifat-sifat buruk orang musyrik, antara lain: banyak berdusta, suka menjilat, banyak bersumpah, melakukan perbuatan hina, suka ghibah dan namimah adalah dia yang banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas pada harta, kehormatan, dan jiwa manusia, serta banyak dosa dan maksiat. Juga mereka yang bertabiat kaku dan kasar, dikenal keburukannya di tengah kaumnya.
Tafsir Surat Al-Qalam ayat 17-33
Kemudian Allah ﷻ mendatangkan bala' atau musibah kepada orang-orang musyrik sebagai adzab kepada mereka.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّا بَلَوْنَٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا۟ لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ
Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, (QS. Al-Qalam : 17)
Sesungguhnya Kami memberikan cobaan kepada orang-orang musyrik dengan kekeringan dan kelaparan sebagaimana Kami telah memberi cobaan kepada para pemilik kebun ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti memetik hasil kebunnya pada pagi hari dengan segera sehingga orang miskin tidak memakan hasilnya.
- Jenis Musibah atau Bala'
Ada 3 jenis musibah atau bala':
- Kepada orang-orang kafir: adzab yang disegerakan di dunia.
- Teguran bagi orang-orang yang beriman karena dosa-dosa.
- Ujian bagi orang-orang yang beriman untuk meningkatkan derajat.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا يَسْتَثْنُونَ
Dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin), (QS. Al-Qalam : 18)
Dalam sumpah itu mereka tidak menyebutkan pengecualian dengan ucapan, “Insya Allah.”
- Anjuran Istitsna
Istitsna, InshaAllah disyariatkan untuk sesuatu hal yang kita rencanakan. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Kahfi Ayat 23-24:
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا. إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَطَافَ عَلَيْهَا طَآئِفٌ مِّن رَّبِّكَ وَهُمْ نَآئِمُونَ
Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, (QS. Al-Qalam : 19)
Allah lantas mengirimkan api ke kebun itu, sehingga ia pun membakarnya, sementara pemiliknya sedang tidur dan tidak mampu memadamkan api dari kebun itu.
Makna طَآئِفٌ artinya api yang memutar, seperti kata thawaf yang bermakna mengelilingi Ka'bah.
- Tercelanya Sifat Bakhil.
Pelajaran lainya adalah menjelaskan tentang tercelanya sifat bakhil. Yaitu tidak memberikan hak-haknya orang fakir dan miskin dari hasil kebun.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 180:
وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam surat At-Taubah ayat 34-35, Allah ﷻ berfirman :
وَٱلَّذِينَ يَكْنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ. يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".
- Jangan Pernah Remehkan Orang-orang Miskin
Mereka memiliki dasar yang kuat dalam agama dan nilai kemanusiaan, karena orang miskin memiliki potensi besar untuk didoakan agar terkabul, mungkin menjadi kunci pertolongan bagi orang lain, dan secara spiritual lebih mungkin masuk surga lebih dulu. Meremehkan mereka adalah bentuk kesombongan dan melanggar perintah untuk menghormati sesama, serta mengabaikan potensi keberkahannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
“Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian” (HR. Bukhari no. 2896).
Dalam lafazh lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ.
“Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka” (HR. An Nasai no. 3178. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Demikian juga kabar gembira bagi orang-orang miskin dengan kesabarannya, di akhirat akan lebih mudah dalam hisabnya. Karena sifat harta di akhirat adalah halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.
Maka, kaya yang bersyukur akan memberikan manfaat bagi umat sedangkan miskin yang bersabar, do'anya mustajab.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَأَصْبَحَتْ كَٱلصَّرِيمِ
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. (QS. Al-Qalam : 20)
Sebab itu, kebun itu berubah menjadi hitam seperti malam yang gelap.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَتَنَادَوْا۟ مُصْبِحِينَ
Lalu mereka panggil memanggil di pagi hari: (QS. Al-Qalam : 21)
Lalu sebagian dari mereka menyeru kepada sebagian yang lain pada pagi hari.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَنِ ٱغْدُوا۟ عَلَىٰ حَرْثِكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰرِمِينَ
"Pergilah diwaktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya". (QS. Al-Qalam : 22)
Mereka saling menyeru sambil berkata, “Keluarlah kalian segera menuju kebun kalian sebelum kedatangan orang-orang fakir jika kalian ingin memetik hasil kebun kalian.”
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَٱنطَلَقُوا۟ وَهُمْ يَتَخَٰفَتُونَ
Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik. (QS. Al-Qalam : 23)
Lalu mereka berjalan menuju kebun mereka dengan cepat, sebagian dari mereka berkata dengan sebagian yang lain dengan suara yang rendah.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَن لَّا يَدْخُلَنَّهَا ٱلْيَوْمَ عَلَيْكُم مِّسْكِينٌ
"Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu". (QS. Al-Qalam : 24)
Sebagian berkata kepada sebagian yang lain, “Janganlah ada satu orang miskin pun yang masuk ke dalam kebun kalian pada hari ini.”
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَغَدَوْا۟ عَلَىٰ حَرْدٍ قَٰدِرِينَ
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). (QS. Al-Qalam : 25)
Mereka pun berangkat pada pagi hari dengan bertekad untuk menghalangi hasil kebun mereka dan menahannya dari orang-orang miskin.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوٓا۟ إِنَّا لَضَآلُّونَ
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), (QS. Al-Qalam : 26)
Namun, tatkala mereka menyaksikannya dalam kondisi sudah terbakar, sebagian mereka berkata kepada yang lain, “Sungguh kita telah tersesat dari jalan menuju kebun.
- Penyesalan selalu Datang Terlambat
Itulah tabiat manusia yang akan merasa menyesal jika musibah menimpanya karena kesalahan yang dilakukannya.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
Bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)". (QS. Al-Qalam : 27)
Bahkan kita telah terhalangi dari memetik hasil kebun itu dikarenakan apa yang kami lakukan yang berupa keinginan untuk melarang orang-orang miskin dari hasil kebun itu.”
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?" (QS. Al-Qalam : 28)
Orang yang paling utama di antara mereka berkata, “Bukankah aku telah katakan kepada kalian ketika kalian bertekad untuk melakukan apa yang kalian inginkan, yaitu menghalangi orang-orang fakir dari hasil kebun itu, 'Kenapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bertobat kepada-Nya?'”
- Anjuran dan Keutamaan bertasbih
Sebagai bentuk rasa syukur dan akan menyelamatkan seseorang dari musibah. Hal ini pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
“Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَ رَبِّنَآ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ
Mereka mengucapkan: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". (QS. Al-Qalam : 29)
Mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berbuat aniaya kepada diri kami ketika kami bertekad untuk menghalangi orang-orang fakir dari hasil kebun kami.”
- Ismul A'dzom
Ismul Adzom (أَسْمَاءُ الْعِظَمُ) adalah nama-nama agung Allah ﷻ yang terkandung dalam kalimat-kalimat doa, di mana mengucapkan Ismul Adzom saat berdoa diyakini dapat mempermudah terkabulnya hajat dan doa seorang Muslim.
Mengenai do’a Nabi Yunus ‘alaihis salam ini juga disebutkan dalam ayat,
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ (88)
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiya’: 87-88)
Intinya dalam do’a Dzun Nuun ini ada tiga keistimewaan:
- Pengakuan tauhid.
- Tasbih mensucikan Allah ﷻ.
- Pengakuan akan kekurangan diri dan permohonan ampun (istighfar) pada Allah ﷻ.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَلَٰوَمُونَ
Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. (QS. Al-Qalam : 30)
Lalu sebagian dari mereka berdebat dengan sebagian yang lain sambil saling mencela.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَآ إِنَّا كُنَّا طَٰغِينَ
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al-Qalam : 31)
Mereka berkata dengan menyesal, “Betapa meruginya kita, sesungguhnya kita telah melampaui batas dengan menghalangi orang-orang fakir dari hak mereka.
- Diperbolehkan mencela diri sendiri, tetapi tidak bagi orang lain.
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
عَسَىٰ رَبُّنَآ أَن يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا رَٰغِبُونَ
Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita. (QS. Al-Qalam : 32)
Semoga Tuhan kita menggantikan kebun itu dengan yang lebih baik. Sesungguhnya hanya kepada Allah kita berharap dengan mengharap ampunan dan memohon kebaikan dari-Nya.”
- Hendaknya kita berdo'a dan berharap jika tertimpa musibah.
Rasulullah ﷺ menganjurkan kita untuk membaca doa:
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Allahumma ajirni fi musibati wakhluf li khairan minha,
“Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah ini, dan gantikanlah dengan sesuatu yang lebih baik darinya.”
📖 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
كَذَٰلِكَ ٱلْعَذَابُ ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْءَاخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. (QS. Al-Qalam : 33)
Seperti siksa inilah, yaitu terhalang dari rezeki, Kami menyiksa orang yang bermaksiat kepada Kami, namun siksa akhirat sungguh lebih besar kalau saja mereka mengetahui kedahsyatan dan keabadiannya.
- Siksa di akhirat adalah lebih berat dari siksa dunia, maka hendaklah bersyukur jika siksa disegerakan di dunia.
- Hendaknya kita beribadah dengan rasa ibadah raghbah (harapan), kita berharap akan pahala dan rahbah (takut) jika berbuat dosa-dosa dengan mengharap ampunannya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم