بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم
📚┃ Materi : Kandungan Dari Khutbatul Haajah
🎙┃ Pemateri : Ustadz Nurul Affandi, Lc hafizhahullah. (Pengasuh Ponpes Imam Bukhari Solo).
🗓┃ Hari, Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2025 M / 3 Jumadil Awwal 1447
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Qomar Purwosari Solo
Tazkiyatun Nufus dengan Al-Qur’an
Telah berlalu penjelasan Tazkiyatun nufus dengan:
1. Mentauhidkan Allah ﷻ
2. Berdo'a
Selanjutnya: Dengan Al-Qur’an , yaitu dengan cara:
1. Dengan membacanya rutin setiap hari.
Karena Al-Qur’an akan Memberi Syafaat:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]
Jika tidak mampu maka bacalah setiap hari Al-Baqarah dan Ali Imran. Membaca kitab suci Al-Quran merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat muslim. Seluruh surah yang ada di dalamnya, memiliki makna, manfaat dan keutamaannya masing-masing. Salah satunya adalah Surah Al-Baqarah dan Ali Imran.
Keutamaan tersebut seperti diriwayatkan oleh Abu Umamah yang menyebutkan berikut:
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ: الْبَقَرَةَ وَآلَ عِمْرَانَ؛ فَإِنَّهُمَا يَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ يُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ؛ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَاحَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
“Bacalah zahrawain ‘dua tangkai bunga indah’, yakni surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Sebab, keduanya akan datang pada hari Kiamat laksana penaung, atau seperti awan pelindung, atau seperti kelompok burung yang membeberkan sayap-sayapnya dan membela pembaca keduanya. Maka bacalah surat al-Baqarah, sebab didalamnya terdapat keberkahan. Sedangkan meninggalkannya adalah kerugian. Bahkan, para pelaku kebatilan (para ahli sihir) pun tak mampu menembusnya,” (HR. Ahmad)
Karena manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan telanjang bulat, tidak disunat dan tanpa sandal serta matahari didekatkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Maka manusia memerlukan pelindung yang dalam hal ini membaca surat Zahrawain. Kemudian setiap minggu bacalah surat Al-Kahfi yang merupakan cahaya diantara dua Jum'at.
Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily حفظه الله berkata: “Sungguh, aku tidak tahu bagaimana harimu akan diberkahi (oleh Allah), sementara dirimu tidak membaca satu ayat pun dari Al-Qur’an.”
📖 Al-Qur’an adalah petunjuk hidup kita. Namun, seringkali kita lalai membuka mushaf, padahal keberkahan hidup berawal dari kedekatan kita dengan Kitabullah.
🌿 Jadikan setiap hari ada waktu khusus bersama Al-Qur’an. Meski hanya satu ayat, itu bisa menjadi sebab Allah limpahkan ketenangan dan keberkahan dalam hidup kita.
Maka, awali harimu dengan dzikir pagi kemudian bacalah Al-Qur’an. Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Waktu pagi telah dido’akan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Bagaimana jika berat?
Hal ini dipengaruhi oleh keikhlasan niat. Jika merasa berat, maka cek keikhlasan.
Bacalah yang Mudah Bagimu
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِى شَهْرٍ » . قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ « فَاقْرَأْهُ فِى سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ »
“Bacalah (khatamkanlah) Al Quran dalam sebulan.” ‘Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, “Aku mampu menambah lebih dari itu.” Beliau pun bersabda, “Bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an dalam tujuh hari, jangan lebih daripada itu.” (HR. Bukhari No. 5054).
Al-Fudhail bin Iyadh berkata :
اِنَّمَا أُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِيُعْمَلَ بِهِ ، فَا تَّخَذَ النَّاسُ قِرَاءَتَهُ عَمَلا
"Al-Quran diturunkan oleh Allah untuk diamalkan, tetapi orang-orang menjadikan bacaannya sebagai amalan". (Akhlaq Ahli Al-Quran)
2. Menghafal Al-Qur’an
Derajat di Surga Tergantung pada Hafalan Al-Qur’an;
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا )) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ )) .
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dikatakan kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah, dan tartilkanlah (membaca dengan perlahan) sebagaimana engkau menartilkannya di dunia, karena kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca.”
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Abu Daud, no. 1464 dan Tirmidzi, no. 2914. Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini sahih].
Tips Menghafal Al-Qur’an
Hafalkan setiap selesai shalat 3 baris, maka dalam sehari hafal 15 baris (1 halaman), maka 2 tahun akan hafal 30 juz. Tetapi jika satu halaman belum kuat, kuatkan dulu hafalan sebelum lanjut hafalan.
3. Mentadaburi Al-Qur’an
Al-Qur’an itu direnungkan. Kita istilahkan dengan Tadabbur. Tadabbur ini penting karena dengan tadabbur, kita akan bisa mengambil pelajaran-pelajaran penting hingga Al-Qur’an bisa diamalkan isinya. Ini keadaannya berbeda sekali jika kita hanya membaca Al-Qur’an atau menghafalkannya, tanpa memahami arti, memahami tafsirannya, hingga tadabbur.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Memahami Al-Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika Al-Qur’an cuma sekadar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur), itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:327)
4. Mengamalkan Kandungan Al-Qur’an.
Mengamalkan isi Al-Qur'an berarti menerapkan ajaran-ajaran di dalamnya ke dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya membaca atau menghafalnya.
Ini dilakukan melalui tiga tahapan utama: membaca dan memperbaiki bacaan, memahami isi dan tafsirnya, dan yang terpenting, menerapkannya dalam tindakan seperti bersedekah sesuai anjuran ayat atau menjauhi larangan seperti riba.
Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad [38]: 29)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Al-Qur’an itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau yang akan menuntutmu.” (HR. Muslim no. 223)
Siapakah yang dimaksud ahlul qur’an dan ahlullah (keluarga Allah) atau hamba-hamba khusus bagi Allah dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
Siapa shahibul Qur'an? yaitu orang yang mengamalkan isi Al-Qur’an, meskipun tidak hafal Al-Qur’an. Yang menjaga Al-Qur’an adalah yang mengamalkannya.
Inilah yang dijelaskan Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafizhahullah, Merekalah yang mengamalkan isi Al-Qur'an.
Simak penjelasan Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafizhahullah– berikut:
“Yang dimaksud ahlul qur’an bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul qur’an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur’an. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.
Pentingnya Menjadi Sahabat Dekatnya Al-Qur’an
Imam Assyatibi dalam matan assyatibiyah:
Tatkala di Alam kubur ditemani Al-Qur’an, ketika di akhirat bangkit dari kubur ada yang menemani yaitu sahabat Al-Qur’an, demikian juga saat di mahsyar akan menjadi awan yang menaungi. Jika masuk ke Surga maka sambil membaca Al-Qur’an. Semua yang dilewati akan mendengarkan.
Ahlul Qur'an adalah Ahli Tauhid karena Al-Qur’an dipenuhi dengan Tauhid, maka siapa yang hafal Al-Qur’an tetapi berbuat syirik, maka dia bukan ahlul Qur'an.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk istiqomah dalam mengamalkan ilmu yang bermanfaat dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم