Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Syarah Kitab Riyadush Shalihin. Hadits: https://shamela.ws/
🎙┃ Pemateri : Ustadz Abu Nafi' Sukadi, hafizhahullahu Ta'ala.
🗓┃ Hari, Tanggal : Jumat [Sebelum Maghrib], 31 Oktober 2025 M / 9 Jumadil Awal 1447
🕌┃Tempat : Masjid AL-Qomar - Jl. Slamet Riyadi no. 414 A, Purwosari Solo


  Daftar Isi:

[كتاب الجهاد]  ٢٣٤- باب فضل الجهاد

Bab-234 : Keutamaan Jihad

 📖 Hadits No. 1285: Jihad Amalan yang Paling Utama

١/١٢٨٥- عَنْ أَبي هُريرةَ، رضي اللَّه عنْهُ، قَالَ: سئِلَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: أَيُّ الأعمالِ أفْضَلُ؟ قالَ:"إيمانٌ باللَّهِ ورَسولِهِ"قيل: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ:"الجهادُ فِي سبِيلِ اللَّهِ"قِيل: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ:"حَجٌّ مَبُرُورٌ "متفقٌ عليهِ.

1285. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dia menuturkan: "Rasulullah pernah ditanya: Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab: 'Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya: 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab: 'Berjihad fi sabilillah.' Beliau ditanya lagi: 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab: 'Haji mabrur." (Muttafaq 'alaih)

Pengesahan hadits dan penjelasannya telah diuraikan pada bahasan hadits nomor (1273) dalam bab (233): "Kewajiban dan Keutamaan Haji".

💡 Kandungan hadits no. 1273

  1. Boleh menyebut "iman kepada Allah dan Rasul-Nya" sebagai suatu amalan.
  2. Menerangkan tentang tingkatan-tingkatan amal-amal utama.
  3. Barang siapa berjuang bukan fi sabilillah, maka amalnya tidak diterima oleh Allah sehingga akan dikembalikan lagi kepadanya sendiri.

📖 Hadits No. 1286: Jihad, Perbuatan yang Dicintai Allah

٢/١٢٨٦-وعَنِ ابنِ مَسْعُودٍ، رضي اللَّه عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُول اللَّهِ، أيُّ العَمَل أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالى؟ قالَ:"الصَّلاةُ عَلى وَقْتِهَا"قُلْتُ: ثُمَّ أَي؟ قَالَ:"بِرُّ الوَالدَيْنِ"قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ"الجِهَادُ في سَبيلِ اللَّهِ". متفقٌ عليهِ.

1286. Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu’anhu, dia menuturkan: "Aku pernah bertanya: 'Wahai, Rasulullah, perbuatan apakah yang paling dicintai Allah ta'ala?' Beliau menjawab: 'Shalat tepat pada waktunya.' Aku bertanya: 'Lalu perbuatan apa lagi?' Beliau menjawab: 'Berbakti kepada ayah dan ibu.' Aku bertanya: 'Lalu apa lagi?' Beliau menjawab: 'Berjihad di jalan Allah."" (Muttafaq 'alaih)

Pengesahan hadits dan penjelasannya telah diberikan pada bahasan hadits nomor (312) dalam Bab (40) "Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Menyambung Tali Silaturahim".

💡 Kandungan hadits no. 312

  1. Di antara hak Allah yang wajib setelah tauhid adalah shalat.
  2. Segera mengerjakan shalat pada awal waktu itu lebih utama daripada mengakhirkannya, karena disyaratkan dalam shalat agar dia menjadi amal yang paling dicintai Allah yaitu dilaksanakan pada waktunya, yakni pada awal waktu.
  3. Hak hamba yang paling utama adalah hak kedua orang tua, di mana ia menempati urutan kedua setelah hak Allah, sebagaimana yang tersebut di dalam ayat-ayat terdahulu.
  4. Jihad di jalan Allah merupakan pengorbanan yang paling utama.
  5. Amal kebajikan itu mempunyai tingkatan keutamaan yang berbeda, dan tidak dalam satu tingkatan.
  6. Diperbolehkan bertanya ihwal berbagai macam hal pada satu waktu yang sama.
  7. Berlemah lembut serta tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada pengajar, karena dikhawatirkan menimbulkan kejenuhan.

*****

📖 Hadits No. 1287: Berjihad di Jalan Allah Termasuk Amalan yang Paling Utama

٣/١٢٨٧-وَعنْ أَبي ذَرٍّ، رضي اللَّه عنهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ العملِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:"الإيمَانُ بِاللَّهِ، وَالجِهَادُ في سبِيلِهِ". مُتفقٌ عليهِ.

1287. Dari Abu Dzar Radhiyallahu’anhu dia berkata: "Pernah aku berkata: 'Wahai, Rasulullah, perbuatan apakah yang paling utama?' Beliau menjawab: 'Beriman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya.'" (Muttafaq 'alaih)

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (V/148-Fathul Bâri) dan Muslim (84).

💡 Kandungan Hadits:

  1. Semua amal shalih disebut juga beriman kepada Allah . Sebab, dengan berbuat ketaatan itulah iman akan bertambah. Sebaliknya, dengan kemaksiatan iman akan berkurang.
  2. Berjihad di jalan Allah untuk meninggikan kalimat-Nya termasuk di antara amal yang paling dicintai Allah.

*****

📖 Hadits No. 1288: Jihad Amalan Mendekatkan Diri kepada Allah

٤/١٢٨٨- وعنْ أَنَسٍ، رضي اللَّه عنهُ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لَغَدْوَةٌ في سبِيلِ اللَّهِ، أوْ رَوْحَةٌ، خَيْرٌ مِن الدُّنْيَا وَمَا فِيها". متفقٌ عليهِ.

1274. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dia menuturkan: "Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Barang siapa yang berhaji, lalu dia tidak berkata cabul dan tidak berbuat jahat, maka sepulangnya (dari berhaji) dia bersih dari dosa seperti hari ketika dia dilahirkan ibunya.'" (Muttafaq 'alaih).

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (VI/13 dan 15-Fathul Bâri) dan Muslim (1880).

📗 Kosa Kata Hadits:

  • Makna أَ لَغَدْوَةٌ : Pergi pada pagi hari.
  • Makna أ لرَوْحَةٌ: Pergi pada sore hari.

💡 Kandungan Hadits:

Diantara amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan sebaik-baik amal perbuatan adalah jihad di jalan Allah.

*****

📖 Hadits No. 1289: Siapakah Orang yang Paling Utama?

٥/١٢٨٩- وَعَنْ أَبي سَعيدٍ الخُدْريِّ، رضي اللَّه عنهُ قَالَ: أَتى رَجُلٌ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَقَالَ: أَيُّ النَّاسِ أَفْضلُ؟ قَال:"مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ بِنَفْسِهِ ومالِهِ في سبِيلِ اللَّهِ"قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ:"مُؤْمِنٌ في شِعْبٍ مِنَ الشِّعابِ يعْبُدُ اللَّه، ويَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ. متفقٌ عليهِ

1289. Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu’anhu, dia menuturkan bahwa ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah dan bertanya: "Siapakah orang yang paling utama?" Beliau menjawab: "Seorang Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya." Orang itu bertanya juga: "Lalu siapa lagi?" Beliau menjawab: "Seorang Mukmin yang beribadah kepada Allah di celah-celah gunung untuk menghindari keramaian manusia karena maraknya kejahatan." (Muttafaq 'alaih)

Pengesahan hadits dan penjelasannya telah diberikan pada bahasan hadits nomor (598) dalam bab (69) "Disunnahkan Ber'uzlah pada saat Terjadi Kerusakan pada Umat Manusia dan Zaman".

💡 Kandungan Hadits no. 598:

  1. Dianjurkan untuk bertanya mengenai berbagai urusan agama yang dibutuhkan oleh seseorang.
  2. Keutamaan mujahid, sebab dia telah mengerahkan seluruh jiwa dan hartanya di jalan Allah.
  3. Bergaul dengan orang-orang saat kerusakan terjadi di tengah-tengah mereka dapat memancing perbuatan dosa.
  4. Dibolehkan untuk menjauhi orang-orang pada saat terjadinya fitnah, karena dengan demikian seseorang dapat selamat dari bahaya.

*****

📖 Hadits No. 1290: Keutamaan Bersiaga di Daerah Perbatasan

٦/١٢٩٠- وعنْ سهل بنِ سعْدٍ، رضي اللَّه عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، قَالَ: "رِباطٌ يَوْمٍ فِي سَبيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيا وَمَا عَلَيْها، ومَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ مِنَ الجنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيا وَمَا عَلَيْها، والرَّوْحةُ يرُوحُها العبْدُ في سَبيلِ اللَّهِ تَعالى، أوِ الغَدْوَةُ، خَيْرٌ مِنَ الدُّنْياَ وَما عَليْهَا". متفقٌ عَلَيْهِ

1290. Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda: "Bersiaga untuk perang sehari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Selain itu, tempat cemeti seseorang di antara kamu di Surga juga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Seorang hamba yang pergi di jalan Allah , baik pada pagi atau sore hari lebih baik daripada dunia dan seisinya." (Muttafaq 'alaih)

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (IV/14-Fathul Bâri) dan Muslim no. 1881.

💡 Kadungan Hadits:

  1. Hadits ini menjelaskan keutamaan bersiaga di daerah perbatasan untuk melindungi umat Islam dan mengusir musuh dari kawasan Islam.
  2. Mempermudah urusan dunia dan memperbesar urusan jihad. Barang siapa memperoleh Surga seluas tempat cemetinya, maka dia telah mendapatkan suatu perkara yang lebih besar daripada penyebab-penyebabnya semasa di dunia. Lantas, bagaimanakah keadaan orang yang memperoleh Surga Firdaus yang paling tinggi itu?
  3. Suatu peringatan, bahwa penyebab seseorang tidak ikut berperang adalah kecenderungannya kepada dunia ini dan kegandrungannya kepada pintu-pintu dunia. Oleh karena itu, hendaknya ia diberi tahukan tentang besarnya pahala dan kebaikan yang merata serta berkesinambungan, yakni bahwasanya sekecil-kecilnya ukuran jihad itu nilainya lebih besar daripada seluruh isi dan kesenangan yang memenuhi dunia.

*****

📖 Hadits No. 1291: Keistimewaan Ribath

٧/١٢٩١- وعَنْ سَلْمَانَ، رضي اللَّه عَنهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ: "رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيرٌ مِنْ صِيامِ شَهْرٍ وقِيامِهِ، وَإنْ ماتَ فيهِ جَرَى عَلَيْهِ عمَلُهُ الَّذي كَانَ يَعْمَلُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزقُهُ، وأمِنَ الفَتَّانَ" رواهُ مسلمٌ

1291. Dari Salman Radhiyallohu'anhu, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Ribath (bersiaga perang) sehari semalam lebih baik daripada berpuasa sebulan dan qiyam (shalat malam)nya. Jika dia terbunuh dalam perang itu, maka seluruh amal yang telah dia kerjakan pasti mengalir kepadanya. Selain itu, akan dialirkan juga rezeki kepadanya serta selamat dari fitnah kubur."" (HR. Muslim)

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1913).

📗 Kosa Kata Hadits:

  • Makna رِبَاطُ : Berjaga-jaga di tapal batas negeri Islam dari berbagai serangan musuh.
  •  Makna الفَتَّانَ: Fitnah kubur. Yaitu pertanyaan dari dua orang Malaikat dan adzab kubur.

💡 Kandungan Hadits:

  1. Keutamaan yang nyata bagi orang yang bersiaga perang di daerah perbatasan adalah mengalirnya amal kebaikan sebagai anugerah khusus baginya kelak di akhirat, tidak ada seorang pun yang mampu menyamainya, sebagaimana hadits Fudhalah setelah hadits ini.
  2. Mengalirnya rezeki bagi orang tersebut, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah 2 tentang orang-orang yang mati syahid:

﴿بَلّ أَحْيَاءُ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

  1. " ... sebenarnya mereka itu hidup di sisi Rabbnya mendapat rezeki." (QS. Ali Imran [3]: 169) Diterangkan pula dalam hadits-hadits yang shahih: " ... bahwasanya ruh-ruh para syuhada makan buah-buahan Surga." (HR. At-Tirmidzi, no. 1565)
  2. Penetapan adanya adzab kubur dan bencana di dalamnya. Adapun orang yang melakukan ribath di jalan Allah, ia akan diselamatkan dari adzab dan bencana itu.

*****

📖 Hadits No. 1292: Ribath Penyebab Selamat Siksa Kubur

٨/١٢٩٢- وعَنْ فضَالةَ بن عُبيد، رَضيَ اللَّه عنْهُ، أَنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: " كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَملِهِ إلاَّ المُرابِطَ فِي سَبيلِ اللَّهِ، فَإنَّهُ يُنَمَّى لهُ عَمَلُهُ إِلَى يوْمِ القِيامَةِ، ويُؤمَّنُ من فِتْنةِ القَبرِ". رواهأَبُو داودَ والترمذيُّ وقَالَ: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ.

1292. Dari Fudhalah bin Ubaid Radhiyallohu'anhu, bahwa Rasulullah bersabda: "Setiap orang yang mati amalnya berakhir kecuali orang yang melakukan ribath di jalan Allah, maka amalnya akan berkembang sampai hari Kiamat dan ia akan diselamatkan dari siksa kubur." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata: "Hadits hasan shahih.")

📃 Pengesahan Hadits:

Shahih li ghairih. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (2500) dan at-Tirmidzi (1621) melalui jalur Abu Hani al-Khaulani, bahwasanya Amr bin Malik al-Janbi mengabarkan kepadanya, sesungguhnya dia mendengar Fudhalah bin Ubaid (lalu dia menyebutkan hadits ini). Saya (penulis) berkomentar: "Ini sanad hasan karena Abu Hani, yaitu Humaid bin Hani derajatnya lâ ba-sa bihi." Akan tetapi hadits ini mempunyai syahid riwayat Ahmad dari Uqbah bin Amir, maka hadits ini shahih karenanya. Wallâhu a'lam.

💡 Kandungan Hadits:

Barang siapa mati karena bersiaga perang di jalan Allah, maka amalnya tidak akan terhenti sampai hari Kiamat. Oleh karena itu, dia akan kembali kepada Rabbnya dalam keadaan bergembira, lalu Allah membalas amalnya dengan pahala Surga dan pakaian sutera.

*****

📖 Hadits No. 1293: Keutamaan Ribath Fii Sabiilillah

٩/١٢٩٣- وَعنْ عُثْمَانَ، رضي اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ:"رباطُ يَوْمٍ فِي سبيلِ اللَّه خَيْرٌ مِنْ ألْفِ يَوْمٍ فِيمَا سواهُ مِنَ المَنازلِ ". رواهُ الترمذيُّ وقالَ: حديثٌ حسن صَحيحٌ.

9/1293. Dari Utsman Radhiyallohu'anhu, dia bercerita: "Aku mendengar Rasululahﷺ bersabda: 'Ribath selama sehari fi sabilillah lebih baik daripada (ribath) seribu hari di tempat lainnya."" (HR. At-Tirmidzi. Dia berkata: "Hadits hasan shahih.")

📃 Pengesahan Hadits:

Hasan li ghairih. Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (1667), an-Nasa-i (VI/40), Ahmad (I/62, 65, 66, 75), dan yang lainnya melalui jalur dari Zuhrah bin Ma'bad, dari Abu Shalih hamba sahaya Utsman, dia mengisahkan: "Aku pernah mendengar Utsman bin Affan ... " (selanjutnya dia menyebutkan hadits ini).

💡 Kandungan Hadits:

Keutamaan bersiaga perang di jalan Allah. Sesungguhnya sehari bersiaga perang di jalan Allah adalah lebih baik daripada melakukan ketaatan seribu hari di waktu lainnya.

*****

📖 Hadits No. 1294: Mujahidin Balasanya Surga

١٠/١٢٩٤- وَعَنْ أَبي هُرَيرَة، رضي اللَّه عَنْهُ، قَال: قَالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "تَضَمَّنَ اللَّه لِمنْ خَرَجَ في سَبيلِهِ، لا يُخْرجُهُ إلاَّ جِهَادٌ في سَبيلي، وإيمانٌ بِي وَتَصْدِيقٌ برُسُلي فَهُوَ ضَامِنٌ عليّ أنْ أدْخِلَهُ الجَنَّةَ، أوْ أرْجِعَهُ إِلَى مَنْزِلِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنْ أجْرٍ، أوْ غَنِيمَة، وَالَّذي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بيَدِهِ مَا مِنْ كَلْمٍ يُكلَم في سبيلِ اللَّهِ إلاَّ جاءَ يوْم القِيامةِ كَهَيْئَتِهِ يوْم كُلِم، لَوْنُهُ لَوْن دَم، ورِيحُهُ ريحُ مِسْكٍ، والَّذي نَفْسُ مُحمَّدٍ بِيدِهِ لَوْلا أنْ أَشُقَّ عَلَى المُسْلِمينَ مَا قعَدْتُ خِلاف سرِيَّةٍ تَغْزُو في سَببيلِ اللَّه أبَداً، ولكِنْ لاَ أجِدٌ سعَة فأَحْمِلَهمْ وَلاَ يجدُونَ سعَةً، ويشُقُّ علَيْهِمْ أنْ يَتَخَلفوا عنِّي، وَالذي نفْسُ مُحَمَّد بِيدِهِ، لَودِدْتُ أني أغزوَ في سبِيلِ اللَّهِ، فَأُقْتَل، ثُمَّ أغْزو، فَأُقتل، ثُمَّ أغْزُوَ، فَأُقتل" رواهُ مُسلمٌ وروى البخاريُّ بعْضهُ

10/1294. Dari Abu Hurairah Radhiyallohu'anhu, dia mengemukakan; Rasulullah bersabda: "Allah menjamin orang yang pergi di jalan-Nya (seraya Dia berfirman): 'Ia pergi yang tujuannya tidak lain untuk berjihad di jalan-Ku, beriman kepada-Ku, serta membenarkan para Rasul-Ku. Sesungguhnya, orang tersebut dalam jaminan-Ku, yaitu Aku akan memasukkannya ke Surga atau Kukembalikan dia ke rumahnya; pulang dengan membawa pahala atau harta rampasan perang yang diperolehnya.

Demi Dzat yang diri Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya tidak ada suatu luka yang disebabkan (jihad) di jalan Allah, melainkan di  hari Kiamat kelak luka itu seperti keadaannya semula waktu dia terluka; warnanya berwarna darah, tetapi baunya harum kesturi. Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, andai kata bukan karena akan memberatkan kaum Muslimin (yang tidak mampu berperang), niscaya aku tidak akan tinggal di belakang pasukan yang kecil (sariyyah) yang berperang di jalan Allah (setelah itu). Akan tetapi, aku tidak mendapatkan kelapangan untuk menanggung biaya perang mereka, sementara mereka juga tidak mempunyai kelapangan, dan merasa kecewa tidak ikut serta
berperang bersamaku.

Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya! Sungguh, aku ingin sekali berperang di jalan Allah lalu aku gugur. Kemudian, aku berperang lagi dan gugur lagi. Setelah itu, aku berperang lagi kemudian gugur lagi." (HR. Muslim). Al-Bukhari meriwayatkan sebagiannya. 

Al-kalm; Al-jurh: luka.

📃 Pengesahan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1876). Sebagiannya terdapat pada al-Bukhari (VI/20-Fathul Bâri).

💡 Kandungan Hadits:

  1. Allah mewajibkan Surga dengan karunia dan kemurahan-Nya kepada para mujahidin yang berjuang di jalan-Nya. Inilah jaminan dan tanggungan Allah, sesuai dengan firman-Nya:

إِنَّ اَللهَ اَشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوََهُم بِأَن لَهُمُ اُلْجَنَّة

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka .... " (QS. At-Taubah [9]: 111)

Adapun mujahid sejati yang berjuang di jalan Allah adalah mujahid yang benar-benar beriman kepada Rabbnya serta membenarkan Rasul-Nya sehingga mendapatkan jaminan sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut. Barang siapa yang memakai "pakaian" jihad, tetapi tidak mempunyai kriteria sebagaimana disebutkan dalam teks hadits tersebut, berarti dia tidak mendapatkan jaminan Surga dan lainnya, sebagaimana tersebut di dalam hadits di atas.

  1. Mujahid di jalan Allah ﷻ, dalam kondisi bagaimana pun, dia tetap beruntung dan menang. Dia beruntung dengan mendapatkan Surga atau beruntung dengan mendapatkan kemenangan dan membawa pulang harta rampasan perang kepada keluarga dan orang-orang yang dicintainya dalam keadaan sehat sejahtera dari segala gangguan berkat lindungan Allah.
  2. Para pahlawan yang syahid mendapatkan Surga setelah mereka gugur di medan perang sebagai karunia Allah kepada mereka. Maka mereka
    mendapatkan janji Allah ﷻ yang dahulu telah dijanjikan kepada mereka semasa di dunia, yaitu menikmati kenikmatan Surga sepanjang masa, baik di pagi dan sore hari.
  3. Mujahid yang menang mendapat pahala jihad dan harta rampasan perang sekaligus.
  4. Hadits ini menjelaskan bahwa darah para syuhada tidak hilang karena dicuci atau lainnya. Hikmahnya, kelak di hari Kiamat dia akan datang sebagaimana keadaan semula dia terluka, sementara luka itu menjadi saksi atas keutamaan dan pengorbanannya dalam mentaati Allah.
  5.  Hadits ini sebagai dalil bolehnya bersumpah dengan ucapan: "Demi Dzat yang diriku ... atau kata lain yang serupa. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini.
  6. Hadits ini sebagaimana madzhab Salafush Shalih yang lalu, yakni menetapkan sifat Tangan bagi Allah ﷻ sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa tasybîh (menyerupakan sifat Allah dengan makhluk-Nya), ta'thîl (tidak mempercayai adanya sifat-sifat Allah, sebagian atau seluruhnya), tahrîf (mengubah lafazh Nama, Sifat, atau maknanya), atau tafwîdh (menyerahkan makna serta hakikatnya). 
  7. Para syuhada di hari Kiamat kelak mempunyai ciri khusus, yaitu luka yang berwarna darah dan beraroma kesturi.
  8. Tidak semua perbuatan Nabi ﷺ menunjukkan wajib.
  9. Pemimpin boleh tidak ikut berperang apabila dalam hal itu membawa kemaslahatan yang berkesinambungan.
  10. Seorang pemimpin seharusnya memelihara perihal kaum awam, serta mengikuti jalan mereka yang paling lemah sehingga dia tidak menyulitkan mereka.
  11. Tidak seorang pun yang masuk Surga lalu ingin keluar lagi untuk kembali ke dunia, kecuali para syuhada yang hendak berperang kembali di jalan Allah lalu tewas di jalan-Nya, kemudian berperang lalu gugur lagi, kemudian berperang lalu gugur lagi karena dia tahu akan kemuliaan yang diperolehnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم