Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Agar Hisab Menjadi Ringan

🎙Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 Hari/Tanggal: Sabtu, 17 Jumadil Awal 1447 / 8 November 2025
🕰 Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 Tempat: Al-Qomar Purwosari
📖 Daftar Isi:



Semua manusia akan kembali kepada Allah ﷻ, karena hidup ini sementara dan hanya kepada-Nya kita kembali. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an :

إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ. ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali Mereka, Kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. [Surat Al-Ghasyiyah ayat 25 dan 26 ]

Dan firman-Nya dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 105:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا ٱهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Maka, kita berharap hisab kita akan ringan. Tidak ada satupun orang lurus yang tidak menghendaki mendapatkan hisab yang ringan pada hari kiamat dan kemudian masuk surga. Siapakah orang yang akan mendapatkan hisab yang ringan?

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦفَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al-Insyiqaq: 7-9)

1. Minta dihalalkan dari orang-orang yang kita dzalimi.

Diantara sebab terbesar untuk mendapatkan keselamatan di hari kiamat adalah minta dihalalkan dari kedzaliman kepada manusia.

Maka, kita harus segera meminta maaf dan meminta halalnya dari orang yang telah kita zalimi selagi masih hidup, sebelum hari kiamat tiba. Permintaan ini sangat penting karena di hari akhir, kezaliman yang belum terselesaikan akan ditukar dengan pahala amal saleh kita, atau jika tidak punya pahala, kita akan dibebani dosa-dosa orang yang dizalimi. Na'udzubillahmindalik.

Perhatikanlah hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَلا يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِلَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ». [صحيح] - [رواه البخاري] - [صحيح البخاري: 2449]

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah ﷺ bersabda, "Siapa saja yang pernah melakukan suatu kezaliman terhadap saudaranya, baik itu terkait kehormatannya ataupun ‎perkara lain, maka hendaklah ia meminta untuk dihalalkan pada saat ini sebelum datang hari tidak berlaku lagi dinar dan ‎dirham. Jika ia ‎memiliki amal saleh, maka akan diambil dari pahala amal salehnya itu yang sebanding dengan kadar kezalimannya. Namun, ‎jika ia tidak memiliki kebaikan, maka akan diambil dosa orang yang dizaliminya kemudian dibebankan kepadanya." [Sahih] - [HR. Bukhari] - [Sahih Bukhari - 2449]

Nabi ﷺ memerintahkan agar semua orang yang pernah melakukan suatu kezaliman pada saudaranya yang muslim, baik itu terkait kehormatan, harta maupun darahnya, agar meminta maaf kepada orang yang ia zalimi tersebut selama ia masih di dunia. Ia mesti meminta maaf sebelum datangnya hari Kiamat yang kelak tidak lagi berguna dinar emas maupun dirham perak yang ia serahkan kepada orang yang ia zalimi demi menebus dirinya, karena qisas hari itu menggunakan kebaikan (pahala) dan keburukan (dosa). Orang yang terzalimi akan mengambil sebagian kebaikan orang yang berbuat zalim sesuai kadar kezaliman yang ditimpakan kepadanya. Akan tetapi, jika orang yang berbuat zalim tidak memiliki kebaikan, sebagian keburukan orang yang dizalimi akan dikurangi lalu ditimpakan kepada orang yang berbuat zalim sesuai kadar kezaliman tersebut.

2. Berusaha Membantu Kebutuhan Kaum Muslimin

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hajj ayat 77:

وَٱفْعَلُوا۟ ٱلْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

Dalam ayat ini ٱلْخَيْرَ mengandung ال istidhrak Al Jinsiyyah yang maknanya segala kebaikan. Dan jika لَعَلَّ dihubungkan dengan Allah ﷻ maka maknanya adalah kepastian.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

  • “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat.
  • Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. 
  • Siapa yang menutupi seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.
  • Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya.

(HR. Muslim, no. 2699)

Maka, jika kita senang menolong orang lain, maka Allah ﷻ akan memudahkan urusan kita di akhirat. Jadikan ini sebuah karakter.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Maryam Ayat 31:

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

Imam At-thabari menafsirkan makna berkah:

  1. Mendatangkan kebaikan atau manfaat bagi manusia.
  2. Amar ma’ruf nahi mungkar dimana pun berada.
  3. Menjadi pengajar kebaikan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)

Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.

Maka, Tidak mengherankan juga jika Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi muslim yang paling perhatian terhadap kerabat dekat dan keluarganya, karena beliaulah hamba Allah yang paling bertakwa. Pada permulaan turunnya wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengemukakan kepada Khadijah akan rasa khawatir terhadap dirinya sendiri atas apa yang terjadi kepada beliau dari turunnya wahyu yang sangat berat ini. Maka Khadijah radhiyallahu ‘anha mengatakan kepada beliau,

كَلَّا، أبْشِرْ، فَوَاللَّهِ لا يُخْزِيكَ اللَّهُ أبَدًا؛ إنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وتَصْدُقُ الحَدِيثَ، وتَحْمِلُ الكَلَّ، وتَقْرِي الضَّيْفَ، وتُعِينُ علَى نَوَائِبِ الحَقِّ

“Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu, dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari no. 6982)

Perhatikanlah beberapa hadits ancaman dari Rasulullah ﷺ berikut:

Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Seorang yang senantiasa mengganggu tetangganya niscaya tidak akan masuk surga.” (Shahih) Lihat As Silsilah Ash Shahihah (549): [Muslim: 1-Kitabul Iman, hal. 73]

Abu Syuraih radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

والله لا يؤمن، والله لا يؤمن، والله لا يؤمن . قيل من يا رسول الله؟ قال : الذي لا يأمن جاره بوايقه

“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari (no. 6016)).

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).

3. Hiduplah Bersama Al-Qur’an

Beberapa tahap untuk bersahabat dengan Al-Qur’an:
1. Mengimani bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah.
2. Mempelajarinya
3. Perbanyak membacanya
4. Mentadaburinya
5. Mengamalkannya

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 124:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Firman-Nya dalam Surat As-Sajdah Ayat 22:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَآ ۚ إِنَّا مِنَ ٱلْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.

Para salafus shalih tahu benar keutamaan Al-Qur’an dan keutamaan membacanya. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai tasyri’, sumber perundang-undangan, penentram hati, dan wirid dalam ibadah. Mereka melapangkan dada-dada mereka di hadapannya, mentadaburi isi dan kandungannya, serta reflekasikan makna-makna luhur yang terkandung di dalamnya ke dalam ruh dan spiritualitas mereka.

Bacalah Al-Qur'an karena akan memberi syafa'at kelak di hari kiamat.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita dan keluarga kita serta kaum muslimin untuk menjauhi hal-hal yang memberatkan di yaumul hisab kelak. Aamiin.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم