بسم الله الرحمن الرحيم
📚┃Materi : “Mengevaluasi Peran Ayah Bunda Dalam Pendidikan Anak”
🎙┃Pemateri : Ustadz Dr. Sufyan Bin Fuad Baswedan. Lc, M.A. حفظه الله تعالى
🗓┃Hari & Tanggal : Kamis, 30 Rabiul Akhir 1447 H | 23 Oktober 2025 M
🕰┃Waktu : 09.00 - 11.00 WIB
🕌┃Tempat : Masjid Ibaadurrahmaan Goro Assalaam
Jl. A. Yani No.308, Gumpang Lor, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169
Mendidik Anak, Tiket Menuju Surga
Allah ﷻ memikulkan tanggung jawab pendidikan anak baik laki-laki maupun perempuan. kepada orang tua, agar mereka dapat mewujudkan tujuan penciptaan diri mereka. Allah ﷻ berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api Neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (At Tahrim: 6).
Dalam ayat lainnya:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ
“Perintahkanlah keluargamu untuk shalat, dan bersabarlah dalam mengajak mereka" (Thaha: 132).
Juga Firman-Nya:
وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
"Hendaklah mereka khawatir dan takut bila meinggaikan generasi yg lemah sepeninggal mereka. Maka hendaklah mereka bertakwa kpd Allah dan mengatakan perkataan yg lurus” (An Nisa': 9)
Nabi ﷺ bersabda:“ Ingatlah, masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing akan ditanya tentang orang-orang yg dipimpinnya. Seorang suami adih pemimpin bagi keluarganya, dan akan ditanya tentang penghuni rumahnya... dst” Muttafaq 'alaih.
Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H (750 M) dan mencapai puncak keemasannya di bawah pemerintahan Harun Al-Rasyid (786-809 M).
Saking luasnya negara sampai beliau berdo'a sambil melihat awan, Ya Allah ﷻ turunkan hujan dimanapun berada (Karena hasilnya akan kembali ke dia).
Saat memimpin perjalanan haji, beliau dipanggil seseorang saat Thawaf (umrah), wahai Harun, mereka semuanya akan dimintai pertanggungjawaban atas diri sendiri sementara kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua rakyatmu, kemudian beliau menangis.
Ketahuilah, nikmat akhirat dan adzabnya, lebih dahsyat daripada di dunia. Maka, investasi akhirat akan dinikmati selamanya, sementara investasi dunia hanya sampai kita mati. Jangan korbankan akhirat untuk dunia.
Ada di antara kita yang sangat senang dan menikmati dunia sampai lupa akhirat. Ada juga yang sedang merasakan beratnya dunia akan tetapi hatinya terhibur dengan surga.
Renungkan benar-benar dan sadarlah …
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يُؤتَى بأنْعَم أهل الدنيا مِنْ أهل النار فيُصْبَغُ في النارِ صَبْغَةً ثم يُقَال: يا ابنَ آدمَ هل رأيتَ خيراً قطُّ هل مَرَّ بكَ نعيمٌ قط؟ فيقولُ لا والله يا ربِّ، ويؤْتَى بأشَدِّ الناسِ بؤساً في الدنيا مِنْ أهل الجنة فيصبغُ صبغةً في الجنة فيقال: يا ابن آدمَ هل رأيتَ بؤساً قط؟ هل مَرَّ بك من شدة قط؟ فيقولُ: لا والله يا ربِّ ما رأيتُ بؤساً ولا مرّ بِي مِنْ شدةٍ قَطُّ
“Didatangkan penduduk neraka yang paling banyak nikmatnya di dunia pada hari kiamat. Lalu ia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan sedikit saja? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.” Didatangkan pula penduduk surga yang paling sengsara di dunia. Kemudian ia dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan keburukan sekali saja? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sekali saja?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku! Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali dan aku tidak pernah melihatnya tidak pula mengalamminya” (HR. Muslim no. 2807).
Apakah kita akan menukarkan suatu yang tinggi (akhirat) dengan suatu yang rendah (dunia)?
أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ
“Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?.” (Al-Baqarah: 61)
Nabi memperingatkan kita tentang bahaya menyia-nyiakan amanat,
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]
Anak shalih merupakan Investasi setelah mati, sebagaimana dim hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم، رقم 1631)
“Jika anak Adam meninggal, terputuslah amalnya kecuali dari yang tiga; Shedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakan.” [HR. Muslim, no. 1631]
Kewajiban orang tua terhadap pendidikan anak-anak sebatas usaha maksimal yang dia bisa lakukan, adapun hasilnya diserahkan kepada Allah ﷻ. Maka, pahala yang didapat dari mengarahkan anak, mensupport dan mendoakan, maka hasilnya akan kembali kepadanya. Inilah investasi akhirat.
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
Artinya orang yang menunjukkan kebaikan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu sendiri. Semakin banyak orang yang melakukannya, maka semakin banyak pahala yang didapatkannya.
Keutamaan Mendidik Anak Perempuan
- Pendidikan terhadap anak perempuan mendapat perhatian lebih dalam syariat, karena mereka adalah calon-calon ibu dan istri.
Karena ada sebagian orang yang kurang suka dengan anak perempuan seperti pada masa Jahiliyyah sebelum Islam. Itulah mengapa sampai disebut dalam hadits yang dikaji ini, anak wanita itu adalah ujian karena umumnya banyak yang tidak suka. Sebagaimana diterangkan pula mengenai keadaan orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” (QS. An Nahl: 58).
Aisyah meriwayatkan dari Nabi ﷺ yang bersabda:
مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
Siapa yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi tameng baginya di neraka. (HR. Ahmad 24055, Bukhari 1418, Turmudzi 1915, dan yang lainnya).
Bagaimana jika laki-laki? InshaAllah dapat juga, namun dalam hadits disebutkan perempuan untuk menghilangkan stigma negatif kepada perempuan karena sifat jahiliyah.
Sedangkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ» وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya. (Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439).
Sedangkan dim lafazh At Tirmdizi dengan sanad yg shahih disebutkan
“Siapa yg menanggung nafkah dua anak perempuan maka akan masuk jannah bersamaku sebagaimana kedua jari ini (telunjuk dan jari tengah)”.
Adapun dalam lafazh Ibnu Hibban dgn sanad yg sahih disebutkan
“Siapa yg menanggung nafkah dua/tiga orang anak perempuan, atau dua/tiga saudara perempuan, sampai mereka berumah tangga atau sampai ia meninggal: maka aku akan bersamanya di Jannah seperti kedua jari ini (telunjuk dan jari tengah)”.
Anak kita adalah ladang amal kita...
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ المؤْمِنين رَضيَ اللهُ عنها قَالَتْ:
جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا، فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً، وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا، فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا، فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا، فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا، فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ، أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ».
[صحيح] - [رواه مسلم] - [صحيح مسلم: 2630]
Ummul Mukminin Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- meriwayatkan, Aku pernah didatangi oleh seorang wanita miskin sambil membawa kedua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga butir kurma. Lalu wanita itu memberikan satu butir kurma kepada masing-masing anaknya dan satu lagi diangkatnya ke mulutnya untuk dimakan. Namun, kedua putrinya itu memintanya, sehingga ia membagi dua kurma yang hendak dimakannya itu untuk mereka berdua. Keadaan wanita itu membuatku takjub, sehingga aku memberitahukan perbuatannya itu kepada Rasulullah ﷺ. Lantas beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan surga untuk wanita itu atau membebaskannya dari neraka karena perbuatannya tersebut." [Sahih] - [HR. Muslim] - [Sahih Muslim - 2630]
Hadits ini menunjukan:
- Keutamaan sedekah walaupun sedikit karena menunjukkan kejujuran seorang mukmin dalam keimanannya kepada Tuhannya serta keyakinannya terhadap janji dan karunia-Nya.
- Besarnya kasih sayang ibu kepada anak-anaknya dan kekhawatirannya terhadap keselamatan mereka.
Dalam hadits Uqbah bin Amir, Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاثُ بَنَاتٍ ، وَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ ، وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ ، كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
“Siapa yg memiliki 3 putri, lalu ia bersabar terhadapnya dan memberinya pakaian sesuai kemampuannya: maka mereka akan menjadi penghalangnya dari Neraka” HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dgn sanad yang sahih.
Lalu dalam hadits Jabir disebutkan bahwa Nabi bersabda
“Siapa yang memiliki 3 putri yang senantiasa diberi tempat tinggal, dicukupi kebutuhannya, dan disayangi, maka ia pasti masuk Jannah”. Lalu seseorang bertanya, “Kalau 2 putri bagaimana Ya Rasulullah?”. “Dua juga begitu", jawab beliau.
- Mengapa dikhususkan bagi anak perempuan? Karena mereka cenderung menghabiskan uang dan tidak bisa bekerja... karena masyarakat jahiliyah cenderung membenci anak perempuan... dan karena keshalihan anak perempuan berarti keshalihan umat ini, dan kerusakannya berarti kerusakan umat... Karena mereka adalah separuh umat, dan melahirkan separuh sisanya...
- Hadits ini juga berlaku bagi yg memiliki seorang putri saja, sebab pahala yg dijanjikan | menggunakan isim mufrad (حجاب), disamping adanya riwayat lain yg menyebutkan bahwa seorang putri juga bisa menjadi penyebab ortunya masuk Jannah. Jabir meriwayatkan dari Nabi ﷺ yang bersabda,
من كان له ثلاث بنات أو أخوات فكفهن و آواهن و زوجهن دخل الجنة
“Siapa yg memiliki 3 putri atau 3 saudari, lalu ia cukupi dan nafkahi mereka: maka ia pasti masuk Jannah”.
Bagaimana bila dua orang wahai Rasulullah? Tanya kami. Dua juga, jawab beliau. Bagaimana kalau cuma satu? Tanya kami. Satu juga, jawab beliau". HR. Thabrani dalam Al-Mu'jamul Ausath dengan sanad Hasan lighairihi.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم