Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Kitab Adabul Mufrad
🎙┃ Pemateri : Ustadz Yunan Hilmi, Lc Hafizhahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Hari/ Tanggal : Senin, 29 September 2025 M / 7 Rabi’ul Akhir 1447H
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Adi Sucipto Jajar Solo.
📖┃Daftar Isi:



٢٥٢ - بَابُ مَنِ انْتَصَرَ مِنْ ظُلْمِهِ

Bab-252. Orang yang Membela Diri dari Kedzalimannya

📖 Hadits ke-558: Pembelaan Rasulullah kepada Aisyah Radhiyallohu’anha

558. Ibrahim bin Musa mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Abi Za'idah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Ayahku mengabarkan kepada kami dari Khalid bin Salamah, dari Al Bahiy, dari 'Urwah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا: «دُونَكِ فَانْتَصِرِي».

Dari Aisyah Radhiyallohu’anha, bahwa Nabi ﷺ bersabda kepadanya, "Tahanlah dirimu dari orang yang menganiayamu, maka menangkan dirimu dari orang yang mengganggumu.'

📖 Shahih. Diriwayatkan Ahmad (6/93) dan lbnu Majah secara panjang di Kitab An-Nikah. Bab Husnu mu'aasyoratin nisaa-i (1981). Lihat Ash-Shohihah (1862).

Aisyah adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam.

Dari ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَىُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ « عَائِشَةُ » . فَقُلْتُ مِنَ الرِّجَالِ فَقَالَ « أَبُوهَا »

“Siapa orang yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah”. Ditanya lagi, “Kalau dari laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayahnya (yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq).” (HR. Bukhari, no. 3662 dan Muslim, no. 2384)

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna دُوْنَكِ : Untuk menunjukkan ighra', yakni hindarilah orang yang men zhalimimu dan tolonglah dirimu dari orang yang mengganggumu.

💡 Kandungan Hadits:

Rasulullah lebih mencintai 'Aisyah dibanding isteri-isteri beliau lainnya, sangat memperhatikannya, dan beliau tidak suka jika mendengar kata-kata yang bisa menyakiti hatinya. Ketika kata-kata yang menyakitinya itu berasal dari isterinya yang lain, maka beliau berusaha membalasnya untuk membela 'Aisyah Radhiyallohu’anha.

*****

Hadits ke-559: Ketika 'Aisyah Radhiyallohu’anha Membalas Cacian Zainab Radhiyallohu’anha

559. Al-Hakam bin Nafi' mengabarkan kepada kami, ia berkata: Syu'aib bin Abi Hamzah mengabarkan kepada kami dari Az Zuhriy, ia berkata:

أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ: أَرْسَلَ أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاطِمَةَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَأْذَنَتْ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فِي مِرْطِهَا، فَأَذِنَ لَهَا فَدَخَلَتْ، فَقَالَتْ: إِنَّ أَزْوَاجَكَ أَرْسَلْنَنِي يَسْأَلْنَكَ الْعَدْلَ فِي بِنْتِ أَبِي قُحَافَةَ، قَالَ: «أَيْ بُنَيَّةُ، أَتُحِبِّينَ مَا أُحِبُّ؟» قَالَتْ: بَلَى، قَالَ: «فَأَحِبِّي هَذِهِ» ، فَقَامَتْ فَخَرَجَتْ فَحَدَّثَتْهُمْ، فَقُلْنَ: مَا أَغْنَيْتِ عَنَّا شَيْئًا فَارْجِعِي إِلَيْهِ، قَالَتْ: وَاللَّهِ لَا أُكَلِّمُهُ فِيهَا أَبَدًا. فَأَرْسَلْنَ زَيْنَبَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَأْذَنَتْ، فَأَذِنَ لَهَا، فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ، وَوَقَعَتْ فِيَّ زَيْنَبُ تَسُبُّنِي، فَطَفِقْتُ أَنْظُرُ: هَلْ يَأْذَنُ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ أَزَلْ حَتَّى عَرَفْتُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَكْرَهُ أَنْ أَنْتَصِرَ، فَوَقَعْتُ بِزَيْنَبَ، فَلَمْ أَنْشَبْ أَنْ أَثْخَنْتُهَا غَلَبَةً، فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «أَمَا إِنَّهَا ابْنَةُ أَبِي بَكْرٍ» صحيح

Muhammad bin Abdirrahman bin Al-Harits bin Hisyam mengabarkan kepadaku bahwa 'Aisyah berkata, "Para isteri Nabi ﷺ mengutus Fathimah untuk menemui Nabi ﷺ, lalu ia meminta izin ketika Nabi ﷺ tengah bersama 'Aisyah Radhiyallahu’anha, dalam selimutnya. Maka beliau mengizinkannya lalu ia pun masuk. Kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya isteri-isterimu mengutusku untuk memintamu berlaku adil mengenai anak perempuan Abu Quhafah ('Aisyah Radhiyallahu’anha).' Lalu Nabi ﷺ bersabda, 'Wahai puteriku, apakah engkau mencintai apa yang aku cintai?' Fathimah menjawab, 'Benar.' Beliau bersabda, Maka cintailah ia.' Lalu ia berdiri dan keluar, kemudian memberitahu isteri-isteri beliau tentang hal itu. Mereka menjawab, 'Engkau sedikit pun belum membuat kami puas, kembalilah padanya.' Fathimah menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan mem bicarakan tentang masalah ini kepada beliau selamanya.' Lalu mereka mengutus Zainab Radhiyallahu’anha, isteri Nabi ﷺ. Lalu ia meminta izin, dan ia pun diberi izin (untuk masuk) lalu mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Fathimah. Kemudian Zainab mencaciku. Maka aku mulai lihat apakah Nabi ﷺ mengizinkan aku (untuk membalasnya). Akhirnya aku tahu bahwa Nabi ﷺ tidak melarangku membela diri. Maka aku caci Zainab, dan tidak menunda untuk memutuskan dan mengalahkannya. Lalu Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda, 'Ia adalah puteri Abu Bakar."

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna مِرْطِهَا: Selimut dan kain atau baju hijau yang terbuat dari wol.
  • Makna فَلَمْ أَنْشَبْ أَنْ أَثْخَنْتُهَا غَلَبَةً : Aku tidak menunda hingga aku memutus dan mengalahkannya.
  • Makna أَمَا إِنَّهَا ابْنَةُ أَبِي بَكْرٍ: Sesungguhnya ia adalah puteri Abu Bakar. Kalimat ini sebagai isyarat tentang kesempurnaan pemahaman dan pandangannya, petunjuk tentang asal keturunannya yang mulia sehingga ia mempunyai kefasihan dan balaghah yang tinggi. Selain itu, juga sebagai bantahan atas penisbatannya kepada Abu Quhafah bahwa ia lebih pantas dinisbatkan kepada ayahnya sendiri dibanding kepada kakeknya.

Kandungan Hadits: Lihat hadits sebelumnya beserta syarahnya.

*****

٢٥٣ - بَابُ الْمُوَاسَاةِ فِي السَّنَةِ وَالْمَجَاعَةِ

Bab-253. Saling Membantu dalam Masa Kekeringan dan Kelaparan

Hadits ke-560: Kelaparan di Akhir Zaman

560. Muhammad bin Al-Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Hammad bin Basyir Al-Jahdhamiy mengabarkan kepada kami, ia berkata, 'lmarah Al-Ma'uliy mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Sirin mengabarkan kepada kami:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ مَجَاعَةٌ، مَنْ أَدْرَكَتْهُ فَلَا يَعْدِلَنَّ بِالْأَكْبَادِ الْجَائِعَةِ»

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Di akhir zaman kelak akan terjadi kelaparan. Barangsiapa mengalaminya, maka janganlah menjadikan sesuatu yang lain mendapatkan perhatian seperti itu."

lsnadnya dha'if. At-Jahdhamiy, seorang yang mojhul. Adz-Dzahabiy memastikan dalam kitab Al-lvliizoan (1 /589) bahwa haditsnya munkar.

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna الْمُوَاسَاةِ : Saling Menolong.
  • Makna السَّنَةِ: Kekeringan.
  • Makna فَلَا يَعْدِلَنَّ بِالْأَكْبَادِ الْجَائِعَةِ: Janganlah menjadikan sesuatu pun sepertinya dalam memberikan perhatian.

💡 Kandungan Hadits:

Seorang muslim seharusnya selalu memberi bantuan dan pertolongan kepada orang-orang yang menderita dan tertimpa musibah pada saat terjadi kesulitan.

*****

Hadits ke-561: Kerjasama Kaum Muhajirin dan Anshar

561. Abul Yaman mengabarkan kepada kami, ia berkata: Syu'aib bin Abi Hamzah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abuz Zinad mengabarkan kepada kami dari Al-A'raj:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ الْأَنْصَارَ قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْسِمْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا النَّخِيلَ، قَالَ: «لَا» ، فَقَالُوا: تَكْفُونَا الْمَؤُونَةَ، وَنُشْرِكُكُمْ فِي الثَّمَرَةِ؟ قَالُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا. صحيح

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa orang-orang Anshar berkata kepada Nabi ﷺ, "Bagilah pohon kurma di antara kami dan saudara saudara kami." Beliau menjawab, "Tidak." Mereka lalu berkata, "Kalian cukupi kebutuhan pokok kami dan kami berbagi dengan kalian dalam hasil buahnya?" Mereka menjawab, "Kami dengar dan kami taat."

Diriwayatkan Al-Bukhariy: Kitab Al-Hartsi wal muzaara'oh. Bab ldzaa qaala: Akfinii muunatan nakhli... (2325).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna الْمَؤُونَةَ : Makanan pokok.

💡 Kandungan Hadits:

Dalam hadits ini terdapat penggabungan dua maslahat melaksanakan perintah Nabi ﷺ dan bersegera membantu kaum Muhajirin. Yakni kaum Muhajirin ikut bekerja di ladang-ladang kaum Anshar dan mereka membagi hasilnya.

*****

Hadits ke-562: 'Amar Ramadah [Tahun Paceklik] di Masa Umar

562. Ashbagh mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepadaku, ia berkata: Yunus mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Syihab, Salim mengabarkan kepadanya:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ عَامَ الرَّمَادَةِ - وَكَانَتْ سَنَةً شَدِيدَةً مُلِمَّةً، بَعْدَمَا اجْتَهَدَ عُمَرُ فِي إِمْدَادِ الْأَعْرَابِ بِالْإِبِلِ وَالْقَمْحِ وَالزَّيْتِ مِنَ الْأَرْيَافِ كُلِّهَا، حَتَّى بَلَحَتِ الْأَرْيَافُ كُلُّهَا مِمَّا جَهَدَهَا ذَلِكَ - فَقَامَ عُمَرُ يَدْعُو فَقَالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَهُمْ عَلَى رُءُوسِ الْجِبَالِ، فَاسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ وَلِلْمُسْلِمِينَ، فَقَالَ حِينَ نَزَلَ بِهِ الْغَيْثُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، فَوَاللَّهِ لَوْ أَنَّ اللَّهَ لَمْ يُفْرِجْهَا مَا تَرَكْتُ بِأَهْلِ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ لَهُمْ سَعَةٌ إِلَّا أَدْخَلْتُ مَعَهُمْ أَعْدَادَهُمْ مِنَ الْفُقَرَاءِ، فَلَمْ يَكُنِ اثْنَانِ يَهْلِكَانِ مِنَ الطَّعَامِ عَلَى مَا يُقِيمُ وَاحِدًا. صحيح

Abdullah bin 'Umar mengabarkan kepadanya bahwa 'Umar bin Al-Khattab Radhiyallahu’anhu berkata pada tahun paceklik yang sangat parah setelah 'Umar berupaya keras mengirim pasokan kepada orang-orang Arab Badui berupa unta, gandum, dan minyak ke seluruh perkampungan, hingga seluruh perkampungan tidak mampu memberi lebih akibat dari kesulitan yang mereka alami itu. 'Umar berdoa, "Ya Allah, jadikanlah rizki mereka ada di puncak-puncak gunung." Lalu Allah mengabulkan do'anya dan kaum muslimin. Ketika turun hujan ia berkata, "Alhamdulillah. Demi Allah, kalau sekiranya Allah tidak meredakannya, maka tidaklah ada keluarga kaum muslimin mempunyai kelapangan (kaya) melainkan niscaya aku masukkan kepada mereka orang-orang miskin sejumlah mereka, agar tidaklah dua orang meninggal karena makanan yang hanya cukup untuk satu orang.

lsnadnya shahih.

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna عَامَ الرَّمَادَةِ : Terjadi pada tahun 18 H, yaitu ketika terjadi kekeringan hingga angin menerbangkan debu-debu, sehingga dinamakan 'Amur Ramadah.
  • Makna مُلِمَّةً :Bencana yang sangat berat di dunia.
  • Makna الْأَرْيَافُ: Bentuk jamak dari riif, yaitu setiap tanah yang terdapat di sana berbagai tanaman dan kurma.
  • Makna بَلَحَتِ: Tidak bisa memberikan tambahan.
  • Makna مِنَ الطَّعَامِ: Karena tidak ada makanan.
  • Makna مَا يُقِيمُ وَاحِدًا: Rizki yang bisa mencukupi satu orang.

Penyebab Tidak Turun Hujan karena Enggan Membayar Zakat

“Tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka, melainkan mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan.” (HR. Ibnu Majah)

💡 Kandungan Hadits:

  1. Seorang imam dan penguasa harus memohon pertolongan kepada Allah ketika terjadi kekeringan atau banjir dengan segenap kerendahan diri dan terus-menerus sebagaimana yang dilakukan oleh Umar.
  2. Seorang imam atau penguasa hendaknya membagikan bahan makanan ke daerah yang mengalami musibah kekeringan yang diambil dari Baitul Mal dan yang dikumpulkan dari daerah-daerah penghasil pertanian dan buah-buahan.
  3. Jika musibah telah hilang, orang-orang yang mempunyai keluasan rizki hendaknya membagikan bahan makanan kepada kaum fakir miskin.

*****

Hadits ke-563: Anjuran Menolong  Orang-orang yang sedang Tertimpa Musibah

563. Abu 'Ashim mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu 'Ubaid:

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ضَحَايَاكُمْ، لَا يُصْبِحُ أَحَدُكُمْ بَعْدَ ثَالِثَةٍ، وَفِي بَيْتِهِ مِنْهُ شَيْءٌ» . فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَفْعَلُ كَمَا فَعَلْنَا الْعَامَ الْمَاضِيَ؟ قَالَ: «كُلُوا وَادَّخِرُوا، فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانُوا فِي جَهْدٍ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا». صحيح

Dari Salamah bin AI-Akwa', ia berkata, "Nabi ﷺ bersabda, 'Daging hewan kurban kalian tidak boleh salah seorang dari kalian, setelah hari ketiga masih ada di rumahnya.' Lalu pada tahun berikutnya para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan seperti apa yang kami lakukan pada tahun lalu?' Beliau menjawab, 'Makanlah dan simpanlah oleh kalian, sesungguhnya tahun lalu mereka berada dalam kesulitan, maka aku ingin kalian membantu mereka."

Diriwayatkan At-Bukhariy: Kitab Al-Adhaahiy. Bab Maa Yu'kalu min Luhuumil Adhaahiy (34).

💡 Kandungan Hadits:

  1. Boleh makan dan menyimpan daging hewan kurban setelah tiga hari karena larangan dalam hal tersebut telah mansukh (dihapus) oleh hadits ini. Larangan Rasulullah ﷺ menyimpan daging kurban tersebut disebabkan adanya bencana kelaparan yang menimpa orang banyak agar mereka membagikan daging tersebut kepada kaum muslimin yang tidak berkurban.
  2. Anjuran agar menolong dalam bentuk materi maupun moril kepada orang-orang yang sedang tertimpa musibah.

*****

٢٥٤ - بَابُ التَّجَارِبِ

Bab-254. Pengalaman

Hadits Ke-564: Sifat Santun Karena Pengalaman

564. Farwah bin Abil Mighra' mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ali bin Mishar mengabarkan kepada kami:

عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ مُعَاوِيَةَ، فَحَدَّثَ نَفْسَهُ، ثُمَّ انْتَبَهَ فَقَالَ: لَا حِلْمَ إِلَّا تَجْرِبَةٌ "، يُعِيدُهَا ثَلَاثًا. صحيح موقوفا

Dari Hisyam bin 'Urwah, dari ayahnya, ia berkata, Aku pernah duduk di majelis Mu'awiyah, lalu ia berbicara kepada dirinya sendiri. Kemudian ia sadar. Maka, berkatalah ia, Tidak ada sifat santun kecuali setelah ada pengalaman.' Ia mengulanginya hingga tiga kali."

Shahih. Diriwayatkan lbnu Abi syaibah (25622) dan At-Baihaqiy datam kitab syu,abul iimaan (8528).

565/1. Sa'id bin 'ufair mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkan kepada kami dari Ibnu Zahr, dari Abul Haitsam:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: لَا حَلِيمَ إِلَّا ذُو عَثْرَةٍ، وَلَا حَكِيمَ إِلَّا ذُو تَجْرِبَةٍ

Dari Abu Sa'id (Al-Khudriy), ia berkata, "Tidak ada orang yang bersifat santun kecuali bagi yang pernah memiliki kesalahan, dan tidak ada yang bersifat bijaksana kecuali bagi yang sudah memiliki pengalaman."

lsnadnya dha'if. Di datamnya terdapat 'Ubaidittah lbnu Zahr, seorang yang dha'if.

565/2. Qutaibah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami dari 'Amr bin Al-Harits, dari Darraj, dariAbul Haitsam:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِثْلَهُ. ضعيف

Dari Abu Sa'id, dari Nabi seperti riwayat di atas.

lsnadnya dha'if. Di datamnya terdapat Darraj bin Sam'an, riwayat haditsnya dari Abul Haitsam terdapat kelemahan. Diriwayatkan Ahmad (3/8) dan At-Tirmidziy: Kitab Al-Birr wash shilah. Bab Maa jaa-a fit tajaarub (2033).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna ذُو عَثْرَةٍ : Orang yang tergelincir kakinya (kekeliruan) atau pena (tulisannya) dalam menulis dan menyiapkan laporan.

💡 Kandungan Hadits (564 dan 565):

  1. Seseorang tidak disebut orang yang penyabar kecuali jika telah terbukti pernah tergelincir dalam sebuah kesalahan lalu ia menjadi malu, kemudian ia dimaafkan. Setelah itu, ia menyadari betapa pentingnya kedudukan maaf itu. Kemudian ia pun menjadi penyantun ketika melihat kesalahan orang lain.
  2. Seseorang juga tidak bisa disebut bijak dengan sempurna kecuali setelah teruji menangani berbagai masalah, mengetahui mana yang membawa maslahat dan mana yang membawa kerusakan, dan menjadi orang yang telah berkompeten menangani berbagai permasalahan, baik bersifat khusus maupun umum.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم