Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

Saudaraku...

Pernikahan adalah anugerah dan nikmat yang sangat besar bagi umat manusia. Hubungan cinta kasih sepasang suami istri adalah salah satu tanda-tanda Kemahabesaran Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS Ar Rum ayat 21).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai berikut “Kemudian, di antara kesempurnaan rahmat Allah kepada umat manusia adalah Dia menjadikan pasangan-pasangan mereka dari jenis-jenis mereka sendiri serta menjadikan di antara mereka mawaddah yaitu perasaan cinta dan rahmah yaitu kasih sayang. Yang mana seorang laki-laki mengikat (menikahi) seorang wanita disebabkan rasa cinta atau sayang kepadanya dengan lahirnya seorang anak, disebabkan rasa saling membutuhkan nafkah dan kasih sayang di antara keduanya dan lain sebagainya.”

Cinta dan kasih sayang yang terjalin antara sepasang insan laki-laki dan wanita yang belum pernah saling mengenal sungguh merupakan anugerah yang tiada terkira. Sang suami mencintai istrinya padahal sebelumnya tidak pernah terlintas di relung hatinya. Lalu atas kuasa Allah ﷻ mereka berdua bertemu dan dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Kemudian Allah ﷻ menumbuhkan perasaan cinta dan kasih sayang dalam hati mereka. Keduanya saling mengasihi dan menyayangi. Suami merasakan ketenangan dan kedamaian bila berada di sisi sang istri, demikian pula sebaliknya. Dimana dan kapanpun, keduanya ingin selalu bersama.

Suami istri ibarat pakaian bagi pasangannya, yang saling memberi kehangatan, menutupi, merekatkan, melindungi dan senantiasa saling membutuhkan.

Allah ﷻ berfirman:

هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ

“Mereka itu ibarat pakaian bagimu, dan kamupun ibarat pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Ibnu Katsir ats berkata dalam tafsimya, Firman Allah ﷻ, “Mereka itu adalah pakaian bagi kamu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Al-Hasan, Qatadah, As-Suddi dan Muqaatil bin Hayyan mengatakan, “Artinya, mereka itu adalah pemberi ketenangan bagi kalian, dan kalian juga pemberi ketenangan bagi mereka.’ (Ibnu Abi Hatim (1/370).

Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “Mereka bagaikan selimut bagi kalian dan kalian bagaikan selimut bagi mereka.” (Ibnu Abi Hatim (1/381).

Sungguh sebuah ikatan hati yang sangat erat, sampai-sampai Rasulullah ﷺ, mengatakan:

« لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ »⁣⁣

“Belum kami saksikan solusi bagi sepasang insan yang saling jatuh cinta selain menikah.” (Hadits shahih riwayat Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan ibnu Majah (1847).

Maksudnya, obat yang paling manjur untuk mengobati penyakit ‘isyq (jatuh cinta) adalah menikah. Itulah solusi yang paling tepat yang tidak perlu mencari solusi-solusi lain selama jalan menuju pernikahan bisa ditempuh. (At-Taisiir Syarah Jamil’ ash-Shaghiir (11/584).

Atau makna hadits ini adalah, belum pernah kami saksikan hubungan cinta kasih yang melebihi cinta kasih sepasang insan dalam ikatan pernikahan. Karena dengan ikatan pernikahan itu cinta kasih di antara mereka semakin hari semakin dalam dan semakin kuat. (Silakan lihat Hasyiyah as-Sindi atas kitab Sunan Ibnu Majah (IV/104).

Saudaraku, para suami yang mulia...

Sadarilah, rumah tangga yang Allah karuniakan ke padamu itu adalah anugerah yang sangat besar...

Terlebih lagi manakala Allah ﷻ menganugerahkar kepadamu seorang istri yang shalihah, sebaik-baik perhiasan dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما مرفوعاً: «الدنيا متاع، وخير متاعها المرأة الصالحة»

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.” (Hadits shahih riwayat Muslim dalam Shahih nya).

Saudaraku...

Ingatlah, tidak semua laki-laki mendapat anugerah seperti ini. Bukankah engkau saksikan banyak pemuda yang sudah ingin menikah namun Allah ﷻ belum memberikan kemampuan kepadanya. Dan berapa banyak pula suami yang mendapatkan istri yang buruk perangai dan akhlaqnya, sehingga rumahnya ibarat Neraka baginya...?

Namun sebagai manusia kita sering lupa. Kadang kala kita baru dapat merasakan besarnya sebuah nikmat justru setelah nikmat itu tercabut dari kita. Banyak orang yang baru merasakan besarnya nikmat sehat setelah ia sudah jatuh sakit. Seorang baru merasakan besarnya nikmat kehidupan, justru setelah ia berada di ambang kematian. Seorang baru merasakan nikmat kaya justru setelah ia jatuh miskin...

Memang, sangat sedikit manusia yang mau bersyukur. Maha benar Allah ﷻ dalam firman-Nya:

وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba': 13)

Saudaraku...

Pandai-pandailah mensyukuri nikmat ini dan jangan sekali-kali kufur. Sebab Allah & telah menyatakan:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)


Buku: Surat Terbuka untuk Para Suami
Penulis: Abu Ihsan al-Atsari & Ummu Ihsan Choiriyah Hafidzahumallah
Pustaka Darul Ilmi
Cetakan Kedua 2010