Kategori Fiqh

Pemahaman muslimin mengenai praktik-praktik ibadah berdasarkan Syariat
Kajian Bertema Fiqh

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃ Materi : Panduan Amal Sehari SemalamMemaknai Setiap Detik Kehidupan Dengan Beramal Shalih
Penulis : Ummu Ihsan & Abu Ihsan al-Atsari Hafizhahumallah
🎙┃ Pemateri : Ustadz Nurul Affandi, Lc hafizhahullah (Pengasuh Ponpes Imam Bukhari Solo).
🗓┃ Hari/ Tanggal :Kamis, 6 November 2025 M / 15 Jumadil Awwal 1447
🕌┃ Tempat : Masjid Al-Karim Pabelan - Sukoharjo
📖┃Daftar Isi:




Bab 15: Shalat Sunnah Sehari Semalam

15-3. Macam Sholat Sunnah Sehari Semalam

3. Shalat Dhuha atau shalat Awwabin

Note: Pada bab ini, penulis hanya menyebutkan dalil keutamaan shalat dhuha, maka ada beberapa poin tambahan dari Pemateri.

Waktu Dhuhu:

Menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya

ما بين ارتفاع الشمس إلى زوالها

”Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari / Bergesernya matahari setelah posisi tengah)". (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).

  • Awwabin artinya orang yang suka kembali pada (aturan) Allah. Yaitu:
    1. Orang yang telah bermaksiat.
    2. Dia tidak bermaksiat, tetapi dia selalu kembali kepada Allah ﷻ.

Dalil-dalil Shalat Dhuha:

Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata:

أَوْصَانِي خَلِيلِي – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya sampai aku mati: (1) puasa tiga hari setiap bulan, (2) shalat Dhuha, dan (3) tidur sesudah mengerjakan shalat Witir.” (Shahih al-Bukhari, Kitab “al-Jumu’ah” (no. 8711). Lihat juga Shabih Muslim, Kitabem , Shalatul Musafirin” (no. 127).

  • Hadits ini menjadi dalil bolehnya berpuasa tiga hari tiap bulan, tidak ditentukan waktunya (di luar waktu yang diharamkan).

Keutamaan Shalat Dhuha

Abu Dzaar al-Ghifari Radhiyallahu’anhu meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.

“Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah. Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf bisa menjadi sedekah, dan tiap nahi munkar juga bisa menjadi sedekah. Namun semua itu bisa digantikan dengan dua rakaat yang dikerjakan pada waktu Dhuha.” (Shahih Muslim, Kitab “Shalatul Musafirin” (no. 127).

Awal Waktu Dhuha

Disebut Dhuha yaitu mulai dari waktu setelah matahari meninggi, sekitar 15 menit setelah matahari terbit. Inilah waktu Shalat Isyraq.

Maka, shalat Isyraq adalah shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu.

Keutamaan Shalat Isyraq

Barangsiapa yang menunaikan salat Subuh berjemaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu melaksanakan dua rakaat salat Isyraq, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.

Dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ

“Barangsiapa yang menunaikan salat Subuh berjemaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu melaksanakan dua rakaat (salat Isyraq), maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan,

تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586, dihasankan oleh Al-Albani)

Waktu Shalat Dhuha yang Utama

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي الله عنه أَنَّ رسُولَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: «صَلاَةُ الأَوَّابِين حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ»، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat awwabin (shalat orang yang kembali kepada Allah, yaitu shalat Dhuha) dilaksanakan ketika anak unta mulai kepanasan.” (HR. Tirmidzi) [HR. Muslim, no. 748]

Jumlah Shalat Dhuha

Minimal dua raka’at dan maksimal delapan raka'at.

Dan shalat Dhuha yang dikerjakan delapan rakaat ditunjukkan oleh hadits Ummu Hani, di mana dia bercerita :

أَتَتْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِأَعْلَى مَكَّةَ «قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى غُسْلِهِ، فَسَتَرَتْ عَلَيْهِ فَاطِمَةُ ثُمَّ أَخَذَ ثَوْبَهُ فَالْتَحَفَ بِهِ، ثُمَّ صَلَّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ سُبْحَةَ الضُّحَى»

”Pada masa pembebasan kota Makkah, dia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berada di atas tempat tinggi di Makkah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fathimah memasang tabir untuk beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan kain beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan shalat Dhuha delapan rekaat” Diriwayatkan Asy-Syaikhani. [HR. Bukhari no. 1176 dan Muslim no. 336].

Shalat Awwabin

Yaitu shalat Dhuha diwaktu yang paling afdhal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.

صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Shalat awaabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan”. (HR. Muslim no. 748).

Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu meriwayatkan dari Nabi ﷺ, bahwasanya beliau bersabda:

لاَ يُحَافِظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَّابٌ قَالَ وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَّابِيْنَ. (أخرجه الحاكم).

“Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha melainkan kaum Awwab. Itulah shalat Awwabin.” (HR Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 1994).

Hadits Dhaif Jiddan (Sangat Lemah)

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى سِتَّ رَكَعَاتٍ بَعْدَ الْمَغْرِبِ لَمْ يَتَكَلَّمْ بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلَتْ لَهُ عِبَادَةَ اثْنَتَىْ عَشْرَةَ سَنَةً

“Siapa yang shalat enam raka’at ba’da Maghrib, dan ia tidak berbicara kejelekan di antaranya, maka ia dicatat seperti ibadah 12 tahun.” (HR. Ibnu Majah, no. 1167; Tirmidzi, no. 435. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if jiddan. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini dha’if jiddan)

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

  • Media
    Sarana belajar Agama Islam melalui video dan audio kajian dari Asatidz Indonesia yang bermanhaj salaf...
    Ebook
    Bahan bacaan penambah wawasan berupa artikel online maupun e-book yang bisa diunduh. Ebook Islami sebagai bahan referensi dalam beberapa topik yang insyaAllah bermanfaat.
  • image
    Abu Hazim Salamah bin Dînâr Al-A’raj berkata, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan kepada Allah, maka hal tersebut adalah ujian/petaka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyâ dalam Asy-Syukr Lillâh]
    image
    ‘Ammâr bin Yâsir radhiyallâhu ‘anhumâ berkata,“Ada tiga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia telah mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam, dan berinfak bersama kefakiran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara Mu’allaq dan Al-Baihaqy]

Share Some Ideas

Punya artikel menarik untuk dipublikasikan? atau ada ide yang perlu diungkapkan?
Kirim di Sini