Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Kitab Adabul Mufrad
🎙┃ Pemateri : Ustadz Yunan Hilmi, Lc Hafizhahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Hari/ Tanggal : Senin, 3 November 2025 M / 12 Jumadil Awal 1447 H
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Adi Sucipto Jajar Solo.
📖┃Daftar Isi:



٢٦٨ - بَابُ الْبَغْيِ

268. Melampaui Batas

📖 Hadits ke-593: Keutamaan Menyingkirkan Gangguan di Jalan

593. Abdullah bin Muhammad mengabarkan kepada kami, ia berkata: Al-Khalil bin Ahmad mengabarkan kepada kami, ia berkata: Al-Mustanir bin Akhdhar mengabarkan kepada kami, ia berkata:

٥٩٣ - حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ قُرَّةَ قَالَ: كُنْتُ مَعَ مَعْقِلٍ الْمُزَنِيِّ، فَأَمَاطَ أَذًى عَنِ الطَّرِيقِ، فَرَأَيْتُ شَيْئًا فَبَادَرْتُهُ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ يَا ابْنَ أَخِي؟ قَالَ: رَأَيْتُكَ تَصْنَعُ شَيْئًا فَصَنَعْتُهُ، قَالَ: أَحْسَنْتَ يَا ابْنَ أَخِي، سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ أَمَاطَ أَذًى عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ كُتِبَ لَهُ حَسَنَةٌ، وَمَنْ تُقُبِّلَتْ لَهُ حَسَنَةٌ دَخَلَ الْجَنَّةَ» حسن

Mu'awiyah bin Qurrah mengabarkan kepadaku, ia berkata, "Aku pernah bersama Ma'qil Al-Muzaniy. Ia menyingkirkan gangguan dari jalan. Lalu aku melihat sesuatu dan aku pun segera menyingkirkannya. Lalu ia bertanya, Apa yang membuat engkau melakukan apa yang engkau lakukan itu, wahai putera saudaraku?' Aku menjawab, 'Aku melihatmu melakukan sesuatu maka aku pun melakukannya.' Ia berkata, 'Engkau telah berbuat baik, wahai putera saudaraku. Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, 'Barangsiapa mengingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, maka akan ditulis untuknya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang satu kebaikannya diterima, ia masuk Surga.'

Hasan lighairihi. Dalam isnad ini terdapat At-Mustanir bin Al-Akhdhar, komentar lbnul Madiniy tentang dia: Dia majhuul, saya tidak mengenalnya. Namun haditsnya ini diperkuat oleh hadits Muawiyah yang diriwayatkan At-Baihaqiy datam kitab Syu'abul iimaan (11174) dan hadits Abud Darda' yang diriwayatkan Ath-Thabraniy datam kitab Al-Mu'jamul Ausath (32). Lihat Ash-Shahihah (2306).

💡 Kandungan Hadits:

  1. Dalam riwayat ini terdapat anjuran agar menyingkirkan segala sesuatu yang mengganggu seperti duri dan batu dari jalan umum yang dilalui kaum muslimin.
  2. Seorang muslim wajib bersikap tawadhu' dan tidak sombong sebagaimana yang dilakukan oleh Ma'qil Al-Muzaniy dan Mu'awiyah bin Qurrah.

*****

٢٦٩ - بَابُ قَبُولِ الْهَدِيَّةِ

Bab-269: Menerima Hadiah

📖 Hadits ke-594: Keutamaan Saling Memberi Hadiah

594. Amr bin Khalid mengabarkan kepada kami, ia berkata: Dhimam bin Isma'il mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Musa bin Wardan:

٥٩٤ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «تَهَادُوا تَحَابُّوا» حسن

Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Saling memberi hadiahlah, niscaya kalian akan saling mencintai".

  • Hasan. Karena Dhimam dan lbnu Wardan semuanya shoduuq walaupun terkadang keliru. Lihat, Al-lrwa' (1601). Diriwayatkan Abu Ya'laa (6122) dan Al-Baihaqiy datam kitab, As-Sunan Al-Kubraa (6/ 169).

💡 Kandungan Hadits:

Hadits ini merupakan anjuran agar saling memberi hadiah di antara sesama saudara seiman karena hadiah dapat menambah kasih sayang, melembutkan hati, dan dapat menghilangkan kotoran dalam dada.

*****

📖 Hadits ke-595: Saling Memberi Hadiah akan Menambah Kasih Sayang

595. Musa mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sulaiman bin Al-Mughirah mengabarkan kepada kami:

٥٩٥ - عَنْ ثَابِتٍ قَالَ: كَانَ أَنَسٌ يَقُولُ: يَا بَنِيَّ، تَبَاذَلُوا بَيْنَكُمْ، فَإِنَّهُ أَوَدُّ لِمَا بَيْنَكُمْ. صحيح

Dari Tsabit, ia berkata, "Anas mengatakan, 'Wahai anakku, hendaklah kalian saling memberi, karena yang demikian itu lebih membuat kalian saling mencintai."

  • Isnadnya Shahih.

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna تَبَاذَلُوا: Hendaknya setiap orang di antara kalian memberi (hadiah) kepada orang lain dengan sesuatu yang mampu ia berikan.

  • Makna أَوَدُّ لِمَا بَيْنَكُمْ: Akan lebih menambah kasih sayang di antara kalian.

*****

٢٧٠ - بَابُ مَنْ لَمْ يَقْبَلِ الْهَدِيَّةَ لَمَّا دَخَلَ الْبُغْضُ فِي النَّاسِ

270. Tidak Menerima Hadiah karena Kebencian

📖 Hadits ke-596: Tidak Menerima Hadiah dari Orang yang Mempunyai Maksud Tertentu

596. Ahmad bin Khalid mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami dari Sa'id bin Abi Sa'id, dari ayahnya:

٥٩٦ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَهْدَى رَجُلٌ مِنْ بَنِي فَزَارَةَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاقَةً، فَعَوَّضَهُ، فَتَسَخَّطَهُ، فَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ: «يَهْدِي أَحَدُهُمْ فَأُعَوِّضُهُ بِقَدْرِ مَا عِنْدِي، ثُمَّ يَسْخَطُهُ وَايْمُ اللَّهِ، لَا أَقْبَلُ بَعْدَ عَامِي هَذَا مِنَ الْعَرَبِ هَدِيَّةً إِلَّا مِنْ قُرَشِيٍّ، أَوْ أَنْصَارِيٍّ، أَوْ ثَقَفِيٍّ، أَوْ دَوْسِيٍّ». صحيح

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki dari Bani Fazarah menghadiahkan seekor unta kepada Nabi . Lalu beliau membalasnya tetapi ia marah. Maka aku mendengar Nabi  bersabda di atas mimbar, 'Salah seorang dari mereka memberi hadiah, lalu aku balas dengan apa Aang aku miliki (semampuku). Ialu ia marah. Demi Allah, aku tidak akan menerima hadiah dari orang-orang Arab setelah tahun ini, kecuali dari orang Quraisy, Anshar, Tsaqafi, atau Dausi".

Shahih lighairihi. lbnu lshaq mudallis, di riwayat ini tidak gamblang mendengar hadits, namun dari jalur lain ia diperkuat. Lihat, Ash-shohihah (1684). Diriwayatkan At-Tirmidziy: Kitab Al-Manaqib. Bab Fii Tsaqiif wa Banii Haniifah (3954) dari jalur At-Bukhariy. Diriwayatkan juga Ahmad (2/247), An-Nasaa-iy: Kitab Al-'lJmariy. Bab Athiylatul mar’ati bi ghairi idzni zaujihaa (3768) melalui lbnu 'Ijlan, dan Ahmad (2/292) melalui Abi Ma'syar, keduanya dari Abu Sa'id.

💡 Kandungan Hadits:

  1. Hendaknya seseorang menerima hadiah dari orang-orang yang secara alamiah memiliki sifat dermawan.
  2. Hendaknya seseorang tidak menerima hadiah dari orang yang mempunyai maksud agar memperoleh balasan yang lebih banyak.
  3. Nabi  memberikan keutamaan secara khusus kepada orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini karena beliau berkenan menerima hadiah mereka. Hal itu karena beliau mengetahui bahwa mereka memiliki sifat dermawan, keinginan yang tinggi dan tidak mengharapkan ganti.

*****

٢٧١ - بَابُ الْحَيَاءِ

Bab-271: Malu

📖 Hadits ke-597: Jika Engkau tidak Malu, Berbuatlah Sesukamu

597. Ahmad bin Yunus mengabarkan kepada kami, ia berkata: Zuhair mengabarkan kepada kami, ia berkata: Manshur mengabarkan kepada kami dari Rib'i bin Hirasy, ia berkata:

٥٩٧ - حَدَّثَنَا أَبُو مَسْعُودٍ عُقْبَةُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسَ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ ". صحيح

Abu Mas'ud Radhiyallahu'anhu; 'Uqbah mengabarkan kepada kami, ia berkata, "Nabi ﷺ bersabda, 'sesungguhnya Aang didapat oleh manusia dari (salah satu) ucapan kenabian adalah, 'Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendaknya”.

Diriwayatkan Al-Bukhariy: Kitab Al-Adab. Bab ldzaa lam tastahi fashna’ maa syi'ta (6120).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna أَدْرَكَ النَّاسَ : Orang-orang Jahiliah.
  • Makna مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ: Dari sejumlah berita para Nabi dan Rasul yang telah lalu.
  • Makna فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ: Al-Khaththabiy berkata, "Hikmah disebutkan dengan kali mat perintah, bukan dengan bentuk kalimat berita dalam Hadits ini adalah bahwa yang menahan seseorang untuk melakukan keburukan adalah rasa malunya. Jika ia meninggalkan keburukan, maka ia seperti orang yang di perintah secara alamiah agar meninggalkan setiap keburukan."

💡 Kandungan Hadits:

  1. Pengagungan terhadap rasa malu.
  2. Dikatakan, sesungguhnya perintah di sini berarti berita, yakni orang yang tidak merasa malu pasti akan melakukan setiap apa yang di inginkannya.

*****

📖 Hadits ke-598: Malu Termasuk Iman

598.Muhammad bin Katsir mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Suhail bin Abi Shalih, dari Abdullah bin Dinar, dariAbu Shalih:

٥٩٨ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، شُعْبَةً، أَفْضَلُهَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» صحيح.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda: "Iman itu terdiri dari 6O lebih (atau 7O lebih) cabang. Yang paling utama adalah (ucapan) Iaa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu adalah satu cabang dari iman."

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna بِضْعٌ: Jumlah yang sifatnya samar (mubham) tetapi dibatasi antara tiga hingga sembilan.
  • Makna  الْشُعْبَةً : Sepotong, maksudnya disini adalah cabang atau bagian.
  • Makna الْحَيَاءُ : Akhlak yang mendorong seseorang menjauhi hal-hal yang tidak baik dan menghalanginya dari mengurangi hak orang yang berhak menerimanya.

💡 Kandungan Hadits:

  1. Cabang iman yang paling utama adalah kalimat Laa ilaaha illailaah (tidak ada yang hak diibadahi selain Allah).
  2. Cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu orang dari jalan.
  3. Peringatan bahwa malu termasuk iman meskipun rasa malu tersebut berupa sifat bawaan. Terkadang rasa malu merupakan sifat bentukan dan hasil usaha seseorang seperti halnya berbagai amal kebaikan lainnya. Sifat malu adalah sifat yang terpuji menurut syari'at.

*****

📖 Hadits ke-599: Keutamaan Sifat Malu dan Termasuk Bagian dari Iman

599. Ali bin Al-Ja'd mengabarkan kepada kami, ia berkata: Syu'bah mengabarkan kepada kami dari Qatadah:

٥٩٩ - عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ مَوْلَى أَنَسٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا، وَكَانَ إِذَا كَرِهَ شَيْئًا عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ. صحيح

Dari 'Abdullah bin 'Ubaidillah, maula Anas, ia berkata, Aku mendengar Abu Sa'd berkata, Adalah Nabi ﷺ lebih pemalu daripada gadis pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari (raut) wajahnya.

  • Muttafaq'alaihi. Sudah berlalu pada hadits nomor (467).

(...) Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yahya dan Ibnu Mahdi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: syu'bah mengabarkan kepada kami dari Qatadah, dari Abdullah bin Abi 'utbah, maula Anas bin Malik:

 عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ مِثْلَهُ. قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: وَقَالَ غُنْدَرٌ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ: مَوْلَى أَنَسٍ. صحيح

Dari Abu Sa'id al-Khudri seperti riwayat di atas. Abu 'Abdillah berkata, "Ghundar dan Ibnu Abi 'Adi mengatakan, 'Maula Anas."

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna الْعَذْرَاءِ : Gadis yang belum pernah disentuh orang.
  • Makna  فِي خِدْرِهَا : Di dalam kamarnya. Hal ini jika seseorang masuk ke dalam kamarnya, ia sangat malu. Adapun gadis yang tidak berada dalam kamarnya dan bersama wanita lain, maka rasa malunya tidak sedemikian rupa karena tidak terasing dari kehidupan orang lain.

💡 Kandungan Hadits:

  1. Adanya malu pada diri Nabi ﷺ selain pada ketentuan-ketentuan Allah. Oleh karena itu, beliau bersabda kepada orang yang mengaku melakukan perbuatan zina, "Apakah engkau menodainya?" (lni adalah kinayah, beliau tidak menyebutkan lafazh yang jelas seperti "menyetubuhinya" karena sifat malu beliau untuk menyebutkannya secara vulgar. (Riwayat Al-Bukhariy : 6824).
  2. Isyarat bahwa Nabi ﷺ tidak pernah menyampaikan dengan terus terang kepada seorang pun akan sesuatu yang tidak beliau sukai, akan tetapi raut wajah beliau berubah sehingga para sahabat dapat memahami bahwa beliau tidak menyukai hal tersebut.
  3. Keutamaan sifat malu, dan malu termasuk salah satu cabang iman. Malu itu semuanya baik, dan malu selalu mendatangkan kebaikan.

*****

📖 Hadits ke-600: Keutamaan Utsman dan Sifat Malu adalah Sifat Malaikat

600. 'Abdul 'Aziz bin Abdillah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibrahim bin Sa'd mengabarkan kepada kami dari Shalih, dari lbnu Syihab, ia berkata:

٦٠٠ - حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ، أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْعَاصِ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ وَعَائِشَةَ، حَدَّثَاهُ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ اسْتَأْذَنَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ مُضْطَجِعٌ عَلَى فِرَاشِ عَائِشَةَ لَابِسًا مِرْطَ عَائِشَةَ، فَأَذِنَ لِأَبِي بَكْرٍ وَهُوَ كَذَلِكَ، فَقَضَى إِلَيْهِ حَاجَتَهُ، ثُمَّ انْصَرَفَ. ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ كَذَلِكَ، فَقَضَى إِلَيْهِ حَاجَتَهُ، ثُمَّ انْصَرَفَ. قَالَ عُثْمَانُ: ثُمَّ اسْتَأْذَنْتُ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ وَقَالَ لِعَائِشَةَ: «اجْمَعِي إِلَيْكِ ثِيَابَكِ» ، قَالَ: فَقَضَيْتُ إِلَيْهِ حَاجَتِي، ثُمَّ انْصَرَفْتُ، قَالَ: فَقَالَتْ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ فَزِعْتَ لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَمَا فَزِعْتَ لِعُثْمَانَ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ عُثْمَانَ رَجُلٌ حَيِيٌّ، وَإِنِّي خَشِيتُ إِنْ أَذِنْتُ لَهُ، وَأَنَا عَلَى تِلْكَ الْحَالِ، أَنْ لَا يَبْلُغَ إِلَيَّ فِي حَاجَتِهِ». صحيح

Yahya bin Sa'id bin Al-Ash mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Al-'Ash mengabarkan kepadanya bahwa 'Utsman dan Aisyah mengabarkan kepadanya, bahwa suatu ketika Abu Bakar meminta izin untuk bertemu Rasulullah ﷺ, sementara beliau saat itu tengah bertelekan di tempat tidur Aisyah dengan mengenakan kain panjang milik 'Aisyah. Lalu beliau mengizinkan Abu Bakar dan beliau tetap dalam keadaan demikian. Kemudian Abu Bakar mengutarakan keperluannya lalu beranjak pergi. Setelah itu 'Umar (juga) meminta izin (untuk bertemu) dan beliau mengizinkannya sedangkan beliau tetap dalam keadaan demikian. Lalu 'Umar mengutarakan keperluannya kemudian pergi. (Setelah itu) 'Utsman berkata, "Lalu aku meminta izin kepada beliau (untuk bertemu)." Lalu beliau duduk dan berkata kepada 'Aisyah, "Kumpulkan pakaianmu kepadamu. " Lalu aku mengutarakan keperluanku, kemudian pergi. Aisyah lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu terperanjat pada Abu Bakar dan 'Umar sebagaimana engkau terperanjat pada 'Utsman?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Sesungguhnga 'Utsman adalah seorang lelaki pemalu dan aku khawatir jika aku memberinya izin sedangkan aku dalam keadaan demikian, ia tidak mau mengutarakan keperluan kepadaku.'

  • Diriwayatkan Muslim: Kitab Fadhaa'ilush Shahaabah. Bab Min fadhaaili Utsman bin Affan (27).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna مِرْطَ : Pakaian yang terbuat dari wol.
  • Makna مَا فَزِعْتَ لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ : Engkau tidak memperhatikan keduanya dan tidak menyambut masuknya keduanya.
  • Makna حَيِيٌّ: Sangat pemalu.

💡 Kandungan Hadits:

  1. Keutamaan yang nampak jelas pada diri  'Utsman (bin 'Affan) Radhiyallohu'anhu  dan keagungannya di sisi para malaikat.
  2. Malu termasuk sifat yang mempesona  dan termasuk sifat para malaikat.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم