Saudaraku....
Ilmu laksana cahaya. Orang yang tak punya ilmu akan hidup dalam kegelapan. Tidak tahu jalan mana yang harus ia tempuh dan apa yang harus ia lakukan saat menghadapi masalah. Sungguh, kebutuhan kita terhadap ilmu jauh lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Sebab, makan dan minum hanya berfungsi menjaga kehidupan jasmani, yang mana itu juga merupakan kebutuhan hewan. Sedangkan ilmu yang bermanfaat kita butuhkan untuk menjaga kehidupan hati dan rohani. Sementara, hatilah yang menentukan baik buruknya perilaku dan jasmani, sebagaimana yang sebutkan oleh Nabi ﷺ dalam sebuah hadits:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, dalam jasad terdapat sekerat daging, apabila baik maka baik pulalah seluruh anggota tubuh dan apabila rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa yang dimaksud itu adalah hati.”
Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah ﷻ, Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (OS. Al-Mujaadilah: 11)
Saudaraku....
Ilmu adalah sesuatu yang harus kita miliki sebelum kita berbicara dan berbuat. Kebaikan hidup dunia dan akhirat hanya dapat diraih dengan ilmu. Rasulullah ﷺ telah bersabda dalam sebuah hadits:
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki atasnya kebaikan niscaya Allah akan beri ia pemahaman dalam agama.”
Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (2646).
Demikian pula halnya kesuksesan dalam rumah tangga, tidak akan bisa diraih tanpa ilmu. Kerena itu, jangan pernah berangan-angan bisa menjadi suami yang sukses apabila kita tidak mau belajar.
Apalagi sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin dalam rumah tangga, kita tertuntut untuk terus menuntut ilmu. Sebab, dalam mengarungi bahtera rumah tangga tentu banyak problematika yang harus kita selesaikan dan rintangan yang harus kita lewati. Tidak mungkin kita bisa melewati semua itu tanpa ilmu.
Saudaraku, masih banyak yang harus kita pelajari, berapapun usia pernikahan kita. Kita harus mempelajari bagaimana tuntunan syari'at berkaitan dengan kehidupan rumah tangga, apa saja kewajiban-kewajiban yang harus kita laksanakan dan apa-apa saja yang harus kita tinggalkan. Kita belajar bagaimana cara bermu'amalah yang benar dengan istri, anak-anak dan semua orang yang hidup bersama kita. Kita harus belajar tentang perkara-perkara yang dapat memperkokoh kebahagiaan suami istri dan bagaimana cara meraih ridha Allah dengan pernikahan ini.
Di samping itu mungkin masih banyak kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, yang mana hal itu dapat menghalangi terciptanya kebahagiaan hidup rumah tangga kita. Dan kita juga harus belajar bagaimana cara menghadapi berbagai macam persoalan rumah tangga dan menyelesaikannya menurut rambu-rambu syariat.
Intinya...
Apabila kita ingin menjadi seorang suami yang sukses, ayah yang sukses, atau seorang pendidik yang sukses maka kita tidak bisa berpangku tangan. Kita harus belajar. Maka, selama hayat dikandung badan tetaplah bergairah menjadi seorang penuntut ilmu, yang senantiasa haus ilmu dan terus mencarinya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Dunia itu terlaknat dan terlaknat apa yang ada di dalamnya kecuali dzikrullah, amal ketaatan kepada Allah dan seorang alim atau penuntut ilmu.”
Hadits riwayat At-Tirmidzi (2322) dari Abu Hurairah dan dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah (2797).
Tidak ada kekayaan yang lebih berharga bagi kita selain ilmu dan tidak ada kedudukan yang lebih mulia bag kita selain menjadi penuntut ilmu.
Buku: Surat Terbuka untuk Para Suami
Penulis: Abu Ihsan al-Atsari & Ummu Ihsan Choiriyah Hafidzahumallah
Pustaka Darul Ilmi
Cetakan Kedua 2010