Kategori Fiqh

Pemahaman muslimin mengenai praktik-praktik ibadah berdasarkan Syariat
Kajian Bertema Fiqh

ุจูุณู’ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู

Kajian Kitab:Khulashatul Kalam 'alaa Umdatul Ahkam
Karya: Syaikh Abdullah Alu Bassam Rahimahullah
Hari/Tanggal: Selasa, 25 Safar 1446 / 19 Agustus 2025
Bersama Ustadz Mohammad Alif, Lc ๐“ฑ๐“ช๐“ฏ๐“ฒ๐”ƒ๐“ฑ๐“ช๐“ฑ๐“พ๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ  - Staff Pengajar Ma'had Imam Bukhari Solo
Tempat: Masjid Al-Ikhlash Jl. Adi Sucipto - Kerten Solo
๐Ÿ“— Hadist:Kitab Taysiiril Alam 'alaa Umdatil Ahkam (Ringkasan berikut diambil dari ูƒุชุงุจ ุชูŠุณูŠุฑ ุงู„ุนู„ุงู… ุดุฑุญ ุนู…ุฏุฉ ุงู„ุฃุญูƒุงู…).



ุจูŽุงุจู ุงู„ุฏู‘ุนุงุก ุจุนุฏ ุงู„ุชุดู‡ุฏ ุงู„ุฃุฎูŠุฑ
Bab: Do'a Sesudah Tasyahud Akhir

๐Ÿ“– Hadits ke-1/118: Do'a Berlindung dari Siksa Kubur, Fitnah Kehidupan, Kematian dan Dajjal

ุนูŽู†ู’ ุฃุจูŠ ู‡ูุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠูŽ ุงู„ู„ู‡ ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ุงู„: ูƒุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠูŽุฏู’ุนููˆ:  " ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู ุงู„ู’ู‚ูŽุจู’ุฑู ูˆูŽุนูŽุฐูŽุงุจู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑ ูˆูŽู…ูู†ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉู ุงู„ู…ูŽุญู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽู…ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ ููุชู’ู†ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ุณููŠุญู ุงู„ุฏูŽู‘ุฌูŽู‘ุงู„ู".

ูˆููŠ ู„ูุธ ู„ู…ุณู„ู… "ุฅุฐูŽุง ุชูŽุดูŽู‡ูŽู‘ุฏูŽ ุฃุญูŽุฏููƒู…ู’ ููŽู„ู’ูŠูŽุณู’ุชูŽุนูุฐู’ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ูู†ู’ ุฃุฑู’ุจูŽุนุŒ ูŠู‚ูˆู„: ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูŠ ุฃุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู ุฌูŽู‡ูŽู†ูŽู‘ู…ูŽ ุซู… ุฐูƒุฑ ู†ุญูˆู‡.

Dari Abu Hurairah radhiyallahuโ€™anhu, dia berkata: "Rasulullah ๏ทบ, selalu berdoa (pada tasyahud akhir -pent): "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa api neraka, dari fitnah kehidupan, finah kematian dan dari fitnahnya Al Masih Ad Dajjal (penipu)".

Sementara dalam lafadz Muslim: "Apabila salah seorang dari. kalian duduk Tasyahud, hendaklah berlindung kepada Allah dari empat perkara, yaitu berdoa: "Ya Allah! Aku berlindung pada-Mu dari siksa Neraka Jahanam, dan seterusnya seperti di atas". (HR. Bukhari)

๐Ÿ“ƒ Makna Secara Global

Doa ini sangatlah penting, karena memohon kepada Allah ๏ทป agar dihindarkan dari kejahatan yang paling berbahaya dan sebab sebabnya. Nabi ๏ทบ secara khusus sangat mementingkannya.

Rasulullah ๏ทบ selalu berdoa dan memerintahkan umatnya untuk berdoa dengannya. Beliau ๏ทบ menjadikan tempat doa ini di akhir shalat-shalat. (yang ada) karena merupakan tempat dikabulkannya do'a.

Do'a ini mengandung permohonan perlindungan dari siksa kubur, siksa neraka, dari nafsu keduniawian yang berlebih-lebihan dan kerancuannya, dari bujukan syaitan di kala sakaratul maut, dan dari fitnah kubur yang menyebabkan dia disiksa. Juga dari fitnah Dajjal-Dajjal yang tampak di hadapan manusia dengan "wajah" kebenaran, padahal mereka mencampurbaurkannya dengan kebathilan.

Dan fitnah yang paling besar (menurut riwayat yang shahih) adalah keluarnya Dajjal di akhir zaman. Semoga Allah ๏ทป menghindarkan kita semua dari fitnah yang tampak dan yang tersembunyi.

๐Ÿท Fiqhul Hadits:

  1. Dianjurkannya membaca do'a tersebut pada tasyahud (Tahiyat) akhir. Sebagaimana dijelaskan dalam shahih Muslim.
  2. Memohon perlindungan kepada Allah ๏ทป dari hal-hal ini termasuk doa yang sangat penting dan menyeluruh, karena Nabi ๏ทบ selalu mengamalkannya. Di dalamnya mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan dunia dan akhirat, serta sebab-sebabnya. Karena itu, Beliau ๏ทบ memerintahkan untuk mengulang-ulang (do'a tersebut) di tempat-tempat yang utama dengan harapan dikabulkan oleh Allah ๏ทป.
  3. Kepastian adanya siksa kubur dan kebenarannya. Mengimaninya adalah wajib, karena banyaknya riwayat tentang hal itu, bahkan derajatnya (mencapai) muttawatir.
  4. Waspada terhadap kerancuan-kerancuan kehidupan dan hawa nafsu yang berdosa yang menyebabkan tindak kejahatan.
  5. Waspada terhadap da'i-da'i yang jelek, penyebar kekufuran dan kerusakan, karena mereka muncul di tengah-tengah masyarakat, mengaku sebagai orang yang mengadakan perbaikan dan pembaharuan, padahal hakekatnya mereka itu adalah perusak nilai, keutamaan dan ajaran Agama.

Sebagaimana perkataan Hudzaifah Ibnu Yaman:

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃุตุญุงุจ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู’ู†ูŽู‡ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู ูˆูŽ ูƒูู†ู’ุชู ุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ูู‡ู ุนูŽู†ู ุงู„ุดู‘ูŽุฑู‘ู ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุฏู’ุฑููƒูŽู†ููŠ

โ€œDahulu para sahabat Rasulullรฃh ๏ทบ, mereka bertanya kepada Rasulullรฃh ๏ทบ tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepada Rasulullรฃh ๏ทบ tentang kejelekan

ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุฏู’ุฑููƒูŽู†ููŠ

karena aku takut apabila terjerumus didalam kejelekan tersebut โ€ [HR Bukhari 6/615-616 dan 13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236 beserta Syarh Nawawi. Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Dan Ibnu Majah 2979]

Hudzaifah Ibn Yaman bertanya kepada Rasulullรฃh ๏ทบ tentang kejelekanยฒ, tujuannya adalah supaya tidak terjerumus ke dalam kejelekan tersebut.

Imam Ahmad rahimahullah berkata, โ€œJika kamu diam dan aku pun diam, kapankah seorang yang jahil dapat membedakan antara hadits yang sahih dengan hadits yang lemah?!โ€ Seperti itu pula kondisi para pengusung bidโ€™ah yang mempunyai berbagai statemen atau ibadah yang menyelisihi al-Kitab dan as-Sunnah. Jadi, menjelaskan keadaan mereka dan memperingatkan umat dari mereka adalah kewajiban sebagaimana kesepakatan kaum muslimin.โ€ (Majmuโ€™ Fatawa 28/231)

  1. Kata Al-Masih, secara mutlak berarti Isa Ibnul Maryam, tetapi kalau dikaitkan dengan kata Dajjal berarti orang lain.
  2. Fitnah kehidupan, yaitu apa-apa yang dialami manusia dalam kesibukannya di dunia dan syahwat. Adapun fitnah dunia yang terbesar adalah su'ul khatimah (yaitu mati dalam keadaan jelek).Fitnah kematian, yaitu fitnah kubur sebagaimana dalam riwayat Bukhari dari sayyidah Asma bintu Abu Bakar: "Dan kalian akan ditimpa fitnah kubur seperti fitnahnya Dajjal".

***

๐Ÿ“– Hadits ke-2/119: Do'a untuk Abu Bakar Radhiyallahuโ€™anhu dari Nabi ๏ทบ

ุนูŽู†ู’ ุนุจุฏู ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุนูŽู…ู’ุฑูˆ ุจู† ุงู„ุนุงุต ุนูŽู†ู’ ุฃุจูŠ ุจูŽูƒู’ุฑ ุงู„ุตุฏูู‘ูŠู‚ู ุฑุถู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽูŠ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’: ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุนูŽู„ูู‘ู…ู’ู†ูŠ ุฏูุนูŽุงุกู‹ ุฃุฏู’ุนููˆ ุจูู‡ู ููŠ ุตูŽู„ุงูŽุชูŠ. ู‚ูŽุงู„ูŽ: " ู‚ูู„ู’:

"Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash dari Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahuโ€™anhu, dia berkata kepada Rasulullah ๏ทบ. "Ajarilah aku do'a yang saya baca di dalam shalatku". Beliau ๏ทบ mengatakan:

ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู… ุฅู†ูŠ ุธูŽู„ูŽู…ู’ุชู ู†ูŽูู’ุณูŠ ุธูู„ู’ู…ุง ูƒูŽุซููŠุฑุงู‹ุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุบู’ูุฑู ุงู„ุฐูู‘ู†ููˆุจูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฃู†ู’ุชูŽุŒ ููŽุงุบู’ููุฑ ู„ูŠ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏููƒูŽุŒ ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŠ ุฅูู†ูŽู‘ูƒ ุฃู†ู’ุชูŽ ุงู„ุบูŽูููˆุฑ ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู…ู ".

"Bacalah! Ya Allah aku telah banyak. menganiaya diriku, tiada seorangpun yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah uku dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku karena Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang".

๐Ÿ“ƒ Makna Secara Global

Abu Bakar Ash-Shiddiq meminta Nabi ๏ทบ mengajarinya doa untuk dibaca dalam shalatnya. Maka Beliau ๏ทบ menunjukkan doa yang bermanfaat ini karena meliputi sebab-sebab dikabulkannya (do'a). Do'a itu dibuka dengan pengakuan atas banyaknya aniaya pada diri sendiri dan melalaikan hak-hak Allah ๏ทป. Kemudian mengesakan Allah ๏ทป dengan meminta ampunan, ditutupi aibnya dan memohon kebaikan-kebaikan pada-Nya.

Ini mengandung arti sungguh-sungguh berlindung dan memohon pada-Nya. Sesudah tawassul yang bermanfaat ini, kemudian memohon ampunan hanya pada-Nya karena yang lain tidak akan berkuasa dan mampu memberinya. Yakni, memohon agar diampuni dosa-dosa, dimaafkan kesalahan-kesalahan, dan sesudah itu memohon pada-Nya rahmat yang di dalamnya mengandung kebaikan-kebaikan yang banyak sekali. Do'a ini ditutup dengan tawassul kepada Allah ๏ทป dengan sifat-sifat-Nya yang mulia karena tidaklah (Allah ๏ทป) disifati dengan Pengampun dan Pemberi Rahmat melainkan karena Dia sungguh akan memberikan keduanya (yakni ampunan dan rahmat) kepada hamba-Nya terutama kepada mereka yang selalu menghadap dan pasrah pada-Nya.

๐Ÿท Fiqhul Hadits:

  1. Disunnahkan membaca do'a ini dalam shalat.
  2. Cara berdoa yang baik dan sesuai dengan kondisi. Imam Ash-Shan'ani berkata: "Begitu jelas baiknya tata tertib ini dalam berdoa, yaitu menyeru Allah ๏ทป lebih dahulu dan memohon pertolongan-Nya, kemudian pengakuan atas dosa-dosa. Dengan pengakuan atas dosa-dosa tersebut maka akan lebih banyak harapan untuk dihapus. Selanjutnya pengakuan atas keesaan Allah ๏ทป dari membatasi bahwa (Allahlah) yang dapat memenuhi kebutuhannya, yaitu pengampunan dosa, dan permohonan yang segera dikabulkan: Kemudian, memohon ampun atas dosanya dan mengharap rahmat-Nya yang meliputi persoalan-persoalan dunia dan akhirat. Doa ini ditutup dengan kedua nama-Nya itu".
  3. Seorang yang berdoa, hendaklah membuka do'anya dengan pengakuan atas kelemahan, kekurangan, dan aniayanya, lalu memuji Allah ๏ทป bahwa Dia adalah Maha penolong dan Maha Kuasa, baru kemudian menyampaikan hajatnya lalu menutup doanya dengan salah satu asma Allah ๏ทป yang baik dan sifatNya yang mulia yang sesuai dengan doanya. Dan hendaknya disampaikan pada Allah ๏ทป pada tempat yang tepat yang dia hendaki.
  4. Faqihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahuโ€™anhu, dia mengetahui bahwa waktu shalat adalah saat dikabulkannya doa-doa, sehingga meminta kepada Nabi ๏ทบ memilihkan doa untuknya pada saat yang mulia ini.
  5. Ibnu Daqiq al-'Ied berkata: "Tempat doa yang utama ini adalah ketika sujud atau sesudah Tasyahud (sebelum salam -Pent). Karena pada kedua tempat tersebut kita diperintahkan untuk berdoa. Beliau ๏ทบ bersabda: "Adapun pada waktu sujud maka bersungguh-sungguhlah kalian berdoa di dalamnya". Sedangkan waktu Tasyahud Beliau ๏ทบ bersabda: "Pilihlah do'a-do'a sekehendaknyaโ€. Al-Faqihani menyatakan: "Yang lebih utama adalah menjama' keduanya (yakni membaca di kedua tempat tersebut -pent)".
  6. (Tentang bacaan do'a) | ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุบู’ูุฑู ุงู„ุฐูู‘ู†ููˆุจูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ | berkata Ibnu Daqiq Ied โ€œDoa tersebut mengandung pengertian, memohon ampun yang lebih utama adalah (langsung) kepada Allah ๏ทป dan tidak dapat diganti (semata-mata) dengan mengerjakan kebaikan atau selainnya.
  7. Bolehnya bertawasul dengan nama-nama dan shifat Allah ๏ทป yang mulia.
  8. Setiap hamba pasti berbuat dzalim meskipun kepada untuk dirinya sendiri.

*****

๐Ÿ“– Hadits ke-3/120: Do'a Nabi ๏ทบ tatkala Ruku dan Sujud

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงูุฆุดูŽุฉูŽ ุฑุถูŠูŽ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู’ู‡ูŽุง ู‚ูŽุงู„ุช: ู…ูŽุง ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู†ุจูŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนูŽู„ู’ูŠู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ู…ูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉู‹ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฃู† ู†ูŽุฒูŽู„ูŽุช ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู "ุฅูุฐูŽุง ุฌุงุก ู†ูŽุตุฑ ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุชุญู"ุŒ ุฅู„ุง ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูููŠู‡ูŽุง: ู’ " ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู… ุฑูŽุจู‘ู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽุญู…ู’ุฏููƒูŽุŒ ุงู„ูŽู„ู‡ูู… ุงุบูุฑ ู’ู„ูŠ". ูˆููŠ ู„ูุธ: ูƒุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠููƒู’ุซูุฑ ูุฃู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู„ูŽ ููŠ ุฑููƒูˆุนูู‡ู ูˆูŽุณุฌููˆุฏูู‡ู.: " ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุฑูŽุจู‘ู†ุง ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒุŒ ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŠ ".

"Dari Aisyah Radhiyallahuโ€™anha ia berkata: "Setelah turunnya ayat ุฅูุฐูŽุง ุฌุงุก ู†ูŽุตุฑ ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุชุญู Setiap shalat Nabi ๏ทบ berdo'a:

ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู… ุฑูŽุจู‘ู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽุญู…ู’ุฏููƒูŽุŒ ุงู„ูŽู„ู‡ูู… ุงุบูุฑ ู’ู„ูŠ

"Maha suci Engkau, ya Allah! Rabb kami, dan dengan memuji Engkau ya Allah ampunilah dosakuโ€.

(Dalam lafadz yang lain, Rasulullah ๏ทบ sering membaca doa tersebut dalam rukuk dan sujudnya).

Makna Secara Global

Surat An-Nashr turun sebelum Nabi ๏ทบ wafat. Surat tersebut turun sebagai pemberitahuan dekatnya hari wafat Beliau ๏ทบ Karena itu Aisyah Radhiyallahuโ€™anha mengatakan bahwa ketika (ayat tersebut) turun pada Nabi ๏ทบ, Beliau ๏ทบ segera melaksanakannya. Allah ๏ทป menyebut dalam ayat tersebut, apabila sudah berhasil menaklukkan kota Mekkah sehingga menjadi negara Islam, kemudian masyarakat sudah memahami agama Allah dan syariat-Nya, serta menerimanya dengan sukarela tanpa paksaan, maka engkau wahai Rasul berarti telah menyampaikan risalah (misi), menunaikan amanat, dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah ๏ทป padamu.

Tidak tertinggalkan dalam ibadah yang mulia ini kecuali engkau menutupnya dengan Istighfar, Tasybih, dan kesediaan untuk menghadap Allah ๏ทป kelak. Nabi ๏ทบ selalu memperbanyak do'a itu dalam sujud dan rukuknya. Beliau senantiasa mengucapkan:

ุณุจุญุงู†ูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ุฑุจู†ุง ูˆุจุญู…ุฏูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑ ู„ูŠ

Terkumpul dalam kalimat ini kata-kata pensucian Allah ๏ทป dari sifat-sifat kekurangan dengan pujian kepada-Nya. Setelah bertawassul dengan sifat-sifatNya yang mulia, kemudian memohan pada-Nya ampunan karena Dia adalah Zat yang patut ditaqwai dan diminta ampun.

๐Ÿท Fiqhul Hadits:

  1. Disunnahkan memperbanyak do'a ini dalam rukuk dan sujud.
  2. Setiap ibadah khususnya shalat hendaknya ditutup dengan istighfar, untuk menutupi kekurangan-kekurangannya.
  3. Sebaik-baik tawassul kepada Allah ๏ทป agar doa dikabulkan adalah menyebut pujian-pujianNya, serta mensucikan-Nya dari sifat-sifat kekurangan dan keaiban.
  4. Seseorang yang beribadah hendaknya memelihara dan menjaga ibadahnya dan jangan merasa selalu benar dan tidak ada kekurangannya,
  5. Keutamaan istighfar dan selalu memohonnya (kepada Allah ๏ทป) di setiap keadaan.
  6. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad adalah tidak boleh membaca do'a dalam Shalat kecuali doa-doa yarig ma'tsur (ada riwayatnya dari Nabi ๏ทบ ) dan mengartikan sabda Beliau ๏ทบ : "Kemudian hendaknya memilih doa yang ia hendaki", ialah memilih doa-doa yang ada kebaikannya. Maka, doa yang mustahab adalah do'a-do'a yang disyariatkan. Jika, ia berdoa dengan do'a yang tidak diketahui bahwa do'a itu dianjurkan atau ia mengetahui doa itu boleh-boleh saja tetapi tidak dianjurkan, maka yang demikian itu tidak membatalkan shalatnya. Hal ini pernah terjadi pada sebagian shahabat ketika Nabi ๏ทบ masih hidup, dan Beliau Nabi ๏ทบ tidak mengingkarinya hanya saja mereka tidak mendapatkani pahala...

*****

ุจูŽุงุจู ุงู„ูˆูุชุฑ
Bab Shalat Witir

Hadits 1/121: Shalat Malam adalah dua raka'at - dua rakaโ€™at kecuali waktu terbatas cukup witir satu raka'at

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ ุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑุถู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ุงู„: ุณูŽุฃู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูŠูŽู‘ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูู†ู’ุจูŽุฑู: ู…ูŽุง ุชูŽุฑูŽู‰ ููŠ ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ูุŸ ู‚ุงู„: "ู…ูŽุซู’ู†ูŽู‰ ู…ูŽุซู’ู†ูŽู‰ ููŽุฅุฐุง ุฎูŽุดููŠูŽ ุฃุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ุตูู‘ุจู’ุญูŽ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉู‹ ููŽุฃูˆู’ุชูŽุฑูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุตูŽู„ู‰". ูˆุฃู†ู‡ ูƒุงู† ูŠู‚ูˆู„: "ุงุฌู’ุนูŽู„ููˆุง ุขุฎูุฑูŽ ุตูŽู„ุงูŽุชููƒูู…ู’ ุจุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ู ูˆูุชู’ุฑุงู‹".

Dari Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahuโ€™anhu berkata: "Seorang bertanya pada Nabi ๏ทบ ketika Beliau berada di atas mimbar: "Bagaimanakah cara shalat malam itu"? Beliau ๏ทบ menjawab: "Dua rakaat, dua rakaat, apabila kalian takut terdengar adzan Shubuh, shalatlah satu rakaat maka itu menjadi witir bagi dia dari shalat (yang telah dilakukannya).

Beliau juga bersabda: "Jadikanlah witir itu sebagai penutup shalat malammu".  [Muttafaq 'alaih]

๐Ÿท Fiqhul Hadits:

  1. Shalat lail itu dua raka'at - dua rakaโ€™at (tidak ditambah tidak dikurangi).
  2. Shalat witir sebagai akhir shalat di malam hari. Akhir shalat lail adalah masuk terbit fajar (masuk waktu subuh).
  3. Lebih baik shalat witir dilakukan setelah shalat genap.
  4. Dianjurkannya shalat witir karena termasuk sunnah yang muakkadah (sangat ditekankan).
  5. Shalat lail memiliki dua cara:

1. Dua raka'at - dua rakaโ€™at salam dan ditutup dengan witir.
2. Menjamak (menggabungkan raka'at yang banyak) seperti:
- Digabung 5 raka'at dengan satu tasyahud dan salam (Hadits Ummi Salamah).
- Digabung dengan satu Tasyahud dan satu salam. (Hadits Ummi Salamah).
- Digabung 9 raka'at dengan dua Tasyahud dan satu salam. (Tasyahud awal pada raka'at ke delapan). Hadits Aisyah - Shahih Muslim).

  1. Awal waktu witir adalah setelah shalat Isya (baik waktu normal atau saat dijamak) menurut mahad Syafi'iyah. Dan waktu akhir adalah sampai waktu fajar.
  2. Masalah qadha witir:
    • Jika orang yang sengaja witir maka tidak ada baginya qadha shalat witir.
    • Jika seseorang meninggalkan witir karena udzur, maka boleh mengqadha witir tersebut.
    • Cara qadha witir: bisa dilakukan sebelum shalat fajar (pendapat Ibnu Mas'ud) dan bisa pada waktu dhuha (melakukan dengan genap (shafa') - Hadits Aisyah.
  1. Bolehnya witir meskipun satu raka'at.
  2. Bolehnya makmum bertanya imam di atas mimbar. (Tapi tidak diketahui apakah saat Jum'at atau di luar Jum'at). Ulama membolehkan bertanya kepada imam disaat khutbah Jum'at (Yang dilarang adalah sesama Jama'ah).

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€โโœฟโโ€โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุดู’ุฑููƒูŽ ุจููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ู„ูู…ูŽุง ู„ุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู

โ€œYa Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahuiโ€.

ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dรฎnรขr Al-Aโ€™raj berkata, โ€œSetiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.โ€ [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyรข dalam Asy-Syukr Lillรขh]
    image
    โ€˜Ammรขr bin Yรขsir radhiyallรขhu โ€˜anhumรข berkata,โ€œAda tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.โ€ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhรขry secara Muโ€™allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini