Menu Al-Qur'an

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9).
Baca Al-Qur'an Digital Mushaf Kuno Tafsir Al-Qur'an Tajwid Murotal Juz 30 Download

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃ Materi : Panduan Amal Sehari SemalamMemaknai Setiap Detik Kehidupan Dengan Beramal Shalih
Penulis : Ummu Ihsan & Abu Ihsan al-Atsari Hafizhahumallah
🎙┃ Pemateri : Ustadz Nurul Affandi, Lc hafizhahullah (Pengasuh Ponpes Imam Bukhari Solo).
🗓┃ Hari/ Tanggal : Kamis, 20 November 2025 M / 29 Jumadil Awwal 1447
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Karim Pabelan - Sukoharjo
📖┃Daftar Isi:




Bab 16: Membaca Al-Qur'an

16-1. Meraih Keberkahan dengan Membaca Al-Qur'an

Hukum membaca Al-Qur’an adalah sunnah karena membacanya mendapatkan pahala dan bukan wajib. Jika wajib, tentu akan banyak sekali kaum muslimin yang berdosa dimana banyak diantara kita yang membaca hanya di bulan Ramadhan.

Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang tidak patut ditinggalkan oleh seorang muslim. Apa pun alasannya, entah karena kesibukan duniawi ataupun karena mengalami sakit, juga dalam setiap situasi dan kondisi.

Membaca Al-Qur’an termasuk dzikir kepada Allah yang sangat agung. Sebagaimana dzikir pada umumnya, amalan ini pun berbuah pahala dari-Nya.

Dari 24 jam dalam sehari, maka sempatkan untuk membacanya apapun alasannya. Dan siapa yang ingin mendapatkan keberkahan di hari itu, hendaknya membaca Al-Qur’an.

Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily حفظه الله berkata:

“Sungguh, aku tidak tahu bagaimana harimu akan diberkahi (oleh Allah), sementara dirimu tidak membaca satu ayat pun dari Al-Qur’an.”

Al-Qur’an adalah petunjuk hidup kita. Namun, seringkali kita lalai membuka mushaf, padahal keberkahan hidup berawal dari kedekatan kita dengan Kitabullah.

Dalil keberkahan Al-Qur'an pada surah Al-Anam ayat 92.

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ

Dan ini (Alquran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi...

Dengan cara apa kita mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an?

Syaikh Dr Sholeh Bin Abdillah Al Ushoimy Hafizhahullahu berkata, Keberkahan Al-Qur'an bisa dicari dari 7 perkara:

1. Keberkahan dalam membacanya

Allah Ta'ala Berfirman dalam Surat Al 'alaq

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Ayat ini menunjukkan perintah membaca basmalah sebelum membaca Al-Qur’an.

Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya.” (HR. Muslim)

2. Keberkahan dengan mendengarkanya

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al-A'raf 204:

وَاِذَا قُرِئَ الۡقُرۡاٰنُ فَاسۡتَمِعُوۡا لَهٗ وَاَنۡصِتُوۡا لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ‏

Dan apabila dibacakan Al-Qur'an maka dengarkan dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapatkan rahmat.

Dan makna "memperhatikan dengan tenang". Lebih sekedar mendengarkan, karena makna "mendengarkan" adalah mendapatkan diri untuk mendengarkan Al-Qur'an disertai dengan niat. Sedangkan makna memperhatikan dengan tenang adalah tidak menyibukan dengan orang lain.

Maka, jika ada murottal disetel, jangan asal ngobrol, tetapi diam dan dengarkan. Jika tidak mampu, maka lebih baik dimatikan.

3. Keberkahan dengan Ilmunya

Allah Ta'ala berfirman dlm surat Arrahman ayat 1-2 :

• اَلرَّحۡمٰنُۙ• عَلَّمَ الۡقُرۡاٰنَؕ

Ar Rahman. Yang telah mengajarkan Al-Qur'an.

Faedah: Nama Allah ﷻ jangan diterjemahkan. Karena itulah nama Allah ﷻ.

Maka diantara rahmat Allah Ta'ala adalah Dia mengajarkan Al-Qur'an kepada Kita, Maka kita mendapatkan keberkahan Al-Qur'an dengan mempelajarinya.

4. Keberkahan dengan mengamalkannya.

Allah Ta'ala berfirman pada ayat yg lalu dlm surat Al-An'am ayat 155.

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.

Yakni, amalkanlah dia dan dua kedudukan ini... yaitu barokahnya ilmu dan amal adalah yg telah disebutkan pada ayat ke 3 atau ke 4. Yaitu ketika Allah Ta'ala menyebutkan tentang keberkahan Al-Qur'an. Dan Allah Berfirman لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ "Agar mereka merenungi(taddabur) ayat-ayatNya."

Dan tujuan dari taddabur (merenungi) Al-Qur'an adalah mengilmui dan mengamalkannya. Maka, jadilah Ahlul Qur'an.

Siapakah yang dimaksud ahlul qur’an dan ahlullah (keluarga Allah) atau hamba-hamba khusus bagi Allah dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)

Simak penjelasan Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafizhahullah– berikut:

“Yang dimaksud ahlul qur’an bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul qur’an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur’an. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha ayat 123:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

5. Keberkahan mengambil peringatan dan pelajaran dariNya.

Sebagimana Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Shad ayat 29:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29).

6. Keberkahan Menjadikannya sebagai Obat atau Kesembuhan.

Sebagai mana Allah ta'ala berfirman dalam surat Al Isra ayat 82:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ

“Dan kami turunkan Al-Qur'an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS al-Isra [17]: 82).

Maka diantara keberkahan Al-Qur'an bahwa dia bisa dijadikan sebagai obat.

Ibnu Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata,⁣ "Al-Quran adalah obat yang paling sempurna untuk seluruh penyakit hati dan jasmani; serta untuk penyakit dunia dan akhirat."⁣ (Zaadul Ma'ad, 4: 119⁣).

7. Keberkahan berhukum dengannya dan mengembalikan smua permasalahan kepadanya.

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 50:

• اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?

Dan Hukum Allah adalah yang ada di dalam Al-Qur'an, maka tujuh hal inilah cara untuk mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an.

Oleh sebab itu, sepatutnya kita banyak mengisi waktu keseharian dengan membaca serta menghafal Al-Qur'an. Sehingga, dengan demikian, kita bisa mengkhatamkannya satu bulan sekali.

*****

Sungguh, membaca Al-Qur'an termasuk kesibukan yang utama dan akan memberi pengaruh luar biasa terhadap jiwa. Di samping itu, Allah menjanjikan pahala beserta keutamaan yang sangat besar bagi siapa saja yang selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fathir ayat 29-30:

{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30) }

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Allah ﷻ memerintahkan kita, kaum muslimin, supaya membaca Kitab-Nya, Al-Qur’an al-Karim, dengan tartil dan sungguh-sungguh. Perintah ini sesuai dengan firman-Nya:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (QS. Al-Muzzammil [73]: 4)

Dan juga firman-Nya:

يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۗ

Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya... (QS. Al-Baqarah [2}: 121)

Maksudnya membaca Al-Qur’an dengan memperhatikan hukum-hukum tajwid, kaidah-kaidah bacaan, mentadaburi kandungannya, dan mengamalkan isinya.

Membaca Al-Qur’an lewat HP

Allah –‘azza wa jalla- juga berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا سورة محمد: 24

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci?”. (QS. Muhammad: 24)

Jika membaca Al Qur’an dengan hafalan lebih khusyu bagi hatinya dan lebih dekat kepada tadabbur Al Qur’an, maka hal itu lebih utama. Dan jika membaca dari mushaf lebih khusyu bagi hatinya dan lebih sempurna tadabburnya maka hal itu lebih utama, dan Allah Maha Pemberi Taufik”. (Majmu’ Fatawa Syeikh Ibnu Baaz: 24/352)

Dengan ini menjadi jelas, bahwa jika anda telah membaca Al Qur’an melalui HP dengan khusyu dan tadabbur, maka hal itu tidak akan mengurangi pahala anda daripada membaca dengan melihat mushaf insya Allah. Yang menjadi patokan adalah hadirnya hati dan merasakan manfaatnya dari Al Qur’an. Wallahu A’lam .

Mana yang Lebih Afdhal Membaca Al-Qur’an atau Dzikir pagi petang

Secara umum membaca Al-Qur’an adalah dzikir yang paling utama. Namun, Dzikir terbaik adalah sesuai dengan perintah Nabi ﷺ pada waktu tertentu, artinya jika selesai shalat yang utama adalah dzikir setelah shalat, jika pagi dan petang yang utama adalah dzikir pagi atau petang, dan seterusnya.

Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Zikir-zikir yang disyariatkan pada waktu-waktu tertentu, seperti yang diucapkan ketika menjawab muadzin, maka lebih utama dibandingkan dengan membaca Al-Qur’an pada waktu tersebut. Demikian pula yang disunahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diucapkan ketika pagi dan petang, atau ketika mendatangi tempat pembaringan, ia lebih didahulukan daripada selainnya. Adapun jika seseorang bangun di waktu malam, maka membaca Al-Qur’an lebih utama baginya, jika dia mampu. Bila tidak, maka hendaklah dia mengamalkan apa yang dia mampu. Namun, salat lebih utama daripada keduanya. Oleh karena itu, ketika kewajiban salat malam dihapus, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengalihkan mereka untuk membaca Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ وَنِصْفَهُۥ وَثُلُثَهُۥ وَطَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَٱللَّهُ يُقَدِّرُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ ۚ

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya, dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran.” (QS. Al-Muzammil: 20)” (Lihat al-Fatawa al-Kubra)

Fawaid yang bisa diambil dari kajian ini, antara lain:

  1. Hukum membaca Al-Qur’an adalah sunnah.
  2. Membaca Al-Qur’an dengan mushaf, HP atau media lainya pahalanya sama.
  3. Hendaknya membaca Al-Qur’an agar mendapatkan keberkahan Al-Qur’an.
  4. Ada 7 cara untuk mendapatkan keberkahan Al-Qur’an: membaca, menyimak, mempelajari, mengamalkan, mengambil pelajaran, berobat dengannya, dan memutuskan hukum dengannya.
  5. Setelah shalat lebih afdhal berdzikir daripada membaca Al-Qur’an.
  6. Tidak sepantasnya seorang muslim meninggalkan membaca Al-Qur’an.
  7. Wajib diam dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
  8. Al-Qur'an merupakan obat dari segala penyakit.
  9. Orang-orang yang mengamalkan isi Al-Qur’an tidak akan tersesat dan sengsara.
  10.  Ahlul Qur'an atau Shahiihul Qur'an atau Hafidzul Qur'an adalah orang-orang yang selalu mengamalkan isi kandungan Al-Qur'an, meskipun tidak hafal.
  11.  Arti hafidz adalah yang sangat menjaga dan bukan hanya sekedar hafal.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم