Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Islam

Saudaraku...

Kecemburuan adalah masalah sensitif. Karena itu cemburu harus diukur dengan timbangan syari'at agar tidak terjadi pelanggaran. Suami-istri akan selalu merasakan hangatnya kasih sayang dan jalinan cinta, apabila dapat meletakkan perasaan cemburu pada tempatnya secara proposional.

Seorang pria yang jantan harus memiliki sifat cemburu. Kecemburuan ini terpuji selama diletakkan pada tempat yang semestinya. Suatu kali Sa'ad bin Ubadah berkata, “Kalau ketahuan ada seorang lelaki bersama istri saya akan saya potong lehernya dengan pedang sebagai sanksinya.”

Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

أتعجبون من غَيْرة سعد، فوالله لأنا أغير منه، واللهُ أغير مني، من أجل غَيْرة الله حَرَّم الفواحش، ما ظهر منها، وما بطن

“Herankah kalian melihat cemburu Sa'ad itu? Ketahuilah, saya lebih cemburu daripadanya. Dan Allah lebih cemburu daripada saya, Dan karena kecemburuan itu Allah mengharamkan perbuatan keji, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.” (Hadits riwayat Al-Bukhari).

Bahkan Islam membenci laki-laki dayuts yang tidak memiliki rasa cemburu. Rasulullah ﷺ bersabda:

ثَـلاَثَـةٌ لَا يَدْخُـلُـوْنَ الْـجَـنَّةَ الْـعَـاقُّ لِـوَالِـدَيـْهِ وَ الْـدَيُـْوثُ وَرَ جُـلَـةُ الـنِّـسَـاء.

“Tiga golongan orang yang tidak akan masuk surga: Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dayuts (laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu), dan perempuan yang menyerupakan diri dengan lelaki.” (Hadits riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Ibnu Umar dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami' (3063).

Dalam hadits lain disebutkan:

ثَـلاَثَـةٌ  قَــدْ حَـرَّمَ اللهٌ عـَـلَـيْـهِـمٌ الْـجَـنَّةَ مٌـدْمِنٌ الْـخَـمْرِ وَالْـعَـاقُّ لِـوَالِـدَيـْهِ و الْـدَيٌـْوثُ الْـذِيْ يُـقِـرُّالْـخُبْثُ فِـيْ أَهْـلِهِ.

“Tiga orang yang Allah haramkan surga atas mereka, pecandu khamer, durhaka terhadap orang tua dan suami dayyuts yang membiarkan keburukan di tengah keluarganya." (Hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Umar dan dishahihkan oleh Al bani dalam Shahih al-Jami' (3052).

Cemburu yang terpuji adalah apabila sebab-sebabnya jelas dan memiliki bukti-bukti yang nyata. Seperti mendapati seseorang mencandai istri atau istri mencandai lelaki lain. Yang mana canda itu disertai dengan bumbu-bumbu kata dan gaya bicara yang dibuat-buat, sehingga dapat memabukkan dan menimbulkan kenikmatanan bagi pendengarnya. Tentu saja ini sangat tercela bila istri melakukannya dengan lelaki lain.

Adapun cemburu yang tercela adalah kecemburuan yang dibangun dengan persangkaan dan kira-kira belaka. Seperti berlebih-lebihan dalam menafsirkan ucapan, gerakan, sikap dan lain sebagainya.

Sedangkan lelaki dayuts adalah suami yang tidak dapat menjaga kehormatan istrinya. Ia acuh tak acuh saja tanpa tersinggung meskipun mendapati istrinya bersolek dan memakai parfum ketika akan pergi ke tempat umum, memamerkan rambutnya, memperlihatkan tubuhnya, bercampur aduk di majelis dengan lelaki, berjabat tangan dengan lawan jenis, berbicara dengan gerakan-gerakan yang dibuat buat untuk menarik perhatian, dan seterusnya.

Ini adalah perbuatan tercela yang akan menjadi racun bagi masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Sementara tanpa menyadari, mereka berdua sebenarnya tengah menanti adzab Allah yang pedih di hari akhirat. Na'udzubillah.

MENJAGA KECEMBURUAN ISTRI

Saudaraku, para suami yang bijak...

Sebagaimana engkau memiliki rasa cemburu, maka istrimu juga memiliki perasaan yang sama. Ini wajar! Bersikap bijaklah dalam menghadapinya.

Sengaja menyulut kecemburuan istri baik dengan kata-kata ataupun perbuatan adalah perilaku yang tidak bijak. Sebab dengan sedikit rangsangan, perasaan cemburu itu akan mudah bangkit. Dan kerap kali kecemburuan mendorongnya berbuat kesalahan. Akan tetapi, selama perbuatan itu tidak mengotori kehormatan Allah dan orang lain, hendaklah suami lapang dada dan memaafkannya.

Apalagi jika suami memiliki lebih dari satu istri, ambilah Rasulullah ﷺ sebagai teladan dalam hal ini.

Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu mengisahkan: Salah satu istri Nabi ﷺ menghadiahkan kepada beliau roti di atas sebuah piring besar. Ketika itu, Rasulullah berada di rumah istrinya yang lain ('Aisyah). Maka dipukullah tangan pelayan itu Oleh 'Aisyah radhiyallahu’anha hingga piring itu jatuh dan pecah.

Kemudian Rasulullah ﷺ mengambil roti yang berantakan itu dan meletakkannya di atas pecahan piring, seraya berkata, “Makanlah ini, ibumu itu sedang cemburu.”

Lalu pelayan itu pergi dan datang kembali dengan membawa piring baru dari rumah 'Aisyah. Digantilah piring yang pecah itu dengan piringnya."

Demikianlah, kadang-kadang terjadi sedikit ketegangan —akibat kecemburuan di antara istri-istri Nabi ﷺ. Dalam keadaan seperti itu, tampillah Rasulullah ﷺ menengahi dan mengobati hati-hati yang terluka, dengan cara mencela pihak yang menyakitinya. Itu semua dilakukan dengan wibawa seorang pemimpin dan kelembutan hati seorang suami. Dengan begitu, selamatlah bahtera rumah tangga dari guncangan dan musibah yang mungkin menimpanya.

Para suami yang mulia...

Ada satu hal yang ingin aku ingatkan?! Banyak di antara para suami yang menjadikan masalah ta'addud (beristri lebih dari satu) sebagai senjata untuk menamas-manasi istrinya, membangkitkan cemburunya atau memojokkannya hingga kadang istri merasa dirinya tidak berharga di mata suami, atau mereka menjadikan masalah ini sebagai bahan pembicaraan hangat dalam majelis-majelis mereka. Bertakwalah kepada Allah wahai saudaraku!? Sesungguhnya syari'at Allah itu tidak layak dijadikan bahan permainan.


Buku: Surat Terbuka untuk Para Suami
Penulis: Abu Ihsan al-Atsari & Ummu Ihsan Choiriyah Hafidzahumallah
Pustaka Darul Ilmi
Cetakan Kedua 2010

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم